Disusun Oleh :
201222085
Dosen Pengasuh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT atas segala Rahmat, Hikmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang KOPERASI. Adapun tema
dari makalah ini adalah Perkoperasian di Indonesia, penulisan makalah ini dibuat untuk
memenuhi kelengkapan tugas softskill Lembaga Keuangan di Indonesia. Makalah yang disusun
untuk mempelajari lebih detail mengenai masalah dalam Perkoperasian Indonesia yang lebih
spesifik. Penulis berharap Makalah ini dapat membantu rekan-rekan dalam menambah
wawasan ilmu pengetahuan mengenai ilmu Perkoperasian, untuk itu kritik dan saran sangat
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….…… 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut sukoco dalam bukunya “Seratus Tahun Koperasi Diindonesia” badan hukum
koperasi pertama di Indonesia adalah sebuah koperasi di Leuwiliang yang didirikan pada
tanggal 16 Desember 1895.
Tidak lama kemudia, E. Sieburg diganti WPD de Wolf van Westerode yang baru datang
dari negeri Belanda, dan ingin wujudkan cita-citanya menyediakan kredit bagi petani melalui
konsep koperasi Raiffesen. Koperasi tersebut adalah koperasi pertanian yan dicetuskan
Friedrich Wilhelm Raiffesen,Jerman dan dipelajari oleh de Wolf van Westerrode. Dalam rangka
pelaksanaan Bank Simpan-Pinjam dan Kredit pertanian tersebut dan sekaligus sebagai
perwudan gagasan membangun koperasi, maka didirikanlah Lumbung-Lumbung Desa di
pedesaan Purwokerto. Lumbung Desa adalah lembaga simpan-pinjam para petani dalam
bentuk bukan uang. Namun, in-natura (simpan padi,pinjam uang). Maklum, satu abad sila uang
(tunai) teramat langka di pedesaan.
Perlu diingat bahwa Indonesi baru mengenal Perundang-undangan koperasi pada tahun
1915, yaitu dengan diterbitkannya “Verordening op de Coperative Vereninging”, Kononklijk
besluit 7 April 1915, Indsich Stachblad No. 431. Peraturan tersebut tidak ada bedanya dengan
Undang-Undang koperasi Negeri Belanda menurut staachblad 1867 no.277.
Pada tanggal 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres koperasi se-Jawa yang pertama di
Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi
Rakyat Indonesia menjadikan tanggal 12 Juli hari koperasi serta menganjurkan diadakannya
pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat.
4
Dalam proses perjuangan gerakan koperasi, pada tahun 1951 di Jawa barat dan
Sumatra didirikan Badan-Badan koordinasi yang merupakan badan penghubung antara cita-cita
koperasi serta merupakan sumber penerangan dan pendidikan bagi anggota koperasi. Di Jawa
Barat didirikan Bank Propinsi Jawa Barat yang dimaksudkan untuk mengadakan pemusatan
usaha dalam jasa keungan bagi gerakan koperasi di Jawa Barat.
Pada tahun 1961, Pemerintah Mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 141 tentang
Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya. Kemudian pada
tahun yang sama diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi 1 di Surabaya untuk
melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin. Sejak saat itu, langkah-
langkah mempollitikkan koperasi mulai tampak.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata
co-operation yang artinya “kerja sama”. Ada juga yang mengartikan koperasi dalam makna lain.
Enriques memberikan pengertian koperasi yaitu menolong satu sama lain (to help one another)
Ilmu ekonomi terapan, Bentuk “kerja sama” dalam ekonomi yang diatur sedemikian
Ilmu sosial, “kerja sama” adalah suatu organisasi yang merupakan salah satu unsur
Aspek hukum, “kerja sama” adalah suatu badan hukum yang mempunyai hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
Pandangan anthropologi “kerja sama” adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan
Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam
masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja sama sebagai satu unit, dia memerlukan
orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial (social framework). Karakter koperasi berdimensi
ganda (ekonomi dan sosial), sehingga untuk menjelaskan fenomena kerja sama dalam
koperasi, kita terlebih dahulu harus memahami pengetahuan dasar dari kondisi sosial, ekonomi,
politik, dan etika. Dalam hal ini koperasi berkaitan dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
Fungsi sosial, yaitu cara manusia hidup, bekerja dan bermain dalam masyarakat.
6
Fungsi ekonomi, yaitu cara manusia membiayai kelangsungan hidupnya dengan
Fungsi politik, yaitu cara manusia memerintah dan mengatur diri mereka sendiri
Fungsi etika, yaitu cara manusia berperilaku dan meyakini kepercayaan mereka,
PENGERTIAN KOPERASI
Definisi ILO
Dalam definisi ILO tersebut, terdapat 6 elemen yang dikandung koperasi sebagai
berikut:
7
Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
.Definisi Chaniago
Definisi Dooren
P.J.V. Dooren mengatakan bahwa, tidak ada satupun devinisi koperasi yang diterima
secara umum. Kendati demikian dooren masi tetap memberikan definisi koperasi Yaitu, dimana
koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari badan-badan hukum (coorporate).
Definisi Hatta
Definisi tersebut sebelumnya agak berbeda dengan apa yang dikemukakan Moh. Hatta.
“Bapak Koperasi Indonesia” ini mendefinisikan koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-
menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan “seorang
buat semua dan semua buat seorang”.
Definisi Munkner
Definisi UU NO.25/1992
8
Definisi Koperasi Indonesia menurut UU NO.25/1992 tentang perkoperasian yaitu:
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seseorang atau badan hukum
koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Sebagai badan usaha. maka koperasi harus memperoleh laba. Laba merupakan
elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, dimana sistem itu akan gagal bekerja
tanpa memperoleh laba.
Ini berarti bahwa, koperasi Indonesia bukan kumpulan moda. Dalam hal ini, UU
NO.25 Tahun 1992 memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang ingin
membentuk organisasi koperasi (minimal 20 orang), untuk koperasi primer dan 3 Badan
Hukum Koperasi untuk koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah bahwa
anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Menurut UU NO.25 Tahun 1992, ada 7 prinsip koperasi Indonesia dan ini akan
diuraikan pada tulisan berikutnya. Secara singkat, prinsip koperasi ini pada dasarnya
merupakan jati diri koperasi.
9
B. SUMBER-SUMBER DANA KOPERASI
Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi simpan
pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para anggotanya. Bagi anggota koperasi yang
kelebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya di koperasi dan kemudian oleh pihak
koperasi dipinjamkan kembali kepada para anggota yang membutuhkan dana dan jika
memungkinkan koperasi juga dapat meminjamkan dananya kepada masyarakat luas.
Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang sebagai sumbangan
pokok anggota, disamping itu, ditetapkan pula sumbangan wajib kepada para anggotanya.
Kemudian sumber dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai lembaga baik lembaga
pemerintah maupun lembaga swasta yang kelebihan dana,
10
C. JENIS-JENIS KOPERASI
Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan
para anggotanya. Masing-masing kelompok masyarakat yang mendirikan koperasi memiliki
kepentingan ataupun tujuan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini menyebabkan koperasi
dibentuk dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan kelompok tersebut.
2. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi konsumen
adalah melakukan pembelian bersama. Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu
koperasi konsumen sangat tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yang
akan dipenuhi, sebagai contoh, koperasi yang mengelola took serba ada, mini market,
dan sebagainya.
3. Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen atau pemilik barang atau penyedia jasa. Koperasi pemasaran dibentuk
terutama untuk membantu para anggotanya memasarkan barang-barang yang mereka
hasilkan. Jadi masing-masing anggota koperasi menghasilkan barang secara individual,
sementara pemasaran barang-barang tersebut dilakukan oleh koperasi. Ini berarti
keikutsertaan anggota koperasi sebatas memasarkan produk yang dibuatnya. Tujuan
utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan tata niaga dan mengurangi
sekecil mungkin keterlibatan para pedagang perantara dalam memasarkan produk-
produk yang mereka hasilkan.
11
4. Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang para anggotanya tidak memiliki badan
usaha sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan
memasarkan barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi produsen adalah
menyediakan, mengoperasikan dan mengelola sarana produksi bersama. Tujuan utama
koperasi produsen adalah menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna
menghasilkan barang-barang atau jasa tertentu melalui suatu badan usaha yang
mereka kelola dan miliki sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
akan lebih mudah diukur, apabila aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh koperasi, sehingga
peningkatan kesejahtraannya lebih muda diukur, maka berarti pula tujuan koperasi itu
13
DAFTAR PUSTAKA
ANDI PUBLISHER
14