TASIKMALAYA (SIRESIK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Patofisiologi KasusKebidanan di Program Studi Profesi
Kebidanan Tasikmalaya
Dosen Pembimbing
Disusun oleh :
EUIS KARTINA
P2.06.24.8.21.047
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam saya sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang
membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan
yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh
hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari
Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami
semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...2
C. Tujuan Masalah……………………………………………………...2
D. Manfaat Masalah…………………………………………………….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….4
A. Sistem Rujukan………………………………………………………..4
B. SIRESIK………………………………………………………………6
BAB III PENUTUP…………………………………………………….12
A. Kesimpulan………………………………………………………… 12
B. Saran…………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
formal anatara bidan desa dengan rumah sakit, dan tidak adanya protokol
rujukan.
Terlambat dalam mendapat pertolongan yang memadai di fasilitas
kesehatan terjadi karena rendahnya kualitas perawatan obstetri dan neonatus di
berbagai fasilitas, adanya persepsi rendahnya pelayanan untuk pasien
berasuransi sosial seperti BPJS, dan pemberian rujukan balik yang tidak umum.
Dari 3 terlambat tadi jika dikaji lebih lanjut akan kita jumpai adanya masalah
dalam sistem rujukan. Oleh sebab itu, diperlukan perbaikan dalam sistem
rujukan yang ada sehingga tercapai sistem rujukan yang efektif dan efisien
(Tirtaningrum, AD, 2018) .Terkait Sistem Rujukan saat ini, Pada tahun 2020
Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Permenkes No. 3/2020 yang mengatur
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Keberadaan Permenkes/PMK 3/2020
tentunya mempengaruhi sistem rujukan. Secara konsepsual PMK No 3/2020
memperkuat pemetaan penjenjangan rujukan berbasis kompetensi penanganan.
Sistem rujukan berjenjang berbasis kompetensi ditetapkan berdasarkan
kebutuhan medis suatu penyakit dan kompetensi fasilitas pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit), bukan jenjang kelas rumah sakit. Sistem ini membutuhkan
kemampuan Dinas kesehatan Propinsi untuk menyusun peta kompetensi dan
sistem rujukan yang akan dibangun. Setiap propinsi akan mempunyai peta yang
berbeda-beda.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalay pada tahun 2017 meluncurkan inovasi
berbasis teknologi bernama SIRESIK ( Sistem Informasi Rujukan Efektip
Selamatkan Ibu dan Keluarga). Program inovasi tersebut memberikan
kemudahan pelayanan informasi kesehatan bagi masyarakat khususnya
mengenai kehamilan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
a. Apa itu Sistem Rujukan?
b. Bagimana Sistem Rujukan SIRESIK?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari sistem rujukan
b. Untuk mengetahui sistem rujukan SIRESIK
2
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan baru dan pengetahuan mengenai
sistem rujukan di Kabupaten Tasikmlaya yaitu SIRESIK.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Rujukan
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain. Sistem rujukan adalah suatu jaringan
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat baik secara vertikal amaupun horisontal kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. Sistem rujukan
diselenggarakan dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan secara bermutu,
sehingga tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan biaya yang mahal.
Rujukan merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan unsur utama yang
bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai profesi bersifat multi
disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan menyelenggarakan suatu
bentuk layanan terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-
hari maupun dalam keadaan bencana dan kejadian luar biasa. Rujukan yang
efektif memerlukan komunikasi antar fasilitas, tujuannya agar pihak fasilitas
terujuk mengetahui keadaan pasien dan dapat menyiapkan secara dini peannganan
yang diperlukan pasien segera setelah pasien sampai dirumah sakit (Ratnasari, D.
2017).
Tujuan Sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu. Dengan memperkuat sistem rujukan
tersebut merupakan salah satu cara untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) serta dengan adanya problem dan tantangan puskesmas
dalam mendukung system rujukan maternal ke Rumah Sakit Umum Daerah dapat
diatasi. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan atau keluarganya,
serta tenaga kesehatan yang berwenang harus memberikan penjelasan kepada
pasien mengenai diagnosis dan terapi atau tindakan medis yang diperlukan oleh
pasien, alasan dan tujuan dilakukan rujukan, risiko yang dapat timbul apabila
rujukan tidak dilakukan, transportasi rujukan, dan risiko atau penyulit yang dapat
timbul selama perjalanan Pasal 12 Kemenkes RI 2012 (Kemenkes RI, 2012).
4
Rujukan terencana merupakan suatu rujukan yang dikembangkan secara
sederhana, mudah dimengerti, dan dapat disiapkan atau direncanakan oleh ibu
atau keluarga dalam mempersiapkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Rujukan
terencana ini bertujuan untuk menurunkan angka atau mengurangi rujukan
terlambat, mencegah komplikasi penyakit ibu dan anak, serta mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan anak. Persiapan Penderita juga perlu
diperhatikan dengan BAKSOKUDA yang meliputi B (Bidan), A (Alat) K
(Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan), U (Uang) dan DA (Darah). Oleh
karena itu untuk mendukung hal tersebut seluruh sarana pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta agar melaksanakan prosedur rujukan kesehatan yang
mengacu pada Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan. Setiap
sarana pelayanan kesehatan di kabupaten/kota agar membuat pemetaan alur
rujukan pelayanan kesehatan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan
fasilitas kesehatan, keberadaan jaringan transportasi, dan keadaan geografis
wilayah masing-masing.. Setiap kasus dengan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal yang datang ke Puskesmas PONED (Penaggulangan Obstetri Neonatal
Essensial Dasar) harus langsung dikelola sesuai dengan prosedur tetap. Setelah
dilakukan stabilisasi kondisi pasien (pemberian obat-obatan, pemasangan infus
dan pemberian oksigen) kemudian ditentukan apakah pasien akan dikelola di
tingkat puskesmas PONED atau ditunjuk ke Rumah Sakit
PONEK(Penaggulangan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih sesuai dengan kegawatdaruratan dalam upaya
penyelamatan jiwa ibu dan anak (Sulistyo, DH. 2011). Dalam Kenyataan di
lapangan didapatkan masih ada beberapa faktor yang menjadi sebab terjadinya
rujukan terlambat seperti terjadinya komplikasi persalinan kesulitan pengambilan
keputusan (terkait aspek ekonomi biaya transportasi) aspek geografis juga
ketersediaan sarana prasarana rumah sakit. Selain itu selama rujukan faktanya di
lapangan, response time rujukan masih dirasakan lama oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan. Lama waktu disebabkan kesiapsiagaan tim medis yang
kadang masih kurang tanggap merespon pasien, ibu hamil tidak membawa buku
KIA dan tidak melengkapi persyaratan administrasi, sopir ambulans sulit
5
dihubungi, konfirmasi pemberian informasi dari RS rujukan dan lamanya proses
pemindahan pasien dari ruang bersalin ke kamar perawatan (Tirtaningrum, AD,
2018). Hal ini juga sesuai pendapat (Indah Indriani, 2015) dalam penelitiannya
tentang Pengaruh Proses Rujukan dan Komplikasi Proses rujukan dan komplikasi
berpengaruh terhadap kematian ibu, oleh karena itu Bidan perlu mengadakan
health education bagi wanita usia produktif, meningkatkan peningkatan kualitas
Antenatal Care (ANC) dan peningkatan kualitas rujukan, melakukan deteksi dan
intervensi serta monitoring (follow up) sehingga ibu hamil resiko tinggi selalu
terpantau. Saat ini pada kenyatannya sistem rujukan yang sudah diatur oleh
pemerintah dalam berbagai tingkatan belum dapat terlaksana secara baik karena
terbentur dalam hal wilayah geografis, sarana dan prasarana yang ada di daerah
tersebut.
6
3. Manfaat SIRESIK
a. Meningkatkan kesiapan RS untuk menerima rujukan
b. Memberikan kepastian kemana pasien harus dibawa dan mendapatkan
advis/ instruksi apa yang harus dilakukan oleh bidan
c. Membangun komunikasi dan rujukan ilmu antara Bidan PKM dan RS
7
a. Perawat, Bidan, Dokter/ RS/Puskesmas / Klinik
b. Sistem Informasi SPGDT
c. SOP FKRTL (RS)
d. Jejaring Rumah Sakit SPGDT
8. Fokus SIRESIK
a. Fokus Sasaran
i. Kegawatdaruratan Ibu :
1. Perdarahan Postpartum
2. Pre Eklampsi/Eklampsi
3. Infeksi/Sepsis
4. Partus Lama/Macet
ii. Kegawatdaruratan Bayi Baru Lahir :
1. Asfiksia
2. BBLR
3. Infeksi/Sepsis
b. Fokus Kegiatan
1. KOMPONEN 1 : Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis
2. KOMPONEN 2 : Peningkatan Effektivitas dan Effisiensi Sistem
Rujukan
3. KOMPONEN 3 : Akuntabilitas untuk meningkatkan dukungan
kebijakan dan sumberdaya.
9. Analisis Pemanfaatan IT SIRESIK di Puskesmas Sukaraja
Puskesmas Sukaraja terletak di Jln.Cibalanarik KM 1 Desa
Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Jarak ke Ibu kota
Kecamatan ± 200 meter sedangkan jarak ke Ibu kota Kabupaten
Tasikmalaya ± 20 km.
Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Sukaraja adalah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Tanjungjaya kabupaten
Tasikmalaya
2. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Cibalong kabupaten
8
Tasikmalaya
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Jatiwaras kabupaten
Tasikmalaya
4. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Kawalu kota
Tasikmalaya.
Puskesmas Sukaraja
9
Proses rujukan kegawatdaruratan pada pasien dengan kasus
kegawatdaruratan maternal maupun neonatal di Puskesmas Sukaraja
dilakukan dengan konsultasi ke SIRESIK terlebih dahulu. Dalam hal ini
SIRESIK menjadi perantara antara puskesmas dan rumah sakit. Kemudian
setelah mendapatkan tempat rujukan, bidan yang merujuk dari KIA
mendapat advice dari tempat rujukan untuk di lakukan stabilisasi dan
dilakukan penanganan awal sesuai dengan SOP (standar operasional
prosedur) di puskesmas. Dalam pelaksanaan perujukan ini penulis
membuat simulasi perujukan melalui siresik .
1. Pasien mau melahirkan di Poned Puskesmas Sukaraja,
- Hasil pemeriksaan pasien mengalami PEB
- Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium
- Melakukan kolaborasi dengan dokter puskesmas
- Dokter memberikan advise untuk penanganan awal PEB dan
melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
- Melakukan infomed concent kepada keluarga bahwa ibu harus
dirujuk ke Rumah Sakit dengan terlebih dahulu akan dilakukan
penanganan Awal dulu untuk mencegah terjadinya kejang.
- melakukan penangan awal PEB sesuai protap sebagai tindakan
prarujukan.
- Bidan menelpon ke Call centre SIRESIK untuk konfirmasi
tindakan rujukan. SIRESIK : SMS: 08112306090 – Telp.
081381249448 / 081297540833
2. Isi pembicaraan dalam telepon sama dengan format sms yang di tulis
yaitu R#Kode Puskesmas #Nama Pasien.Umur Nama Penanggung
Jawab. Asuransi. Gol Darah. Transfortasi. Anamnesa TTV Diagnosa.
Tindakan Pra Rujukan
3. Setelah itu operator SIRESIK akan menanyakan tindakan apa saja yang
sudah diberikan, jaminan kesehatan yang di miliki pasien dan
transportasi saat dilakukan rujukan
4. Kemudian operator SIRESIK akan melakukan konfirmasi pasien ke
10
Rumah Sakit dan Jawaban Rumah Sakit yang siap menangani.
5. Setelah mendapatkan Rumah Sakit untuk merujuk, Poned Puskesmas
Sukaraja akan mendapatkan advis dari rumah sakit dan melakukan
stabilisasi pra rujukan kemudian merujuk pasien. Pada kasus ini pasien
di rujuk ke RS SMC Kabupaten Tasikmalaya menggunakan ambulance
puskesmas, di damping oleh bidan, 1 orang keluarga pasien (pengambil
keputusan:suami), dan keluarga yang lainnya sebagai pendamping dan
calon pendonor mengikuti di belakang ambulan dengan kendaraan lain.
6. Sistem rujukan pada kasus ini sudah sesuai dengan pedoman rujukan
terencana. Keberhasilan rujukan tepat waktu pada kasus ini
kemungkinan didukung oleh pengenalan dini adanya tanda bahaya,
pengambilan keputusan oleh keluarga, segera melakukan pengiriman
pasien dan transportasi yang ada di Puskesmas serta penanganan segera
di Rumah Sakit rujukan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib
dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial,
dan seluruh fasilitas kesehatan.
SIRESIK adalah singkatan dari Sistem Informasi Rujukan Efektif
Selamatkan Ibu dan Keluarga. SIRESIK merupakan suatu sistem rujukan
kegawat daruratan maternal dan neonatal di Kabupaten Tasikmalaya.
Dengan memanfatkan aplikasi SIRESIK, masyarakat yang dirujuk oleh
fasilitas kesehatan di daerah akan mendapatkan kepastian tentang fasilitas
kesehatan yang tersedia dan tindakan-tindakan yang telah dipersiapkan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tidak luput dari ketidaksempurnaan,
untuk itu saran dan kritik dari semua pihak terkait sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan pembuatan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://siresik.tasikmalayakab.go.id/siresik/indexKeyword.php
BPJS.Kesehatan. 2014. Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang.
Jakarta:
BPJS.Kesehatanhttps://www.tasikmalayakab.go.id/index.php/en/anekainfo/berita
daerah/bupatitasikmalaya-luncurkan-program-siresik
13
14
15
16
17
18