Anda di halaman 1dari 15

Otonomi Vol.

23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Tranformasional Dan Transaksional Terhadap Kinerja


Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai
Di IAIN Kediri

Zainul Qoim, Eka Askafi, Abu Talkah


Program Studi Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Islam Kadiri
email: zqoim@iainkediri.ac.id

Abstract
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Tranformasional dan Transaksional Terhadap Kinerja
Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai Institut Agama Islam Negeri
Kediri”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
kepuasan kerja, untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja, untuk
mengetahui pengaruh Kepuasaan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja, untuk mengetahui apakah kepuasan kerja
dapat menjadi mediator hubungan antara kepemimpinan transaksioanal dan kinerja, serta untuk mengetahui
apakah kepuasan kerja dapat menjadi mediasi hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja
pegawai di lingkungan IAIN Kediri. Populasi penelitian ini sebanyak 100 orang pegawai IAIN Kediri. Penelitian
dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan untuk metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur
(Path analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja. Gaya kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Hal ini
berarti bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional, diprediksi dapat
meningkatkan kepuasaan kerja karyawan di IAIN Kediri. Kepuasan kerja juga memiliki pengaruh terhadap
variabel kinerja. Artinya dengan adanya kepuasaan kerja yang dialami pegawai di IAIN Kediri, diprediksi akan
meningkatkan kinerja para pegawai yang berkerja di IAIN Kediri. Sebagai variabel intervening, kepuasan kerja
mampu menjadi mediator antar gaya kepemimpinan transaksional dan kinerja karyawan. Pada hasil penelitian ini
juga ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Kepempimpinan Transformasional terhadap
Kepuasaan Kerja. Hal ini berarti bahwa Kepuasan Kerja mampu memediasi penuh hubungan antara
Transformasional dan Kinerja. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional yang
diterapkan dengan baik oleh pemimpin akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi sehingga akan dapat
meningkatkan kinerja karyawan. Namun, jika gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional belum
maksimal yang dilakukan oleh pemimpin akan memberikan kepuasan kerja yang kurang dan tentu juga akan
menurunkan kinerja karyawan.
Keywords: Kepemimpinan Transformasional, Kepemimpinan Transaksional, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja
Karyawan, Intervening, Mediasi

Latar Belakang Teoritis memberikan kontribusi yang terbaik yang


Pendidikan sebagai salah satu motor dimiliki. IAIN Kediri sebagai salah satu
pendorong kemajuan dalam komunitas global organisasi yang berfokus pada pengembangan
yang mengalami perubahan pesat dituntut keilmuan dan Pendidikan keagamaan dengan
untuk dapat melakukan penyesuaian dan 4 fakultas dan 31 prodi serta 538 orang
perubahan. Menurut teori, banyak cara yang pegawai dan sekitar 14.000 orang mahasiswa
dapat dilakukan organisasi/perusahaan untuk tentunya memiliki tantangan yang tidak
dapat meningkatkan kinerjanya, salah satunya mudah dalam mengelola dan memajukan
adalah faktor kepemimpinan (leadership). IAIN Kediri.
Kepemimpinan dalam organisasi sangat Oleh karena itu dalam penelitian ini
penting untuk mencapai tujuan organisasi. penulis melakukan penelitian tentang
Dengan gaya kepemimpinan yang tepat akan pengaruh gaya kepemimpinan transformasial
menemukan berbagai inovasi, terobosan dan dan gaya kepemimpinan transaksional
kebijaka-kebijakan yang strategis yang dapat terhadap kinerja pegawai dengan kepuasan
memacu seluruh aspek organisasi dalam kerja sebagai variabel intervening. penulis

321
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

menganalisis dan meneliti dari aspek pengikut dan pengaruh dari pemimpin
kepemimpinan transformasional dan kepada para pengikut (Yukl, 2010: 304).
transaksional apakah akan berdampak positif
dan signfikan terhadap kinerja pegawai yang Kepemimpinan transformasional
tentunya juga dipengaruhi oleh kepuasan Kepemimpinan transformasional
kerja terhadap apa yang diperoleh pegawai di menurut (Yukl, 2009:290), adalah gaya
Institut Agama Islam Negeri Kediri. kepemimpinan yang menyerukan nilai-nilai
moral dari para pengikut dalam upayanya
Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan kesadaran mereka
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya tentang masalah etis dan untuk memobilisasi
kepemimpinan transformasional energi dan sumber daya mereka untuk
terhadap kepuasan kerja para pegawai mereformasi institusi. Sedangkan (Burn,
IAIN Kediri. 2013:176) mendefinisikan “Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya transformasional merupakan proses dimana
kepemimpinan transaksional terhadap orang terlibat dengan orang lain, dan
kepuasan kerja para pegawai IAIN menciptakan hubungan yang meningkatkan
Kediri. motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin
3. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasaan dan pengikut”.
Kerja berpengaruh terhadap Kinerja
para pegawai di IAIN Kediri. Kepemimpinan transformasional
4. Untuk mengetahui apakah kepuasan Definisi kepemimpinan transaksional
kerja dapat menjadi mediator hubungan menurut Burns (1978) yaitu kepemimpinan
antara kepemimpinan transaksioanal dan yang melakukan transaksi memotivasi para
kinerja pegawai di IAIN Kediri; pengikut dengan menyerukan kepentingan
5. Untuk mengetahui apakah kepuasan pribadi para pengikut (Yukl, 2010:290). Yukl
kerja dapat menjadi mediasi hubungan mengatakan bahwa Gaya Kepemimpinan
antara kepemimpinan transformasional transaksional melibatkan sebuah proses
dan kinerja pegawai di IAIN Kediri pertukaran yang dapat menghasilkan
antusiasme dan komitmen terhadap sasaran
Gaya Kepemimpinan. tugas (Yukl, 2010: 305). Kepemimpinan
Para ahli telah banyak transaksional adalah pemimpin yang
mendefinisikan tentang gaya kepemimpinan, memandu atau memotivasi para pengikut
Dari beberapa definisi diatas dapat mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan
disimpulkan gaya kepemimpinan adalah cara dengan memperjelas persyaratan peran dan
yang disenangi dan digunakan pemimpin tugas (Robbins ,2008:472).
dalam mempengaruhi orang lain. Gaya Bass mendefinisikan kepemimpinan
kepemimpinan yang baik adalah suatu gaya transaksional sebagai model kepemimpinan
yang dapat memaksimumkan produktivitas, yang melibatkan suatu proses pertukaran
kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah (exchange process) dimana para pengikut
menyesuaikan dengan segala situasi yang mendapat reward yang segera dan nyata
berkembang dan nyata. setelah melakukan perintahperintah
Beberapa teori mengenai pemimpin (Bass, 1990:338). “Kepemimpinan
kepemimpinan didasarkan pada ide dari transaksional adalah penukaran suatu nilai
Burns, tetapi telah ada lebih banyak dengan nilai lainnya.”. Kepemimpinan
penelitian empiris mengenai versi teori yang transaksional merupakan sebuah
diformulasikan oleh Bass daripada versi kepemimpinan dimana seorang pemimpin
lainnya. Bass memformulasikan dua jenis mendorong karyawannya untuk bekerja
kepemimpinan yaitu kepemimpinan dengan menyediakan sumber daya dan
transformasional dan transaksional yang penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi,
didefinisikan dalam hal perilaku komponen produktivitas, dan pencapaian tugas yang
yang digunakan untuk mempengaruhi para efektif (Burns, 1978:19). Pemimpin
transaksional mengidentifikasikan keinginan

322
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

atau pilihan bawahan dan membantu mereka kepuasan bagi dirinya sendiri (Robbins dan
mencapai kinerja yang menghasilkan reward judge, 2011: 277).
yang dapat memuaskan bawahan (Gibson et Kepuasan kerja (job satisfaction)
al, 1997:84). karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya
Menurut Robbins dan Judge, Gaya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan
Kepemimpinan Transaksional dapat diukur kedisiplinan karyawan meningkat (Hasibuan,
dengan : 2014:202). Kepuasan kerja (job satisfaction)
1. Memberikan penghargaan untuk kinerja sebagai keadaan emosional yang
yang bagus dan mengakui pencapaian menyenangkan atau tidak menyenangkan
yang di peroleh (contingent reward). dengan mana para pegawai memandang
2. Mengamati dan mencari penyimpangan pekerjaan mereka (Handoko, 2012: 87).
dari aturan-aturan dan standar. Menurut teori pertukaran sosial (Blau;
3. Melakukan tindakan perbaikan. Cropanzano dan Mitchell dalam Bontis et al.,
4. Melakukan perbaikan sistem apa bila 2011) dan norma pertukaran (Gouldner
standar tidak tercapai. dalam Bontis et al., 2011) menerangkan
5. Memberikan kesempatan pada para bahwa individu yang mengalami kepuasan
bawahan untuk tanggung jawab pribadi kerja, dapat meningkatkan usaha mereka dan
(Robbins dan Judge, 2008: 28). menurunkan perilaku-perilaku yang tidak
produktif
Kepuasan Kerja
Setiap orang ingin mendapatkan Kinerja
pekerjaan, karena dengan bekerja ia Kinerja atau performance adalah
mengharapkan mendapat imbalan untuk seperangkat perilaku yang ditunjukkan oleh
menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, seseorang yang berhubungan dengan
seringkali terjadi bahwa mendapatkan pekerjaan mereka atau dalam kata lain tingkat
imbalan saja dirasakan belum cukup. Mereka efisiensi yang diperoleh dalam melakukan
menginginkan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya (Rashidoor, 2014:24) Kinerja
pekerjaannya. Namun demikian, adalah nilai dari perilaku yang nyata sebagai
permasalahannya adalah bagaimana pelaksanaan fungsi-fungsi yang merupakan
menentukan ukuran kepuasan kerja. terhadap kombinasi dari kemampuan, usaha dan
pekerjaan dan imbalan yang sama, kepuasan kesempatan (Fadli et. Al, 2012:683). Kinerja
orang dapat berbeda, orang yang satu dapat merupakan catatan hasil yang diproduksi
merasa puas, sedangkan orang lainnya belum (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu
mendapatkan kepuasan. Kepuasan kerja atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu
adalah hasil persepsi karyawan tentang tertentu (Benardin, 2014:8). Sementara itu
seberapa bagus satu pekerjaan memberikan Kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai
segala sesuatu yang dilihat sebagai sesuatu seseorang berdasarkan persyaratan-
yang penting melalui karyanya (Luthans, persyaratan pekerjaan (job requirement)
2011:141). (Bangun, 2012:231).
Ketika seorang merasakan kepuasan
dalam bekerja tentunya ia akan berupaya Penelitian Sebelumnya
semaksimal mungkin dengan segenap Penelitian-penelitian terdahulu juga
kemampuan yang dimilikinya untuk banyak meneliti mengenai hubungan gaya
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Kepuasan kepemimpinan transaksional dengan kinerja
kerja sebagai perasaan tentang pekerjaan karyawan. Penelitian Koesmono (2017)
seseorang yang dihasilkan dari penilaian mengenai The Effects of Transactional Leadership
karakteristiknya. Kepuasan kerja mengacu on Employees’ Turnover Intention at PT Sumber
pada perasaan individu yang dirasakan oleh Alfaria Trijaya Tbk. (Mini Market Alfamart)
individu tentang prestasi kerjanya East Surabaya Region, Indonesia Using Job
dikembangkan dari evaluasi karakteristik Involvement, Work Motivation, and Job Satisfaction,
pekerjaan sehingga dia bisa memutuskan as Mediating Variables. Hasil penelitian
apakah pekerjaannya dia kerjakan membawa menunjukkan kepemimpinan transaksional

323
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

mempengaruhi keterlibatan kerja. Temuan ini Kepemimpinan Transaksional


menyiratkan bahwa sistem penghargaan yang berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja
diterapkan oleh perusahaan dan apresiasi
terhadap prestasi yang dicapai oleh karyawan 2. Hipotesis 2:
berkontribusi pada peningkatan kinerja Kepemimpinan Transformasional
karyawan. Kepemimpinan transaksional berpangaruh terhadap Kepuasan Kerja
mempengaruhi motivasi kerja menunjukkan 3. Hipotesis 3:
bahwa apresiasi terhadap karyawan. Kinerja Kepuasaan Kerja berpengaruh terhadap
dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Kinerja
Hasil penelitian Titik Rosita (2016) 4. Hipotesis 4:
menunjukkan bahwa kepuasan kerja Kepuasan Kerja memediasi Hubungan
berpengaruh langsung terhadap kinerja antara Kep. Transaksioanal dan Kinerja
karyawan secara positif dan signifikan. 5. Hipotesi 5:
Kepuasan kerja berpengaruh langsung Kepuasan Kerja memediasi Hubungan
terhadap komitmen organisasi secara positif antara Kep. Transformasional dan Kinerja
dan signifikan serta komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan secara Sumber Data
tidak langsung antara kepuasan kerja Data Primer: hasil wawancara dengan pihak-
terhadap kinerja karyawan pihak terkait di IAIN Kediri dan data hasil
penelitian yang berasal dari kuesioner yang
Metode Penelitian disebarkan kepada seluruh responden.
Pendekatan yang digunakan dalam Sampel yang digunakan pada penelitian ini
penelitian ini adalah kuantitatif. Lokasi adalah sebanyak 100 responden yang terdiri
Penelitian di lakukan pada salah satu atas Tenaga pendidik dan tenaga
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri kependidikan. Data Sekunder: berasal dari
yang berada di kota Kediri, yaitu Institut laporan data pegawai, laporan kinerja
Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri yang pegawai, yang relevan dengan topik
berlokasi di Kecamatan Kota, Kota Kediri penelitian. Pengumpulan data dalam
yang beralamat di Jl. Sunan Ampel Nomor 07 penelitian ini dilakukan menggunakan
Ngronggo Kota Kediri. metode survey (angket) yang diberikan
Variabel-variabel yang digunakan kepada responden yang termasuk dalam
dalam penelitian ini adalah Kepemimpinan katogori sampel penelitian. Kuesioner dibuat
Transformasional (X1), Kepemimpinan dalam bentuk hyperlink pada google form
Transaksional(X2), Kinerja Pegawai (Y) dan yang dapat diisi secara online
Kepuasan Kerja (Z) sebagai variable
intervening. Teknik Analisis Data
Kerangka konseptual yang dibangun Dalam penelitian ini SEM (structural
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : equation modelling) dengan pendekatan
partial least square (PLS) menggunakan
software SMART PLS digunakan sebagai
teknik analisi data.
1. Model Pengukuran (Outer Model)
a) Uji Validitas
b) Uji Reliabilitas
2. Model Struktural (Inner Model)
3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
4. Uji Moderasi
Dari kerangka konseptual tersebut dibuat
beberapa hipotesi sebagai berikut: Hasil Dan Pembahasan
1. Hipotesis 1: Identifikasi partisipan dalam
penelitian ini didasarkan pada jenis kelamin
responden, umur responden, dan pendidian

324
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

terakhir di Institut Agama Islam Negeri dikatakan valid apabila nilai outer loadings >
Kediri. 0,7.
1. Deskriptif Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil uji convergent validity pada model
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase penelitian ini termuat pada tabel berikut:
Laki-laki 61 61% Average Variance Extracted (AVE)
Perempuan 39 39%
Variabel (AVE) Ket.
Total Responden 100 100%
Sumber : Data Primer, 2023. Kepuasaan Kerja 0,519 Valid
Kinerja 0,586 Valid
2. Deskriptif Karakteristik Responden Kepemimpinan
Berdasarkan Usia 0,674 Valid
Transaksional
Kategori Usia Frekuensi Prosentase
Kepemimpinan
20 - 30 tahun 17 17% 0,662 Valid
Transformasional
31 - 40 tahun 46 46%
Sumber : Data Diolah, 2023
41 - 50 tahun 25 25%
> 50 tahun 12 12% Dari data yang tertuang dalam tabel
Total Responden 100 100% diatas, dapat diketahui bahwa nilai average
Sumber: Data Primer, 2023. variance extracted (AVE) pada seluruh variabel
penelitian > 0,50. Maka dapat diartikan
3. Deskriptif Karakteristik Responden bahwa seluruh indikator yang dimiliki oleh
Berdasarkan Pendidikan Terakhir setiap variabel pada penelitian ini, termasuk
Pendidikan dalam kategori valid.
Frekuensi Prosentase
Terakhir
S1 19 19% Sedangkan untuk output nilai cross loading
S2 74 74% dalam penelitian ini:
S3 7 7% Kepu-
Kinerja
Kep. Kep.
asaan Trans. Transf.
Total Responden 100 100%
KEP_1 0.615 0.445 0.383 0.358
Sumber: Data Primer, 2023
KEP_2 0.600 0.309 0.455 0.491
Analisis Model Penelitian KEP_3 0.860 0.489 0.615 0.646
PLS sebagai model prediksi tidak KEP_4 0.806 0.442 0.634 0.570
mengasumsikan distribusi tertentu untuk KEP_5 0.685 0.531 0.474 0.487
mengestimasi parameter dan memprediksi
KIN_1 0.472 0.781 0.301 0.302
hubungan kausalitas. Analisis model
penelitian dalam PLS secara prinsip dilakukan KIN_2 0.559 0.819 0.418 0.496
pada dua aspek, yakni model pengukuran KIN_3 0.436 0.777 0.276 0.270
“inner model” dan model struktural “outer KIN_4 0.404 0.726 0.307 0.257
model” (Abdillah dan Hartono, 2016).
KIN_5 0.406 0.713 0.348 0.266
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
KIN_6 0.531 0.773 0.399 0.324
dilakukan dapat disajikan hasil sebagai berikut
: TRNF_1 0.586 0.307 0.658 0.805
TRNF_2 0.605 0.401 0.568 0.862
Model Pengukuran (Outer Model) TRNF_3 0.561 0.331 0.436 0.771
Uji Validitas TRNS_1 0.486 0.368 0.754 0.572
Untuk melihat sebuah indicator dan TRNS_2 0.619 0.413 0.826 0.563
construct dikatakan valid dengan cara, TRNS_3 0.654 0.386 0.861 0.575
melakukan uji convergent validity dan
TRNS_4 0.591 0.315 0.838 0.540
discriminant validity. Sebuah construct
dikatakan valid apabila, nilai average variance Sumber : Data Diolah, 2023
extracted (AVE) ≥ 0,50 dan item indikator

325
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Uji Reliabilitas Coefficients of determination (R2)


Untuk melihat sebuah indicator dikatakan menjelaskan sejauh mana kemampuan akurasi
reliabel dengan cara, melakukan uji internal prediktif dari variabel independen dalam
consistency dan indicator reliability. Indikator menerangkan variasi variabel dependen.
dengan internal consistency yang baik dapat Coefficients of determination memiliki nilai
dilihat pada composite reliability dengan nilai standar antara 0 hingga 1, di mana nilai R2
ambang batas ≥ 0,70. Indicator reliability, yang mendekati 1 menunjukkan tingkat
menjelaskan sejauh mana kesamaan yang akurasi prediktif yang lebih besar. Secara
dimiliki oleh indikator-indikator tersebut umum, nilai R2 diklasifikasikan dalam tiga
dalam menyusun suatu variabel. Untuk bagian, yaitu 0,75 (kuat), 0,50 (moderat), dan
menilai indikator dengan indicator reliability 0,25 (lemah).
yang baik dapat melihat outer loadings Terdapat tiga kategori penilaian terkait
dengan nilai ambang batas ≥ 0,70. coefficients of determination (R2) yakni, R2 > 0,67
= kuat, R2 > 0,33 = moderat, dan R2 > 0,19
= lemah (Chin, 1998). Nilai R Square hasil
bootstraping pada model penelitian ini termuat
dalam tabel berikut ini :
Nilai R Square
R R Square Ketera-
Variabel
Square Adjusted ngan
Kepusaan Moderat
Berdasarkan data di atas, dapat Kerja
0,616 0,608
diketahui bahwa semua variabel dalam Kinerja 0,383 0,376 Moderat
penelitian ini (kepuasan kerja, kinerja,
Sumber : Data Diolah, 2023.
kepemimpinan transaksional, kepemimpinan
transformasional) memiliki nilai cronbach's
Dari data yang tertuang dalam tabel
alpha > 0,6 dan composite reliability > 0,7.
di atas dapat diketahui bahwa nilai coefficients of
Sehingga dapat diartikan bahwa, semua
determination (R2) dari dua variabel dependen
indikator dari masing-masing variabel yang
(kepuasan kerja & kinerja) lebih besar dari
ada dalam penelitian ini mampu secara
0,33.
akurat, konsisten dan tepat melakukan
pengukuran (reliabel).
Sedangkan Predictive Relevance (Q2)
digunakan untuk melihat relevansi prediktif
Model Struktural (Inner Model)
model. Nilai predictive relevance (Q2) yang
Dalam pengujian inner model,
lebih besar dari nol menunjukkan relevansi
terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan
prediksi yang baik dari variabel independen
yakni nilai path coefficients, coefficients of
terhadap variabel dependen dalam model
determination (R2) dan predictive relevance (Q2).
penelitian. Predictive relevance (Q2) dapat
Path coefficients menjelaskan hubungan
dipahami sebagai parameter yang dapat
antar variabel yang telah dibangun pada
digunakan untuk melihat seberapa baik
model penelitian, path coefficients dapat
sebuah model penelitian dalam menghasilkan
dikatakan signifikan jika nilai t-statistics ≥
nilai observasi. Nilai predictive relevance
1,96 untuk dua arah (two tailed) dan ≥ 1,64
pada model penelitian ini, dapat dilihat dari
untuk satu arah (onetailed).
perhitungan Q-square berikut ini :
Q^2 = 1 - (1 – R^21) x (1 – R^22)
= 1 - (1 - 616) x (1 - 0,383)
= 1 - (0,620) x (0,853)
= 1 – 0,529
= 0,470
Sumber : Hasil olah data dengan PLS Berdasarkan hasil kalkuasi,
Ouput Inner Model PLS didapatkan sebauh nilai Q-square untuk
model ini sebesar 0,470 atau 47%. Hal ini

326
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

dapat diartikan bahwa model penelitian ini Kepemimpinan Transformasional


baik, karena mendekati nilai 1 atau 100%. berpengaruh terhadap Kepuasaan Kerja.
Variabel kepemimpinan transformasional
Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan
Ukuran signifikansi keterdukungan kerja . Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value
hipotesis dapat digunakan perbandingan nilai sebesar 0,000 (p-values < 0,05) dan nilai T-
T-table dan T-statistics. Jika nilai T-statistics statistics sebesar 4,498 (T-statistics ≥ 1,64).
lebih besar dibandingkan nilai T-table, berarti Sementara nilai coefficients of correlation
hipotesis diterima. Namun ketika nilai T- (koefisien korleasi) sebesar (0,423). Nilai
statistics lebih kecil dibandingkan nilai T- tersebut masuk dalam kategori moderat.
table, berarti hipotesis ditolak. Untuk tingkat Artinya dengan adanya gaya kepemimpinan
keyakinan 95 persen (alpha 5 persen) maka transformasional yang dilakukan oleh pimpinan
nilai T-table untuk hipotesis dua arah (two- manajemen, diprediksi dapat meningkatkan
tailed) adalah ≥ 1,96 sedangkan untuk kepuasaan kerja karyawan di IAIN Kediri.
hipotesis satu arah (one-tailed) adalah ≥ 1,64
Kepuasaan Kerja berpengaruh terhadap
(Abdillah dan Hartono, 2016).
Kinerja.
Variabel kepuasan kerja memiliki
pengaruh terhadap variabel kinerja . Hal ini
dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0,000
(p-values < 0,05) dan nilai T-statistics sebesar
9,832 (T-statistics ≥ 1,64). Sementara nilai
coefficients of correlation (koefisien korleasi)
sebesar (0,619). Nilai tersebut masuk dalam
kategori moderat. Artinya dengan adanya
kepuasaan kerja yang dialami karyawan di
IAIN Kediri, diprediksi akan meningkatkan
kinerja karayawan yang berkerja di IAIN
Sumber : Hasil olah data dengan PLS Kediri.
Path Coefficients

Data pada table di atas merupakan Uji Moderasi


hasil output dari uji bootsrapping melalui Uji moderasi memiliki tujuan untuk
smartPLS. Data tersebut dapat digunakan melihat peran dari variabel moderasi, apakah
sebagai pijakan untuk menganalisis hipotesis dapat memperlemah atau memperkuat
beserta hubungan antar variabel. pengaruh variabel independe terhadap
variabel dependen. Salah satu alat uji yang
Kepemimpinan Transaksional dapat digunakan adalah software smartPLS.
berpengaruh terhadap Kepuasaan Kerja. Sedangkan cara untuk mengetahui adanya
Variabel kepemimpinan transaksional efek moderasi adalah dengan melihat nilai
memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan signifikansi pada interaksi variabel
kerja . Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value independen dan varaiabel moderasi terhadap
sebesar 0,000 (p-values < 0,05) dan nilai T- variabel dependen. Ketika nilai signifikansi <
statistics sebesar 4,608 (T-statistics ≥ 1,64). 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Sementara nilai coefficients of correlation moderasi yang ada dapat memperlemah atau
(koefisien korleasi) sebesar (0,433). Nilai memperkuat pengaruh variabel independen
tersebut masuk dalam kategori moderat. terhadap variabel dependen.
Artinya dengan adanya gaya kepemimpinan
transaksional yang dilakukan oleh pimpinan Terdapat tiga unsur yang menjadi
manajemen, diprediksi dapat meningkatkan syarat dan harus dipenuhi untuk
kepuasaan kerja karyawan di IAIN Kediri. menunjukkan adanya efek mediasi (Barron &
Kenny, 1986), yaitu; pertama adanya
hubungan yang signifikan antara variabel

327
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

prediktor dan mediator. Kedua, adanya pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
hubungan yang signifikan antara variabel Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan
mediasi dan variabel dependen. Ketiga, transformasional dan gaya kepemimpinan
hubungan antara variabel independen dan transaksional, diprediksi dapat meningkatkan
variabel dependen menjadi tidak signifikan kepuasaan kerja karyawan di IAIN Kediri.
ketika variabel mediator dimasukkan dalam Sementara itu, kepuasan kerja juga memiliki
model. pengaruh terhadap variabel kinerja. Artinya
dengan adanya kepuasaan kerja yang dialami
pegawai di IAIN Kediri, diprediksi akan
meningkatkan kinerja para pegawai yang
berkerja di IAIN Kediri.
Sebagai variabel intervening, ternyata
kepuasan kerja mampu memediasi gaya
Sumber : Hasil olah data dengan PLS kepemimpinan transaksional dan kinerja
karyawan. Dengan kata lain, gaya
kepemimpinan transaksional dan
Uji Mediasi transformasional yang diterapkan dengan
Kepuasaan Kerja mampu memediasi baik oleh pemimpin akan memberikan
secara signifikan hubungan antara kepuasan kerja yang tinggi sehingga akan
Kepemimpinan Transaksional dan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja. Sebaliknya, jika gaya kepemimpinan
Berdasarkan di atas, pengaruh transaksional dan transformasional belum
signifikansi dapat dilihat dari hasil path maksimal yang dilakukan oleh pemimpin
koefisien yang menunjukkan nilai T-statistik akan memberikan kepuasan kerja yang
sebesar 3.774 > 1.96 dan nilai p-value 0.000 kurang dan tentunya juga akan menurunkan
< 0,05. Sehingga, Hipotesis yang menyatakan kinerja para pegawainya.
bahwa Kepuasaan Kerja mampu memediasi
secara signifikan hubungan antara
Kepemimpinan Transaksional dan Kinerja Refferensi :
disimpulkan diterima. Abdillah, W., & Hartono, J. (2016). Partial
Least Square (PLS) Alternatif Structural
Kepuasaan Kinerja mampu memediasi Equation Modeling (SEM) dalam
secara signifikan hubungan antara Penelitian Bisnis. Andi Offset, 21(2015),
Kepemimpinan Transformasional dan 2016.
Kinerja. Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian Suatu
Pengaruh signifikansi dapat dilihat pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka
dari hasil path koefisien pada tabel 4.10 di Cipta
atas, yang menunjukkan nilai T-statistik Armenakis, A. A., & Harris, S. G. (2002).
sebesar 4.017 > 1.96 dan nilai p-value 0.000 Crafting a change message to create
< 0,05. Sehingga, Hipotesis 5 yang transformational readiness. Journal of
menyatakan bahwa Kepuasaan Kerja mampu Organizational Change Management,
memediasi secara signifikan hubungan antara 15(2), 169–183.
Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja https://doi.org/10.1108/095348102104
disimpulkan diterima 23080
Armenakis, A. A., Bernerth, J. B., Pitts, J. P.,
& Walker, H. J. (2007). Organizational
Kesimpulan change recipients’ beliefs scale:
Dari hasil penelitian ini dapat Development of an assessment
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan instrument. Journal of Applied
transformasional berpengaruh signifikan Behavioral Science, 43(4), 481–505.
terhadap kepuasan kerja, dan gaya https://doi.org/10.1177/002188630730
kepemimpinan transaksional juga memiliki 3654

328
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Armenakis, A. A., Harris, S. G., & Feild, H. job satisfaction in the banking sector: A
S. (1999). Making change permanent A review. International review of
model for institutionalizing change management and marketing.Volume
interventions. Research in 4.No. 3.
Organizational Change and Bovey, W. H., & Hede, A. (2001). Resistance
Development, 12, 97–128. to organizational change: The role of
Armentrout, B.W (1996). Have your plans cognitive and affective processes.
for change had a change of plan?, HR Leadership & Organization
Focus, Vol.73 Development Journal, 22(8), 372–382.
Arzi, Soureh, Farahbod, Leyla (2014). Bradley, A. (2011). The Social Organization:
Relation of transformational and How to Use Social Media to Tap the
transactional leadership style with job Collective Genius of Your Customers.
satisfaction. Interdisciplinary Journal of Harvard Business School Press Books,1.
contemporaryResearch in business. Branch, L. A., Lingham, T., dan Lyytinen, K.
Volume 6. No.3. (2013). Change and discomfort in
Ashford, S. J. (1988). Individual Strategies for academia : How far should we stretch
Coping with Stress during in our readiness for change?.
Organizational Transitions. The Journal Proceedings of the Third International
of Applied Behavioral Science, 24(1), Conference on Engaged Management
19–36. Scholarship, 1-15.
Astuti, T., & Mustikawati, R. I. (2013). Burke, W. W. (2011). A perspective on the
Pengaruh Persepsi Nasabah Tentang field of organization development and
Tingkat Suku Bunga, Promosi Dan change: The Zeigarnik Effect. Journal of
Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Applied Behavioral Science, 47(2), 143–
Menabung Nasabah. Nominal, 167.
Barometer Riset Akuntansi Dan Burns, D. D. (1999). The Feeling Good
Manajemen, 2(1). Handbook. Chemistr 1–7.
Bangun, W. (2012).Manajemen Sumber Daya Caruth, J.; Middlebrook, B. & Rachel, F.,
Manusia.Jakarta: Erlangga Overcoming resistance to change,
Bapuuroh, C. B. (2017). Exhibiting resistance Advanced Journal of Management, Vol.
during an organizational transformation: 50, Iss. 3, 1985
The telecommunications industry in Chen, M. J., & Miller, D. (2015).
Ghana. Qualitative Report, 22(7), 1809– Reconceptualizing competitive
1829. dynamics: A multidimensional
Bareil, C., Savoie, A., & Meunier, S. (2007). framework. Strategic Management
Patterns of Discomfort with Journal, 36(5), 758–775.
Organizational Change. Journal of Chin, W. W. (1995). Partial Least Squares Is
Change Management, 7(1), 13–24. To Lisrel As Principal Components.
Bass. 1990. The Implication of Transactional Technology Studies, 2(1995), 315–319.
and Transformational Leadership for Chin, W. W. (1998). The Partial Least
Individual, Team and Organizational Squares Approach to Structural
Development. In R. W. Woodman & Equation Modelling. Modern Methods
W. A. Passmore (eds), Research in for Business Research, 29(2), 295–336.
Organizational Change and Choi, M., & Ruona, W. E. A. (2011).
Development. Greenwich, CT: JAI. Individual readiness for organizational
Beer, M., & Nohria, N. (2000). Cracking the change and its implications for human
Code of Change Cracking the Code of resource and organization development.
Change The Idea in Brief The Idea in Human Resource Development Review,
Practice. Harvard Business Review, 10(1), 46–73.
May-June 2000, 11. Chreim, S. (2006). Managerial frames and
Belias, Dimitrios, Koustelios, Athanasios institutional discourses of change:
(2014). Transformational leadership and

329
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Employee appropriation and resistance. organizational readiness for change:


Organization Studies, 27(9), 1261–1287. Factors related to employees’ reactions
Chung, S. H., Su, Y. F., & Su, S. W. (2012). to the implementation of team-based
The impact of cognitive flexibility on selling. Human Relations, 53(3), 419–
resistance to organizational change. 442.
Social Behavior and Personality, 40(5), Edwards, W. (1954). The theory of decision
735–746. making. Psychological Bulletin, 51(4),
Coghlan, D. (1993). A Person-centred 380–417.
Approach to Dealing with Resistance to Erwin, D. G., & Garman, A. N. (2010).
Change. Leadership & Organization Resistance to organizational change:
Development Journal, 14(4), 10–14. Linking research and practice. In
Coghlan, D., & Rashford, N. S. (1990). Leadership and Organization
Uncovering and Dealing with Development Journal (Vol. 31, Issue 1,
Organisational Distortions. Journal of pp. 39–56).
Managerial Psychology, 5(3), 17–21. Fadli, Uus Md., et. al. (2012). Pengaruh
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Business Research Methods. Twelfth Dosen Universitas
Edition. In Business Research Methods. SingaperbangsaKarawang. Jurnal
Dalpiaz, E., & Di Stefano, G. (2018). A Manajemen, Vol 09, No. 2.
universe of stories: Mobilizing narrative Febriyana, Wanda (2015). Pengaruh kepuasan
practices during transformative change. Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.
Strategic Management Journal, 39(3), Kabepe Cakhara 2015. Jurnal e-
664–696. proceeding of management. Volume 2.
De Jager, P., Resistance to change: a new No.
view of an old problem, The Futurist, Ferreira, A. I., Cardoso, C., & Braun, T.
May-June, Vol. 35, Iss. 3, 2001 (2018). The mediating effects of ego-
De Meuse, K. P., Marks, M. L., & Dai, G. resilience in the relationship between
(2011). Organizational downsizing, organizational support and resistance to
mergers and acquisitions, and strategic change. Baltic Journal of Management,
alliances: Using theory and research to 13(1), 104–124.
enhance practice. In APA handbook of Folger, R., & Skarlicki, D. P. (1999).
industrial and organizational psychology, Unfairness and resistance to change:
Vol 3: Maintaining, expanding, and Hardship as mistreatment. Journal of
contracting the organization. (pp. 729– Organizational Change Management,
768). American Psychological 12(1), 35–50.
Association. Ghozali, I. (2014). Structural Equation
Dent, E. B., & Goldberg, S. G. (1999). Modelling : Metode Alternatif dengan
Challenging “resistance to change.” menggunakan Partial Least Squares
Journal of Applied Behavioral Science, (PLS) (4 Edition). Semarang: Badan
35(1), 25–41. Penerbit Universitas Diponegoro
Dessler, G. (2011), Human Resources Giangreco, A., & Peccei, R. (2005). The
Management, Edisi kedua belas, nature and antecedents of middle
England: Pearson manager resistance to change: Evidence
Doorewaard, H., & Benschop, Y. (2003). from an Italian context. International
HRM and organizational change: An Journal of Human Resource
emotional endeavor. Journal of Management, 16(10), 1812–1829.
Organizational Change Management, Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., and Donnelly,
16(3), 272–286. J.H. (1997).Organisasi: Perilaku -
Drucker, P. F. (2011). The changing world of Struktur - Proses. Penerbit: Binarupa
the executive. New York:Routledge. Aksara.
Eby, L. T., Adams, D. M., Russell, J. E. A., & Gordon, S. S., Stewart, W. H., Sweo, R., &
Gaby, S. H. (2000). Perceptions of Luker, W. A. (2000). Convergence

330
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

versus strategic reorientation: The Hougland, J. G., & Brockner, J. (1989). Self-
antecedents of fast-paced organizational Esteem at Work: Research, Theory, and
change. Journal of Management, 26(5), Practice. Contemporary Sociology,
911–945. 18(5), 717.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Hui, C., & Lee, C. (2000). Moderating effects
Anderson, R. E. (2014). Multivariate of organization-based self-esteem on
Data Analysis Seventh Edition. In organizational uncertainty: Employee
Pearson New International. response relationships. Journal of
Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Management, 26(2), 215–232.
Kuppelwieser, V. G. (2014). Partial least Hultman, K. (1995). Scaling the wall of
squares structural equation modeling resistance. Training and Development,
(PLS-SEM): An emerging tool in 49(10), 15–18.
business research. In European Business Indriantoro, N., & Supomo, B. (2016).
Review (Vol. 26, Issue 2, pp. 106–121). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Handoko, T.H (2012). Manajemen Personalia Akuntansi & Manajemen. In
dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Yogyakarta : Penerbit BPFE.
BPFE. Ivancevich, Jhon.dkk. (2006). Perilaku dan
Harvey Hegarty, W. (1993). Organizational Manajemen Organisasi, Jilid 1. Jakarta:
survival means embracing change. In Erlangga.
Business Horizons (Vol. 36, Issue 6, pp. J. Greenberg, Managing behavior in
1–4). organizations, (USA: Prentice Hall,
Hasibuan, MP. (2014), Manajemen sumber 2005) h. 156
daya manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Jaramillo, F., Mulki, J. P., Onyemah, V., &
Hayes, J. (2014). The Theory and Practice of Pesquera, M. R. (2012). Salesperson
Change Management. In The Theory resistance to change: An empirical
and Practice of Change Management. investigation of antecedents and
Hendarto, A. R., & Prihastuty, R. (2014). outcomes. International Journal of Bank
Resistance to change (studi deskriptif Marketing, 30(7), 548–566.
pada perubahan peraturan di pt. Mitra Joseph F. Hair, J., Hult, G. T. M., Ringle, C.
sentosa plastik industri semarang) M., & Rstedt, M. S. (2014). a prımer on
Abdul. Journal of Social and Industrial partıal least squares structural equation
Psychology, 3(1), 1–5. modelling. In Practical Assessment,
Heyden, M. L. M., Fourné, S. P. L., Koene, Research and Evaluation (V 21,Issue 1).
B. A. S., Werkman, R., & Ansari, S. S. Judge, W., & Douglas, T. (2009).
(2017). Rethinking “Top-Down” and Organizational change capacity: The
“Bottom-Up” Roles of Top and Middle systematic development of a scale.
Managers in Organizational Change: Journal of Organizational Change
Implications for Employee Support. Management, 22(6), 635–649.
Journal of Management Studies, 54(7), Kartono. K. 2011. Pemimpin dan
961–985. Kepemimpinan. PT. Rajawaligrafindo
Holt, D. T., Armenakis, A. A., Feild, H. S., & Persada.Jakarta.
Harris, S. G. (2007). Readiness for Kepemimpinan Transformasional dan
organizational change: The systematic Transaksional Terhadap Kepuasan
development of a scale. Journal of Kerja dan Dampaknya Terhadap
Applied Behavioral Science, 43(2), 232– Kinerja Karyawan.Jurnal Akuntansi,
255. Manajemen Bisnis dan Sektor
Hornung, S., & Rousseau, D. M. (2007). Publik.Volume 5.No. 3.
Active on the job-proactive in change: Kinicki, Angelo., Fugate, M. (2018).
How autonomy at work contributes to Organizational Behavior: A Practical,
employee support for organizational Problem-Solving Approach (2nd). In 2.
change. Journal of Applied Behavioral Koesmono, H.T (2017). The Effects of
Science, 43(4), 401–426. Transactional Leadership on Employees'

331
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Turnover Intention at PT Sumber Luthans, F. (2009). Perilaku Organisasi, Edisi


Alfaria Trijaya Tbk. (Mini Market Sepuluh. Yogyakarta: Andi.
Alfamart) East Suabaya Region, Malhotra, N. K. (2007). Marketing Research:
Indonesia Using Job Involvement, An Applied Orientation, 5th Edition.
Work Motivation, and Job Satisfaction, Prentice-Hall, Inc, New Jersey, USA,
as Mediating Variables. Journal of 212.
Resources Development and Mamesah, Marline Merke, kusumaningtyas,
Management. Volume 29. amiastuti (2012). Pengaruh Gaya
Korman, A. K. (2001). Self-enhancement and Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2011).
self-protection: Toward a theory of Manajemen Sumber Daya Manusia
work motivation. In Work motivation in Perusahaan. Bandung : Remaja
the context of a globalizing economy. Rosdakarya
Kotter, J. P., & Schlesinger, L. A. (1979). Mankiw, N. G. (2012). Principles of
Choosing strategies for change. Harvard Economics 6th Edition. In Cengage
Business Review, 57(2), 106–114. Learning.
Kotter, J. P., & Schlesinger, L. A. (2008). Martiwi Tien, dkk.2012. Manajemen Sumber
Choosing Strategies for Change - Daya Manusia, Edisi Pertama, Catakan
Harvard Business Review. Harvard Pertama. Jakarta: Erlangga.
Business Review, 86(7/8), 130–139. Matlin, M. W. (1995). Psychology (2nd ed.).
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2014). Perilaku Harcourt Brace College Publishers
Organisasi. Edisi 9. Buku 1. In Jakarta: McAllister, D. J., & Bigley, G. A. (2002).
Salemba Empat. Work context and the definition of self:
Lau, C.-M., & Woodman, R. W. (1995). How organizational care influences
Understanding Organizational Change: organization-based self-esteem.
A Schematic Perspective. Academy of Academy of Management Journal, 45(5),
Management Journal, 38(2), 537–554. 894–904.
Leavy, P. (2017). Research design : Mckay, K. a. (2012). The Effect of
quantitative, qualitative, mixed methods, Commitment, Communication and
arts-based, and community-based Participation on Resistance to Change.
participatory research approaches. In New Zealand Journal of Psychology,
The sage Dictionary of social research 42(2), 29–40.
methods. Meaney, M., & Pung, C. (2008). McKinsey
Lewin, K. (1947). Frontiers in Group global results: Creating organizational
Dynamics: II. Channels of Group Life; transformations. The McKinsey
Social Planning and Action Research. Quarterly, 7(3), 1–7 (7).
Human Relations, 1(2), 143–153. Miller, A. R., & Yeager, R. J. (1993).
Lines, R. (2004). Influence of participation in Managing change: A corporate
strategic change: resistance, application of rational-emotive therapy.
organizational commitment and change Journal of Rational-Emotive and
goal achievement. Journal of Change Cognitive-Behavior Therapy, 11(2), 65–
Management, 4(3), 193–215. 76.
Lok, P., Crawford, J. (2004). The effect of Moeheriono.(2012), Pengukuran Kinerja
organizational culture and leadership Berbasis Kompetensi.Depok: PT. Raja
style on job satisfaction and Grafindo Persada.
organizational commitment: A cross- Mohammad, Shahhosseini, Silong Abu Daud,
national comparison. The Journal Arif Ismi Ismail. (2013). Relationship
ofManagement Development, 23(4), Between Transactional,
321-338. Transformational Leadership Styles,
Lovelock, C., & Wirtz, J. (2014). Services Emotional Intelligence and Job
Marketing: People, Technology, Performance. International Refereed
Strategy. In Pearson. Research Journal. Volume 4 Issue 1.

332
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Muhammad, Reidy, Djudi, Mochamad, sebagai Variabel Mediasi di PT Telkom


Mayowan, Yuniadi (2016). Pengaruh Ind onesia. Jurnal Administrasi Bisnis.
Gaya kepemimpinan Transformasional Volume 39. No. 1.
dan Transaksional Terhadap Kepuasan Pardo Del Val, M., & Martínez Fuentes, C.
Kerja Karyawan CV Kalingga Jaya (2003). Resistance to change: a literature
Jakarta. Jurnal administrasi bisnis, review and empirical study. In
Volume 35. No.1. Management Decision (Vol. 41, Issue 2,
Munawaroh. (2011). Pengaruh Gaya pp. 148–155).
Kepemimpinan Transformasional dan Pettigrew, A. M., Woodman, R. W., &
Transaksional terhadap Kinerja Guru. Cameron, K. S. (2001). Studying
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. No. 2. organizational change and development:
Murvi, Dikki (2015), pengaruh Gaya Challenges for future research. Academy
Kepemimpinan Transformasional of Management Journal, 44(4), 697–713.
Terhadap Kinerja Karyawan di The Piderit, S. K. (2000). Rethinking resistance
Palais Dago Hotel. E-proceedingof and recognizing ambivalence: A
management. Volume 2. No.1. multidimensional view of attitudes
Mutihac, R. (2010). Managing resistance and toward an organizational change. In
the use of internal communication in Academy of Management Review (Vol.
organizations undergoing change. 25, Issue 4, pp. 783–794).
Aarhus School of Business, August, 74. Pierce, J. L., & Gardner, D. G. (2004). Self-
Nazir. (2004). Metode Penelitian. Metode esteem within the work and
Penelitian, 5, 231. organizational context: A review of the
Nindyati, A. . (2016). Kajian Resistance to organization-based self-esteem
Change Dan Perceived Organizational literature. Journal of Management, 30(5),
Support (Studi Empiris Pada Karyawan 591–622.
Perusahaan Swasta di Bandung). Pierce, J. L., Gardner, D. G., Dunham, R. B.,
INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. & Cummings, L. L. (1993). Moderation
7 No., 107–121. By Organization-Based Self-Esteem of
Novitasari, Putri (2016). Pengaruh Gaya Role Condition-Employee Response
Kepemimpinan Transformasional dan Relationships. Academy of Management
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Journal, 36(2), 271–288.
Karyawan. Jurnal ilmu dan riset Prasetyo. (2014). Dampak Kebijakan
manajemen. Volume 5. No. 9. Akreditasi Perguruan Tinggi Terhadap
Nugroho, Bhuono Agung.2005. Memilih Daya Saing (Competitiveness)
Metode Statistik Penelitian Dengan Perguruan Tinggi Swasta di Kabupaten
SPSS.Yogyakarta : ANDI Kebumen. Jurnal Fokus Bisnis (Vol. 13).
Oreg, S. (2006). Personality, context, and Probst, G., & Raisch, S. (2005).
resistance to organizational change. Organizational crisis: The logic of
European Journal of Work and failure. In Academy of Management
Organizational Psychology, 15(1), 73– Executive (Vol. 19, Issue 1, pp. 90–105).
101. Pugh, D. (1993). Understanding and
Ouedraogo, N., & Ouakouak, M. L. (2018). Managing Org.l Change. In Journal of
Impacts of personal trust, Public Health Management and Practice
communication, and affective (Vol. 16, Issue 2, pp. 167–173).
commitment on change success. Journal Rafferty, A. E., Jimmieson, N. L., &
of Organizational Change Management, Armenakis, A. A. (2013). Change
31(3), 676–696. Readiness: A Multilevel Review. Journal
Pambudi, Didit Setyo, Mukzam Djudi, of Management, 39(1), 110–135.
Nurtjahjono, Gunawan Eko (2016). Robbins, P.S dan Judge, A.T. (2017),
Pengaruh Gaya kepemimpinan Organizational Behavior, Edisi ketujuh
Transformasional Terhadap Kinerja belas, England: Pearson.
Karyawan melalui Kepuasan Kerja

333
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Robbins, Stephen P., & Judge, T. A. (2017). Academy of Management Annals, 12(2),
Organizational Behavior (17th) Edition. 752–788.
In Pearson Education Limited. Strebel, P. (1996). Why Do Employees Resist
Robert Kreitner & Angelo Kinicki, Perilaku Change? - Harvard Business Review.
Organisasi, Terjemahan Suandi Havard Business Review, 74(3), 86–92.
(Jakarta: Salemba Empat, 2003), h. 84 Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian
Rorimpandey, Lidya (2013). Gaya Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In CV
Kepemimpinan Transformasional, Alfabeta.
Transaksional, Situasional, Pelayanan Sullivan, M. F., & Guntzelman, J. (1991). The
dan Autentik Terhadap Kinerja Pegawai grieving process in cultural change. The
Kelurahan di Kecamatan Bunaken Kota Health Care Supervisor, 10(2), 28–33.
Manado. Jurnal EMBA. Volume 1. Tandelilin, E. (2013). Keberhasilan
No.4. Melakukan Perubahan Melalui Adkar
Rosita, Titik (2016). Pengaruh Kepuasan Model. Sosial & Humaniora, 7(1), 36.
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Valdo Sutanto, Michael (2018). Pengaruh
Dengan Komitmen Organisasional Kepemimpinan Transaksional Terhadap
Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan
ilmu dan riset manajemen. Volume 5. Kerja Karyawan Divisi Sales Dealer
No. 1. Mobil Surabaya. Jurnal AGORA Vol. 6,
Russ, T. L. (2008). Communicating Change: No. 2 (2018)
A Review and Critical Analysis of Van Dam, K., Oreg, S., & Schyns, B. (2008).
Programmatic and Participatory Daily work contexts and resistance to
Implementation Approaches. Journal of organisational change: The role of
Change Management, 8(3-4), 199–211. leader-member exchange, development
Saputra, Agus Tunggal, Bagia, I wayan, climate, and change process
Yulianthini, Ni Nyoman (2016). characteristics. Applied Psychology,
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas 57(2), 313–334.
Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan. Vince, R., & Broussine, M. (1996). Paradox,
Ejurnal Bisma universitas Pendidikan defense and attachment: Accessing and
Ganesha. Volume 4. working with emotions and relations
Schein, E. (2017). Organizational Culture and underlying organizational change.
Leadership Organizational Culture and Organization Studies, 17(1), 1–21.
Leadership. Wiley & Sons, Inc., Idd,3–4. Walters, L. H., & Corey, G. (1980). Theory
Schlesinger, H. J. (1982). Resistance as and Practice of Counseling and
Process. In Resistance (pp. 25–44). Psychotherapy. Family Relations, 29(1),
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016a). Research 133.
methods for business : a skill-building Wanberg, C. R., & Banas, J. T. (2000).
approach / Uma Sekaran and Roger Predictors and outcomes of openness to
Bougie. In Nucleic Acids Research (Vol. changes in a reorganizing workplace.
34, Issue 11). Journal of Applied Psychology, 85(1),
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016b). Research 132–142.
Methods For Business. A Skill Builing Weiner, B. J. (2009). A theory of
Approch. 7th Edition. Book. organizational readiness for change.
Sheerer, E. T., Ellis, A., & Harper, R. A. Implementation Science, 4(1).
(1976). A New Guide to Rational Wong, K. K. (2013). Partial Least Squares
Living. The Family Coordinator, 25(2), Structural Equation Modeling.
196. Marketing Bulletin, 24(1), 1–32.
Stouten, J., Rousseau, D. M., & De Cremer, Wuradji. 2008. The Educational Leadership
D. (2018). Successful organizational (Kepemimpinan Transformasional).
change: Integrating the management Yogyakarta : Gama media
practice and scholarly literatures.

334
Otonomi Vol. 23 Nomor 2 Edisi Oktober 2023

Yukl, Gary (2009), Kepemimpinan Dalam


Organisasi, Edisi Indonesia (kelima).
Cetakan kedua. Jakarta: PT indeks.

335

Anda mungkin juga menyukai