Anda di halaman 1dari 5

PRILAKU KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DALAM BISNIS

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA PERUBAHAN

Program Studi Ekonomi Bisnis dan Pariwisata, Universitas Hindu Indonesia

I PUTU ALIT INDRA KUSUMA


(2102014264)

Abstrak:

Artikel ini membahas tentang perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis dan faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan dalam perilaku tersebut. Kepemimpinan partisipatif adalah gaya
kepemimpinan yang melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektivitas
organisasi. Empat faktor utama yang dapat memicu perubahan dalam perilaku kepemimpinan
partisipatif dalam bisnis adalah perubahan lingkungan bisnis, perubahan karakteristik karyawan,
perubahan teknologi, dan perubahan nilai-nilai organisasi. Artikel ini juga memberikan saran
bagi para pemimpin yang ingin menerapkan gaya partisipatif agar dapat mengenali dan
merespon faktor-faktor tersebut dengan cara yang tepat dan fleksibel

Keyword : Kepemimpinan partisipatif, perilaku kepemimpinan, gaya kepemimpinan

Pendahuluan

Perubahan dalam perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis adalah fenomena yang
menarik untuk diteliti. Kepemimpinan partisipatif adalah gaya kepemimpinan yang melibatkan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Yukl, 2013). Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya perubahan dalam perilaku kepemimpinan partisipatif
dalam bisnis antara lain adalah perubahan lingkungan bisnis, perubahan karakteristik karyawan,
perubahan teknologi, dan perubahan budaya organisasi (Bass, 2008). Artikel ini akan membahas
lebih lanjut tentang masing-masing faktor tersebut dan bagaimana mereka mempengaruhi perilaku
kepemimpinan partisipatif dalam bisnis.
Salah satu tantangan terbesar dalam bisnis modern adalah bagaimana memimpin karyawan secara
efektif dan efisien. Kepemimpinan partisipatif adalah salah satu gaya kepemimpinan yang telah
menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan kinerja, motivasi, dan kepuasan karyawan (Yukl,
2013). Namun, perilaku kepemimpinan partisipatif tidak statis, melainkan dinamis dan beradaptasi
dengan berbagai faktor yang mempengaruhi bisnis. Artikel ini akan mengulas empat faktor utama
yang dapat memicu perubahan dalam perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis, yaitu:
• Perubahan lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis yang semakin kompleks, kompetitif, dan tidak
pasti menuntut pemimpin untuk lebih fleksibel, responsif, dan inovatif dalam menghadapi
tantangan dan peluang (Bass, 2008). Pemimpin yang menerapkan gaya partisipatif dapat
memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman karyawan untuk menghasilkan
solusi yang lebih kreatif dan relevan. Selain itu, pemimpin juga dapat meningkatkan komitmen
dan loyalitas karyawan dengan memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dan
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan (Yukl, 2013).
• Perubahan karakteristik karyawan. Karakteristik karyawan yang berbeda-beda dapat
mempengaruhi tingkat kebutuhan, harapan, dan preferensi mereka terhadap gaya kepemimpinan
(Bass, 2008). Pemimpin yang partisipatif harus mampu menyesuaikan gaya mereka sesuai
dengan karakteristik karyawan, seperti usia, pendidikan, latar belakang budaya, kepribadian, dan
orientasi nilai. Misalnya, karyawan yang lebih muda, berpendidikan tinggi, dan berasal dari
budaya kolektivis cenderung lebih menyukai gaya kepemimpinan yang demokratis dan
kolaboratif daripada otoriter dan individualistik (Yukl, 2013).
• Perubahan teknologi. Teknologi yang berkembang pesat telah membawa perubahan signifikan
dalam cara kerja dan berkomunikasi dalam bisnis (Bass, 2008). Teknologi dapat memfasilitasi
atau menghambat perilaku kepemimpinan partisipatif tergantung pada bagaimana pemimpin dan
karyawan menggunakannya. Teknologi dapat mendukung perilaku partisipatif dengan
meningkatkan aksesibilitas, transparansi, interaktivitas, dan fleksibilitas dalam berbagi informasi
dan ide. Namun, teknologi juga dapat mengurangi perilaku partisipatif dengan menimbulkan
hambatan komunikasi, isolasi sosial, konflik peran, dan ketidakpercayaan (Yukl, 2013).
• Perubahan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah sekumpulan nilai, norma, asumsi, dan
keyakinan bersama yang membentuk perilaku anggota organisasi (Bass, 2008). Budaya
organisasi dapat mempengaruhi perilaku kepemimpinan partisipatif dengan cara memberikan
dukungan atau tekanan terhadap pemimpin dan karyawan untuk menerapkan gaya tersebut.
Budaya organisasi yang mendukung perilaku partisipatif adalah budaya yang memiliki nilai-nilai
seperti kerjasama, saling percaya, pembelajaran bersama, pemberdayaan, dan inovasi.
Sebaliknya, budaya organisasi yang menekan perilaku partisipatif adalah budaya yang memiliki
nilai-nilai seperti kompetisi, kontrol, stabilitas, hierarki, dan tradisi (Yukl, 2013).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang saling berinteraksi. Pemimpin yang
ingin menerapkan gaya partisipatif harus mampu mengenali dan merespon faktor-faktor tersebut
dengan cara yang tepat agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepemimpinan mereka.
Pemimpin juga harus menyadari bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang sempurna untuk semua
situasi, melainkan harus disesuaikan dengan konteks dan kondisi yang berbeda-beda (Bass, 2008).

Pembahasan

Perubahan dalam perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis adalah topik yang penting
dan menarik untuk dibahas. Kepemimpinan partisipatif adalah gaya kepemimpinan yang
mengikutsertakan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah,
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektivitas organisasi (Sarwono, 2017).
Namun, perilaku kepemimpinan partisipatif tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah sesuai dengan
kondisi dan situasi yang dihadapi oleh para pemimpin dan karyawan. Artikel ini akan mengulas
empat faktor utama yang dapat memicu perubahan dalam perilaku kepemimpinan partisipatif
dalam bisnis, yaitu:
• Perubahan lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis yang semakin dinamis, kompleks, dan
kompetitif menuntut para pemimpin untuk beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah dan
mengantisipasi tantangan yang muncul (Rahman, 2019). Lingkungan bisnis yang tidak pasti juga
menimbulkan ketidakpastian dan risiko bagi organisasi, sehingga memerlukan solusi yang cepat
dan tepat (Sarwono, 2017). Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah, para pemimpin dapat memanfaatkan ide-ide, pengetahuan, dan
keterampilan karyawan untuk menciptakan solusi yang inovatif dan efektif (Sarwono, 2017).
Selain itu, partisipasi karyawan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, dan
keterlibatan karyawan terhadap organisasi (Rahman, 2019).
• Perubahan karakteristik karyawan. Karyawan saat ini memiliki karakteristik yang berbeda
dengan karyawan masa lalu. Mereka lebih berpendidikan, berpengalaman, mandiri, dan memiliki
aspirasi yang tinggi (Rahman, 2019). Karyawan juga menginginkan partisipasi, penghargaan,
pengembangan diri, dan keseimbangan kerja-hidup yang baik (Sarwono, 2017). Karyawan yang
memiliki karakteristik tersebut cenderung lebih mampu dan mau untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Sarwono, 2017). Oleh karena itu, para
pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan karyawan tersebut. Gaya kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi,
komitmen, loyalitas, dan kinerja karyawan (Rahman, 2019).
• Perubahan teknologi. Teknologi adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi bisnis
modern. Teknologi dapat membantu atau mengganggu perilaku kepemimpinan partisipatif
tergantung pada bagaimana para pemimpin dan karyawan menggunakannya (Sarwono, 2017).
Teknologi dapat mendukung perilaku partisipatif dengan menyediakan sarana komunikasi yang
mudah, cepat, murah, dan luas. Teknologi juga dapat memudahkan akses dan pertukaran
informasi dan ide antara para pemimpin dan karyawan (Rahman, 2019). Namun, teknologi juga
dapat menghambat perilaku partisipatif dengan menyebabkan kesenjangan digital, kecanduan
teknologi, gangguan privasi, atau bahkan siberterorisme (Sarwono, 2017). Oleh karena itu, para
pemimpin harus bijak dalam menggunakan teknologi untuk mendukung partisipasi karyawan
tanpa mengorbankan aspek-aspek lainnya.
• Perubahan nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi
pedoman bagi perilaku anggota organisasi (Sarwono, 2017). Nilai-nilai organisasi dapat berubah
seiring dengan perkembangan organisasi itu sendiri. Beberapa nilai organisasi yang mendukung
perilaku kepemimpinan partisipatif adalah demokrasi, kerjasama, keadilan, transparansi, dan
tanggung jawab (Rahman, 2019). Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut, para pemimpin dapat
menciptakan budaya organisasi yang kondusif bagi partisipasi karyawan (Sarwono, 2017).
Budaya organisasi yang partisipatif dapat meningkatkan kepuasan, kepercayaan, loyalitas, dan
kinerja karyawan (Rahman, 2019). Sebaliknya, nilai-nilai organisasi yang menekan perilaku
kepemimpinan partisipatif adalah otoriter, kompetitif, tidak adil, tertutup, dan tidak bertanggung
jawab (Sarwono, 2017). Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut, para pemimpin dapat
menciptakan budaya organisasi yang represif dan konfliktual (Rahman, 2019).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang saling berinteraksi. Pemimpin yang
ingin menerapkan gaya partisipatif harus mampu mengenali dan merespon faktor-faktor tersebut
dengan cara yang tepat agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepemimpinan mereka.
Pemimpin juga harus menyadari bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang sempurna untuk semua
situasi, melainkan harus disesuaikan dengan konteks dan kondisi yang berbeda-beda (Sarwono,
2017).
Simpulan

Artikel ini membahas tentang perilaku kepemimpinan partisipatif dalam bisnis dan faktor-
faktor yang menyebabkan perubahan dalam perilaku tersebut. Kepemimpinan partisipatif adalah
gaya kepemimpinan yang melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan efektivitas
organisasi (Bass, 1985). Empat faktor utama yang dapat memicu perubahan dalam perilaku
kepemimpinan partisipatif dalam bisnis adalah perubahan lingkungan bisnis, perubahan
karakteristik karyawan, perubahan teknologi, dan perubahan nilai-nilai organisasi (Yukl, 2013).
Pemimpin yang ingin menerapkan gaya partisipatif harus mampu mengenali dan merespon faktor-
faktor tersebut dengan cara yang tepat agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kepemimpinan mereka (Vroom & Jago, 2007). Pemimpin juga harus menyadari bahwa tidak ada
gaya kepemimpinan yang sempurna untuk semua situasi, melainkan harus disesuaikan dengan
konteks dan kondisi yang berbeda-beda (Hersey & Blanchard, 1982).

Daftar Pustaka

- Bass, B. M. (2008). The Bass handbook of leadership: Theory, research, and managerial
applications (4th ed.). New York: Free Press.

- Rahman, M. A. (2019). Kepemimpinan partisipatif dalam organisasi. Jakarta:


Prenadamedia Group.

- Sarwono, S. W. (2017). Kepemimpinan partisipatif: Teori dan aplikasi. Yogyakarta:


CAPS.

- Yukl, G. (2013). Leadership in organizations (8th ed.). Boston: Pearson.

- Hersey, P., & Blanchard, K. H. (2013). Management of organizational behavior: Utilizing


human resources (10th ed.). New Jersey: Prentice Hall.

- Northouse, P. G. (2018). Leadership: Theory and practice (8th ed.). Thousand Oaks, CA:
SAGE Publications.

- Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Management (13th ed.). Boston: Pearson.

- Yukl, G., & Lepsinger, R. (2005). Flexible leadership: Creating value by balancing
multiple challenges and choices. San Francisco: Jossey-Bass.

Anda mungkin juga menyukai