Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL

PRINSIP MELAKUKAN RUJUKAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Herinawati, M.Keb

Disusun Oleh :

Dsusun Oleh: Kelompok 11

1. Rohilatun Najmah PO71241220128


2. Rini.M PO71241220122
3. Rezit Yuliani PO71241220156
4. Ririn Irmayani PO71241220126
5. Maya santi PO71241220130

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

PROGRAM STUDI D IV ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas nikmat sehat dan limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah berjudul
“Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dengan Tema Prinsip Melakukan
Rujukan ” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua.

Adapun maksud dan tujuan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal , juga untuk menambah wawasan kami dalam
ilmu pengetahuan sesuai target kompetensi. Kami menyadari dan menyakini bahwa penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Jambi, Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Rujukan.....................................................................................................3
2.2 Persiapan Rujukan...........................................................................................................7
2.3 Rujukan Dini dan Berencana..........................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan keadan geografis luas wilayah, sarana perhubungan, dan


kepadatan penduduk dalam wilayah kerja pelayanan kesehatan, tidak semua
penduduk dapat dengan mudah mendapatkan akses layanan kesehatan. Agar
jangkauan pelayanan kesehatan dapat lebih luas dan merata lagi. Maka layanan
kesehatan (puskesmas) perlu dibantu oleh bidan desa didaerah yang belum
terjangkau oleh fasilitas kesehatan.

Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang


kurang cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu
tanggung jawab yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita
Ketahui Bersama bahwa tingginya angka kematian ibu dan bayi merupakan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita pembahasan masalah 3T (tiga
keterambatan)yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak, terutama
terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.

Penerapan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan belum berjalan secara


optimal di semua tingkat fasilitas kesehatan, hal ini dibuktikan dengan masih
ditemukannya kasus kematian ibu dan anak dan kasus kasus lain yang memerlukan
rujukan dan balasan rujukan (rujukan balik) namun tidak terlayani secara memadai.
Pelaksanaan rujukan yang kurang tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor antara
lain :

1) Tidak tersedianya petunjuk Teknis yang terpadu bagi petugas kesehatan di


lapangan,
2) Belum memadainya upaya konseling terhadap pasien atau keluarga pasien
oleh petugas kesehatan,
3) Sarana dan prasarana rujukan yang kurang memadai dan
4) Belum adanya analisa dan tindak lanjut untuk pemecahan masalah rujukan kesehatan
oleh Dinas Kesehatan setempat.

3
Dengan adanya system rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditunjukan pada kasus yang
tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang
menentukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, terutama dalam
mengatasi keterlambatan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dibuat mengenai pembuatan


makalah ini, di antaranya:
1) Apa saja Konsep Dasar Merujuk ?
2) Bagaimana Persiapan Merujuk ?
3) Bagaimana Rujukan Dini dan Berencana?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk Mengetahui Konsep Dasar Merujuk.


2) Untuk Mengetahui Persiapan Merujuk.
3) Untuk Mengetahui Rujukan Dini dan Berencana.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Rujukan

2.1.1 Pengertian Rujukan


Notoatmodjo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara
horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Depkes RI (2013) rujukan ibu hamil dan neonatus yang beresiko tinggi
merupakan komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan
maternal. Dengan memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga
kesehatan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien. Indikasi
dan kontraindikasi rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu melaksanakan komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam pelayanan kesehatan maternal dan pernatal, terdapat dua alasan untuk
merujuk ibu hamil, yaitu ibu dan/atau janin yang dikandungnya.

2.1.2 Rujukan Kebidanan


Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul
baik secara vertikal maupun horisontal. Rujukan vertikal maksudnya adalah
rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit yang telah lengkap. Misalnya
dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke
rumah sakit tipe B yang lebih spesifik fasilitas dan personalianya. Rujukan
horisontal adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu
rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak
(Syafrudin, 2009).

5
2.1.3 Jenis-Jenis Rujukan
1) Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terbagi 2 yaitu :
1) Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit
pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas
(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
2) Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat
jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke
rumah sakit umum daerah).
2) Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terbagi dua yaitu :
1) Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk
pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Rujukan medic dapat
diartikan sebagai pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas
satu kasus yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada
yang lebih berwenangdan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medik antara lain:
a) Pengiriman pasien
Pengiriman pasien rujukan harus dilaksanakan sedini mungkin
untu perawatan dan pengobatan lebih lanjut ke sarana pelayanan
yang lebih lengkap.Unit pelayanan kesehatan yang menerima
rujukan harus merujuk kembali pasien ke sarana kesehatan yang
mengirim, untuk mendapatkan pengawasan pengobatan dan
perawatan termasuk rehabilitasi selanjutnya.
b) Pengiriman spesimen atau penunjang diagnostik lainnya
Pemeriksaan: Bahan Spesimen atau penunjang diagnostik
lainnya yang dirujuk, dikirimkan ke laboratorium atau fasilitas
penunjang diagnostik rujukan guna mendapat pemeriksaan
laboratorium atau fasilitas penunjang diagnostik yang tepat.
Pemeriksaan Konfirmasi : sebagian Spesimen yang telah di
periksa di laboratorium Puskesmas, Rumah Sakit atau
6
laboratorium lainnya boleh dikonfirmasi ke laboratorium yang
lebih mampu untuk divalidasi hasil pemeriksaan pertama.
c) Pengalihan pengetahuan dan keterampilan
Dokter Spesialis dari Rumah Sakit dapat berkunjung secara
berkala ke Puskesmas. Dokter Asisten Spesialis / Residen Senior
dapat ditempatkan di Rumah Sakit Kabupaten / Kota yang
membutuhkan atau Kabupaten yang belum mempunyai dokter
spesialis. Kegiatan menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi
Dokter umum, Bidan atau Perawat dari Puskesmas atau Rumah
Sakit Umum Kabupaten / Kota dapat berupa magang atau
pelatihan di Rumah Sakit Umum yang lebih lengkap.

2) Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan


dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi
ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan
masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit
Kesehatan Kerja).

2.1.4 Tujuan Rujukan


Menurut Syafrudin (2009), tujuan rujuka yaitu :
1) Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik –
baiknya.
2) Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
3) Menjalin pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan (Transfer knowledge and
skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.

2.1.5 Faktor-Faktor Penyebab Rujukan

Faktor – faktor penyebab rujukan (JNPK-KR, 2007) yaitu :

1) Riwayat bedah sesar


2) Perdarahan pervaginam
3) Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)

7
4) Ketuban pecah disertai dengan mekonium kental
5) Ketuban pecah lebih dari 24 jam
6) Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
7) Ikterus
8) Anemia berat
9) Tanda/ gejala infeksi
10) Pre eklamsia/ hipertensi dalam kehamilan
11) Tinggi fundus uteri 40 cm / lebih
12) Gawat janin
13) Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
14) Presentasi bukan belakang kepala
15) Presentasi ganda
16) Kehamilan ganda (gemelli)Tali pusat menumbung
17) Syok

2.1.6 Keuntungan Sistem Rujukan


Keuntungan dari sistem rujukan (Pudiastuti, 2011) adalah :
1) Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien berarti bahwa
pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologis
memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya.
2) Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan
ketrampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus
yang dapat dikelola di daerahnya masing – masing.
3) Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.

2.1.7 Kegiatan Rujukan


Kegiatan rujukan yaitu (Syafrudin, 2009) :
1) Rujukan dan pelayanan kebidanan
a. Pengiriman orang askit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap
b. Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas
c. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
d. Pengiriman bahan laboratorium

8
e. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai,
kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan
keterangan yang lengkap.

2) Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan


a. Pengiriman tenaga – tenaga ahli ke daerah untuk memberikan
pengetahuan dan ketrampilan melalui ceramah, konsultasi penderita,
diskusi kasus dan demonstrasi operasi.
b. Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilan mereka ke rumah askit yang lebih lengkap
atau rumah sakt pendidikan juga mengundang tenaga medis dalam
kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau institusi
pendidikan.

3) Rujukan informasi medis


a. Membahas secara lengkap data – data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
b. Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data – data parameter
pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan
prenatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka – angka
secara regional dan nasional.

2.2 Persiapan Rujukan

Sebelum melakukan persiapan rujukan, yang pertama dilihat adalah mengapa bidan
melakukan rujukan. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab
yang tinggi dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya sistem rujukan,
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Bidan
sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan unttuk merujuk ibu atau bayi ke
fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit.
Yang melatar belakangi tingginya kematian ibu dan anak adalah terutama terlambat
mencapai fasilitas pelayanan kesehatan. Jika bidan lalai dalam melakukannya akan
berakibat fatal bagi keselamatan jiwa ibu dan bayi (Syafrudin, 2009).

9
2.2.1 Langkah-Langkah Rujukan
Menurut Syafrudin (2009), langkah – langkah rujukan, yaitu :
1) Menentukan Kegawatdaruratan Penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh
karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat
kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang
ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka
harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus
mana yang harus dirujuk.

2) Menentukan Tempat Rujukan


Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan
yang mempunyai kewenangan dan fasilitas terdekat yang termasuk fasilitas
pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan
penderita.

3) Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga


Komunikasi rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena
rujukan harus mendapatkan persetujuan dari ibu/ keluarganya. Tenaga
kesehatan perlu memberikan kesempatan pertimbangan dengan keluarga.
Beberapa hal yang perlu disampaikan (Depkes RI, 2013) meliputi :
a. Diagnosa dan tindakan medis yang diperlukan
b. Alasan untuk merujuk ibu
c. Resiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
d. Resiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
e. Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk
merujuk
f. Tujuan rujukan

10
g. Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
h. Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu
i. Jam operasional dan nomor telepon rumah sakit yang dituju
j. Perkiraan lamanya waktu perawatan
k. Perkiraan biaya dan sistem pembiayaan
l. Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan menggunakan
transportasi lain
m. Pilihan akomodasi untuk keluarga

4) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju


Hubungi pusat pelayanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan, yang
perlu disampaikan :
a. Indikasi rujukan
b. Kondisi ibu dan janin
c. Rencana terkait prosedur tehnis rujukan
d. Kesiapan sarana dna prasarana di tujuan rujukan
e. Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi

Menurut hasil penelitian Carwoto dan Wijayanto (2013)


mengtakan bahwa pengembangan dan implementasi sistem informasi
rujukan berbasis Web dan SMS terbukti dapat mencegah terjadinya
penolakan permintaan rujukan oleh semua rumah sakit, meningkatkan
kesiapan pihak rumah sakit untuk menerima rujukan, serta mengurangi
keterlambatan penanganan rujukan dalam jejaring pelayanan rujukan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal, serta bermanfaat bagi
kepentingan pengambilan keputusan di rumah sakit
maupun dinas kesehatan. Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan
kesehatan yang akan menerima pasien :
a. Nama pasien
b. Nama tenaga kesehatan yang merujuk
c. Indikasi rujukan
d. Kondisi ibu dan janin\penatalaksanaan yang telah dilakukan
sebelumnya

11
e. Nama adan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
Saat komunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut telah
dicatat dan diketahui oleh tenaga kesehatan dipusat layanan yang
akana menerima pasien.

5) Lengkapi berkas-berkas berikut ini (secara langsung ataupun melalui


Faxmail) sesegera mungkin :
a. Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil pemeriksaan,
diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan rujukan, seerta nama dan
tanda tangan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan)
b. Fotocopi rekam medis kunjungan antenatal
c. Fotocopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
d. Hasil pemeriksaan penunjang
e. Berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan kesehatan
f. Pastikan ibu yang dirujuk telah menggunakan gelang identifikasi
g. Bila terdapat indikasi pasien dapat dipasang jalur intravena
h. Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat sesuai indikasi segera setelah
berdiskusi dengan tenaga kesehatan ditujuan rujukan. Semua resusitasi dan
penangan kegawatdaruratan dilakukan sebelum memindahkan pasien.
i. Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan untuk
merujuk, dengan mempertimbangkan juga kemungkinan yang dapat terjadi
selama transportasi
j. Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk
k. Nilai kembali kondisi pasien, meliputi :
a) Keadan umum pasien
b) TTV (nadi, Tekanan darah, suhu, pernafasan )
c) Denyut jantung janin
d) Presentasi
e) Dilatasi serviks
f) Letak janin
g) Kondisi ketuban
h) Kontraksi uterus, kekuatan, frekuansi, durasi

12
Dijabarkan persiapan penderita yang harus diperhatikan dalam melakukan
rujukan yaitu dengan melakukan BAKSOKU yang merupakan singkatan dari
Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan, Uang (JNPK-KR, 2012).
a. Bidan :
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
menatalaksanakan kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk
dibawa ke fasilitas rujukan.
b. Alat :
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas
dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat
rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika
ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
c. Keluarga :
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan
mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan
keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain
harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
d. Surat :
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi
mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan
uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu
dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada
saat rujukan.
e. Obat :
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan.
Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
f. Kendaraan :
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam
kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan
itu cukup baik untuk. mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
g. Uang :
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
13
untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan
lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas
rujukan.

2.2.2 Perlengkapan

Perlengkapan dan transportasi secara spesifik dibutuhkan untuk


melakukan rujukan tepat waktu (kasus kegawat daruratan obstetri). Pada dasarnya
perlengkapan digunakan untuk prosses rujukan ibu memiliki kriteria :

1) Akurat
2) Ringan, kecil, dan mudah dibawa
3) Berkualitas dan berfungsi baik
4) Permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat getaran
5) Dapat diandalkan dalam keadan cuaca ekstrim tanpa kehilangan akurasinya
6) Bertahan dengan baik dalam perubahan tekanan jika digunakan dalam
pesawat terbang
7) Mempunyai sumber listrik sendiri (baterai) tanpa mengganggu sumber listrik
kendaraan

Berikut macam – macam perlengkapan yang harus dibawa :


1) Perlengkapan umum
a. Formulir rujukan ibu (diisi lengkap, siapkan juga cadangan)
b. Tandu (stretcher)
c. Stetoscop
d. Termometer
e. Baskom muntah
f. Lampu senter
g. Sfignomanometer (digital lebih baik)
h. Doppler (bila tidak ada gunakan stetoskop janin)
i. Infusion pump (tenaga baterai)
j. Sarung tangan steril (3 pasang berbagai ukuran)
k. Pembalut wanita, diutamakan pembalut pasca persalinan
l. Lubrikan steril
m. Larutan antiseptik

14
2) Cairan dan obat-obatan :
a. 1000 ml 5% D/W
b. 1000 ml ringer laktat
c. 1000 ml NaCl 0,9%/ asering
d. Cairan clorid
e. Soluset atau buret
f. Tornikuet
g. Masing-masing kanul intravena 16, 18, 20
h. Butterfly (canula IV kupu-kupu) ukuran 21
i. Spuit dan jarum
j. Swab alkohol
k. MgSO4 1g/ampul
l. Ca Glucosa
m. Oksitosin 10 unit?ampul
n. Ergometrin 0,2 mg/ampul
o. 2 ampul dizepam 10 mg/ampul
p. Tablet nifedifin 10 mg
q. Lidocain 2%
r. Epinefrin
s. Sulfas atropin
t. Diazepam
u. Cairan dan obat-obatan lain sesuai kasus yang dirujuk

3) Perlengkapan persalinan steril


a. Sarung tangan steril/DTT
b. 1 buah gunting episiotomi
c. 1 buah gunting tali pusat
d. 1 buah pengisap lendir Delee atau suction mekanis dengan kateter
berukuran 10
e. 2 buah klem tali pusat
f. Benang tali pusat steril/ DTT atau penjepit tali pusat
g. 2 buah kantong plastik
h. 6 buah kasa steril/ DTT 4x4
i. 1 duk steril/ kain bersih
15
j. Selimut bayi
k. Selimut ibu

4) Perlengkapan resusitasi
a. Laringoscop bayi dengan blade ukuran 0 dan 1
b. Self inflating bag dan sungkup oksigen untuk bayi, berukuran 0,1 dan 2
c. Pipa endotrakeal dengan stylet dan konektor, berukuran 2,5-4
d. 3 buah ampul epinefrin 1:10000 1 ml/ampul
e. Spuit 1 ml dan 2 ml
f. Jarum ukuran 20-25
g. Pipa orogastrik
h. Gunting dan plester
i. Tabung oksigen kecil lengkap

5) Perlengkapan resusitasi dewasa


a. Tabung oksigen lengkap
b. Self inflating bag dan sungkup oksigen
c. Airway no 3
d. Laringoskop dan blade untuk dewasa
e. Pipa endotrakeal 7-7,5 mm
f. Suction dan kateter ukuran 14

2.3 Rujukan Dini dan Berencana

Seorang tenaga kesehatan terutama bidan harus memberikan pelayanan


kesehatan dan kebidanan yang efektif dan mampu menurunkan angka kematian ibu
dan anak, tentu harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan. Upaya awal untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak yaitu
melakukan deteksi dini untuk mengetahui kelainan, penyakit, dan komplikasi pada
kehamilan. Bila terdapat kelainan yang sudah dideteksi sejak dini, bidan akan segera
melakukan rujukan yang dapat direncanakan sehingga penyakit dapat segera teratasi
dan angka kematian ibu dan anak akan menurun. Dari hal ini, seorang bidan dalam
melakukan rujukan terencana harus mengetahui prosedurnya yang tepat dan sesuai
dan mengetahui hal-hal apa yang harus dipersiapkan dalam melakukan rujukan

16
terencana.

2.3.1 Batasan Rujukan Dini dan Berencana


Rujukan terencana merupakan suatu rujukan yang dikembangkan secara
sederhana, mudah dimengerti, dan dapat disiapkan atau direncanakan oleh ibu
atau keluarga dalam mempersiapkan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Rujukan terencana ini bertujuan untuk menurunkan angka atau mengurangi
rujukan terlambat, mencegah komplikasi penyakit ibu dan anak, serta
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, sehingga keterlambatan
dalam pengenalan masalah, pengambilan keputusan, pengiriman ke pusat
rujukan, serta penanganan di pusat rujukan dapat teratasi dengan baik.

2.3.2 Macam-Macam Rujukan Dini dan Berencana


Macam-macam rujukan dini dan berencana yaitu sebagai berikut :
1) Rujukan dini berencana. Rujukan yang dilakukan pada ibu atau anak yang
masih sehat yang diperkirakan mungkin ada komplikasi.
2) Rujukan tepat waktu. Rujukan yang harus segera dilakukan dalam
menyelamatkan nyawa, khusus dilakukan ibu atau anak yang mengalami
komplikasi.

Rujukan Terencana menyiapkan dan merencanakan rujukan ke rumah sakit


jauh-jauh hari bagi ibu resiko tinggi / resti. Ada 2 macam rujukan terencana
yaitu:

1) Rujukan Dalam Berencana (RDB) untuk ibu dengan APGO dan AGO,
Rujukan Dalam Rahim (RDR). Didalam RDR terdapat pengertian RDR
atau Rujukan In Utero bagi janin ada masalah, janin resiko tinggi masih
sehat misalnya kehamilan dengan riwayat obstetric jelek pada ibu diabetes
mellitus, partus prematurus iminens. Bagi janin, selama pengiriman rahim
ibu merupakan alat transportasi dan incubator alarm’ yang aman, nyaman,
hangat, steril, murah, mudah, memberi nutrisi dan O2, tetap pada hubungan
fisik dan psikis dalam lindungan ibunya. Pada jam – jam krisis pertama
bayi langsung mendapatkan perawatan spesialistik dari dokter spesialis
anak. Manfaat RDB / RDR : Pratindakan diberi KIE, tidak membutuhkan

17
stabilisasi, menggunakan prosedur, alat, obat, standar (obat generik), lama
rawat map pendek dengan biaya efisien dan efektif terkendali, pasca
tindakan perawatan dilanjutkan di puskesmas.
2) Rujukan Tepat Waktu / RTW untuk ibu dengan gawat darurat –
obstetrik,pada kelompok FR III AGDO perdarahan antepartum dan
preeklampsi berat / eklampsia dan ibu dengan komplikasi persalinan dini
yang dapat terjadi pada semua ibu hamil dengan atau tanpa FR. Ibu GDO
membutuhkan RTW dalam menyelamatkan ibu atau BBL.

2.3.3 Masalah dalam persalinan yang perlu rujukan dini dan berencana
1) Gangguan pada kehamilan dini
a. Abortus imminen
b. Abortus inkompletus dan missed abortion
c. Mola hidatidosa
d. Kehamilan Ektopik
2) Hiperemesis Gravidarum
3) Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Hipertensi dalam kehamilan
b. Pre-eklamsi dan eklamsi
4) Perdarahan Pada Trimester 3
5) Gangguan dan penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
a. Decompensatio cordis pada kehamilan
b. Penyakit lain sebagai komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa
(seperti asma dan diabetes)
c. Kehamilan Dengan Penyakit Penyerta (seperti tuberculosis, malaria,
gizi buruk, HIV/AIDS), Anemia.
6) Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai usia
kehamilan
7) Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
a. Gemelli
b. Kelainan letak, posisi, DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

18
Telaah Jurnal
TELAAAH JURNAL

No Nama Judul Metode Hasil


1 Akmarina AA Dewi Instrumen atau alat pengumpulan Berdasakan hasil penelitian di dapatkan
2017. Hubungan data yang di gunakan dalam bahwa antara karakteristik bidan
Karakteristik Bidan penelitian I ni merupakan kuisioner perujuk (umur, pendidikan, lama kerja,
Perujuk Dengan yang merupkan pertanyaan tertulis pengalaman, platihan klinis dan tempat
Ketetapan Rujukan yang digunakan untuk memperoleh praktik) dengan ketepatan rujukan kasus
Kasus informasi dari responden, sifat kegawatdaruratan maternal di ponex
Kegawatdaruratab kuisioner tertutup karna jawaban terdapat hubungan yang significan
Maternal dan sudah di sediakan dan menggunakan yaitu untuk masing lebih kecil perujuk.
Neonatal. lembar ceklist yang isinnya
merupakan langkah dan persiapan
bidan dalam melakukan proses
rujukan dengan persiapan
BAKSOKUDO
2 Rini Andriani, 2019 Metode pengu,pulan data pada Sistem rujukan adalah suatu system
Gambaran penelitian ini menggunakan lembar jaringan pelayanan kesehatan yang
Pelaksanaan Sistem observasi. Analisis data yang di memungkinkan terjadinnya penyerahan
Rujukan Maternal gunakan univariat yang bertujuan tanggung jawab secara timbal balik atas
dan Neonatal Di mengnggamabarkan pelaksanaan timbulnnya masalah kesehatan ,
Puskesmas Poned system rujukan maternal dan pelaksanaan system rujukan pelayanan
Ibrahim Adjie Kota neonatal di puskesmas kesehatan kegawatdaruratan mengacu
Bandung Tahun pada prinsip utama pada kecepatan dan
2019 ketepatan . Namun penangana kasus
komplikasi pada tingkat puskesmas
masih belum berjalan dengan baik
3 Bagus Takwin, 2019 Riset ini dilakukan dengan Penelitian ini menunjukan bahwa
Antisipasi Rujukan menggunakan menggunakan metode prilaku promosi kesehatan dapat
dan Fokus penelitian survey menggunakan diprediksi oleh antisipasi rujukan dan
Pengaturan sebagai kuisioner dan mengacu pada uji fokus pengaturan diri dan konsep cara
predictor prilaku hipotesis merujuk dan menunjukan adannya
sehat hubungan antar prinsip prinsip
pengaturan diri serta tahap melakukan
rujukan dan tahap penanganan awal
sesuai dengan kondisi penyakit

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan


yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu
menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Pada saat melakukan rujukan kita harus mengingat hal-hal yang penting dalam
mempersiapkan rujukan yaitu (BAKSOKUDA) : Bidan, Alat , Keluarga, Surat, Obat,
Kendaraan, Uang, Darah. Selain hal tersebut sebagai bidan kita harus cepat tanggap
terhadap kemungkinan terjadinya suatu masalah saat memberikan asuhan agar dapat
melakukan rujukan dini dan berencana.

3.2 Saran

Alangkah baiknya pada saat merujuk pasien kita sebaiknya selalu memasang infus
dan melakukan proses rujukan sesuai prosedur .

1
DAFTAR PUSTAKA

Carwoto dan Wijayanto. 2013. Pengembangan dan Implementasi Sistem Informasi Jejaring
Rujukan Kegawatdaruratan Maternal –Neonatal Berbasis WEB dan SMS (Short
Message Service). Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013 Fakultas Teknik Universitas
Wahid Hasyim Semarang

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di
Tingkat Kabupaten/ Kota. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat : Jakarta

Dinas Kesehatan. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan


JNPK-KR. 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal dan Lampiran Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta : JNPK-KR. 2012. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Asosiasi Unit
Pelatihan Kilin Organisasi Profesi.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta

Meilani Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya


Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta : PT
Rineka Cipta

Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat Kabupaten/Kota POGIJNPKKR.


2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar.
Jakarta : Depkes RI.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal & Patologi.
Yogyakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

2
Saifuddin, Abdul Bari, dkk,. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBPSP-MNH PROGRAM
.
Syafrudin & Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Pusksmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung
Seto

Anda mungkin juga menyukai