Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Styrofoam adalah limbah yang tidak mudah diuraikan oleh tanah dan jika dibakar, asap
yang dihasilkan oleh pembakaran styrofoam bisa berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu asap
yang ditimbulkan juga bisa menimbulkan polusi udara dan berpotensi menimbulkan gas rumah
kaca. Jika dibuang sembarangan, limbah Styrofoam akan bermuara ke laut dan merusak
ekosistem laut. Meski menjadi musuh bagi lingkungan, styrofoam tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, mulai dari pembungkus makanan hingga pembungkus barang elektronik.
Sampah styrofoam ini masih bisa dipakai sebagai bahan baku batako yang sudah pasti
ramah lingkungan. Bahan baku styrofoam memang mendapat porsi lebih banyak dibandingkan
dengan bahan baku lainnya. Komposisinya 45% styrofoam, 40% pasir, dan 15% semen. batako
ini juga tahan gempa, karna mempunyai berat yang ringan sehingga berat struktur berkurang,
maka beban gempa yang bekerja juga akan lebih kecil sehingga struktur akan lebih aman dan
sangat cocok untuk perumahan di daerah gempa.
Beberapa persyaratan untuk beton ringan struktur yaitu mempunyai berat jenis antara
1400-1800 kg/m3 dan kuat tekannya > 17,5 MPa. dengan penambahan styrofoam pada beton
membuat campuran adukan beton memiliki kemudahan pengerjaan (workability) yang tinggi,
lebih kedap air serta berat jenis beton lebih ringan. Styrofoam digunakan sebagai bahan pengisi
beton dan dapat mengurangi berat beton, sehingga didapatkan beton yang lebih ringan, sekaligus
dengan pemanfaatan styrofoam yang banyak menjadi limbah di lingkungan kita dapat
mengurangi beban pemerintah kita dalam menanggulangi limbah styrofoam yang tidak dapat
teruraikan di alam.
Styrofoam adalah suatu bahan yang terbuat dari polistirin yang dikembangkan atau
expanded polysteryne yang mempunyai berat satuan sangat ringan yaitu sekitar 13 kg/m3 sampai
16 kg/m3. Karena ringannya bahan styrofoam ini, maka beton yang dihasilkan juga akan sangat
ringan bila dibandingkan dengan menggunakan batu pecah atau kerikil pada umumnya. Selain
bahannya yang ringan, beton dengan menggunakan styrofoam sebagai bahan pengganti sebagian
agregat kasar ini mempunyai keuntungan yang lain yaitu biaya pembuatan yang murah karena
memanfaatkan bahan limbah, beton menjadi isolator panas yang baik, beton menjadi peredam
suara yang baik, tahan terhadap cuaca, mempunyai berat yang ringan karena berat struktur
berkurang, maka beban gempa yang bekerja juga akan lebih kecil sehingga struktur akan lebih
aman dan sangat cocok untuk perumahan di daerah gempa. Akan tetapi dengan penambahan
styrofoam pada beton mengakibatkan kekuatan beton mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan
kekuatan styrofoam jauh lebih kecil dibandingkan kekuatan agregat. Untuk mengatasi hal
tersebut, maka perlu ditambahkan suatu bahan yang dapat meningkatkan kekuatan beton.
Tujuannya adalah agar beton yang dihasilkan nantinya meskipun ringan tetapi memiliki kekuatan
sehingga bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bahan alternatif yang bisa
digunakan yaitu semen.
Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan, Batako Styrofoam dan juga
penggunaan Styrofoam sebagai pengganti sebagian agregat kasar beton merupakan suatu solusi
yang tepat untuk mengatasi masalah limbah Styrofoam, sekaligus solusi untuk mencegah
hancurnya bangunan pada saat gempa melalui beton ringan tahan gempa yang dapat diterapkan
pada bangunan-bangunan didaerah rawan gempa.

B. Tujuan Penulisan

1. Membantu pemerintah kita dalam menanggulangi limbah styrofoam yang tidak dapat
teruraikan di alam.
2. Membantu masyarakat yang tinggal didaerah rawan gempa melalui pembangunan suatu
bangunan dengan beton ringan tahan gempa.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan gempa tentang
beton ringan, agar mereka kedepannya dapat membangun suatu bangunan yang tahan
gempa.

C. Manfaat Penulisan

Bagi daerah dan masyarakat sekitar


Membantu masyarakat yang tinggal didaerah rawan gempa agar kedepannya dapat
membangun bangunan tahan gempa melalui batako Styrofoam dan penggunaan Styrofoam
sebagai pengganti sebagian agregat kasar beton yang dapat menjadikan beton menjadi ringan dan
tahan gempa.

Bagi pemerintah
Implementasi gagasan ini oleh pemerintah diharapkan mampu membantu pemerintah
dalam menanggulangi limbah styrofoam yang tidak dapat teruraikan di alam. Selain itu, implementasi
gagasan ini secara lebih luas didaerah lain dapat menjadi solusi bahan bangunan tahan gempa serta
sekaligus dapat mengurangi limbah Styrofoam didaerah.
II. GAGASAN

A. Kondisi kekinian
Volume sampah yang menakjubkan dihasilkan setiap harinya di kota-kota besar
Indonesia , Jakarta misalnya. Di kota megapolitan ini volume sampah mencapai 7000 ton/hari.
Bahkan, Pulau Bali menghasilkan sampah hingga 10.000 ton/hari. Di kota-kota kecil lainnya
volume sampah bahkan sudah mencapai 2-3 ton/hari. 
Melihat kenyataan volume sampah yang terus-menerus bertambah setiap tahunnya,
Inonesia diprediksi mengalami masalah lingkungan dan kesehatan yang sangat pelik. Bahkan
juga berdampak pada kehiupan sosial masyarakatnya.
Volume sampah tersebut tidak hanya berasal dari industri,pasar dan pertokoan. Tapi juga
berasal dari sampah rumah tangga dan individu masyarakat. Jika di kalikan setiap harinya
masyarakat menghasilkan setidaknya 67 juta ton sampah/ tahun. Sungguh angka yang
menakjubkan untuk sebuah negara yang berkembang seperti indonesia.
Salah satu diantara sampah tersebut, terdapat sampah yang tidak dapat terurai bahkan
sampai akhir zaman. Sampah styrofoam (disebut juga polystyrene) yang umumnya berwarna
putih bersih ini, biasanya digunakan dalam pengemasan barang-barang elektronik hingga sebagai
kemasan makanan. Dengan kelebihannya yang murah, ringan, tahan panas dan tahan kebocoran
menjadikan styrofoam laris manis digunakan dalam pengemasan makanan. Namun dampak
yang ditimbulkan dari limbah styrofoam itu sendiri justru sangat berbahaya bagi manusia jika
bersentuhan dengan panas, lemak dan minyak. Komponen styrofoam (benzen, carsinogen, dan
styrene) dapat menimbulkan kerusakan pada sum-sum tulang belakang, menimbulkan anemia
dan mengurangi produksi sel darah merah hingga meningkatkan resiko kanker
Dengan demikian dapat disimpulkan, sampah styrofoam yang merupakan sampah abadi,
memang memiliki kelebihan dari segi efisiensinya, namun dengan segenap dampak yang
ditimbulkannya, sampah styrofoam membutuhkan penanganan lebih lanjut guna mengurangi
dampak buruknya dalam kehidupan .

B. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya


1. Penelitian yang dilakukan oleh Ashari (1997) dengan judul Pengaruh Ampas Tebu
Sebagai Campuran Bahan Baku Batako Terhadap Kuat Tekan menunjukkan bahwa ternyata
dengan adanya variasi ampas tebu yang berbeda mempengaruhi kuat tekan batako tersebut. Hal
tersebut ditunjukkan dari semakin besar prosentase (%) ampas tebu.Kuat tekan batako semakin
menurun, tetapi mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari batako biasa.

2. Solusi umum

- Pengolahan limbah styrofoam yang mencemari lingkungan, dimana styrofoam dan plastik
lainnya dikumpulkan pada suatu tempat kemudian dibakar. Cara pengolahan seperti ini
menimbulkan pencemaran udara dan berbahaya bagi kesehatan karena menghasilkan gas
karbon dioksida dan gas karbon monoksida.
- Produksi Bersih dan Prinsip 4R. Namun cara ini masih belum efektif mengingat masyarakat
indonesia khususnya pedesaan masih belum mengetahui cara Produksi Bersih dan Prinsip
4R ini.

C. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang
diajukan .

Dengan memanfaatkan limbah styrofoam yang tidak terurai menjadi batako styrofoam
dapat mengurangi produksi sampah di wilayah indonesia khususnya sampah styrofoam dan
menjadikannya bahan bangunan tahan gempa mengingat sifat styrofoam mempunyai berat
yang ringan sehingga berat struktur berkurang, maka beban gempa yang bekerja juga akan
lebih kecil sehingga struktur akan lebih aman dan sangat cocok untuk perumahan di daerah
rawan gempa.

D. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan dan


uraian peran atau kontribusi masing-masingnya

Gagasan Pemanfaatan batako styrofoam akan dapat terlaksana dengan baik jika adanya
dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, instansi terkait dan LSM yang bergerak dalam
bidang konstruksi atau sejenisnya. Dukungan disini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.
Misalnya peran pemerintah dengan memberikan anggaran untuk membuka industri skala rumah
tangga serta mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang
keunggulan batako styrofoam yang tahan gempa.
Instansi seperti Badan Lingkungan Hidup juga berperan dalam hal menghimbau masyarakat
untuk menggunakan batako styrofoam yang sangat bermanfaat dan sekaligus membantu
mengurangi dampak limbah styrofoam.
Selain itu, LSM dapat melakukan kegiatan berupa memberikan sosialisasi dan dampingan
kepada masyarakat dalam pemanfaatan batako styrofoam dan cara pengolahannya. Pada intinya
semua pihak yang terkait dalam gagasan ini dapat memberikan dukungan sepenuhnya kepada
masyarakat dalam pemanfaatan batako styrofoam sebagai material alternative tahan gempa.

E. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan


sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.

Untuk mengimplementasikan batako styrofoam sebagai alternatif material tahan gempa


dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Sosialisasi atau penyuluhan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan seminar kepada
masyarakat tentang kelebihan batako styrofoam yang tahan gempa dan ramah
lingkungan.
 Menyebarkan informasi mengenai batako styrofoam dan kelebihannya melalui brosur,
media elektronik berupa radio/televisi pada masyarakat umum tentunya.
 Pendampingan oleh fasilitator dalam sebuah proses pengelolahan dan pembuatan batako
styrofoam.

Anda mungkin juga menyukai