Anda di halaman 1dari 22

BAB I

ISU PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

A. Penilaian dalam pembelajaran


Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, amat jelas peranan guru

sebagai pengelola proses ajar. Di tengah-tengah proses tersebut yang

tergolong kompleks, terdapat serangkaian keputusan yang dibuat guru secara

cepat berdasarkan hasil observasi informal, dengan maksud agar semua

adegan pembelajaran yang melibatkan transaksi antara guru dan peserta didik

dapat menumbuhkan perubahan prilaku pada pserta didik.

Pada tingkat mikro keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani, selalu

terkait dengan beberapa aspek yaitu tujuan pembelajaran, subtansi tugas ajar,

metode yang digunakan, dan evaluasi. Tujuan pendidikan jasmani bersifat

menyeluruh yang mencakup dominan afektif, kognitif dan psikomotor.

Pencapaian tujuan itu tergantung pada tugas ajar berupa aktivitas jamani atau

tugas gerak yang dipilih, yang di samapaikan dengan metode atau strategi

pembelajaran sesuai dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai.

Evaluasi dan penilaian memiliki makna menilai dan menaksir. Konsep

secara umum mengenai penilaian adalah upaya yang dilakukan guru dengan

tujuan untuk mengetahui informansi secara keseluruhan baik hasil maupun

proses pembelajaran untuk emmantau perkembangann belajar mengajar dan

mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh peserta didik

pad tiga kompetensi yang ingin dicapai.


B. Masalah dalam pendidikan jasmani

Sekarang ini pembelajaran pendidikan jasmani seolah disampingkan. Bisa

jadi perubahan itu di akibatkan oleh pendidkan jasmnai yang tidak mampu

menggerakan atau membangkitkan “proses belajar” sehingga mata pelajaran

itu dipandang tidak bermakna. Beberpa alasan dijelaskan oleh Cholik &Lutan

(1996:2) bahwa metode praktik ditekankan pada “teacher centered” diaman

peserta didik melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang dilakukan

guru. Guru cenderung menggunakan pendekatan olahraga prestasi dalam

pengajarannya, sehingga tugas-tugas bagi peserta didik melalui kegiatan fisik

tak ubahnya seperti latihan olahraga. Tujuan pembelajaran ditekankan pada

pengusaan keterampilan untuk tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi.

Perencanaan dan pelaksaannya melibatkan peserta didik untuk bergerak dan

berpartisipasi dalam curahan waktu peserta didik untuk bergerak dan

berpartisipasi dalam berbagai aktifitas fisik di samping menyenangkan.

C. Kekeliruan dalam penilaian pendidikan jasmani

Selama ini untuk memahami keberhasilan pesrta didik dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, guru cenderung menggunakan penilaian tradisional

berupa tes standar tau tes buatan guru, semntara pelaksanaanya terlepas dari

konteks karena tidak memperhitungkan proses pembelajaran.

Penilaian tradisional hanya mengandalkan tes objektif, mempunyai makna

sempit dari perspektif pendidika dan cenderung merugikan peserta didik,

karena keputusannya yang diberikan guru dalam peilaian di anggap hasil


akhir. Itulah sebabnya pelaksanaan penilaian yang berdasarkan hanya pada

hasil tes, menuai banyak kritik dari berbagai kalangan. Sax (Zaenul, 2008)

mengklasifikasi kelemahan pekasanaan tes yaaitu sebagi berikut :

1. Tes menginvasi hak pribadi peserta tes atau peserta didik

2. Tes menimbulkan ras cemas dan mengganggu proses belajar

3. Tes mengategori peserta tes atau peserta didik secara permanen

4. Tes justru menghukum peserta didik yang cerdas dan kreatif

5. Tes hanya mengukur hasil belajar

6. Tes menimbulkan diskriminasi

D. Re-desain penilaian pendidkan jasmani

Pandangan kostruktivisme dalam proses pembelajaran menegaskan bahwa

suatu interaksi belajar dan pembelajaran yang penting adalah prosesnya,

bukan hanya hasilnya. Oleh karena itu penilaian hasil belajar dalam

pembelajaran pendidikan jasmani harus memperhatikan proses. Penilaian

harus meberikan kontibusi yang berarti kepada proses belajar. Penilaian

harus dapat mengahsilkan “pengalaman Belajar” yang berarti bagi peserta

DIDIK, DAN PENILAIAN JUGA HARUS “menjadi bagian” yang tidak

terpisahkan dari proses belajar peserta didik (Zaenul 2008:36).

Penilaian autentik adalah penilaian yang dilaksakana sevara menyeluruh pada

semua kompetisi yang ingin dicapai meliputi kompetensi sikap, penetahuan

dan keterampilan, dengan menggunakan berbagai bentuk dan teknik penilaian

baik bagi proses dan produk pembelajaran.


BAB 2
LANDASAN TEORI PENILAIAN PENDIDKAN JASMNAI DAN
KEOLAHRAGAAN

A. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme dalam konteks pembelajaran merupakan slah satu filsafat

yang memfokuskan pada proses-proses pembelajaran bukan pada prilaku

belajar. Menurut teoti ini, pengetahuan adalah kontruksi kita sendiri.

Glassersfeld (Komalasari 2010:15) menjelaskan bahwa pengetahuan

bukanlah suatu tiruan dari kenyataan, bukanlah gambaran dari dunia

kenyataan yang ada.

1. Teori Konstruktivisme dalam pemeblajaran pendidikan jasmani

Menurut teori konstruktivisme sebagaimana di jelaskan oleh Redjeki

(2002) bahwa guru dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan

samapai kepada pelaksaan mengikuti lima tahapan sebagai berikut:

a) Engage, yaitu menarik minat peserta didik terhadap topik yang akan

dipelajari

b) Explore, yaitu memacu peserta didik untuk menyelidiki dan

mendiskusikan topik dari beberapa aspek yang berbeda dalam

kelompok.

c) Explain, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

menjelaskan tentang temuan kelompoknya kepada peserta didik lain.

d) Elaboratiaon, yaitu memyediakan kesempatan pada peserta didik

untuk mengembangkan dan menyelidiki lebih jauh tentang topik yang

terkait
e) Evaluatin, yaitu peseta didik mengadakan penilain tengtang apa yang

dipelajarinya.

2. Teori konstruktivitas dalam penilain pendidikan jasmani

Mengamati konsep yang peserta didik gunakan, guru dapat menagkap

bagaimana jalanya konseptual peserta didik tersebut. Zaenul (2008:36)

menjelaskan bahwa suatu interaksi belajar dan pembelajaran yag penting

adalah prosesnya, bukan hasinya (end product).

B. Teori Kecerdasan Majemuk

Kartono & Gulo (2000:233) menjelaskan :” inteligensi berurusan dengan

abstrak-abstrak kemampuan mempelajari Sesutu, kemampuan menangani

situasi-situasi baru.” Gardner (2003) berpendapat bahwa inteligensi itu

bersifat majemuk, yang meliputi; verbal- linguistic, mathemathical-logical,

interpersonal, intrapersonal, visual spatial, bodily kinesthetic, musical-

rhytmic, and naruralistic.”

1. Teori kecerdasan majemuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani

Impplikasiteorikecerdasan majemuk pada pembelajaran penjaskes,

misalnya meteri teknik dasar dalam ppermainan bola voli dengann topik

passing atas. Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah “ peserta didi

mampu mempraktikan passing atas dalam permaian bola voli dengan

beknar.”

2. Teori kecerdasan majemuk dalam penilaian pendidikan jasmani

Dari sudut pandang kecerdasan majemuk terkait dengan perubahan catra

belajar peserta didik. Penilaian pada hakikatnya memiliki beragam


petensi, bahkan terdapat perbedaan antara peserta didik dalam kekuatan

dan kelemahan kecerdasannya serta gaya peserta didik dlamproses

belajarnya (Kagan & kogan 1970).

BAB 3
KONSEP PENILALAIAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

A. Konsep Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes

1. Evaluasi

Evaluasi dijelaskan oleh Arikanto (2004) bahwa “ evaluaasi adalah

kegiatan untuk mengumpulkan inforamsi tentang bekerjanya sesuatau.

Selanjutnya informasi terseut digunakan untuk menentukan alternative

yang tepat dalam mengambil keputusan.” Menuerut pendapat tersebut

bahwa fungsi evaluasi adalah menyediakan informasi-informasi yang

berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan

yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang diklakukan.

2. Penilaian

Penilaian menurut Depdiknas (2002)bahwa makna penilaian adalah

“suatu kegiatan untuk meberikan berbagai informasi secara

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah

dicapai peserta didik.” Maksud menyeluh dalam konsep tersebut

mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan

salah satu bidang tertentu, tetpai mencakup tiga dominan dalam

pembelajaran yaitu, dominan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Paparan tersebut, menggambarkan bahwa penilaian merupakan suatu

proses yang berkesinambubfan untuk mengumpulkan informasi mengenai

proses dan hasil belajarpeserta didik dalam rangka menbuat keputusan-

keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertenti.


3. Tes

Salanjutnya, Hasan (1988) menjelaskan bahwa, “tes adalah alat

pengumpulan data yang dirancang khusus. Kekhususan tes dapat terlihat

dari konstruksi butir soal yang di pergunakan.” Tes bukan satu-satunya

alat pengumpulan data, tetapi tes merupakan alat pengumpulan data

evaluasi dan penilaian yang paling tua dan penting (Arifin, 2009).

4. Pengukuran

Istilah pengukuran dijelaskan oleh Toho Cholik & Lutan (1996) yaitu

“proses pengumpulan informasi yang bersifat kuantitatif yang dapat

dinyatakan dalam skot.” Sedangkan Abdoellah (1988) menjelaskan bahwa

pengukuran adalah “ proses pengumpulan informasi sebagai daasr untuk

mengambil keputusan.” Pendapat tersebut menegaskan bahwa

pengukuran lebih menitik beratkan kepada proses pengumpulan informasi

yang digunakan untuk mengambil keputusan.

B. Persamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Penilaian

Untuk lebih jelas dalam menafsirkan persamaan dan perbedaan istilah

evaluasi dan penilaian, penulis mengutip pendapat Arifin (2009) sebagai

berikut :

Evaluasi Penilaian
Persamaan
Menilai atau menetukan nilai sesuatu
Menilaia atau menetukan nilai
sesuatu
Alat atau intrumen yang digunakan Alat atau itrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan datanya sama untuk mengumpulkan datanya sama
Perbedaan
 Evalausi memiliki ruang lingkup  Penilaian memiliki ruang lingkup
lebih luas mencakup semua yang lebih sempit, atau terbatas
komponen dalam suatu system dari konsep evaluasi. Maksud
(system pendidikan, kurikulum, lebih sempit berarti penilaian
pembelajaran). mencakup salah satu komponnen
 Dilakukan tidak hanya oleh pihak atau satu aspek saja yang harus
internal, tetapi juga pihak dinilai seperti hasil belajar siswa
eksternal seperti konsultan dalam aspek tertentu.
mengevaluasi suatu program ataau  Bersifat internal, maksudnya
kurikulum. Eksternal dalam hanya guru yang melakukan
evaluasi artinya tidak hanya guru proses pembelajaran yang bisa
yang bisa melaksanakan evalusi melakukan penilaian, seddangkan
dalam pembelajaran, tetapi orang pihak lain tidak diperkenakan
lain diluar sekolah bisa melakukan melakukan penilaian.
evaluasi.

C. Tujuan dan Manfaat serta Prinsip Penilaian dalam Pendidikan Jasmani

1. Tujuan dan Manfaat Penilaian dalam Pembelajaran

Menurut Rink (2002), penialian dan evaluasi dalam pembelajaran

pendidikan jasmani adalah logis digunakan untuk tujuan sebagai berikut :

a. Memberikan informasi terkait dengan peningkatan hasil belajar dan

status peserta didik

b. Emotivasi peserta didik dalam meningkatkan penampilan

c. Membuat pertimbangan tentang efektiviitas pengajaran

d. Memberilak informasi kepada guru tentang status peserta didik,

hubungnnya dengan penyesuaian peserta didik terhadap tujuan

pembelajarn.

e. Mengevaluasi program kurikulum

f. Menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang tepat

g. Memberi informasi kepada guru terkait dengan status peserta didik

untuk tujuna penilaian


2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Dalam melakukan evaluasi dan penilaian hasil belajar peserta didik pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah selalu didasaarkan pada prinsip-

prinsip evaluasi sebagaimana tercantum dalam Kemendikbud (2013)

sebagai berikut

a. Objektif

b. Terpadu

c. Ekonomis

d. Transparan

e. Akuntabel

f. Edukatif

3. Ruang lingkup dan Teknik Instrumen Penilaian

a. Ruang lingkup penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang

sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiap

peserta didik terhadap standar yang ditetapkan. Cakupan penilaian

merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajarn,/

kompetensi muatan/kompetensi program dan proses.

b. Teknik dan instrument penilaian

Teknik instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi siakp,

pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:

1) Penialian kompetensi sikap


2) Penialaian kompetensi pengetahuan

3) Penilaian kompetensi keterampilan

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Didalam buku Komarudin (2016 : 38-39) menjelaskan bahwa, dalam

penilaian pembelajaran harus mengikuti melanisme dan prosedur penilaian

yang jelas, Kemendidbud (2013) menjelaskan bahwa :

a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

dilakasanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/ atau

lembaga mandiri.

b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaia autenti,

penilaian diri, penilaian proyek, ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian

mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.

1) Penilaian autentik dilakukan oleh guru secra berkelanjutan.

2) Penilian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum

ulangan harian.

3) Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir baba

tau tema pelajaran.

4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegraside ngan proses

pembelajaran dalam entuk ulangan tau penugasan.

5) Ulangan ttengah semester atau ulangan akhir semester, dilakukan

oleh pendidik dibawah koodinasi satuan pendidikan.


6) Ulangan tingkat kompetensi dilakukan satuan pendidikan pada

akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat

4), dan kelas XI (tingkat5), dengan menggunakan kisi-kisi yang

disusun oleh pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir

kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat

6) dilakukan melalui UN.

7) Ujian mutu tingkat kompetensi dilakukan dengan metode survei

oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat

2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).

8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

9) Ujian nasional dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan

perundang-ungdangan.

c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian proyek oleh pendidik

sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

d. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah :

1) Menyusun kisi-kisi ujian

2) Mengembangkan (menulis, menelah, dan merevisi) instrument

3) Melaksanakan ujian

4) Mengolah (menskor dan menilai) dan menentukan kelulusan

peserta didik dan

5) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian


e. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang di atur

dalam Prosedur Operasi Standar (POS).

f. Hasil ulangan harian di informasikan kepada peserta didik sebelum

diadakan ulangan harian berikutnyaa. Peserta didik yang belum

mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.

g. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam

bentuk nilai dan deskripsi pencapaian komeptensi kepada orangtua

dan pemerintah.

BAB 4
PENILAIAN SIKAP

A. Pengertian Penilaian Sikap


Penilaian sikap berkenaan dengan pengembangna ketermapilan sosio-

emosional, prilaku positif, kerja sma, konsep diri, dan sikap positif terhadap

aktivitas fisik (Lacy 2010). Dalam aktivitas yang lebih luas terutama dalam

pembelajaran pendidika jasmani dan olahraga, terdapat tujuan pokok yang

harus dikembangkan terkait dengan dominan efektif.

Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani ada beberapa target sikap yangharus dicapai peserta didik yaaitu :

1. Sikap positif terhadap pembelajaran

2. Sikap positif terhadap dirinya sendiri

3. Sikap positif terhadap dirinya sebagai peserta didik

4. Sikap positif terhadap seseorang yang berbeda degannya

B. Ruang Lingkup Penilaian Sikap

Penialian sikap merupakan internalisasi sikap yang menunjukan kearah

pertumbuhan batiniah, sehingga peserta didik sadar akan nilai yang

diterimanya dan menjadi bagian dalam membentuk nilai dan menentukan

perilakunya. Dominan sikap terdiri dari beberapa jenjang kemampuan,

Krathwohl, dkk (Metzler, 2000) mengklasifikasi kemampuan tersebut yaitu:

receiving, responding, valuing, organizing,dan characterization.”

C. Teknik Instrumen Penilaian Sikap

Guru dalam menilai sikap peserta didik dalam pembelajaran pendidika

jasmani bisa dilakukan melalui beberapa teknik dan instrument penilaian.

Beberapa teknik penilaian yang digunakan untuk menilai sikap peserta didik

yaitu teknik penilaian observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan
jurnal (Kemendikbud, 2013)> instrument yang digunakan pada beberapa

teknik penilaian tersebut berupa berupa lember pengamatan, lembar penilain

diri, lembar penilaian antar peserta didik yang disertai skala penialian

(rubric). Sedangkan penilaian berupa jurnal berupa catatan-catatan guru

tentang kelebihan dan kekuranngan peserta didik.

Beberapa teknik penilaian sikap, penulis akan menjelaskan satu persatu

sebagai berikut

1. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik

secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman

observasi yang berisi sejumlah indicator perilaku yang diamati

(Kemendikbud 2013).

2. Penilaian diri

Penilaian diri adalah teknik penilaian yang digunakan dengan cara

meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan

dirinya dalam pencapaian kompetensi.

3. Penilian antara peserta didik

Penilaian antara peserta didik yaitu penilaian dengancara meminta peserta

didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi sikap

baik sikap spiritual maupun sikap social dengancara meminta peserta

didik untuk saling menilai satu sama lain (Kunandar2013).

4. Jurnal
Penilaian dalam bentuk jurnal adalah berupa catatn pendidikan di dalam

dan diluar kelas yang berisi imformasi hasil pengamatan tentang kekuatan

dan kelemahan peserta didik mengenai sikap dan perilakunya

(Permendikbud, No. 66 tahun 2013).

BAB 5
PENILAIAN PENGETAHUAN

A. Pengertian Penilaian Pengetahuan


Penilaian pengetahuan merupakan suatu proses untuk memperoleh da

menggunkan pengetahuan dimana peserta didik mengalami peroses berpiki,

mengenal, mengingat, mencipta, dan memahami materi yang diajarkan oleh

guru kepada peserta didik.

B. Ruang Lingkup Penilian Pengetahuan

Penialain pengetahuan mengacu pada klasifikasi Bloom yang menunjukan

bahwa pada proses pengetahuan terus meningkat yaitu berupa tingkatan

hierarki yang harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan tahap

perkembangan peserta didik dan bersifat realistic. Hierarki Bloom

mencerminkan sesuatu proses berpikir yang sistematis mulia dari kemamapua

berpikir tingkat rendah, tsampai pada kemepuan berpikir tingkat tinggi, atau

kemampuan berpikir dari kognitif 1 (C1) samapai pada kognitif 6 (C6).

Kompetensi penegtahuan dalam taksonoi Blomm (1956) diklasifikasi menjadi

enam tingkatan proses kognisi yang tersusun secara sitematis yaitu berpikir

yang sederhana samapai berpikir kompleks. Pengetahuan dalam bentuk

heirarki terdiri dari :

1. Pengetahuan

2. Pemahaman

3. Penerapan

4. Analisi

5. Sintesis

6. Evaluasi (penilian)

C. Kategori Dimensi Pengetahuan


Berdasarkan psikologi kognitif terdapat empat jenis peegtahuan, yaitu

penetahuan factual, konseptual, prosedur dan metakognitif (Anderson &

Krathwohl, dlam Kmendikbud 2013).

D. Teknik dan Instrumen Penilain Pengetahuan

Pengetahuan dalam pembelajaran pendidika jasmani dan olahraga dapat

dinilai degaan menggunakan tes. Menurut Sudjana (1990) tes dijadikan

sebagai alat penilaian dalam bentuk pernyataan yang diberikan kepada peserta

didik untuk mendapatkan jawaban dalam bntuk lisan (tes lisan), dalam bentuk

tes tulisan (tes tulisan).

1. Tes Tulis

Tes tulis adalah tes dimana soal atau pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada peserta didikuntuk mendapatkan jawaban dalam bentuk

tulisan. Untuk memami mengenai tes tulis ada beberapa jenis tes tulis

yang lazim digunakaan oleh guru dalam proses [embelajaran sebagai

berikut :

a. Tes pilihan Ganda (multiple-Choice)

b. Tes benar-salah

c. Tes Mnjodohkan

d. Tes jawaban singkat

e. Tes uraian

2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang digunakan diberikan guru kepada peserta didik

secara langsung dengan menggunakan beahas verbal yang menuntut

jawaban dari peserta didik secara lisan.

3. Penilaia Proyek (project)

Penilaian Proyek adalah penilian terhadap sesuatu tugas yang harus

diselesaikan peserta didik dalam periode waaktu tertentu. Tugas tersebut

beruapa suatu investigasi dari mulai perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

E. Penyusunan instrument Penilaian Pengetahuan

Dalam menyusun untuk penilaian pengetahuan, ada bebrapa tahapan yang

harus dilalui. Surapranata (2007) menjelaskan bahwa, dalam pengembangan

tes pengetahuan ada tahapan yangharus dilakukan sebagai berikut :

1. Penentuan Tujuan

2. Penyusunan Kisi-kisi

3. Penulisan

4. Penelaahan dan perbaikan

5. Uji coba dan analisis

6. Perakitan

7. Penyajian

8. Skoring

9. Pelaporan

10. Pemanfaatan
BAB 6
PENILAIAN KETERAMPILAN

A. Pengertian Peneilaian Keterampilan

Secara garis besar kompetensi keterampilan menyangkut kemampuan dalam

melakukan gerak reflex, gerak dasar fundamental, kemampuan perseptual,

kemampuan fisik, gerak kterampilan dan komunikasi non-diskursif.

Kompetensi keterampilan gerak tersebut menurut Harrow (Metzeler, 2000) di

jabarkan sebagai berikut:

1. Reflexive (gerak reflex)

2. Basic Fundamental

3. Perceptual abilities

4. Physical ability

5. Complex skills

6. nondiscursive

B. Ruang Lingkup Penilian Kterampilan

Penilain kompetensi keterampilan, menurut Kunandar (2013) dibagi ke dalam

lima jenjang proses berpikir, yaitu :

1. Imitasi

2. Manipulasi

3. Presisi

4. Artikulasi

5. Naturalisas
C. Penilian Proses dan Prosuk ( Hasil Belajar)

Menurut Komarudin (2016 : 98-99) menjelaskan bahwa, dalam pembelajaran

pendidikan jasmani, penilaian hasil belajar peserta didik harus mengacu

kepada penilaian proses dan penilaian produk (hasil belajar). Untuk

menjelaskan mengenai penilaian proses dan produk, penulis mengutip

pendapat Sudjana (1990) bahwa, “Penilaian proses belajar yaitu upaya

memberi ilia terhadapa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta

didik dan guru dalam mencapai tujuan-tuuan pengajaran”. Dalam penilaian

proses guru pendidikan jasmnai melihat sejauh mana efektifitas dan efesiensi

dalam mencapai tujuan pengajaran atau sejauh mana perubahan tingkah laku

peserta didik dalam proses tersebut. misanya pesertaa didik di tes tolak

peluru. Proses yang diamati adalah penampilan untuk menghasilkan produk

yaitu (glide, lift, turn, dan push). Sedangkan penilaian produk (hasil belajar)

adalah, “proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai

peserta didik dengan kriteria tertentu.” Penilaian dalam pembelajaran

pendidikan jasmani yang menjadi produk dalam pembelajaran tolak peluru

lebih dinyatakan dalam bentuk kuantitas yaitu jauhnya peluru yang ditolak.

Penilaian produk lebih lebih dinyatakan dalam kuantitas yang dicapai peserta

didik yaitu ( seberapa banyak, seberapa cepat, seberapa jauh, seberapa tinggi

dan sebagaimya).

D. Dalam pembelajaran pendidika jasmani khususnya dalam materi

kebugaran jasmani, aktivitas fisik yang harus dilakukan oleh peserta didik

dalam proses pembelajaran merupakan proses yang yang akan


menghasilkan produk. Proses tersebut yaitu perubahan perilaku peserta

didik yang diperoleh dari pengalaman belajarnya yang berupa kebiasaan

melakukan aktivitas fisik. Selain proses yang harus diperhatikan, guru juga

harus memfokuskan perhatiannya pada produk pembelajaran yaitu

kebugaran jasmnai pesertadidik yng diperoleh melalui tes kebugaran

jasmani. Guru harus aktif memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk terus aktif melakuka aktifitas fisik, agar kebugaran jasmaninya

semakin meningkat.

E. Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan

Anda mungkin juga menyukai