Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341957862

MATEMATIKA DALAM ARSITEKTUR: KONSEP SUSUNAN BILANGAN REAL


DALAM KONSTRUKSI ATAP LOPO DI BENTENG NONE

Article  in  ATRIUM - Jurnal Arsitektur · June 2020


DOI: 10.21460/atrium.v6i1.5

CITATIONS READS

0 1,452

3 authors, including:

Apridus Lapenangga Meryani Lakapu


Universitas Katolik Widya Mandira Universitas Katolik Widya Mandira
4 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    27 PUBLICATIONS   24 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Meryani Lakapu on 22 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MATEMATIKA DALAM ARSITEKTUR: KONSEP SUSUNAN
BILANGAN REAL DALAM KONSTRUKSI ATAP LOPO DI
BENTENG NONE

Apridus Lapenangga1, Yohana Rowa2, Meryani Lakapu3


1. Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandira,
Penfui, Kupang
2,3. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Katolik Widya Mandira, Penfui, Kupang
Email: apriskefas@unwira.ac.id

Abstrak
Benteng None merupakan benteng tradisional yang di dalamnya terdapat bangunan tradisional
masyarakat Dawan, yakni Lopo dan Ume Kbubu. Salah satu Lopo pada area ini pernah terbakar
dan belum dibangun kembali. Hal ini menjadi salah satu alasan penelitian ini dilakukan, yaitu
untuk mengetahui elemen-elemen matematis pada konstruksi Lopo yang dapat bermanfaat sebagai
panduan desain pada konstruksi bangunan Lopo lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis secara mendalam konsep susunan bilangan real pada konstruksi atap Lopo di
Benteng None, sehingga metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain
etnografi. Pembahasan ini dilakukan dengan menganalisis tiga elemen konstruksi pada atap Lopo,
yakni: lingkaran dalam, lingkaran luar dan segiempat-segiempat pada atap Lopo. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa beberapa elemen konstruksi pada atap Lopo yang dianalisis secara
matematis menunjukkan adanya konsep susunan bilangan real. Dari pembahasan ini, diperoleh
hasil yang menunjukkan adanya jenis-jenis susunan bilangan real, antara lain: Susunan bilangan
real yang monoton turun, susunan bilangan real terbatas, susunan bilangan real dengan selisih tetap
dan susunan bilangan real dengan selisih tidak tetap.

Kata kunci: konsep susunan bilangan real, konstruksi, Lopo.

Abstract
Title: Mathematics in Architecture: The Concept of Numbers in Roof Structure Construction of
Fort None Lopo

Fort None is a traditional fortress in which there are traditional buildings of the Dawan people,
namely Lopo and Ume Kbubu. One of the Lopo in this area was once burned and has not been
rebuilt. This is one of the reasons this study was conducted, to find out the mathematical elements
in Lopo construction which can be useful as a design guidelines for other Lopo building
construction. This study aims to analyze in depth the concept of configuration of real numbers on
the Lopo roof construction in Benteng None, so the method used is qualitative research with
ethnographic design. This discussion is carried out by analyzing three construction elements on
the Lopo roof, namely: 5 inner circles, 26 outer circles and rectangles on the Lopo roof. So, it can
be concluded that some construction elements on the Lopo roof which are mathematically
analyzed show the existence of the concept of real number configuration. From this discussion, the
results show that there are types of real number configuration, including: Monotonic real numbers
descending, finite real numbers, fixed real numbers with fixed differences and real numbers with
non-fixed differences.

Keywords: the concept of real numbers configuration, construction, Lopo.

11
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

Pendahuluan 2019). Bangunan tradisional yang


terdapat dalam area benteng yang
Kabupaten Timor Tengah Selatan sudah dijaga turun temurun yaitu
(TTS) yang beribukota Soe adalah buah Lopo dan buah Ume Kbubu. Di
salah satu kabupaten di propinsi Nusa sisi timur, Ume Kbubu dan Lopo
Tenggara Timur (NTT) yang terletak yang pernah terbakar dan pada tahun
di pulau Timor pada ketinggian . tersebut baru
mdpl, sehingga udara di kota inipun berhasil dibangun kembali, sedangkan
terasa sejuk dan pada bulan-bulan bangunan Lopo belum dibangun
tertentu akan sangat dingin. Kabupaten kembali. Salah satu alasan penelitian
ini memiliki potensi pariwisata yang ini dilakukan adalah untuk mengetahui
beragam, mulai dari wisata alam elemen-elemen matematis pada
(Cagar Alam Mutis dan Wisata Air konstruksi Lopo yang dapat bermafaat
Tejun Oehala), hingga wisata budaya sebagai panduan desain pada
(Kampung Adat Boti, Situs Benteng konstruksi bangunan Lopo lainya.
None, dan lain-lain). Karena jaraknya
yang kurang lebih km dari kota Soe Lopo adalah bangunan tradisional yang
dan berada tidak jauh dari lintasan berfungsi sebagai lumbung
jalan propinsi sehingga pada beberapa penyimpanan bahan makanan dan
tahun terakhir ini Benteng None tempat penyimpanan beberapa benda
menjadi salah satu destinasi wisata pusaka. Dalam bahasa Dawan, Lopo
baru yang sering dikunjungi. atau Ume Lopo berarti rumah tempat
musyawarah atau tempat pertemuan
Sebagai destinasi wisata budaya, umum (Saraswati, 2016). Lopo sering
Benteng None memiliki ciri khas yaitu disebut bangunan laki-laki yang
menampilkan atraksi-atraksi budaya umumnya digunakan untuk menerima
berupa beberapa jenis tarian tradisional tamu, berupa pendopo yang terbuka,
serta rumah tradisional masyarakat tidak berdinding dan berada di depan
Dawan yang dikelilingi oleh susunan Ume Kbubu. Rumah Lopo (Uim Lopo)
batu yang sudah ada sejak benteng ini memiliki fungsi antara lain sebagai
dibangun. Benteng ini adalah sebuah tempat tinggal, tempat menerima tamu,
benteng tradisional dari suku tempat mendidik anak, tempat
Amanuban (salah satu dari suku sembahyang keluarga, tempat upacara,
masyarakat Dawan di kabupaten TTS). tempat demokrasi (musyawarah
Raja Amanuban membangun benteng mufakat dalam keluarga), tempat
ini untuk menghalau musuh dalam menyimpan bahan makanan, tempat
perang suku. Secara turun-temurun menyimpan barang pusaka, tempat
benteng ini dijaga oleh keluarga Tauho berteduh, tempat makan, tempat tidur,
dan pada saat sekarang berada dibawah tempat merawat orang sakit dan tempat
tanggung jawab Bapak Anderias melindungi diri dari hujan (Benu &
Tauho. Rafael, 2019). Bangunan ini berbentuk
bulat dengan bagian dasar terdiri dari
Peninggalan pada situs ini berupa susunan batu yang disusun bertumpuk
buah Lopo (pendopo dan tempat membentuk tabung.
penyimpanan cadangan makanan),
buah (rumah tradisional Konstruksi bangunan ditopang oleh
yang sering disebut rumah bulat) dan tiang utama yang ditanam langsung ke
pagar batu (Lakapu & Lapenangga, tanah. Empat tiang ini berfungsi

12
Lapenangga, Matematika Dalam Arsitektur: Konsep Susunan Bilangan Real…

memikul balok utama yang di 2019). Dengan demikian, setiap


atasnya terdapat beberapa balok anak perubahan ukuran dari tiap segi empat
untuk menopang lantai loteng yang dan lingkaran yang tersusun pada atap
terdiri dari bilah-bilah kayu yang dapat dinyatakan secara matematis
disusun rapat. Lantai loteng ini menggunakan konsep susunan
berbentuk lingkaran yang tepat bilangan real.
dikelilingi oleh sisi atap. Pada bagian
loteng terdapat tiang utama, berada Metode
pada titik tengah lantai loteng dan
berfungsi sebagai penopang atap. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis secara mendalam konsep
Konstruksi atap berupa kerucut yang susunan bilangan real pada konstruksi
terbentuk dari rusuk-rusuk tegak atap Lopo di Benteng None, sehingga
dengan bagian puncaknya terhubung jenis penelitian yang digunakan adalah
pada titik tepat di atas tiang utama. penelitian kualitatif dengan desain
Bentuk bulat kerucut terbentuk dari etnografi. Dalam tulisan ini, konsep
ikatan utama, ikatan pertama mengunci yang dianalisis adalah konsep susunan
bagian tengah rusuk-rusuk atap yang bilangan real sesuai dengan informasi
sejajar dengan lantai loteng, ikatan kualitatif yang diperoleh dari hasil
yang lain bersusun ke atas dan ikatan wawancara dan pengukuran beberapa
terakhir sebagai pengunci titik temu elemen konstruksi pada atap Lopo.
rusuk atap dekat dengan ujung tiang
bubungan. Reng pada atap juga Langkah pertama yang dilakukan
membentuk lingkaran yang diikat adalah menentukan obyek penelitian
mengelilingi rusuk atap dan bersusun yakni rumah Lopo pada Benteng None.
dari dasar atap hingga puncak atap. Lopo dipilih karena merupakan salah
satu dari rumah tradisional masyarakat
Seperti penjelasan di atas bahwa Dawan dan obyek Lopo dianalisis
elemen-elemen konstruksi bangunan untuk menghitung elemen-elemen
Lopo membentuk adanya bidang- konstruksi secara matematis untuk
bidang datar maupun bangun-bangun kebutuhan rekonstruksi bangunan Lopo
ruang yang dapat dijelaskan secara yang pernah terbakar sebelumnya pada
matematis. Beberapa bidang datar yang lokasi tersebut. Setelah penentuan
terbentuk dapat dijelaskan secara obyek kemudian dilakukan survei awal
matematis. Garis keliling lingkaran agar dari hasil survei ini dapat
pada reng yang tersusun dari dasar ke ditentukan topik penelitian.
puncak atap dan memotong garis rusuk
atap akan membentuk bidang-bidang Tahap berikutnya adalah pengumpulan
segi empat dengan pengulangan yang data dengan melakukan wawancara
berbeda dan dapat dijelaskan secara dan pengukuran obyek (bangunan
matematis. Selain itu, lingkaran- Lopo). Hasil wawancara dan
lingkaran dalam dan luar pada atap pengukuran kemudian dianalisis secara
Lopo, dapat pula dinyatakan secara matematis untuk menghitung selisih
matematis dalam hal ini dapat diameter lingkaran dalam dan luar,
dinyatakan dengan himpunan bilangan. serta menghitung keliling segi empat-
Dari himpunan-himpunan bilangan segi empat yang merupakan bagian
yang telah diketahui, dapat dibentuk dari selimut kerucut pada atap Lopo.
suatu susunan bilangan (Salamah, Hasil penelitian ini berupa jenis-jenis
susunan bilangan real. Secara umum

13
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

prosedur dalam penelitian ini


dinyatakan dalam gambar berikut ini:

Gambar 3. Penampang Lopo di Benteng


None
Sumber: Hasil survei, 2020

Dalam mengkonstruksi suatu


bangunan, tanpa disadari masyarakat
tradisional telah menerapkan nilai-nilai
matematika dalam proses konstruksi.
Salah satu contohnya adalah Lopo
yang ada di Benteng None. Dalam
Gambar 1. Alur penelitian membangun Lopo tersebut, masyarakat
Sumber: Analisis penulis, 2020 telah menerapkan beberapa konsep
susunan bilangan real.
Hasil dan Pembahasan
Berikut ini adalah hasil analisis
Di bawah ini adalah gambar asli dan mengenai konsep susunan bilangan
penampang rumah Lopo sebagai obyek real yang ditemukan dalam bangunan
yang dianalisis dalam penelitian ini. tradisional (Lopo) di Benteng None.
Semua nilai pengukuran dan perhitungan
menggunakan satuan meter.

Lima Buah Lingkaran Dalam pada


Atap Lopo
Di bawah ini adalah gambar buah
lingkaran dalam yang terdapat pada
atap Lopo:

Gambar 2. Lopo di Benteng None


Sumber: Hasil survei, 2020

14
Lapenangga, Matematika Dalam Arsitektur: Konsep Susunan Bilangan Real…

Misalnya:

dan
maka dapat ditulis sebagai berikut:

Uraian di atas menunjukkan bahwa


selisih dari dua suku yang
berdekatan, tidak tetap.

Dua Puluh Enam Buah Lingkaran


Luar pada Atap Lopo
Gambar 4. Diameter ( lingkaran dalam Berikut ini adalah gambar buah
Sumber: Hasil survei, 2020 lingkaran luar yang terdapat pada atap
Lopo:
Diameter-diameter pada lingkaran
dalam, dapat ditulis dalam bentuk
susunan bilangan real seperti di bawah
ini:

Susunan bilangan real secara


matematis, dapat dinyatakan sebagai:
1). Susunan bilangan real yang
monoton turun karena memenuhi
ketaksamaan:
, dengan

dan
2). Susunan bilangan real terbatas
karena susunan bilangan real
memiliki batas atas yaitu dan
batas bawah yaitu .
3). Susunan bilangan real dengan
selisih tidak tetap
Secara matematis, selisih dari dua
suku yang berdekatan dapat ditulis Gambar 5. Diameter ( lingkaran luar
Sumber: Hasil survei, 2020
sebagai berikut:

Diameter-diameter pada lingkaran luar


dapat disajikan dalam bentuk susunan
bilangan real sebagai berikut:

15
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

Susunan bilangan real 𝐵 secara


matematis, dapat dinyatakan sebagai:
1). Susunan bilangan real yang
monoton turun karena memenuhi
ketaksamaan:

dengan

2). Susunan bilangan real terbatas


karena susunan bilangan real 𝐵
memiliki batas atas yaitu dan
batas bawah yaitu .
3). Susunan bilangan real dengan
selisih tetap dan tidak tetap
Secara matematis, selisih dari dua
suku yang berdekatan dapat ditulis
sebagai berikut:

Misalnya,

,
maka dapat ditulis sebagai berikut:
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
; ;
;

16
Lapenangga, Matematika Dalam Arsitektur: Konsep Susunan Bilangan Real…

Uraian di atas menunjukkan bahwa 3). Berdasarkan dan , total segi


selisih dari beberapa suku yang empat dan segitiga berbeda yang
berdekatan ada yang bersifat tetap dan terdapat pada atap Lopo secara
ada yang bersifat tidak tetap. Suku- berturut-turut adalah dan
suku yang berselisih tetap, misalnya buah. Oleh karena itu, luas selimut
& ; kerucut (atap Lopo) dapat dihitung
; dan yang lainnya adalah dengan menjumlahkan keliling
suku-suku yang berselisih tidak tetap, dari buah bangun datar (segi
misalnya & ; empat dan segitiga) yang terdapat
; dan yang lainnya. pada atap Lopo.
4). Diameter lingkaran-lingkaran luar
Segitiga-Segitiga pada Atap Lopo pada atap Lopo adalah:
Diasumsikan: dua buah rusuk atau suaf (
pada atap Lopo dan bagian dari (Dapat dilihat pada
keliling lingkaran dapat membentuk Gambar 5).
sebuah segitiga. Berikut ini adalah
gambar segitiga-segitiga yang terdapat Berdasarkan data di atas, maka dapat
pada atap Lopo: dihitung keliling setiap segi empat
yang terdapat pada satu buah segitiga.

Gambar 6. Segitiga pada atap Lopo


Sumber: Hasil survei, 2020

Dari survei yang dilakukan, diperoleh


data sebagai berikut:
1). Segitiga yang terbentuk dari dua
buah rusuk atau suaf dan dari
keliling lingkaran 1 berjumlah
buah dan ke- segitiga tersebut
diasumsikan memiliki ukuran
yang sama. (
2). Di dalam setiap segitiga tersebut
terdapat buah segi empat
berbeda dan buah segitiga
(gambar 7). Ke- buah segi
empat tersebut memiliki lebar Gambar 7. Salah satu segitiga yang terdapat
yang sama yaitu meter dan pada atap
Sumber: Hasil survei, 2020
panjang yang berbeda-beda.

17
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

Berikut ini adalah perhitungan keliling


setiap segi empat:
1). Untuk menghitung keliling segi
empat pertama ( )
Diketahui:

Ditanya:
Jadi, keliling segi empat kedua
Dijawab:
( ) adalah .
3). Untuk menghitung keliling segi
empat ketiga ( )
Diketahui:

Ditanya:
Dijawab:

Jadi, keliling segi empat ketiga


Jadi, keliling segi empat pertama ( ) adalah
( ) adalah
4). Dengan cara yang sama, maka akan
2). Untuk menghitung keliling segi diperoleh nilai dari
empat kedua ( ) , seperti
Diketahui: di bawah ini:

Ditanya:
Dijawab:

18
Lapenangga, Matematika Dalam Arsitektur: Konsep Susunan Bilangan Real…

Diameter-diameter pada lingkaran luar,


dapat disajikan dalam bentuk susunan
bilangan real sebagai berikut:

Susunan bilangan real secara


matematis, dapat dinyatakan sebagai:
1). Susunan bilangan real yang
monoton turun karena memenuhi
ketaksamaan:
,
dengan

2). Susunan bilangan real yang


terbatas karena susunan bilangan
real memiliki batas atas
yaitu dan batas bawah yaitu
.
3). Susunan bilangan real dengan
selisih tidak tetap
Secara matematis, selisih dari dua
suku yang berdekatan dapat ditulis
sebagai berikut:

19
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

Misalnya, 2). Susunan bilangan real yang


terbatas
, Susunan bilangan real 𝐵 dan
maka dapat ditulis sebagai berikut: dikatakan susunan bilangan real
terbatas karena memiliki batas atas
dan batas bawah.
3). Susunan bilangan real dengan
selisih tidak tetap
Susunan bilangan real dan
adalah susunan bilangan dengan
selisih tidak tetap, sedangkan
susunan bilangan real 𝐵 dapat
dipecah menjadi susunan bilangan
dengan selisih tidak tetap dengan
mengambil beberapa suku pada
susunan tersebut.
4). Susunan bilangan real dengan
selisih tetap
Susunan bilangan real 𝐵 dapat
dipecah menjadi beberapa susunan
yang berselisih tetap.

Selain itu, suku-suku pada susunan


bilangan real 𝐵 dan memenuhi
sifat trikotomi pada bilangan real,
yaitu: jika dan adalah bilangan-
bilangan, maka pasti satu di antara
Berdasarkan uraian di atas, dapat yang berikut, berlaku: ,
dianalisis bahwa untuk setiap dua suku dan
yang berdekatan selisihnya bersifat .
tidak tetap. Misalnya &
; ; dan yang Dalam hal ini, setiap dua suku yang
lainnya. berdekatan pada ketiga susunan
bilangan tersebut, memenuhi
Secara umum, konsep matematika .
yang ditemukan di beberapa elemen
konstruksi pada atap Lopo yang Susunan-susunan bilangan real yang
dianalisis adalah konsep mengenai disusun dari elemen-elemen konstruksi
susunan bilangan real. Adapun jenis pada atap Lopo tidak dapat disebut
susunan bilangan real yang dimaksud sebagai barisan bilangan real, karena
yaitu: tidak memiliki pola pengulangan
1). Susunan bilangan real yang tertentu atau bukan merupakan suatu
monoton turun fungsi. Hal ini didukung oleh
Susunan bilangan real 𝐵 dan pernyataan bahwa suatu barisan dapat
dikatakan susunan bilangan dispesifikasi dengan memberikan suku
monoton turun karena memenuhi awal yang cukup untuk membentuk
ketaksamaan: suatu pola, dengan rumus eksplisit

20
Lapenangga, Matematika Dalam Arsitektur: Konsep Susunan Bilangan Real…

untuk suku ke atau oleh rumus tidak dikerjakan dengan perhitungan


rekursi (Varberg & Purcell, 1987). matematis yang tetap sehingga jarak
dari beberapa elemen (lingkaran luar,
Selain itu, susunan-susunan bilangan lingkaran dalam, dan sebagainya) tidak
real tersebut juga tidak memenuhi selalu sama, atau dengan kata lain
definisi barisan bilangan, yaitu barisan dapat dikatakan bahwa ukuran-ukuran
bilangan real adalah fungsi yang dalam matematika tidak diperhatikan
didefinisikan pada himpunan semua secara detail sehingga beberapa elemen
bilangan asli dengan daerah tidak pada ukuran yang sebenarnya.
hasilnya termuat dalam himpunan Secara umum dapat disimpulkan
semua bilangan real (Manuharawati, bahwa dalam arsitektur tradisional,
2013). matematika tidak diterapkan secara
utuh, karena masyarakat lebih
Kesimpulan menekankan pada nilai-nilai budaya
dan unsur estetika.
Dari pembahasan di atas, disimpulkan
bahwa beberapa elemen konstruksi Hasil penelitian ini dapat dijadikan
pada atap Lopo yang dianalisis secara sebagai panduan desain pada
matematis menunjukkan adanya konstruksi bangunan Lopo lainnya,
konsep susunan bilangan real. Jenis baik itu Lopo pada Benteng None atau
susunan bilangan real yang dimaksud Lopo pada tempat lainnya. Selain itu,
antara lain: Susunan bilangan real yang penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
monoton turun, susunan bilangan real meneliti atau melihat dari sudut
terbatas, susunan bilangan real dengan pandang yang berbeda.
selisih tetap dan susunan bilangan real
dengan selisih tidak tetap. Susunan Daftar Pustaka
bilangan real yang monoton turun dan
terbatas dapat ditunjukkan dengan suku Benu & Rafael. (2019). Perubahan
pada susunan bilangan tersebut yang perspektif rumah Lopo (uim
semakin mengecil, ini disebabkan lopo) pada masyarakat Atoin
bentuk Lopo yang mengerucut dan Meto di Desa Nusa Kecamatan
semakin mengecil ke satu titik pada Amanuban Barat Kabupaten
bubungan atap. Susunan bilangan real Timor Tengah Selatan. SALAM;
dengan selisih tidak tetap ditunjukkan Jurnal Sosial & Budaya Syar-i,
pada semua elemen yang dianalisis, Vol. 6, No. 3, 281-292.
sedangkan susunan bilangan real Lakapu & Lapenangga. (2019).
dengan selisih tetap hanya ditunjukan Eksplorasi etnomatematika
pada barisan yang terbentuk dari dalam konstruksi Lopo dan Ume
diameter lingkaran luar. Kbubu. Prosiding Seminar Vista.
Kupang: UNWIRA.
Perbedaan-perbedaan yang ditemukan Manuharawati. (2013). Analsis real 1.
dalam penelitian ini disebabkan karena Sidoarjo: Zifatama.
pemahaman masyarakat dalam Salamah. (2019). Berlogika dengan
membangun Lopo yang berbentuk Matematika 2. Solo: Tiga
kerucut hanya didasarkan pada nilai- Serangkai Pustaka Mandiri.
nilai budaya sehingga pengukuran Saraswati. (2016). Bangunan adat
dilakukan secara tidak tetap sesuai Timor di Desa Maslete dan Desa
dengan model kerucut yang Boti. Yogyakarta: K-Media.
sesungguhnya, dalam hal ini Lopo

21
ATRIUM, Vol. 6, No. 1, Mei 2020, 11-22

Varberg, D. & Purcell, E.J. (1987).


Kalkulus dan geometri analitis
jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Varberg, D. & Purcell, E.J. (2010).
Kalkulus jilid 2. Tangerang:
Binarupa Aksara.

22

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai