Anda di halaman 1dari 13

Nama : Trisiah Setiyowati

NIM : 20231020027

Analisis Terhadap Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja


Berkelanjutan dalam Industri Perhotelan: Sebuah Kajian Literatur Sistematis.

Pendahuluan

Industry perhotelan merupakan salah satu sector ekonomi yang dinamis dan
berpengaruh secara global. Pertumbuhan pesat dalam industry ini tidak hanya mencakup
peningkatan jumlah hotel dan destinasi pariwisata, tetapi juga memunculkan kebutuhan
yang semakin mendalam untuk mencapai kinerja berkelanjutan. Kinerja berkelanjutan
dalam konteks perhotelan bukan lagi sekedar tentang pencapaian keuntungan finansial
jangka pendek, tetapi juga tentang menjaga harmoni dengan lingkungan, budaya dan
masyarakat setempat.

Dalam upaya mencapai tujuan ini, gaya kepemimpinan dalam manajemen hotel
telah menjadi focus utama penelitian dan perhatian praktisi. Kepemimpinan yang efektif
memiliki potensi untuk membentuk arah dan tujuan keberlanjutan dalam operasional
hotel. Namun, pemahaman mendalam tentang bagaimana gaya kepemimpinan
memengaruhi kinerja berkelanjutan masih merupakan tantangan yang relevan dalam
konteks industry perhotelan yang terus berkembang.

Kajian literature ini bertujuan untuk mengisi celah pengethuan dengan


melakukan analisis menyeluruh terhadap temuan-temuandari dua jurnal kunci dalam
literature ilmiah, yaitu A Systematic and Critical review of leadership Syles in
Contemporary Hospitality dan Leadership Syles and Sustainable Performance : A
Systematic Literature Review. Kedua jurnal ini merupakan kontribusi penting dalam
pemahaman tentang peran gaya kepemimpinan dalam mencapai kinerja berkelanjutan
dalam industry perhotelan.

Dalam konteks yang lebih spesifik, kajian ini akan mencari jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan kunci berikut :
1. bagaimana gaya kepemimpinan yang berbeda telah dipelajari dalam
hubungannya dengan kinerja berkelanjutan di industry perhotelan?
2. apa implikasi temuan-temuan tersebut untuk praktik manajemen hotel?
3. adakah kesenjangan pengetahuan yang masih perlu diisi dalam pemahaman kita
tentang peran gaya kepemimpinan dalam konteks kinerja berkelanjutan di
industry perhotelan?

Tujuan utama kajian literature ini adalah untuk memberikan pemahman yang
lebih mendalam tentang gaya kepemimpinan dalam mewujudkan kinerja berkelanjutan
di industry perhotelan. Dengan cara ini, kajian ini diharapkan dapat memberikan
panduan bagi pemimpin hotel, manajer, dan peneliti yang tertarik dalam
mengoptimalkan dampak positif gaya kepemimpinan pada keberlanjutan industry
perhotelan.

Melalui analisis temuan dalam kedua jurnal ini, penulis akan menjelajahi
kontribusi penting yang telah dibuat dalam memahami peran kunci yang dimainkan oleh
gaya kepemimpinan dalam mencapai kinerja berkelanjutan dalam industry perhotelan.
Selanjutnya, penulis akan merinci temuan-temuan ini dan menghubungkannya dengan
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam pendahuluan ini.
Dengan cara ini, penulis berharap dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang
peran gaya kepemimpinan dalam mewujudkan kinerja berkelanjutann dalam industry
perhotelan.

Kajian literatur

Kepemimpinan telah menjadi subjek yang mendalam dalam penelitian ilmu


organisasi dan manajemen (Yamak dan Eyopoglu, 2018). Robbins dan Judge (2015:
410) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sebuah
kelompok agar mencapai visi atau serangkaian tujuan tertentu. Dalam konteks ini, ada
beragam gaya kepemimpinan yang telah dikaji. Gaya kepemimpinan adalah tindakan
atau pendekatan yang dipilih oleh seorang pemimpin untuk memengaruhi pemikiran,
emosi, sikap, dan tindakan individu dalam organisasi, termasuk dirinya sendiri serta
anggota timnya (Hidayati et al., 2021). Dalam penelitian sebelumnya, menyebutkan ada
beragam gaya kepemimpinan yang telah diteliti, termasuk kepemimpinan
transformasional (Khan et al., 2020), kepemimpinan transaksional, kepemimpinan
laissez-faire (Sanstrom dan Reynolds, 2020), dan kepemimpinan berorientasi pelayanan
(Karatepe et al., 2020).

Menurut Bass (1990), seperti yang dibahas dalam artikel "A Systematic and
Critical Review of Leadership Styles in Contemporary Hospitality" yang ditulis oleh
Zakaria Elkhwesky dan rekan-rekannya pada tahun 2022, kepemimpinan
transformasional merujuk pada kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan
perhatian pada kepentingan pengikutnya, memotivasi mereka, menghargai tujuan dan
pandangan yang mereka miliki, serta mendorong mereka untuk mengurus kepentingan
kelompok. Empat dimensi utama dari kepemimpinan transformasional yang
diidentifikasi adalah karisma atau pengaruh yang bersifat ideal, motivasi yang
menginspirasi, stimulasi intelektual, dan perhatian individual (Bass, 1990; Judge dan
Piccolo, 2004). Dalam industry perhotelan, kepemimpinan transformasional dapat
membantu dalam menginspirasi dan memotivasi karyawan, terutama dalam situasi yang
dinamis dan penuh tantangan. Pemimpin transformasional dapat membantu
menciptakan budaya organisasi yang progresif, dimana karyawan merasa terlibat,
termotivasi, dan memiliki tujuan bersama untuk memberikan pelayanan yang luar biasa
kepada tamu.

Dalam industri perhotelan, kepemimpinan transaksional juga dapat digunakan


dalam hal manajemen operasional. Misalnya, pemimpin dapat memberikan penghargaan
kepada karyawan yang memberikan pelayanan unggul kepada tamu, yang dapat
meningkatkan motivasi staf untuk memberikan kinerja yang lebih baik. Namun, gaya ini
mungkin tidak cukup efektif untuk mengatasi tantangan berkelanjutan dan perubahan
dalam industri perhotelan. Hal ini sesuai dengan pandangan Bass (1990), sebagaimana
yang disajikan dalam penelitian oleh Elkhwesky et al. (2022), mengungkapkan bahwa
pemimpin transaksional memiliki beberapa karakteristik, salah satunya adalah
penggunaan penghargaan kontingen, di mana pemimpin memberikan penghargaan
sebagai respons terhadap kinerja dan prestasi karyawan yang baik.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kepemimpinan laissez-faire


berhubungan negatif dengan persepsi efisiensi karyawan (Quintana et al, 2015), modal
psikologis positif (S esen et al, 2019) dan efektivitas kelompok (Whitelaw, 2013).

Hal ini karena laissez-faire adalah non-kepemimpinan, Bass (1997) dan Judge
serta Piccolo (2004), sebagaimana dikutip dalam penelitian oleh Elkhwesky et al.
(2022), menjelaskan bahwa kepemimpinan Laissez-faire sebenarnya merupakan jenis
kepemimpinan yang dapat dianggap sebagai non-kepemimpinan. Ini merujuk pada
kepemimpinan tanpa wewenang, di mana pemimpin cenderung mengabaikan tanggung
jawab, ragu-ragu dalam mengambil tindakan dan keputusan, serta tidak memiliki
perilaku asertif dalam situasi kepemimpinan. Kepemimpinan Laissez-faire sering kali
dapat dikategorikan sebagai bagian dari kepemimpinan pasif atau penghindaran, yang
dapat diukur dengan memperhatikan dua faktor, yaitu manajemen dengan pengecualian
(pasif) dan pola perilaku laissez-faire (Luo et al., 2013; Zopiatis dan Constanti, 2012).
Kepemimpinan Laissez-faire biasanya tidak sesuai dalam industri perhotelan yang
memerlukan pengawasan dan arahan yang ketat. Kehadiran pemimpin yang tidak aktif
atau tidak responsif terhadap kebutuhan tamu atau masalah operasional dapat
berdampak negatif pada pengalaman tamu dan produktivitas karyawan.

Dalam konteks industri perhotelan, kepemimpinan transformasional cenderung


menjadi gaya yang lebih efektif karena dapat membantu dalam mengatasi perubahan
cepat dalam permintaan pelanggan, meningkatkan motivasi karyawan, dan
mempromosikan budaya berorientasi pada pelayanan. Namun, pendekatan yang holistik
mungkin melibatkan berbagai gaya kepemimpinan tergantung pada situasi tertentu.
Kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan berkelanjutan adalah dua gaya
kepemimpinan yang memiliki relevansi signifikan dalam konteks industri perhotelan.

Kepemimpinan berkelanjutan adalah hasil dari penggabungan konsep


pembangunan berkelanjutan dan kepemimpinan. Ini merujuk pada suatu bentuk perilaku
kepemimpinan dan manajemen yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan (Liao, 2022). Pada tahun 2005, Avery memperkenalkan gagasan kepemimpinan
berkelanjutan ke dalam ranah manajemen perusahaan secara pionir. Ia menciptakan konsep
kepemimpinan berkelanjutan yang inovatif dengan merujuk pada perbedaan dampak dari dua
model pembangunan kapitalisme sebagai dasar konsep tersebut. Avery (2005) mengemukakan
bahwa kepemimpinan berkelanjutan mencakup kemampuan untuk membuat keputusan
jangka panjang, mendorong inovasi secara sistematis, membangun tim staf yang setia, serta
menyediakan produk, layanan, dan solusi berkualitas tinggi.

Penelitian yang telah dilakukan mengenai kepemimpinan berkelanjutan telah


mengalami perkembangan, dan beberapa pakar telah menemukan bahwa kepemimpinan
berkelanjutan memiliki dampak positif pada berbagai aspek dalam organisasi. Beberapa
contoh dampak tersebut mencakup komitmen karyawan terhadap organisasi, kepuasan kerja
karyawan (Suriyankietkaew dan Avery, 2014), kepercayaan karyawan terhadap organisasi
(Dalati et al., 2017), kinerja berkelanjutan organisasi (Burawat, 2019; Iqbal et al., 2020a, b),
kinerja keuangan organisasi (Kantabutra dan Thepha-Aphiraks, 2016; Suriyankietkaew dan
Avery, 2016), dan juga ketahanan organisasi (Avery dan Bergsteiner, 2011b). Avery dan
Bergsteiner (2011a, b) telah mengembangkan suatu kerangka kerja kepemimpinan
berkelanjutan yang terdiri dari 23 elemen. Secara keseluruhan, 23 praktik kepemimpinan
berkelanjutan ini dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yang berbeda: praktik dasar, praktik
tingkat tinggi, dan faktor pendorong utama dalam pencapaian kinerja.

Piramida kepemimpinan berkelanjutan ini terdiri dari tiga tingkatan yang berbeda.
Tingkat pertama adalah praktik dasar, yang mencakup 14 aktivitas pokok seperti
pengembangan berkelanjutan setiap karyawan dalam organisasi, upaya untuk membangun
hubungan kerja yang kooperatif, mengadopsi perspektif jangka panjang, dan
mempertimbangkan berbagai tanggung jawab terhadap pemangku kepentingan. Tingkat kedua
adalah praktik tingkat tinggi, yang melibatkan penciptaan manajemen mandiri bagi karyawan,
pemanfaatan kekuatan tim, dan berbagi pengetahuan di seluruh organisasi. Tingkat ketiga
adalah penggerak utama kinerja, yang mencakup inovasi, masukan emosional, dan
memberikan kualitas tinggi dalam semua aspek, yang pada akhirnya meningkatkan
pengalaman pelanggan dan mendorong perkembangan kinerja organisasi.
Puncak piramida merupakan potensi hasil dari penerapan praktik-praktik ini, seperti merek dan
reputasi yang kuat, penciptaan nilai jangka panjang bagi berbagai pemangku kepentingan, dan
sebagainya.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur sistematis
yang bertujuan untuk menganalisis dua jurnal terkait kepemimpinan dalam konteks
industri perhotelan. Dua jurnal yang menjadi fokus utama dalam analisis ini adalah "A
Systematic and Critical Review of Leadership Styles in Contemporary Hospitality"
yang ditulis oleh Zakaria Elkhwesky, Islam Elbayoumi Salem, Haywantee Ramkissoon,
dan Jose-Alberto Castaneda-Garcia, serta diterbitkan pada tahun 2022 melalui situs web
Emerald Insight. Jurnal kedua adalah "Leadership Styles and Sustainable Performance:
A Systematic Literature Review" yang ditulis oleh Katarzyna Piwowar-Sulej dan Qaisar
Iqbal, yang juga diterbitkan pada tahun 2022 dan diakses melalui situs web
ScienceDirect.

Dalam kajian literatur ini, penulis akan melakukan analisis terperinci terhadap
kedua jurnal tersebut dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep penting yang
berkaitan dengan kepemimpinan dalam industri perhotelan dan hubungannya dengan
pencapaian kinerja berkelanjutan. Penulis akan mengidentifikasi temuan-temuan utama
dari kedua jurnal tersebut dan merinci bagaimana pemahaman tentang gaya
kepemimpinan dan dampaknya pada kinerja berkelanjutan telah berkembang dalam
literatur manajemen dan bisnis.

Hasil Temuan

Hasil analisis dari kedua jurnal, "A systematic and critical review of leadership
styles in contemporary hospitality: a roadmap and a call for future research" dan
"Leadership styles and sustainable performance: A systematic literature review,"
memberikan wawasan penting tentang peran gaya kepemimpinan dalam konteks
industri perhotelan dan dampaknya terhadap kinerja berkelanjutan. Berikut adalah
beberapa hasil analisis yang telah ditemukan:
Identifikasi Gaya Kepemimpinan.

Kedua jurnal memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai gaya


kepemimpinan yang digunakan dalam industri perhotelan. Mereka mengidentifikasi
gaya kepemimpinan yang berbeda, seperti transformasional, transaksional, servis, dan
lainnya, dan menganalisis bagaimana setiap gaya kepemimpinan ini dapat
mempengaruhi perilaku dan kinerja anggota tim serta organisasi secara keseluruhan.

Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja.

Kedua jurnal menyoroti hubungan antara gaya kepemimpinan yang berbeda


dengan kinerja organisasi, termasuk aspek-aspek seperti kepuasan karyawan,
keberlanjutan lingkungan, kinerja keuangan, dan reputasi perusahaan. Mereka
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tertentu memiliki dampak yang berbeda pada
berbagai aspek kinerja.

Pentingnya Kepemimpinan Berkelanjutan.

Salah satu temuan yang konsisten dari kedua jurnal adalah pentingnya
kepemimpinan berkelanjutan dalam mencapai kinerja berkelanjutan. Praktik-praktik
kepemimpinan yang mendukung aspek berkelanjutan seperti tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR), keberlanjutan lingkungan, dan etika bisnis, semuanya berkontribusi
positif terhadap kinerja berkelanjutan.

Kesadaran akan Lingkungan.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa pemimpin dalam industri perhotelan harus
memiliki kesadaran yang tinggi tentang dampak lingkungan dari operasi mereka. Gaya
kepemimpinan yang berfokus pada pengelolaan dampak lingkungan dan praktik
berkelanjutan sangat penting dalam konteks ini.

Tantangan dan Peluang untuk Penelitian Masa Depan.

Kedua jurnal mengidentifikasi sejumlah tantangan dan peluang untuk penelitian lebih
lanjut dalam bidang kepemimpinan dan kinerja berkelanjutan. Mereka mengajukan
kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut yang dapat menggali lebih dalam tentang
mekanisme yang mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja
berkelanjutan, serta untuk mengidentifikasi praktik kepemimpinan yang paling efektif
dalam mencapai tujuan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kedua jurnal ini memberikan pemahaman yang


komprehensif tentang peran gaya kepemimpinan dalam industri perhotelan dan
bagaimana praktik kepemimpinan dapat memengaruhi kinerja berkelanjutan. Mereka
juga memberikan arahan untuk penelitian masa depan yang dapat membantu lebih
memahami hubungan ini dengan lebih baik dan mengidentifikasi langkah-langkah
konkret yang dapat diambil oleh pemimpin dalam industri perhotelan untuk mencapai
kinerja berkelanjutan yang lebih baik.

Diskusi:

Hasil analisis dari kedua jurnal ini memberikan wawasan yang signifikan
tentang pentingnya kepemimpinan dalam konteks industri perhotelan dan bagaimana
gaya kepemimpinan dapat berdampak pada kinerja berkelanjutan. Berikut beberapa poin
penting dalam diskusi hasil analisis ini:

Variasi dalam Gaya Kepemimpinan.

Kedua jurnal menggarisbawahi bahwa dalam industri perhotelan, ada variasi yang
signifikan dalam gaya kepemimpinan yang digunakan. Hal ini mencerminkan
kompleksitas industri ini dan peran pemimpin dalam mengelola berbagai aspek yang
berbeda, seperti layanan pelanggan, operasional, dan keberlanjutan.

Pentingnya Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja.

Temuan yang paling penting adalah bahwa gaya kepemimpinan memiliki dampak
langsung pada berbagai aspek kinerja dalam industri perhotelan. Hal ini termasuk
kepuasan karyawan, kinerja keuangan, dan kinerja berkelanjutan. Pemimpin yang
mampu mengadopsi gaya kepemimpinan yang sesuai dengan konteks dan tujuan
organisasi memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kinerja yang lebih baik.
Peran Kepemimpinan Berkelanjutan.

Kedua jurnal menyoroti pentingnya kepemimpinan berkelanjutan dalam mencapai


kinerja berkelanjutan. Ini mencakup kesadaran akan dampak lingkungan dari operasi
perhotelan, tanggung jawab sosial perusahaan, dan praktik bisnis yang etis. Para
pemimpin dalam industri perhotelan perlu memahami bahwa kinerja berkelanjutan
bukan hanya tentang laba, tetapi juga tentang dampak positif yang mereka ciptakan
pada masyarakat dan lingkungan.

Implikasi untuk Praktik Bisnis.

Temuan dari analisis ini memiliki implikasi penting bagi praktik bisnis dalam
industri perhotelan. Para pemimpin perlu mempertimbangkan peran mereka dalam
menciptakan budaya organisasi yang mendukung praktik berkelanjutan. Hal tersebut
melibatkan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang mendalam serta integrasi
prinsip-prinsip berkelanjutan dalam strategi bisnis mereka.

Dalam keseluruhan, hasil analisis dari kedua jurnal ini menegaskan pentingnya
peran pemimpin dalam mencapai kinerja berkelanjutan dalam industri perhotelan.
Praktik kepemimpinan yang berkelanjutan bukan hanya relevan bagi keberhasilan
jangka pendek, tetapi juga untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi organisasi dan
masyarakat secara keseluruhan. Itu juga menegaskan pentingnya penelitian lebih lanjut
untuk terus meningkatkan pemahaman kita tentang peran kepemimpinan dalam
mencapai tujuan berkelanjutan dalam industri ini.

Kesimpulan dan Implikasi Praktik dan Teoritis:

Dari hasil analisis kedua jurnal, "A systematic and critical review of leadership
styles in contemporary hospitality: a roadmap and a call for future research" dan
"Leadership styles and sustainable performance: A systematic literature review," dapat
diambil kesimpulan dan implikasi praktik serta teoritis yang penting:

Kesimpulan Utama: Gaya kepemimpinan memiliki peran signifikan dalam industri


perhotelan. Gaya kepemimpinan yang beragam dapat memengaruhi berbagai aspek
kinerja, termasuk kepuasan karyawan, kinerja keuangan, dan kinerja berkelanjutan.
Kepemimpinan berkelanjutan, yang memprioritaskan tanggung jawab sosial perusahaan
dan keberlanjutan lingkungan, menjadi semakin penting dalam mencapai kinerja
berkelanjutan.

Implikasi Praktik:

- Pemimpin dalam industri perhotelan perlu memahami pentingnya memilih gaya


kepemimpinan yang sesuai dengan konteks dan tujuan organisasi mereka. Hal ini
memerlukan adaptabilitas dalam memilih dan mengimplementasikan gaya
kepemimpinan yang paling efektif dalam situasi tertentu.

- Penting bagi organisasi perhotelan untuk mendukung pengembangan kepemimpinan


yang berkelanjutan melalui pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang
mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan. Pemimpin perlu dilengkapi dengan
pemahaman tentang dampak lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan.

- Organisasi perhotelan juga perlu menciptakan budaya berkelanjutan yang


mendorong praktik berkelanjutan dalam semua tingkatan. Hal ini melibatkan
pengembangan nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang mendukung kinerja
berkelanjutan.

Implikasi Teoritis:

- Temuan dari kedua jurnal ini menggarisbawahi perlunya teori kepemimpinan yang
lebih kontekstual dan fleksibel. Dalam konteks industri perhotelan yang beragam, teori
kepemimpinan yang dapat beradaptasi dengan berbagai situasi dan tantangan menjadi
semakin penting.

- Penelitian lebih lanjut dalam bidang kepemimpinan berkelanjutan perlu fokus pada
pengembangan kerangka kerja teoritis yang lebih mendalam untuk memahami
mekanisme yang mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja
berkelanjutan.
- Penting juga untuk mengintegrasikan teori-teori kepemimpinan dengan teori-teori
berkelanjutan yang ada untuk memahami interaksi yang lebih dalam antara
kepemimpinan dan berkelanjutan.

Dalam keseluruhan, hasil analisis dari kedua jurnal ini menyediakan pemahaman
yang lebih dalam tentang peran kepemimpinan dalam mencapai kinerja berkelanjutan di
industri perhotelan. Implikasi praktik dan teoritisnya memandu organisasi dan peneliti
untuk mengembangkan pemimpin yang efektif dalam konteks berkelanjutan dan
mengembangkan teori kepemimpinan yang relevan dan adaptif.
References
A systematic and critical review of ledership styles in contemporary hospitality: a roadmap and
a call for future research. (2022, february 6). International Journal of Contemporary
Hospitality Management, 1 to 35(1). Retrieved from
https://www.emerald.com/insight/publication/issn/0959-6119

Bass, B.M (1990). “From transactional to transformational leadership: learning to share the
vision. Organizational Dynamics, 18(3), 19-31.

Hidayati, R. N., Giatman, M., & Ernawati, E. (2021, November 21). Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia).
Retrieved from Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti

Judge, T.A. and Piccolo, R.F. (2004). Transformational and transactional leadership: a meta-
analytic. Journal of Applied Psychology, 89(5), 55-768.

Karatepe, O.M., Aboramadan, M. and Dahleez, K.A. (2020). Does climate for creativity mediate
the impact of servant leadership on management innovation and innovative behavior
in the hotel industry? International Journal of Contemporary Hospitality Management,
32(8), 2497-2517.

Khan, N.A., Khan, A.N., Soomro, M.A. and Khan, S.K. (2020). Transformational leadership and
civic virtue behavior: valuing act of thriving and emotional exhaustion in the hotel
industry. Asia Pacific Management Review, 25(4), 216-225.

Liao, Y. (2022, November 7). Sustainable leadership : A literature review and prospects for
future research. Frontiers in Psychology, 13.
doi:https://doi.org/10.3389/fpsyg.2022.1045570

Quintana, T.A., Park, S. and Cabrera, Y.A. ( (2015). Assessing the effects of leadership styles on
employees’. ”, Journal of Business Ethics,, 129 (2), 469-489.

Sesen, H., Sürücü, L. and Maslakcı, A. (2019). “On the relation between leadership and positive
psychological capital in the hospitality industry. International Journal of Business,
24(2), 182-197.

-Sulej, K. P., & Iqbal, Q. (2023, JAnuary 1). Journal of Cleaner Production. Retrieved from
ScienceDirect:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652622041725?via%3Dihub

Yamak, Ö.U. and Eyüpoglu, S Z. (2018). Leadership styles of hotel managers in Northern
Cyprus: which style is dominant? International Journal of Organizational Leadership, 7,
1-11.
Bass, B.M. (1997), “Does the transactional–transformational leadership paradigm transcend
organizational and national boundaries?”, American Psychologist, Vol. 52 No. 2, pp.
130-139.

Luo, Z., Wang, Y. and Marnburg, E. (2013), “Testing the structure and effects of full range
leadership theory in the context of china’s hotel industry”, Journal of Hospitality
Marketing and Management, Vol. 22 No. 6, pp. 656-677

Zopiatis, A. and Constanti, P. (2012), “Extraversion, openness and conscientiousness: the route
to transformational leadership in the hotel industry”, Leadership and Organization
Development Journal, Vol. 33 No. 1, pp. 86-104.

Avery, G. (2005). Leadership for sustainable futures: Achieving success in a competitive world.
Cheltenham: Edward Elgar Publishing.

Suriyankietkaew, S., and Avery, G. C. (2014). Employee satisfaction and sustainable leadership
practices in Thai SMEs. J. Glob. Responsib. 5, 160–173. doi: 10.1108/JGR-02-2014-0003

Dalati, S., Raudeliûnienë, J., and Davidavièienë, V. (2017). Sustainable leadership,


organizational trust on job satisfaction: Empirical evidence from higher education
institutions in Syria. Bus. Manag. Econ. Eng. 15, 14–27. doi: 10.3846/bme.2017.360

Burawat, P. (2019). The relationships among transformational leadership, sustainable


leadership, lean manufacturing and sustainability performance in Thai SMEs
manufacturing industry. Int. J. Qual. Reliab. Manag. 36, 1014–1036. doi:
10.1108/IJQRM-09-2017-0178

Iqbal, Q., Ahmad, N. H., and Halim, H. A. (2020a). How does sustainable leadership influence
sustainable performance? empirical evidence from selected ASEAN countries. Sage
Open 10:2158244020969394. doi: 10.1177/2158244020969394

Iqbal, Q., Ahmad, N. H., Nasim, A., and Khan, S. A. R. (2020b). A moderatedmediation analysis
of psychological empowerment: Sustainable leadership and sustainable performance.
J. Clean. Prod. 262:121429. doi: 10.1016/j.jclepro.2020. 121429

Kantabutra, S., and Thepha-Aphiraks, T. (2016). Sustainable leadership and consequences at


Thailand’s Kasikornbank. Int. J. Bus. Innov. Res. 11, 253–273. doi:
10.1504/IJBIR.2016.077989

Anda mungkin juga menyukai