Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN ARSITEKTUR

SEJARAH PEMUGARAN TERHADAP


BANGUNAN GPIB IMMANUEL DEPOK

OLEH :
Sri Ayu Rahmawati Lestari
25317758

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2020
ABSTRAK

Masa penjajahan Belanda merupakan periode waktu dimana Indonesia mengalami fenomena
westernisasi, yang mempengaruhi gaya Arsitektur Indonesia. Hasil dari percampuran budaya
ini memunculkan gaya Arsitektur Baru yang dikenal sebagai Arsitektur Kolonial. Indische
Kerk atau Gereja Immanuel Depok adalah salah satu dari gereja – gereja peninggalan masa
kolonial. GPIB didirikan pada 31 Oktober 1948, yang pada waktu itu bernama De Protestantse
Kerk in Westelijk Indonesie berdasarkan Tata – Gereja dan peraturan Gereja yang
dipersembahkan oleh Proto – Sinode kepada Badan Pekerja Am (Algemene Moderamen)
Gereja protestan Indonesia. Unsur bangunan sederhana dengan jalinan rapi simestris dan
bentuk lengkungan pada tiap – tiap elemen bangunan yang membentuk satu kesatuan pada luas
360 meter persegi.

Kata Kunci : Gereja Immanuel Depok, Sejarah, Bangunan Kolonial, Cornelis Chastelain,
Karakteristik, Pemugaran
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jemaat Masehi Depok merupakan salah satu Jemaat Kristen Protestan tertua di
Indonesia yang terbentuk pada tanggal 28 Juni 1714. Hal ini dapat dilihat pada sebuah
marmer yang terpasang di pintu gerbang Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB
Immanuel Depok), dalam sebuah bahasa melayu.
Berdasarkan catatan historis yang ada, Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat
(GPIB) Jemaat Immanuel Depok merupakan kelanjutan dari Jemaat Masehi Depok yang
ditetapkan sejak tanggal 28 Juni 1714, dan baru dilembagakan menjadi GPIB Jemaat
Immanuel pada tanggal 7 Desember 1955 menjadi Jemaat ke-58 di jajaran Gereja Protestan
di Indonesia Bagian Barat.
Pada mulanya, gereja di Depok ini dibangun secara sederhana, terbuat dari kayu
dan bambu. Namun, akibat pelapukan yang terjadi, pada tahun 1715 dan 1792 gereja itu
direnovasi. Pada tahun 1834, sebuah gempa besar yang terjadi meruntuhkan seluruh
bangunan sehingga akhirnya gereja itu didirikan kembali dari batu. Banyak orang
beranggapan bahwa pembangunannya kembali baru dilakukan 15 tahun setelah selesainya
pembangunan Gereja Willemskerk di Batavia. Itu berarti gereja Depok baru dibangun
kembali pada tahun 1854, suatu masa jeda yang cukup panjang.
Cikal bakal Gereja Immanuel Depok bermula dari peran seorang anggota dewan
luar biasa serikat dagang Belanda, VOC. Dia adalah Cornelis Chastelein, warga Belanda
yang lahir pada 10 Agustus 1657. Chastelein pernah menjadi 'Tweede Oppercoopam des
Casteels van Batavia' (Pedagang besar kedua kastil Batavia). Dia tiba di Batavia pada 16
Agustus 1675 dan kemudian bekerja sebagai juru catat pembukuan Kamer Van Zeventien.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah-


Dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik
untuk meneliti bagaimana sejarah dari salah satu bangunan yang berada di kawasan Depok
lama yang merupakan kawasan bersejarah lebih tepatnya bangunan yang dibangun pada
zaman kolonial dan masih berfungsi seperti dahulu. Dari penjabaran inilah dipilih bangunan
GPIB Immanuel Depok. Karena bangunan GPIB Immanuel Depok ini berfungsi sebagai
tempat ibadah / gereja dari awal perancangan hingga saat ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana sejarah dari proses perkembangan pemugaran pada bangunan GPIB
Immanuel Depok?”

1.3 Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana cara mempertahankan nilai – nilai penting dari bangunan GPIB
Immanuel Depok, meskipun banyak bagian bangunan yang dilakukan
perubahan signifikan?
2. Bagaimana proses pemugaran pada bangunan GPIB Immanuel Depok yang
dahulu bergaya kolonial menjadi mengarah pada gaya modern?
3. Kenapa setiap sisi – sisi pada pintu GPIB Immanuel Depok tertulis nama dari
masing – masing budak Cornelis Chastelain?

1.4 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, penulis menentukan tujuan yang ingin
dicapai antara lain :
1. Mendapatkan nilai – nilai penting dari sejarah bangunan GPIB Immanuel Depok yang
mulai hilang akibat perubahan besar dari segi fisik bangunan.
2. Mengetahui setiap tahap pada perubahan bangunan yang menjadi gaya modern dan
diharapkan dapat mengembalikan gaya asli pada bangunan yang sudah tidak seperti
awal mula terbangun.
3. Menemukan alasan dan makna dari setiap elemen yang masih tersisa atau terkait pada
zaman kolonial dulu.
4. Diharapkan dapat diberlakukannya perubahan atau pemugaran kembali terhadap
bangunan karena sudah sangat banyak gaya yang hilang akibat dari pembangunan
ulang bangunan menjadi bergaya modern atau mengikuti gaya masa kini.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa maupun masyarakat umum dalam menilai
salah satu bangunan bersejarah di kota depok lama. Bangunan yang memiliki nilai
sejarah merupakan warisan kota maupun negara yang bisa dijadikan sebagai objek
pendidikan.
2. Diharapkan penelitian menjadi bagian dari informasi tentang salah satu bangunan di
kota depok lama. Informasi digunakan sebaik mungkin untuk di jadikan pengetahuan
dalam mengangkat nilai sejarah bangunan.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam proses pemugaran dalam perubahan
besar pada bangunan bersejarah tinggi.
4. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun rancana pemeliharaan
atau pembangunan kembali terhadap bangunan yang sudah sangat banyak kehilangan
nilai sejarahnya.

1.6 Batasan Penelitian


Penelitian dibuat untuk lebih memfokuskan pada nilai sejarah dan elemen yang ada
dalam bangunan. Hal ini dijabarkan sebagai berikut :
1. Objek penelitiannya adalah bangunan GPIB Immanuel Depok yang dirancang
dan masih berfungsi sebagai tempat ibadah atau gereja. Pembahasan di fokuskan
pada elemen – elemen penting yang memiliki makna dalam menceritakan
sejarah bangunan.
2. nilai – nilai sejarah dalam bangunan, yaitu mengarahkan kepada peneliti ataupun
masyarakat dalam penelitian yang menjelaskan kejadian dahulu dalam
bangunan. Bangunan GPIB Immanuel Depok ini merupakan gereja tertua di
Indonesia.

1.7 Kebaruan (Novelty)


Banyak penelitian sebelumnya yang sudah membahas tentang pelestarian lansekap
dan bangunan kolonial. Namun pada kota Depok sendiri masih belum banyak yang
melakukan penelitian terhadap bangunan – bangunan bersejarah disana. Pada setiap
penelitian yang sudah ada memiliki karakteristik tersendiri terkait tema yang diangkat, baik
dari lansekap sejarah, kehidupan masyarakat disana, karakter visual secara umum, karakter
spasial dan tinjauan pelestarian. Namun masih sangat jarang ditemukan penelitian yang
membahas satu per satu dari bangunan di kawasan Depok lama secara spesifik tentang
elemen penting yang ada pada masing – masing bangunan.

Pada penelitian yang akan dilakukan akan mengangkat salah satu bangunan di
kawasan Depok lama dan akan dilakukan penelitian secara spesifik dan mendalam tentang
sejarah pemugaran terhadap bangunan GPIB Immanuel Depok yang telah mengalami
perubahan besar sehingga sudah kehilangan banyak nilai – nilai arsitektural yang dahulu
berupa arsitektur kolonial. Pengangkatan tema sejarah pemugaran untuk difokuskan pada
penelitian bagian – bagian elemen bangunan yang masih tersisa dan yang masih dapat di
selamatkan.
1.8 Studi Kepustakaan
Penelitian mengenai kawasan depok lama sudah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti maupun hasil karya tugas akhir mahasiswa tetapi belum banyak ditemukan
tulisan yang membahas tentang GPIB Immanuel Depok di kawasan depok lama yang
merupakan kawasan yang masih memiliki banyak peninggalan pada masa era kolonial.
Pencarian data dilakukan dengan melakukan pengumpulan dari literatur yang berkaitan
dengan kata kunci: Gereja Immanuel Depok, Sejarah, Bangunan Kolonial, Cornelis
Chastelain, Karakteristik, Pemugaran.

Salah satu tulisan – tulisan tersebut yaitu, hasil laporan tentang Pelestarian
Bangunan Kolonial Belanda di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok,
Jawa Barat yang disusun oleh Novia Estin, Antariksa, Noviani Suryasari tahun 2015. Isi
dari laporan penelitian tersebut adalah membahas sebuah karakter visual dan
perkembangan sejarah perubahan wujud bangunan dari waktu ke waktu serta tentang salah
satu upaya untuk menyelamatkan suatu bangunan peninggalan dengan cara rehabilitasi.
Gereja dari masa era kolonial itu telah mengalami banyak perubahan berupa atap, denah,
dinding, pintu, jendela, lantai dan plafon yang mengakibatkan perubahan bentuk denah dan
karakter visual.

Kondisi seperti ini sejalan dengan pemikiran yang diungkapkan oleh Catanese dan
Snyder (1986), yang menyatakan bahwa pelestarian sejarah seringkali menemui kendala
atau pertentangan terkait hak-hak kepemilikan dari pemilik benda peninggalan sejarah
yang cenderung berkuasa atas apa yang dimiliknya. Kurangnya pemahaman akan
pentingnya menjaga benda tersebut, menjadikan bangunan GPIB Immanuel Depok tidak
dilestarikan dengan baik, bahkan mengalami perubahan sangat signifikan.

Sebagai bangunan kolonial di kawasan depok lama, tidak lepas dari sosok Cornelis
Chastelein sebagai pendiri Depok pada 18 Mei 1693. Bahkan pada setiap sisi – sisi pintu
GPIB Immanuel Depok ini terdapat tulisan nama – nama dari setiap budak Cornelis
Chastelein yang merupakan bentuk penghormatan.

1.9 Metode Penelitian


Metodologi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini ketika
kita ingin mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Metodologi penelitian merupakan prinsip
dasar tentang metode riset yang diterapkan peneliti di dalam proses penelitian.
Sebagaimana pengertian metodologi yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia
yaitu “Cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuatu dengan yang dikehendaki, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metodologi penelitian memiliki fungsi yang signifikan dalam mencari
informasi/data yang dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah yang bertujuan
memberikan solusi atas masalah tersebut, sebagaimana pendapat Soehartono “metode
penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data
yang diperlukan.

1.9.1 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan adalah observasi kualitatif yang berguna untuk
memahami keseluruhan permasalahan yang ada dengan melakukan pengamatan
melalui foto – foto serta data survey dan pengumpulan dokumen berupa hasil penelitian
sebelumnya. Peneliti juga mencoba untuk memahami, menggali pandangan dan
pengalaman terhadap sejarah bangunan. Metode penelitian dapat dipaparkan dengan
tahapan sebagai berikut :

1. Pencarian data, yaitu melakukan pencarian informasi dari survey online atau
dari internet berdasarkan data pustaka yang berkaitan. Informasi juga dicari
dari studi literatur atau hasil penelitian sebelumnya.
2. Observasi lokasi, yaitu mengunjungi bangunan dengan tujuan
mengumpulkan informasi yang terkait dalam pembahasan penelitian serta
mendapatkan foto – foto objek pada bangunan untuk dilakukan penelitian
lebih lanjut serta digunakan sebagai referensi dalam mengelola penelitian.
3. Menyeleksi data, data yang sudah terkumpul di pilih sesuai pembahasan
penelitian dan dijadikan sebagai point penting untuk menemukan tujuan dari
hasil penelitian. Data yang sudah di pilih kemudian dijadikan sebagai
penjabaran isi dalam penelitian.
1.9.2 Bagan Kerangka Pemikiran
DAFTAR PUSTAKA

o Estin, Novia, 2015, Pelestarian Bangunan Kolonial Belanda Di Jalan Pemuda Depok,
Tesis, Malang: Universitas Brawijaya.
o Budiyanto, Ari, 2014, Pelestarian Lanskap Sejarah Kawasan Depok Lama, Kota
Depok, Skripsi, Bogor: Institute Pertanian Bogor.
o Tampi, Daniel Mambo, 2018, Chastelein, Potensi Kawasan Wisata Sejarah Kota Depok,
Tesis, Jakarta Barat: Universitas Agung Podomoro.
o Mudaryanti, Tri Wahyuning, 2015, Dari Depok Lama ke Depok Baru: Berjuang Menjadi
Kota, 1970an – 1990an, Tesis, Depok: Universitas Indonesia.
o www://https.situsbudaya.id., Sejarah GPIB Jemaat Immanuel Depok, diakses tanggal 24
Oktober 2019.
o http://www.gpibimmanuelbekasi.org., Jejak Sejarah Depok Terserak di Jalan Pemuda,
diakses tanggal 6 November 2019.
o https://www.arah.com., Kawasan Depok Lama Merupakan Pusat Sejarah Belanda,
diakses tanggal 6 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai