Anda di halaman 1dari 2

Pigmen

Belum Diperiksa

Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai akibat proses
absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak menghasilkan
warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence). Molekul pigmen menyerap
energi pada panjang gelombang tertentu sehingga memantulkan pajang gelombang tampak
lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan cahaya karena reaksi kimia tertentu.

Di dalam dunia percetakan, pigmen dibagi dalam tiga pigmen dasar yang mampu meniru
pigmen-pigmen lain jika dicampurkan dengan proporsi tepat, yaitu pigmen cyan, magenta, dan
kuning. Sebagai tambahan, untuk mendapatkan kedalaman warna ditambahkan pigmen hitam.
Misalnya untuk mendapatkan sensasi warna merah, dicampurkan pigmen magenta dan kuning
dengan proporsi tertentu.

Pigmen alami banyak yang dihasilkan oleh organisme, dan banyak yang bernilai ekonomi.
Pigmen yang dihasilkan oleh organisme dikelompokkan sebagai pigmen hayati.

Pigmen hayati
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Model 3D dari molekul klorofil.

Antosianin memberikan beberapa petal berwarna ungu.

Pigmen hayati adalah kelas pigmen yang dihasilkan secara alami oleh organisme atau
mikroorganisme atau makhluk hidup lainnya.[1] Pigmen hayati terutama dihasilkan oleh
tumbuhan, alga, sejumlah bakteri, dan beberapa fungi (jamur). Ada pula hewan yang
menghasilkan sendiri pigmen, meskipun banyak di antaranya memperoleh pigmen dari
makanannya.

Pigmen hayati memiliki fungsi metabolik penting, terutama sebagai penangkap energi cahaya
atau penetral oksidan. Hal ini dapat dilakukan karena pigmen hayati, sebagaimana pigmen
lainnya, memiliki kemampuan mengubah konformasi molekul melalui reaksinya terhadap
cahaya.

Pigmen hayati bereaksi terhadap cahaya melalui sistem konjugasi yang pada umumnya terjadi
karena ada rangkaian ikatan tunggal dan rangkap yang berselang-seling. Cahaya akan
memberikan foton dan kelebihan energi ini membuat elektron tereksitasi ke orbital dengan energi
lebih tinggi. Perubahan ini merangsang proses resonansi pada rangkaian ikatan tunggal dan
rangkap dan mentransfer elektron. Selain sistem konjugasi, reaksi terhadap cahaya juga dapat
terjadi karena adanya ikatan terhadap atom/ion logam dalam struktur kompleks.

Pigmen-pigmen hayati tumbuhan dan alga termasuk dalam kelas klorofil, karotenoid, antosianin,
dan betalain. Pigmen yang dihasilkan hewan misalnya adalah melanin.

Pigmen ini aman untuk digunakan, karena pigmen ini tidak mengandung senyawa toksik
terhadap manusia.[2] Penggunaan biopigmen ini sudah banyak digunakan terutama pada bidang
industri pangan, seperti makanan dan minuman.[2]

Anda mungkin juga menyukai