Bab1 2
Bab1 2
NIM : 210602081
ada empat teori yang masuknya agama islam ke indonesia, diantaranya: Teori
India, Teori Arab‚Teori Persia dan ‚Teori China. Salah satu pemegang teori India
adalah Pijnapel, seoraang Profesor Bahasa Melayu di Universitas Leiden,
Belanda. Dia mengatakan bahwa, Islam datang ke Indonesia (Nusntara) bukan
berasal dari Arab atau Persia secara langsung, tetapi berasal dari India, terutama
dari pantai Gujarat dan Malabar. Sebelum Islam sampai ke Nusantara banyak
orang Arab yang bermahdzab Syafi’i yang bermigrasi ke India. Dari sana
selanjutnya Islam bergerak menyebar ke Nusantara.
1
3). Terbentuknya ‚jaringan islam pedesaan‛ yang mainkan oleh pesantren dan
tarekat.
Pada awalnya, Jawa sendiri sudah dimasuki kebudayaan agama Hindu yang
sudah lebih dulu berkembang serta membentuk berbagai macam tradisi dalam
tatanan hidup masyarakat Jawa pada umumnya tatkala itu. Dengan aksi damai
yang dijalankan para wali selaku orang yng menyebarkan Islam ,jelaslah
mempunyai teknik jitu dalam mengambil respon masyarakat pribumi untuk
melirik ajaran Islam. Disinilah berbagai macam sunting dari tradisi yang berasal
dari luar Islam. Kemudian diramu sedemikian rupa, dengan tujuan menarik
simpati masyarakat agar mulai menerima agama baru ttersebut
F. Dulisme Agama
1. Agama Wahyu
Sebagaimana dalam pengertian bahwa agama adalah suatu yang empirik dan
dilakukan oleh masyarakat atau pemeluknya untuk dijalankan. Agama wahyu
disini diartikan sebagai agama yang bersumber dari wahyu-wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat kepada para Rasul-Nya.
Jika agama wahyu adalah ajaran Allah yang disampaikan kepada manusia melalui
rasul-Nya, maka agama budaya tidaklah demikian. Ia tumbuh dan berkembang
seperti halnya kebudayaan manusia. Secara kumulatif dalam masyarakat
penganutnya tanpa ada utusan Allah yang menyampaikan ajaran tersebut.
2. Agama Budaya
Pada dasarnya esensi dari adat merupakan traidisi yang terbuka yang
memungkinkan unuk masuknya tradisi lain kedalam tradisi lokal yang sudah ada.
Dan mayoritas ulama disana memandang bahwa ritual ini tidaklah salah untuk
dilakukan. Adanya penggabungan dari unsur tersebut ternyata menimbulkan
nilai positif di lingkungan masyarakat setempat. Sebagai contoh, termaktub
dalam maksim adat yakni: ‚Adat bersendikan Kitabullah, Kuat adat gadoh hukum,
kuat hukum tak gadoh adat”.
Pada dasarnya esensi dari adat merupakan traidisi yang terbuka yang
memungkinkan unuk masuknya tradisi lain kedalam tradisi lokal yang sudah ada.
Kemudian dipahami juga bahwa adat suatu norma yang mengikat dan dipelihara
dalam masyarakat. Dan mayoritas ulama disana memandang bahwa ritual ini
tidaklah salah untuk dilakukan. Adanya penggabungan dari unsur tersebut
ternyata menimbulkan nilai positif di lingkungan masyarakat ssetempat
Untuk mencapai hal itu haruslah disusun suatu rangkaian pola yang jelas dan
terarah yaitu: Umat yang satu, Umat yang bertaqwa, Pemimpin yang adil dan
bijaksa.