Pendahuluan
Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 yang mengatur
tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum.
Memahami pesatmya perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannya, pemerintah
Indonesia melakukan revisi pada UU ITE. Revisi tersebut tertulis dalam perubahan Undang
undang No. 19 tahun 2016 mengenai perubahan Undang-undang No.11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elketronik. Namun UU ITE seringkali menimbulkan pro dan kontra.
6 Oktober 2016
Buni Yani mengunggah cuplikan video pernyataan Ahok saat bertugas selaku Gubernur DKI
Jakarta di Kepulauan Seribu. Dalam video itu Ahok menyitir surat Al Maidah ayat 51.
Cuplikan Video Ahok yang diunggah Buni Yani menjadi viral di media sosial. Postingan itu
dia beri judul 'PENISTAAN TERHADAP AGAMA?'.
7 Oktober
Kelompok relawan Kotak Adja (Komunitas Muda Ahok Djarot) melaporkan Buni Yani
terkait postingan video yang menampilkan pernyataan Ahok. Postingan yang viral di media
sosial itu disebut telah diakali untuk tidak ditayangkan secara utuh dan berpotensi
memprovokasi masyarakat.
10 Oktober
Buni Yani melaporkan balik Komunitas Advokat Pendukung Ahok-Djarot (Kotak Adja).
Buni merasa tidak pernah mengedit video Ahok terkait dugaan penistaan agama. Buni
melaporkan balik relawan Ahok dengan didampingi 20 anggota Himpunan Advokat Muda
Indonesia. Buni melaporkan balik relawan Kotak Adja karena merasa difitnah dan dihalang-
halangi dalam hal kebebasan berpendapat.
14 Oktober
Video yang diunggah Buni Yani dijadikan sebagai rujukan aksi ratusan orang dari Front
Pembela Islam. Massa FPI berdemonstrasi di Balai Kota DKI Jakarta. Dalam berbagai orasi
dan spanduk yang mereka bawa, para pendemo meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama ditangkap. "Kami minta polisi menangkap Ahok, kalau tidak kami bunuh,"
kata Ketua FPI Muhammad Rizieq Shihab dalam orasinya.
1 November
Terhitung sejak video Ahok diunggah hingga memasuki bulan November, polisi mencatat
setidaknya ada 11 laporan terkait kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Ahok. Dari
11 laporan itu ada yang dilaporkan di Palu, Palembang, Mapolda Metro Jaya, dan juga
Bareskrim Polri.
4 November
Demonstrasi besar-besaran terjadi pada 4 November. Areal di lingkaran Istana Merdeka dan
silang Monas menjadi lautan masa berpakaian serba putih. Aksi Bela Islam yang berlangsung
damai itu menuntut pemerintah turun tangan memproses tuntutan agar proses hukum
terhadap Ahok dijalankan.
Ketika petang beganti malam, demonstrasi berujung ricuh. Suasana di Jalan Merdeka Barat
mencekam. Peserta aksi bertindak anarkis akibat provokasi sejumlah oknum di lapangan.
Di tempat terpisah, kerusuhan terjadi di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara. Massa bentrok
dengan aparat pengamanan. Mereka bahkan melakukan penjarahan di beberapa toko yang ada
di sana.
15 November
Desakan publik dan ketegangan situasi politik di ibu kota telah membuat Presiden Joko
Widodo mengeluarkan pernyataan dan sikap resmi selaku kepala pemerintahan. Dalam
pernyataannya, Jokowi meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan jajarannya
untuk memproses hukum Ahok secara terbuka dan transparan. Polisi pun kemudian untuk
pertama kalinya melakukan gelar perkara terbuka dengan melibatkan sejumlah pihak dalam
memproses hukum kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan Ahok.
16 November
Polisi menetapkan Ahok sebagai tersangka. Meski tidak disimpulkan dengan suara bulat,
hasil gelar perkara memutuskan proses hukum Ahok ditingkatkan dari penyelidikan ke
tingkat penyidikan. Ahok dikenai Pasal 156-A Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juncto
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau UU
ITE.
23 November
Buni Yani untuk pertama kalinya diperiksa sebagai terlapor atas laporan Kotak Adja terkait
Undang-Undang no. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Buni Yani
memenuhi panggilan polisi pada siang hari dan menjalani pemeriksaan intensif di Polda
Metro Jaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan, polisi memutuskan untuk
menetapkan Buni Yani sebagai tersangka penghasutan SARA.
Islam adalah Agama yang toleran dan saling menghargai perbedaan satu dengan yang lain
atau antar golongan, yang berlandasan pada Al-Qur’an dan sunah serta ijma’ dan Qiyas.
Dalam nenafsirkan Al-Qur’an pun tidak semua orang bisa dengan mudahnya harus
mempunyai syarat dan ketentuan tersendiri. Mengetahui asbabun Nuzul dari suataun ayat itu
turun pun kapan dan di massa apa, Sehingga umat Islam tidak mudah untuk di Provokasi
oleh orang yang mempunyai kepentingan dalam Hal politik maupun kepentingan pribadi
seseorang. Berkaitan dengan surat Al-Maidah ayat 51 ini umat islam juga di untungkan karna
sebagian dari umat Islam terus berusaha memahami teks Al-Qur’an ini dengan membuka
tafsir-tafsir yang menjelaskan ayat ini, mari kita renungkan bersama dan jangan mudah ter
provokasi oleh issu yang bersifat (SARA).
Referensi