Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lidya Hastari

Nim : 022001902055

Tugqs : Manajemen Lintas Budaya

Kasus 1

Pendapat orang dari negara lain tentang jam karet di Indonesia

Budaya adalah hal yang sangat melekat dalam diri manusia. Karena, budaya sudah
tertanam dalam diri manusia sejak lahir sehingga mempengaruhi perilaku dan kebiasaan
manusia. Indonesia dikenal dengan budaya waktunya yang sangat unik, yaitu budaya jam
karet, jam lentur, jam fleksibel yang bisa diulur-ulur. Orang-orang di Indonesia paling suka
membuat orang lain menunggu. Kata ‘ngaret’ dalam kehidupan sehari-hari tentunya sudah
tidak asing lagi di telinga kita.

Negara Jepang dikenal dengan sebutan ‘workaholic’ pada warga pekerjanya. Hal itu
sesuai dengan kebiasaan orang-orang Jepang yang taat pada waktu dan peduli dengan
keteraturan. Di Jepang, perilaku tepat waktu merupakan patokan dari sopan santun yang telah
ditanamkan sejak kecil. Konteks tepat waktu tersebut tidak hanya sekadar dengan tidak
terlambat saja, namun terlalu cepat dalam melakukan sesuatu juga tidak dianggap baik di
sana.

Negara Swiss atau Switzerland. Kita sering melihat atau mendengar statement yang
mengatakan bahwa bangsa Swiss membenci ‘jam karet’, hal ini diperjelas dengan masyarakat
Swiss yang mengatakan bahwa tepat waktu adalah sumber utama dari kebahagiaan. Mereka
juga mempercayai bahwa tepat waktu adalah cara untuk menghargai seseorang. Ketika
mereka datang untuk menemui seseorang dengan tepat waktu artinya mereka menghargai
orang yang ditemui tersebut, berlaku sebaliknya.

Pandangan menarik orang jepang tentang budaya jam karet di IIndonesia yang
tertulis dalam sebuah buku yang berjudul “Kangen Indonesia : Indonesia Dii Mata Orang
Jepang” yang ditulis oleh Hisanori Kato profesor dari Jepang yang melakukan penelitian di
Indonesia. Dalam bukunya beliau menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia bukanlah tidak
menghargai waktu. Beliau menyebutkan bahwa, hustru orang Indonesia memiliki kendali
besar atas waktu yang mereka punya sehingga dapat menikmati proses dari usaha yang
dilakukan dan dapat menerima hasil dengan apa adanya. Kondisi tersebut tentu berbeda
dengan orang jepang menurutnya. Dimana, banyak orang yang merasa kekurangan waktu 24
jam dalam sehari karena kesibukannya. Sehingga banyak pekerja di Jepang dan Negara Barat
yang terkekang oleh waktu. Berbeda dengan di Indonesia, dimana manusialah yang memiliki
kuasa atas waktu yang dipunya nya sehingga bebas dan tidak terkekang

Pandangan Habib Zarbaliyev, Kepala Departmen Riset dan Publikasi di


Universitas Bahasa-Bahasa Asing Azerbaijan, punya pandangan sendiri mengenai budaya
dan orang Indonesia. Zarbaliyev mengatakan Indonesia kaya akan budaya. Indonesia
memiliki ratusan suku bangsa dan setiapnya memiliki budaya sendiri. Sepanjang usia tidak
cukup untuk belajar budaya Indonesia., Zarbaliyev menilai orang Indonesia itu tenang,
damai, penuh sopan santun dan ramah.

“Orang Indonesia tidak menyakiti orang lain, hampir tidak marah, tidak
menggunakan kata-kata kasar atau makian. Saya bergaul dekat dengan 70-an bangsa. Ini saya
katakan dengan jujur, bangsa Indonesia tidak ada taranya,” kata Zarbaliyev. Namun ada satu
hal yang disayangkannya dari orang Indonesia. Yakni orang Indonesia sering tidak pasti
dalam masalah waktu. Jika membuat janji bertemu, orang Indonesia disebutnya pasti datang
terlambat.

Anda mungkin juga menyukai