'Alaq ayat 1-5 di Gua Hira. Pendapat terkuat meyakini bahwa hal tersebut terjadi pada 17
Ramadan 610 M.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menerima wahyu dalam dua
keadaan. Pertama, terdengar seperti suara lonceng yang berbunyi keras dan dikatakan bahwa
ini cara paling berat bagi Rasulullah.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Muzzammil ayat 5:
Kedua, dikatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan seperti
manusia biasa, menyerupai seorang laki-laki. Jibril mendatangi dengan berkata iqra` bismi
rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī 'allama bil-
qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam (QS Al 'Alaq: 1-5).
Turunnya wahyu pertama yang menandai kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
juga diceritakan Moenawar Khalil dalam Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad dengan
bersandar pada hadits yang bersumber dari Aisyah RA.
Aisyah RA berkata, "Yang pertama sekali apa (wahyu) yang dimuliakan pada Rasulullah
SAW itu adalah impian yang baik dalam tidur. Beliau tidak melihat impian itu melainkan
terang cuaca datang seperti terang cuacanya waktu subuh. Kemudian kepada beliau rasa amat
suka bersembunyi (menyendiri) dan beliau juga menyendiri di Gua Hira maka beliau ber-
tahannuts di dalamnya, yaitu beribadah dalam beberapa malam yang berbilangan sebelum
beliau kembali pulang kepada ahli keluarganya, dan bersedia untuk yang demikian itu
kemudian beliau kembali kepada Khadijah lalu mengambil perbekalan yang seperti itu
sehingga datanglah Haq (kebenaran), sedang beliau ada di Gua Hira. Maka datanglah
malaikat kepada beliau lalu berkata, 'Bacalah!'
Lalu Jibril memegang beliau, lantas memeluknya dengan sekeras-kerasnya sampai payahlah
beliau, lalu Jibril melepaskan beliau lantas berkata, "Bacalah!"
Lalu Jibril memegang beliau lantas memeluk beliau dengan sekeras-kerasnya, kemudian
melepaskan beliau lalu berkata, "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.
Dia menciptakan manusia dari darah yang beku! Bacalah olehmu dan Tuhanmu Maha Mulia
yang mengajar manusia dengan pena, mengajar manusia tentang barang yang ia belum
mengetahui."
iqra` bismi rabbikallażī khalaq khalaqal-insāna min 'alaq iqra` wa rabbukal-akram allażī
'allama bil-qalam 'allamal-insāna mā lam ya'lam
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al
'Alaq: 1-5)
Baca juga:
Surah Pertama yang Diturunkan pada Rasulullah, Benarkah Al Alaq?
Terputusnya Wahyu pada Awal Periode Mekkah
Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur.
Sebagaimana Dia berfirman:
Terputusnya wahyu tersebut terjadi setelah tiga wahyu pertama, yakni 5 ayat surah Al 'Alaq,
9 ayat surah Al Qalam, dan 10 ayat surah Al Muzzammil (pendapat lain menyebutnya ada
sepuluh wahyu).
Kondisi tersebut membuat Rasulullah SAW bersedih. Setelah sekian lama wahyu terputus
pada awal periode Mekkah, beliau begitu ingin bertemu dengan Jibril. Menurut riwayat Imam
Bukhari, Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang
masa-masa turunnya wahyu.
"Ketika tengah berjalan, aku mendengar suara dari langit. Aku menengadahkan pandanganku,
ternyata sosok malaikat yang datang kepadaku di Gua Hira tengah duduk di atas kursi di
antara langit dan bumi. Aku pun merasa takut padanya dan bergegas pulang. Aku berkata,
'Selimutilah aku!' Allah lalu menurunkan firman-Nya, 'Hai orang yang berselimut.
Bangunlah, lalu berilah peringatan! Agungkanlah Tuhanmu, bersihkan pakaianmu, dan
tinggalkan perbuatan dosa (menyembah berhala)'" (QS Al Muddatstsir: 1-5).
Menurut Ibnu Ishaq, setelah itu wahyu terputus dari Nabi Muhammad SAW hingga beliau
bersedih. Kemudian, Jibril datang dengan membawa surah Ad Dhuha.