2. Apa yang menyebabkan metabolisme seorang petani berbeda dengan metabolisme pekerja
kantoran?
Metabolisme merupakan sejumlah reaksi kimia yang terjadi di dalam setiap sel
organisme hidup. Metabolisme menyesuaikan energi untuk proses vital dan membentuk
energi baru. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015) metabolisme berhubungan
dengan aktivitas tubuh. Untuk menentukan fungsi organ tubuh, memperbaiki sel,
pencernaan makanan, dan pernapasan. Metabolisme adalah proses kecepatan tubuh dalam
mencerna, menyerap, dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi. Semakin
cepat metabolisme, semakin cepat proses pembakaran kalori. Sehingga berat badan ideal
yang sehat tetap terjaga.
a. Faktor yang mempengaruhi metabolisme
1) Jenis kelamin
Pria memiliki masa otot yang lebih banyak dibandingkan perempuan. Perempuan
yang sudah melahirkan akan mengalami penurunan metabolisme.
2) Usia
Usia menjadi salah satu faktor terbesar memengaruhi metabolisme. Penurunan
metabolisme terjadi seiring bertambahnya usia. Metabolisme akan turun 50 persen
setiap 10 tahun setelah usia 40 tahun. Hal ini karena manusia cenderung mengalami
kehilangan masa otot.
3) Keturunan
Tingkat metabolisme tubuh seseorang juga dipengaruhi terkait keturunan. Apabila
memiliki keluarga yang kurus kemungkinan memiliki metabolisme yang sama
dengan keluarga.
4) Berat
Seseorang yang bertubuh besar memiliki lebih banyak masa otot dan membakar
lebih banyak kalori dibandingkan orang kurus. Karena mereka membutuhkan lebih
banyak energi untuk bergerak.
b. Proses Metabolisme
Proses metabolisme tubuh Terdapat beberapa faktor terjadimya metabolisme dalam
tubuh, sebagai berikut:
1) Metabolisme basal
Metabolisme yang berkaitan dengan jumlah kalori yang dibakar dalam tubuh.
Energi ini sebagai modal tenaga untuk melalukan aktivitas sehari-hari. Metabolisme
ini terjadi ketika tubuh mampu menjaga organ penting agar tetap berfungsi dengan
baik. Misalnya tubuh mampu mengubah makanan menjadi energi yang dapat
digunakan untuk beraktivitas. Metabolisme ini menyumbang 70 persen dari proses
metabolisme tubuh secara keseluruhan.
2) NEAT (Non exercise activity thermogenesis) Aktivitas non-latihan thermogenesis,
di mana metabolisme ini berkaitan dengan semua kalori yang dibakar ketika
perasaan khawatir atau menggigil. Thermogenesis adalah produksi panas yang
terjadi setelah makan, yang berperan dalam meningkatkan laju metabolik tubuh,
yang akan meningkatkan pengeluaran energi. Metabolisme ini menyumbang 20
persen dari metabolisme tubuh.
3) Aktivitas manusia
Metabolisme yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Dalam pekerjaan sehari-hari
maupun olahraga rutin.
c. Perbedaan Metabolisme Petani dan Pekerja Kantoran
Dilihat dari aktivitas fisik yang dilakukan oleh petani dan pekerja kantoran sudah
berbeda. Petani lebih sering melakukan aktivitas fisik seperti mencangkul, berkebun,
dan lain-lain. Lebih sering terpapar sinar matahari dan banyak berkeringat. Berbeda
dengan pekerja kantoran, yang bekerja dibalik komputer dan didalam ruangan ber-AC
sehingga aktivitas fisiknya lebih sedikit dibandingkan petani. Hal tersebut yang
membuat proses metabolisme pekerja kantoran dan petani berbeda.
3. Mengapa pasien yang di rawat di Rumah Sakit membutuhkan kontrol yang ketat?
Keselamatan Pasien Rumah Sakit- KPRS (patient safety) adalah suatu system dimana RS
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: Assesment risiko, Identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, Peloporan dan analisis insiden,
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Tujuan sistem keselamatan pasien rumah sakit:
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3) Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.
2) Memimpin dan dukung staf anda, membangun komitmen & fokus yang kuat & jelas
tentang KP di RS Anda.
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko, mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah.
4) Mengembangkan system pelaporan, memastikan staf agar dgn mudah dapat
melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
5) Melibatkan dan berkomunikasi denagn pasien, mengembangkan cara-cara komunikasi
yg terbuka dgn pasien.
6) Melakukan kegiatan belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien
(KP), mendorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk belajar
bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
7) Mencegah cedera melalui implementasi system Keselamatan Pasien (KP),
menggunakan informasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.