Anda di halaman 1dari 8

JAWABAN:

Tipe-Tipe Anggaran

1. Ceiling Budget

Tipe anggaran yang dipakai untuk tujuan-tujuan pengawasan dinamakan Ceiling


Budget. Anggaran jenis ini mengawasi suatu instansi secara langsung dengan cara
menentukan suatu batas-batas pengeluaran melalui peraturan penggunaan/pemberian, atau
secara tidak langsung dengan cara membatasi suatu penghasilan instansi pada sumber yang
diketahui dan jumlah yang terbatas.

2. A Line-Item Budget

Tipe ini menggolongkan sebuah pengeluaran-pengeluaran berdasarkan jenis, dipakai


untuk mengawasi jenis-jenis pengeluaran dan juga jumlah totalnya.

3. Performance and Program Budgets

Tipe ini berguna untuk menspesifikasi kegiatan-kegiatan atau program-program yang


berdasarkan mana dana digunakan, dan dengan cara demikian membantu dalam evaluasinya.
Dengan cara memisahkan pengeluaran-pengeluaran berdasarkan fungsi (seperti kesehatan
atau keamanan public) atau berdasarkan jenis pengeluaran (seperti kepegawaian dan
peralatan) atau berdasarkan sumber penghasilan seperti pajak kekayaan atau biaya-biaya
pemakaian (user fees), para administrator dan para anggota legislatif dapat mendapatkan
laporan-laporan yang tepat mengenai suatu transaksi-transaksi keuangan, untuk
mempertahankan baik efisiensi ke dalam maupun pengawasan dari luar.

https://www.gurupendidikan.co.id/anggaran/

2. Penyedia pelayanan kesehatan,dimana pada penyedia pelayanan kesehatan ini yang


berperan di dalamnya yaitu tenaga kesehatan, sedangkan pada pemakai jasa pelayanan yang
meliputi di dalamnya yaitu masyarakat.

1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dibebankan secara langsung kepada
objek biaya atau produk. Gaji karyawan termasuk kedalam biaya langungs yang
menghasilkan suatu produk, dan mencakup bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi
barang tertentu. Dalam konteks tertentu, biaya langsung mencakup manfaat dan program
karywan, peraltan, perjalanan, dan layanan konsultan.

Jenis-jenis pengeluaran yang termasuk biaya langsung (direct cost) adalah:

a. Biaya Material

Biaya material yaitu biaya yang mencakup pembelian bahan dan material yang dihitung
dengan analisis harga satuan.

Hal yang harus diperhitungkan dalam biaya material yaitu bahan sisa, harga loco atau franco,
harga terbaik, dan cara pembayaran ke supplier.

b. Biaya Upah Buruh

Biaya upah buruh yaitu pembayaran upah pekerja yang diperhitungkan terhadap satuan item
dan biasanya sudah memiliki standar harga satuannya.

Dalam memperhitungkan biaya upah buruh perlu diperhatikan hal seperti perbedaan antara
harian atau borongan, kapasitas kerja, asal dari mana buruh datang, serta mempertimbangkan
undang-undang buruh yang berlaku.

c. Biaya Peralatan

Biaya peralatan atau equipment adalah biaya terhadap peralatan untuk melaksankan
pekerjaan konstruksi.

Untuk menghitung biaya ini perlu diperhatikan beberapa hal seperti; ongkos keluar masuk
gudang, ongkos buruh pengoperasi, dan biaya operasi jika perlatan merupakan barang
sewaan, depresiasi, reparasi, pemeliharaan, dan ongkos mobilisasi jika peralatan bukan
barang disewa.

2. Biaya Tidak Langsung


Biasanya biaya langsung mudah ditetapkan, namun biaya tidak langsung seringkali jauh lebih
mudah. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan dan
dibebankan secara langsung dengan unit yang diproduksi.

Umumnya, biaya tidak langsung mencakup listrik dan utilitas, distribusi dan penjualan,
pemeliharaan gedung, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kantor.

Hal tersebut membuat biaya tidak langsung dianggap sebagai biaya bisnis.

Berikut adalah jenis-jenis pengeluaran yang termasuk biaya tidak langsung (indirect cost):

a. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga adalah biaya yang disiapkan untuk kejadian yang mungkin akan
terjadi atau mungkin tidak terjadi. Misalnya seperti, jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu
akan ada biaya khusus untuk mengatasinya. Biaya tak terduga biasanya diperkirakan antara
0,5 hingga 5% dari biaya total proyek. Di bawah ini adalah hal-hal yang termasuk dalam
biaya tak terduga.

Ketidakpastian subjektif, yang mana ada interpretasi yang subjektif terhadap sesuatu seperti
penggunaan bahan tertentu yang bisa diartikan berbeda oleh pekerja. Adanya kesalahan,
misalnya seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau kontraktor melakukan kesalahan
dalam pekerjaannya. Ketidakpastian objektif, yaitu ada ketidakpastian perlu atau tidaknya
suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek di luar kemampuan manusia. Misalnya,
pemasangan sheet pile untuk pondasi yang ditentukan oleh tinggi rendahnya muka air tanah.
Variasi efisiensi, artinya ada atau tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti material, buruh,
dan peralatan.

b. Biaya Overhead

Yaitu biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan proses berjalannya proyek
namun tetap harus dimasukkan dalam anggaran agar proyek berjalan dengan baik.

Biaya overheard dikelompokkan menjadi 2 jenis biaya yaitu;

 Overhead lapangan, terkait biaya personil lapangan, gudang, kantor lapangan,


penerangan, transportasi, izin bangunan, biaya kualitas kontrol, dan lainnya.
 Overhead kantor, berkaitan dengan biaya sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai,
izin usaha, referensi bank, dan lainnya.

c. Profit / Keuntungan

Yaitu semua hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini tidak
sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian, ditambah pula
dengan adanya faktor risiko bisnis. Dalam beberapa kasus, cukup sulit untuk bisa
mengklasifikasikan biaya sebagai biaya langsung atau tidak langsung. Seperti contohnya,
pembelian bahan baku untuk produksi barang tertentu adalah biaya langsung. Sedangkan, jika
pembelian bahan baku dalam jumlah besar dan menuju daerah bisnis lainnya, hal ini
dianggap sebagai biaya tidak langsung.

https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-langsung-dan-tidak-langsung/#:~:text=Biaya
%20langsung%20(direct%20cost)%20adalah%20biaya%20yang%20dapat%20dibebankan
%20secara,diperlukan%20untuk%20memproduksi%20barang%20tertentu

3.Capital expenditure (pengeluaran modal)

Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam

rangka memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif

aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap. Biaya-biaya ini biasanya

dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar (material), namun tidak sering terjadi. Contoh

dari pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membeli aset tetap,

tambahan komponen aset tetap yang ada, dengan tujuan untuk memperoleh masa manfaat,

meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan atau memperpanjang masa manfaat dari aset tetap

terkait. Dengan kata lain, pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak

dibebankan langsung sebagai beban dalam laporan laba-rugi, melainkan dikapitalisasi

terlebih dahulu sebagai aset tetap di neraca, karena pengeluaran-pengeluaran ini akan

memberikan manfaat bagi perusahaan di masa mendatang (lebih dari satu tahun).

Capital expenditure (pengeluaran modal) yaitu apabila manfaat dari adanya pengeluaran
tersebut baru dapat dinikmati pada periode akuntansi berikutnya dan pengeluaran ini akan
dibebankan pada periode akuntansi yang bisa menikmati manfaat tersebut (Pricilia, 2016).
Pengeluaran modal (capital expenditure) dalam kamus edisi lengkap merupakan pengeluaran
yang digunakan untuk mendapatkan atau menyempurnakan aktivitas modal, seperti bangunan
dan peralatan atau pengeluaran dana-dana oleh perusahaan yang diharapkan menghasilkan
manfaat selama periode waktu yang lebih dari satu tahun (Sumadji, 2013:135).

4. Revenue expenditure (pengeluaran pendapatan)

Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang hanya akan

memberikan manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan ini
tidak. akan dikapitalisasi sebagai aset tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan
sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi
(dikeluarkan). Contoh dari pengeluaran ini adalah beban untuk pemeliharaan dan perbaikan
aset tetap. Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan aset tetap agar
selalu berada dalam kondisi operasional yang baik, dikenal sebagai beban pemeliharaan,
contohnya adalah pengeluaran untuk pengecatan dinding bangunan, penggantian pelumas
mesin, dan sebagainya. Pengeluaran beban untuk pemeliharaan ini adalah hal yang biasa,
terjadi berulang, biasanya dalam jumlah uang yang kecil (tidak material), dan tidak akan
meningkatkan efisiensi, kapasitas, atau memperpanjang masa manfaat dari aset tetap terkait,
oleh karena itu akan segera dicatat sebagai beban ketika terjadi. Sedangkan
pengeluaranpengeluaran yang dilakukan untuk mengembalikan aset tetap ke kondisi
operasional yang baik setelah adanya kerusakan dan atau untuk mengganti komponen aset
tetap yang rusak, dikenal sebagai beban perbaikan. Pengeluaran untuk beban perbaikan ini
juga adalah hal yang biasa, biasa terjadi berulang, biasanya dalam jumlah yang kecil (tidak
material), dan tidak akan meningkatkan efisiensi, kapasitas, atau memperpanjang masa
manfaat dari aset tetap terkait, oleh karena itu juga akan segera dicatat sebagai beban ketika
terjadi (Hery,

2013:270).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/viewFile/
18531/18059#:~:text=2.4.&text=Pengeluaran%20modal%20(capital%20expenditure)
%20adalah,memperpanjang%20masa%20manfaat%20aset%20tetap

4. Biaya Variabel (Variable Cost)


Pengertian biaya variabel adalah jenis beban yang mengalami fluktuasi atau bervariasi
sesuai dengan jumlah output yang diproduksi. Variable Costs akan meningkat ketika volume
produksi meningkat, dan turun ketika volume produksi menurun. Makin besar volume
penjualan, makin besar pula beban yang harus dikeluarkan.

Contoh: Jika bahan kulit sepatu adalah Rp2.000 per pasang dan beban karyawan adalah
Rp500 per sepatu, maka biaya produksi 1 pasang sepatu adalah Rp2.500.

Jika 1 hari= 10 sepatu x 2500 = 25.000

Jika 1 hari= 20 sepatu x 2500 = 50.000

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Jenis beban yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Jenis memiliki
dua karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas
tertentu dan cost per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya
rendah maka fixed cost tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi fixed cost per unitnya
rendah.

Contoh:

 Gaji karyawan toko komputer per bulan adalah Rp800.000. Jika dalam satu bulan
toko tersebut hanya melayani 10x pembelian atau 30x, gaji karyawan tersebut tetap
Rp800.000. Gaji tetap tersebut yang disebut sebagai fixed cost.

 Biaya semi variabel memiliki sifat tetap dalam tingkatan produksi atau konsumen
tertentu. Namun, biaya ini menjadi biaya variabel ketika tingkat produksi melebihi
standar yang ditentukan.

Artinya, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, dan semakin rendah
volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Perlu diketahui bahwa kenaikan atau
penurunan dari biaya semi variabel ini tidak proporsional dengan perubahan kegiatan
operasional suatu perusahaan. Sehingga sewaktu-waktu dapat berubah. Biaya semi variabel
yang tetap rendah banyak diminati oleh perusahaan sebab memiliki titik impas yang rendah
pula.Biaya semi variabel memiliki sifat tetap dalam tingkatan produksi atau konsumen
tertentu. Namun, biaya ini menjadi biaya variabel ketika tingkat produksi melebihi standar
yang ditentukan.
Contoh :

 Dari biaya semi variabel perusahaan adalah biaya lembur. Sebab, gaji karyawan
adalah biaya tetap yang digabung dengan biaya variabel. Saat karyawan perusahaan
lembur, misalnya, penggunaan Internet akan melebihi standar yang ditentukan. Faktor
inilah yang mengakibatkan timbulnya biaya tambahan atas penggunaan yang
melampaui batas yang sudah ditentukan.
 Biaya Penutupan (Shutdown Cost): biaya tetap yang akan dibebankan ketika
perusahaan tidak melakukan aktivitas produksi.

https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-biaya-jenis-jenis-dan-klasifikasi-dalam-
akuntansi-adalah/

1. Biaya Manufaktur: Biaya ini berhubungan dengan produksi suatu barang, merupakan
jumlah dari biaya BB, TK langsung dan FOH

2. Biaya Pemasaran: biaya yang dibebankan di dalam penjualan suatu barang atau jasa
dari keluarnya barang dari gudang sampai ke tangan pembeli.

3. Biaya Administrasi: biaya yang dibebankan untuk mengarahkan, mengawasi dan


mengoperasikan suatu perusahaan dan memasukkan gaji yang dibayar untuk manajemen
serta staff pembukuan.

1.Biaya Produk: Biaya yang secara langsung dapat diidentifikasikan sampai ke produk
jadi, meliputi biaya bahan langsung, TK langsung dan FOH.

2. Biaya Periodik: Biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk dan
karenanya tidak dimasukkan dalam unsur persediaan.

1. Biaya Rekayasa: taksiran unsur biaya yang dibebankan dengan jumlahnya yang paling
tepat dan wajar.

2. Biaya Kebijakan/discretionary Cost: semua unsur biaya yang jumlahnya bervariasi


sesuai dengan kebijakan manajer pusat pertanggungjawaban.

3. Biaya Komite/Sunck Cost: biaya yang merupakan konsekuensi komitmen yang


sebelumnya telah dibuat dan yang tidak dapat dihindarkan.
https://www.slideshare.net/arybboys/mk-7-klasifikasibiaya

Anda mungkin juga menyukai