PENDAHULUN
Pandemi parah telah terjadi di seluruh dunia sejak Desember 2019 karena COVID-
19. Penyakit ini pertama kali didiagnosis di Wuhan, China (Mo et.al., 2020), dan
selanjutnya, banyak negara yang terkena dampak pandemi ini.Penyakit mental dan sosial
yang disebabkan oleh lingkungan pandemi tersebut secara substansial telah mengganggu
lingkungan kerja dan kehidupan rutin. Ketakutan karyawan akan dampak pandemi COVID-
Stagliano - , 2022)
berkembang, perilaku kerja yang inovatif menjadi semakin penting (Woods et.al.,2017) dan
persyaratan penting untuk kelangsungan hidup organisasi (Hon dan Lui, 2016; Kim dan
Koo, 2017; Li dan Hsu, 2016). Para pemimpin saat ini menghadapi lingkungan yang sangat
dinamis di mana perubahan adalah masalah yang konstan. Untuk menghadapi perubahan
secara efektif, pengikut harus berbagi visi pemimpin dan bersedia berkomitmen untuk
mencapai arah pemimpin (Baum dan Locke, 2004; Bolin, 1997; Northouse, 2007)
Salah satu gaya kepemimpinan paling terkenal yang dianggap cocok untuk
lingkungan yang dinamis saat ini dan untuk meningkatkan inovasi adalah Transformational
Leadership. Terlepas dari berbagai teori yang memperdebatkan gaya kepemimpinan yang
tepat untuk perilaku kerja yang inovatif di antara karyawan, penelitian sebelumnya telah
dengan antusias mengubah nilai-nilai pribadi dan konsep diri pengikut, memindahkan
mereka ke tingkat kebutuhan dan aspirasi yang lebih tinggi (Jung et.al.,2008) dan
dari inisiatif Knowledge Management (KM) yang sukses (Kuo dan Young, 2008). Ada tiga
yang lebih baik yang dapat meningkatkan pembelajaran dan pengajaran dan mempercepat
pengembangan dan penelitian (Fullwood dan Rowley, 2017). Terakhir, Knowladge Sharing
memprediksi kinerja organisasi yang tinggi, kapasitas inovasi dan tingkat konversi investasi
(Wang dan Noe, 2010). Meskipun manfaat Knowledge Sharing diketahui, karyawan
mungkin menolak untuk berbagi pengetahuan mereka karena dilema berbagi pengetahuan
(Rhee dan Choi, 2017). Dilema sosial ini adalah ketegangan persaingan antar karyawan
karena Knowledge Sharing yang berharga adalah sumber kekuatan dalam organisasi
Setelah pengetahuan dibagikan, itu menjadi barang publik yang dapat diakses dan
digunakan secara bebas oleh orang lain, termasuk pesaing (Cabrera dan Cabrera, 2002).
Bagi individu karyawan Knowladge Sharing dapat berarti hilangnya daya saing mereka
sendiri (Amayah, 2013), dalam hal ini mereka cenderung menimbun pengetahuan daripada
Innovative Work Behaviour. Namun, tanpa bimbingan iklim yang inovatif, karyawan
mungkin tidak tahu perilaku mana yang bermanfaat bagi organisasi (Yud et.al.,2018) dan
tidak akan dapat menggunakan pengetahuan bersama untuk inovasi. Knowladge Sharing
pada pembelajaran kolektif dan membangkitkan refleksi pada pengetahuan saat ini (Chen
untuk terlibat dalam aktivitas tambahan yang tidak rutin, seperti Innovative Work
implementasi ide-ide baru untuk produk, teknologi, dan metode kerja oleh karyawan (Yuan
dan Woodman, 2010) yang juga mencakup peningkatan prosedur bisnis di area kerja
tertentu. Karena meningkatnya persaingan global, perubahan pasar atau memenuhi harapan
pelanggan, organisasi perlu mengembangkan solusi inovatif untuk memenuhi masalah dan
tantangan yang muncul ini ( Savelsbergh et.al.,2012;Somech dan Khalaili, 2014) yang
karyawannya yang memastikan efektivitas berkelanjutan dan jangka panjang (De Jong dan
Den Hartog, 2010). Dengan menggunakan kemampuan inovatif mereka, karyawan dapat
meningkatkan produk, layanan, dan prosedur kerja yang disebut sebagai perilaku kerja
inovatif.Jansen, 2000).
Companies merupakan salah satu perusahaan besar kontrak perusahaan yang memproduksi
gula tebu, perusahaan ini yang memiliki Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula terbesar di
Indonesia. Tidak dapat dihindari lagi bahwa persaingan bisnis yang semakin ketat di masa
Knowladge Sharing antar karyawan dan karyawan yang memiliki Innovative Work
Leadership ,diharapkan dapat membuat karyawan saling Knowledge Sharing tanpa takut
terhadap karyawan agar unggul secara kompetitif . Karyawan dapat berkontribusi secara
signifikan terhadap Organizational Performance dengan mengembangkan Innpvative Work
meningkatkan produk, layanan, dan prosedur kerja yang disebut sebagai perilaku kerja
Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas maka judul dari penelitian ini
Performance Yang Dimediasi oleh Knowledge Sharing dan Innovative Work Behavior
B. Perumusan Masalah
Dengan demikian berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi perumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
Companies..
D. Manfaat Penelitian
pengetahuan dan membuat inovasi baru di tempat kerja uantuk kinerja perusahaan
2. Peneliti
berbagi pengetahuan dan membuat inovasi baru di tempat kerja dapat memotivasi
diri sendiri di dalam bekerja sehingga pekerjaanyang dilakukan terasa lebih mudah
dan nyaman.
di era pandemic
3. Peneliti Selanjutnya