Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN ALAT PEMERSATU BANGSA ,HOAX

ADALAH PEMECAHANYA.

DISUSUN OLEH

RESKI LOFIONA

32318424

 nsjabsAB
ABSTARK

Mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahtja Purnama alias Ahok,terjerat kasus penistaan
agama.Ketika dijatuhi vonis 2 tahun penjara saat masih menjabat DKI 1 dia(ahok),sempat
ingin mengajukan banding namun dibatalkan,untuk meredam ketegangan politik yang
bernuansa agama.Kata Ahok"Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya
alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak akan menunggangi jika para relawan unjuk rasa. Apalagi
benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita,".Hati ini sakit ketika melihat
keadilan runtuh,dan sangat menyesakkan ketika kita tidak berjuang untuk sesuatu yang jelas
kebenarannya.Lembaga pegiat hak asasi yang berpusat di London, Inggris, Amnesty International,
berpendapat vonis bersalah dan penahanan Ahok akan 'menodai reputasi Indonesia dalam toleransi.
1.KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu,pertama-tama marilah kita panjatkan


puji syukur kehadiran Allah SWT yang mana masih memberikan kita kemudahan dan
kesehatan hingga kita mampu menyelesaikan tugas ini.Yang kedua saya ucapkan kepada
Dr.Agustinus W.Dewantara sebagai dosen filsafatyang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk berargurmen tentanng Pancasila dan harus bersentuhan dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara.Yang belum pernah saya dapatkan selama bersekolah di bangku
SMK.Yang mana kita sangat awam sekali.Sebenarnya bukan hal baru ,tetapi berargumen itu
lebih seperti apa yg kita inginkan untuk bangsa ini kedepanya,apa yang harus di perbaiki dari
segi pemahaman pancasila.Demikian saya menyusun tugas ini semoga bermanfaat.Amin
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan dasar Pancasila,bagaima Pancasila mampu


mempersatukan berbagai ras,agama dan golongan

B.Rumusan Masalah

1.Pancasila sebagai Alat pemersatu bangsa

2.Negara Gotong-Royong

3.Penistaan Agama

4.Pandangan Pancasila tentang Penistaan Agama


3.PEMBAHASAN

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang digagas oleh salah satu Funding
Father yaitu Ir.Soekarno pada pidatonya tanggal 1 juni 1945.Pancasila sebagai dasar negara
sesungguhnya mempunyai peranan penting dalam menentukan arah dan tujuan cita-cita luhur
bangsa Indonesia ini. Perlu disadari bahwasanya, semboyan “Bhineka tunggal Ika” yang
terpampang dalam lambang negara Indonesia kita ini, mempunyai arti dan kontribusi yang sangat
penting dalam mewujudkan diterapkannya Persatuan dan Kesatuan republik Indonesia .

Pancasila adalah dasar dan alat pemersatu bangsa yang dimaksudkan adalah
sebagai dasar aturan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan kehidupan
kenegaraan harus berdasarkan dan tidak boleh bertentangan.

Dan arti lain Pancasila adalah sumber dari segala hukum yang ada. Seharusnya
Pancasila mampu menyatukan bangsa ini. Akan tetapi semakin hari yang mampu dilihat
hanyalah perpecahan dan berbagai ragam konflik. Ini sangat bertolak belakang sekali
dengan ideologi Pancasila.

Seharusnya kita bangga dengan beragamnya pulau,ras,suku,agama dan budaya


dengan perbedaan tersebut seharusnya mampu hidup rukun berdampingan dan
menjadikan perbedaan tersebut adalah kesatuan untuk menjadi bangsa yang baik.

Kurangnya pemahaman Pancasila memebuat kita terpecah belah. Menjadikan


perbedaan dan saling menonjolkan keunggulan masing-masing untuk saling menjatuhkan.

Kembali pada jaman sebelum merdeka,tidak ada pahlawan yang berperang


melawan penjajah atas nama perbedaan. Walaupun mereka dari berbagai daerah tetapi
mereka berjuang dan bersatu untuk Merdeka.

Persatuan dan kemerdakaan yang diraih oleh perjuangan para pahlawan seketika
menjadi pudar karena keegoisan masing-masing. Ingat,gotong-royong merupakan sari pati
pancasila.Gotong royong merupakan budaya asli Indonesia yang telah ada sejak jaman
nenek moyang .Ini terbukti dari pola pikir, pola sikap dan perilaku anggota warga
masyarakat dengan saling menjaga nilai-nilai kemanusiaan ,berperilaku adil dan
mementingkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi atau golongan.Tetapi
apa yang membuat Indonesia seolah lupa akan jati dirinya sebagai bangsa Gotong-royong.
Sikap budaya gotong royong yang semula menjadi sikap hidup bangsa telah mengalami
banyak gempuran yang terutama bersumber pada budaya Barat yang agresif dan dinamis,
mementingkan kebebasan individu.

Dengan memanfaatkan keberhasilannya di berbagai bidang kehidupan serta


kekuatannya di bidang fisik dan militer, Barat cukup mendominasi dunia dan umat
manusia. Dampak globalisasi ini telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan
yang ada di masyarakat, salah satunya adalah aspek budaya gotong royong Indonesia.
Berharap masyarakat Indonesia mampu dan tidak goyah dalam dampak era globalisasi
modern. Sangat disayangkan sekali apabila gotong royong yang menjadi identitas dan
karakter bangsa ini hilang begitu saja.

Kembali lagi pada sila ketiga pancasila yang berbunyi “PERSATUAN


INDONESIA” Seolah sila tersebut sedang diuji dan pertanyakan kebenaranya. Banyak
sekali kasus Isu Sara dan Hoaks yang kita temui akhir-akhir ini. Yang mana ini membuat
perpecahan dimana-mana.Menurut pengertian konflik SARA(suku,agama,ras dan antar
golongan)suatu kekerasan yang dilatar belakangi sentimental antara suku,agama,ras dan
golongan tertentu. Karena ada egositas seseorang atau kelompok dengan jalan kekerasan.
Dan koflik ini pun sebenarnya sepele yang di terlalu besar-besarkan.

2 tahun lalu politikus partai Golkar dan Gerindra tersebut divonis 2 tahun penjara
setelah pidatonya yang menyisipkan surat Al-maidah ayat 51 , kejadian tersebut diawali pada
tanggal 27 desember 2016 Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) melakukan melakukan kunjungan
di kepulauan Seribu pada intinya Ahok menghimbau warga agar tidak khawatir terhadap
kebijakan pemerintah jika dia tidak terpilih kembali. Ternyata pidato Ahok tersebut menuai
pro dan kontra pidato tersebut mengandung unsur penistaan agama. Dan mencuatnya seorang
dosen bernama Buni Yani,dia adalah seorang dosen di London school of public
relations(LSPR).Unggahan nya di facebook dengan memotong durasi video ahok tersebut
memantik permusuhan ras,suku dan agama.

Dia mengklaim bahwa tanpa dia mengunggah pun Ahok sudah sangat dibenci oleh
warga.Hal ini lantas di manfaatkan ormas-ormas yang ingin menjatuhkan DKI 1 terserbut
serta memecah belah bangsa kita. Para kelompok islam radikal tersebut menuntut dan
menyerukan agar Ahok ditangkap dan diadili.

Ahok sangat dicintai oleh wargannya,dengan ketegasan yang luar biasa. Dia
merupakan idola di panggung politik. Semua tau bahwa Ahok adalah wakil gubernur sebelum
Jokowi menjabat sebagai Presiden RI. Mereka adalah 2 orang yang dielu-elukan pada masa
itu. Mungkin hingga sekarang pun sepertinya masih. Gaya Jokowi dengan blusukan dan
Ahok yang tidak kalah pamor dengan gaya ceplas ceplos.

Di era milenial sekarang seharusnya semua lebih pandai dalam menyikapi suatu
permasalahan. Banyak yang berpendapat dengan ditangkapnya Ahok adalah kemunduran
bagi bangsa Indonesia , kemunduran dalam kebebasan ekspresi dan beragama di
Indonesia sekaligus pertanda bahwa diskriminasi terhadap minoritas non muslim masih kuat
dan semakin menguat. Juga tanda bahwa hukum masih sangat lemah, sehingga keputusan
hukum bisa merupakan kompromi demi menghindari kekerasan lebih lanjut. Seolah tidak
setuju Ahok disebut penista agama seperti yang diputuskan majelis hakim.

Bagi penggemarnya Ahok adalah penista para penista agama yang menggunakan ayat
Al Quran sebagai alat untuk mempengaruhi pemilih dengan dasar yang tidak logis: Meminta
seseorang memilih orang yang seagama.”Apa iya, kita mau menyerahkan tugas itu pada yang
bukan ahlinya hanya karena dia seagama dengan kita?”Padahal jika mencari kelemahan
Ahok untuk kampanye (tak perlu kampanye hitam), kelompok oposisi sangat mudah
menemukannya. Misal soal penataan kota yang dinilai tidak partisipatif. Toh kelompok
oposisi juga sudah membina warga anti penggusuran.Atau carilah alasan yang logis dan
mudah di nalar.

Tapi kampanye partai oposisi menjadi sangat dangkal, berkelibat di urusan SARA.
Hanya saja sangat menyayangkan tanpa menyinggung kaum dan umat agama islam kenapa
“penistaan agama” ini terlalu di besar-besarkan hingga berlarut-larut seperti konflik Ahok tsb.
Apa karena dia adalah minoritas Tioghoa. Sehingga kekurangan tsb dijadikan pisau untuk
menggulingkannnya. Apa dia mengkorupsi uang rakyat hingga bermilyar-milyar?Setelah
divonis 2 tahun penjara dengan 156 a KUHP juncto Pasal 28 ayat 2 Undang-undang nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Ahok akan mengajukan banding tetapi
dibatalkan ,karena menurutnya hanya akan memperkeruh suasana dan menyebabkan perpecahan.Dan
perpecahan bertolak belakang dengan sila ketiga pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Jika
paham dan mampu mencangkan dalam kehidupan sehari-hari maka konflik tersebut tidak
akan berlarut-larut. Merasa telah lelah dengan para pemimpin dan wakil rakyat yang seolah
lupa akan janji-jani manisnya.
Terlalu bosan mempunyai pemimpin yang muluk terhadap janji dan ketika sudah
terpilih seolah kacang lupa akan kulitnya. Mereka adalah wakil rakyat,mereka sepenuhya
melayani rakyat. Dari ketua DPR RI kita yang sangat ruwet sekali drama penangkapannya,
hingga beberapa episode(seperti drama korea) KPK baru bisa menangkapnya. Dan baru-baru
ini sampai kepala desa pun ikut tertangkap tangan karena mencoba menggelapkan dana desa.
Jika mau jujur bukanlah mereka lebih keji daripada apa yg dilakukan oleh Ahok.

Indonesia sebagai negara yang sejak awal sudah berkomitmen untuk berbhineka
tunggal ika, dan semoga ini bukan slogan saja, seharusnya mengambil pelajaran serius dari
kasus Ahok dan mengakui bahwa memang arah politik kita kini lebih banyak disetir
kelompok Islam konservatif. Tidak masalah sebenarnya jika kelompok Islam berpolitik, tapi
ketika berpolitik menggunakan nama Islam, tentu saja itu masalah

Bangsa ini seolah sedang diuji ,bisa dibayangkan mereka yang duduk sebagai wakil
rakyat seolah lupa siapa yang mereka layani. “Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
umumnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat”.Dari kata-kata
tsb menafsirkan bahwa apapun itu mereka adalah wakil rakyat entah itu dari orang miskin
atau terkaya sekaligus.Kita menopangkan harapan besar dan tujuan kedepan bangsa ini.
Gunakanlah hati nurani untuk memperjuangkan nasib rakyat kebanyakan yang masih berada
di jurang kemiskinan dan kebodohan, agar mereka dapat terangkat ke status sosial ekonomi
yang lebih baik.Tapi yang mampu mereka lakukan hanya korupsi dan korupsi.Hidup di jaman
ini serba membingungkan.Yang seharusnya diadili tapi beruang banyak seolah bisa membeli
jeruji besi dan hidupnya semakin sejahtera.Sedangkan yang susah harus mati-matian berjuang
untuk sesuap nasi.

Menjelang pemilihan umum, banyak orang mengajukan diri agar dipilih sebagai wali
atau wakil rakyat. Tentunya ini hal wajar, karena setiap orang berhak untuk memilih dan
dipilih. Namun demikian, rakyat pemilih perlu berhati-hati dalam menentukan pilihan, agar
tidak salahpilih.Apalagi ada orang yang biasanya gemar menunjukkan sikap angkuh dan suka
mengambil hakorang lain, namun saat mencalonkan diri berusaha menunjukkan diri sebagai
orang baik. Kalau terpilih, ia besar kemungkinan akan kembali ke perangai buruknya.
Memilihnya berarti membantu kesombongan dan kejahatan. Perangai buruk akan berpeluang
terjadi lagi, karena sudah terbuka peluang besar untuk berkuasa dan sebelumnya telah pernah
sukses berkali-kali melakukannya.DPR telah melaksanakan tugas-tugasnya:Rakyat ingin
hidup enak/mewah sudah diwakili,Rakyat ingin jalan-jalan juga sudah diwakili,Rakyat ingin
dihormati sudah diwakili mereka.Yang kurang apalagi? Tujuan memperjuangkan hak-hak
rakyat adalah panggilan jiwa dan panggilan amanah untuk kesejahteraan dan keadilan sosial.

Wakil rakyat menerima keluh kesah masyarakat merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan masyarakat bukan sebaliknya wakil rakyat tidak proaktif untuk
memperjuangkan hak-hak rakyat. Wakil rakyat yang tidak proaktif adalah wakil rakyat
membuat sejarah kurang baik dan kurang melayani adalah bentuk terhadap penindasan
terhadap diri sendiri.

Wakil rakyat menjawab persoalan warga adalah kewajiban karena wakil rakyat sudah
menerima hak nya yaitu digaji rakyat, tentu wakil rakyat tidak boleh tutup mata dan tutup hati
dalam perjuangan.Sejahterakan kami wahai Wakil rakyat!!!

Bagaimana Pandangan Pancasila mengenai kasus Ahok?

Hal yang paling rumit di Indonesia salah satunya adalah persoalan agama, banyak
masalah yang timbul jika menyangkut agama , jika persoalan ini sudah terpecahkan maka
perdebatan apapun juga terpecahkan. Persoalan agama juga dibahas secara mendalam oleh
presiden pertama Indonesia Ir.Soekarno. dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 yang ditulis M.
Yamin :

“Kita Hendak mendirikan Negara Indonesia Merdeka di atas Weltanschauung apa?....


Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk seseorang, untuk suatu
golongan?... Apakah maksud kita begitu ? sudah tentu tidak ! Baik saudara – saudara yang
bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun saudara – saudara yang dinamakan kaum
Islam, semuanya telah mufakat bahwa Negara yang demikian itulah kita punya tujuan. Kita
hendak mendirikan suatu Negara ‘semua buat semua.’ Bukan buat satu orang, bukan buat
satu golongan... maka yang selalu mendengung di dalam saya punya jiwa... ialah dasar
pertama, yang baik dijadikan dasar buat Negara Indonesia, [yaitu] dasar kebangsaan.” (M.
Yamin: 1959,68-69)

Agama merupakan fondasi yang tepat dalam penataan etika hidup politik dan tidak
sedikit yang mengira akan hal tersebut, alsan mengapa agama dijadikan fondasi yang tepat
ialah agama menyentuh kehidupan manusia, solidaritas , kepedualian, kedamaian dapat
terwujud karena agama, sehingga ,hal apapun yang sensitive terhadap agama, amarah
masyarakat Indonesia yang tidak mendalami pancasila dengan benar pun pecah, apalagi jika
dibumbui dengan berita palsu oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab, maka
masyarakat Indonesia akan bertindak sesuai apa yang mereka pikirkan, bahkan sampai terjadi
perpecahan antar masyarakat.

Dalam sila ketiga “ Persatuan Indonesia” menjelaskan tujuan Indonesia untuk bersatu,
bahkan hoax yang mengacu pada penistaan agama sama sekali tidak relevan dengan pancasila
terutama sila ketiga, karena sangat bertolak belakang dengan tujuan Indoneisa.

Indonesia adalah Negara kebangsaan yang termuat dalam kutipan berikut :

“...bangsa Indonesia, Natie Indonesia, bukanlah sekadar satu golongan orang yang
hidup le desir detre ensemble, di atas daerah yang kecil seperti Minangkabau, atau Madura,
atau Sintang, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia – manusia yang menurut geo-
politik yang telah ditentukan oleh Allah S.W.T., tinggal dalam kesatuan semua pulau – pulau
Indonesia dari Ujung utara Sumatra sampai Irian! Seluruhnya ... menjadi satu, sekali lagi
satu...saya yakin tidak ada satu golongan di antara tuan – tuan yang tak mufakat, baik Islam
maupun golongan yang dinamakan golongan kebangsaan. Kesitulah kita harus menuju
semua”(Setneg:71-72)

Sebagai Masyarakat Indonesia sebelum menerima informasi apapun alangkah lebih


baik jika di klarifikasi terlebih dahulu bagaimana informasi itu sesungguhnya, apa itu bener
fakta atau hanya berita palsu belaka, dan jangan mudah percaya dengan apapun terutama
media social yang merupakan sumber utama berita palsu yang dapat menimbulakn
perpecahan antar Masyarakat Indonesia.
4.DAFTAR PUSTAKA

1. Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia).

2. Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

3. Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

4. Rahayu, A., & Dewantara, A. (2018). STUDI KASUS EKSEKUSI MATI TKI INDONESIA (TUTI
TURSILAWATI) DITINJAU DARI TEORI TINDAKAN MANUSIA, TATANAN MORAL SUBJEKTIF,
DAN TATANAN MORAL OBJEKTIF.

5. Dewantara, A. W. (2015). PANCASILA SEBAGAI PONDASI PENDIDIKAN AGAMA DI


INDONESIA. CIVIS, 5(1/Januari).

6.https://www.liputan6.com/news/read/3322122/mengulik-kembali-perjalanan-kasus-ahok

7.https://www.kompasiana.com/muhammadsyukri/550ad6ada33311f11c2e3ad5/siapa-
sebenarnya-wakil-rakyat-anggota-dpd-atau-dpr

Anda mungkin juga menyukai