Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK BENCANA TERHADAP GANGGUAN KEJIWAAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL TE O TORIATTE KARYA AKMAL NASERY BASRAL DAN


IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI SMA

Dinda Lestari1), Ahmad Bahtiar2)


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, l. Ir H. Juanda No.95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan
dindalestari2511@gmail.com

ABSTRAK
Triple disaster yang dialami oleh seseorang tentunya akan meninggal gangguan stress pasca
trauma atau biasa disebut dengan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), gangguan stress pasca
trauma ini mungkin sulit untuk disembuhkan. Trauma-trauma tersebut biasanya seringkali masih
dirasakan oleh para korban bencana yang selamat. Melalui permasalahan yang ada penulis
tertarik untuk melakukan penelitian terkait dampak bencana terhadap gangguan kejiwaan tokoh
utama dalam novel Te O Toriatte karya Akmal Nasery Basral dengan tujuan untuk menentukan
bentuk gangguan kejiwaan tokoh utama yang disebabkan karena triple disaster yang menimpanya.
Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif deksriptif, dengan menganalisis pada fakta-fakta
teks. Tulisan ini berusaha mengkaji unsur intrinsik serta mengetahui bentuk gangguan kejiwaan
yang dialami oleh tokoh utama. Berdasarkan pendekatan psikologi sastra maka, hasil dari
penelitian menentukan bahwa tokoh utama mengidap gangguan kejiwaan berupa PTSD (Post
Traumatic Stress Disorder), dalam PTSD ini dibagi menjadi empat simtom di antaranya yaitu 1)
intrusi, mengingat kembali kejadian trauma yang dialaminya trauma tersebut dapat muncul lewat
mimpi atau kegiatan sehar-hari seperti yang dialami tokoh utama, 2) menghindari, dalam simtom
ini tokoh utama berusaha menghindari hal-hal yang menyebabkan terjadinya, 3) Alterasi negative
pada kognisi dan suasana hati, hal ini tokoh bisa menyalahkan dirinya sendiri karena ia menjadi
korban selamat satu-satunya dalam keluarga, atau bahkan memiliki rasa pemberontakan atau
marah pada zat pemberi kehidupan atas apa yang telah terjadi 4) Gairah dan reaktivitas, dalam
hal ini dapat berupa membahayakan dirinya sendiri.
Kata kunci: Novel Te O Toriatte, gangguan kejiwaan, PTSD

204
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan hasil dari setinggi 10 meter dan berpusat di Prefektur
ungkapan pikiran seseorang baik berdasarkan Miyagi wilayah Tohoku, di mana pada saat
pengalaman pengarang sendiri atau terkait itu kedua orang tuanya sedang pergi berlibur,
masalah yang ada di sekitarnya, masalah orang tua angkatnya Hiroshi dan Harumi pun
tersebut biasanya berdasarkan realitas meninggal dunia, belum pulih keadaannya,
kehidupan, realitas kehidupan berkaitan dua hari setelah kejadian tsunami di Tohoku,
dengan gejala kejiwaan yang ditunjukkan reactor nuklir Fukushima Daiichi meledak,
melalui sikap dan perilaku seseorang. Untuk menimbulkan ketakutan baru bagi dirinya
menunjukkan hal tersebut pengarang karena dentuman ledakan yang sangat keras
menggambarkannya melalui perwatakan terngiang di telinganya. Apalagi ketika
tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam novel. Meutia melihat tayangan di televisi yang
menayangkan kerusakan dan jatuhnya
Novel Te O Toriatte yang ditulis oleh
korban-korban baru. Meutia sangat syok,
Akmal Nasery Basral pada tahun 2019 sangat
bencana yang dialaminya itu meninggalkan
kental membahas psikologi tokoh yang
traumatik, mengakibatkan dirinya
mengalami gangguan kejiwaan akibat
mengalami gangguan stress pasca trauma
bencana alam. Gangguan kejiwaan ini
yang disebabkan oleh triple disaster atau
merupakan gangguan yang muncul setelah
biasa disebut PTSD (Post Traumatic Stress
seseorang mengalami peristiwa yang tidak
Disorder) hingga Meutia harus
menyenangkan dan membuat penderitanya
ketergantungan obat penenang yaitu
teringat pada kejadian traumatis. Hal tersebut
Alodorm dan Prazosin Hydrochloride, kedua
dialami oleh tokoh Meutia dalam novel Te O
obat ini bekerja pada bagian otak untuk
Toriatte karya Akmal Nasery Basral, tokoh
mengatasi gangguan tidur dan mengurangi
Meutia mengalami trauma yang cukup berat
kecemasan tinggi yang dialami Meutia.
bagi hidupnya karena bencana yang
dialaminya, yaitu tsunami Aceh tahun 2004 Terperangkap dalam gangguan kejiwaan
ketika usianya empat belas tahun, tsunami yang terkadang muncul secara tiba-tiba,
tersebut berhasil menggulung nyawa ketiga Meutia perempuan tangguh dengan prestasi
adiknya dan orang tuanya. Beberapa tahun yang tinggi memiliki tekad kuat untuk
kemudian, Meutia kembali merasakan mewujudkan mimpinya menjadi Doctor
kehangatan dalam keluarga, ia diangkat oleh Engineering Computer. Ia harus bergulat
pasangan suami istri Hiroshi dan Harumi, dengan dirinya sendiri dalam mewujudkan
keduanya sangat baik dan begitu perhatian. cita-citanya, usahanya tidak main-main ia
Namun, belum sembuh traumanya karena terus belajar agar cita-citanya tercapai dan
bencana di Aceh, Meutia mengalami lagi tidak ingin mengecewakan kedua orang
bencana yang berat yaitu kehilangan orang tuanya di Aceh dan orang tua angkatnya yang
tua angkatnya akibat gempa berkekuatan sudah tiada. Setelah mendapat gelar sebagai
sama seperti di Aceh yaitu 9.0 magnitudo Ph. D.
yang mengakibatkan gelombang tsunami

205
Dapat dipahami bahwa trauma bukan Kejiwaan Tokoh-tokoh dalam Novel
hanya sebagai gejala psikis yang bersifat Dadaisme Karya Dewi Sartika”. Hasil
individual. Trauma muncul sebagai akibat penelitian menunjukkan gangguan kejiwaan
dari saling keterkaitan antara ingatan sosial yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel
dan ingatan individual tentang peristiwa yang Dadaisme berupa gangguan kejiwaan obsesif
mereka alami dan mengguncangkan jiwa kompulsif dialami oleh tokoh Jo dan Bim,
mereka. gangguan kejiwaan psikopat dialami oleh
tokoh Flo, dan gangguan kejiwaan
Bencana alam yang sering terjadi
skizofrenia dialami oleh tokoh Nedene.
tentunya banyak memakan korban jiwa serta
Persamaan penelitian di atas dengan
korban selamat yang pastinya memiliki
penelitian penulis yaitu sama-sama
trauma yang mendalam pasca bencana.
membahas mengenai bentuk gangguan
Apalagi mereka yang harus kehilangan
kejiwaan tokoh dalam novel dengan
keluarganya. Beberapa penanganan pasca
menggunakan teori psikologi sastra dan
bencana terkait tempat singgah sementara
metode yang sama yaitu metode kualitatif.
atau posko bencana serta obat-obatan bagi
Perbedaan penelitian di atas dengan
korban selamat tentunya menjadi penolongan
penelitian penulis yaitu novel yang
pertama. Namun, untuk penanganan pada
digunakan berbeda, penelitian di atas
korban dari segi psikis juga sangat
menggunaka novel Dadaisme Karya Dewi
diperlukan. Dilansir dari laman UNAIR
Sartika, sedangkan penelitian penulis
NEWS menurut Prof. Dr. Nurul Hartini
menggunakan novel Te O Toriatte Karya
menjelaskan bahwa pasca bencana,
Akmal Nasery Basral. Selain itu, meski
keselamatan jiwa dan pertolongan secara
sama-sama membahas mengenai bentuk-
psikologis menjadi hal yang paling utama,
bentuk gangguan kejiwaan dalam tokoh yang
hal tersebut bukan berarti bantuan medis
membedakannya dengan penelitian di atas
tidak penting. Bantuan medis juga sangat
yaitu penulis hanya meneliti salah satu tokoh
dibutuhkan, namun Kesehatan mental para
saja, yaitu tokoh Meutia dalam novel Te O
korban juga menjadi prioritas. Selanjutnya,
Toriatte berbeda dengan penelitian di atas
dilansir dari tirto.id, melalui penelitian
yang menganalisis semua tokoh dalam novel
terhadap korban gempa bumi di Jepang pada
yang dianggap memiliki gangguan kejiwaan.
tahun 1995, Kato H dan rekannya mendapati
Penelitian lain pernah dilakukan oleh Fajria
fakta bahwa para korban yang selamat
Noviana dalam jurnal Undip Izumi 2
menderita gangguan tidur, depresi, gampang
(2),2013, dengan judul “Gangguan Kejiwaan
marah, dan hipersensitif. Untuk itu perlunya
Tokoh Utama Novel Haguruma Karya
penanganan dalam mengetahui bentuk
Akutagawa Ryuunosuke”. Hasil dari
gangguan kejiwaan yang dialami oleh
penelitian di atas menghasilkan gejala-gejala
korban.
gangguan kejiwaan yaitu gejala primer,
Penelitian terkait gangguan kejiwaan gejala sekunder, dan gejala penyerta yang
pernah dilakukan oleh Yulia Sri Hartati ditunjukkan oleh tokoh utama dalam novel,
(2017), dengan judul penelitian “Gangguan dan kegiatan artistiknya telah memperkuat

206
dugaan bahwa tokoh utama menderita menggunakan analisis struktural khususnya
skizofrenia. Persamaan penelitian di atas unsur intrinsik dalam novel dan analisis
dengan penelitian penulis yaitu membahas novel dengan pendekatan psikologi sastra
subjek yang sama yakni gangguan kejiwaan menggunakan teori kepribadian psikoanalisis
tokoh utama dalam novel dengan Sigmund Freud. Permasalahan kejiwaan
menggunakan teori struktural dan psikologi yang dialami tokoh Meutia akibat tripple
sastra serta metode yang digunakan pun sama disaster yang dialaminya dalam novel Te O
yaitu metode kualitatif. Sedangkan Toriatte menarik perhatian penulis untuk
perbedaan penelitian di atas dengan meneliti Dampak Bencana Terhadap
penelitian penulis yaitu teori psikologi sastra Gangguan Kejiwaan Tokoh Meutia dalam
yang digunakan oleh penulis mengambil teori novel Te O Toriatte karya Akmal Nasery
psikoanalisis Sigmund Freud, objek atau Basral dan Implikasinya terhadap
novel yang digunakan pun berbeda. Penulis Pembelajaran di SMA yaitu peserta didik
menggunakan novel Te O Toriatte Karya dapat menganalisis cerita fiksi sebuah novel
Akmal Nasery Basral, sedangkan penelitian yakni dengan memahami dan menelaah
di atas menggunakan novel Haguruma Karya unsur-unsur novel baik intrinsik maupun
Akutagawa Ryuunosuke. ekstrinsik novel, serta mengenal bentuk
gangguan kejiwaan lewat karya sastra.
Berdasarkan penelitian terdahulu dapat
disimpulkan bahwa subjek penelitian Teori yang digunakan dalam penelitian
terdahulu yaitu novel Te O Toriatte belum ini yaitu teori psikologi sastra. Endraswara
pernah ada yang meneliti. Namun, objek mengemukakan bahwa penelitian psikologi
penelitian terkait Gangguan Kejiwaan sangat sastra memiliki peranan penting dalam
membantu peneliti dalam melakukan pemahaman sastra karena adanya beberapa
penelitian ini. Kajian psikologi sastra di kelebihan seperti: pertama, pentingnya
Indonesia memang sudah banyak, tetapi jika psikologi sastra untuk mengkaji lebih
dibandingkan dengan disiplin ilmu lain mendalam aspek perwatakan; kedua, dengan
seperti sosiologi atau antropoligi, kajian pendekatan ini dapat memberi umpan-balik
psikologi masih kalah jauh. Untuk kepada peneliti tentang masalah perwatakan
mengembangkan suatu disiplin ilmu yang dikembangkan; dan terakhir penelitian
psikologi sastra, perlu adanya penelitian semacam ini sangat membantu untuk
terkait disiplin ilmu tersebut salah satunya menganalisis karya sastra yang kental dengan
dengan membuat penelitian mengenai masalah-masalah psikologis. Sedangkan
gangguan kejiwaan dan mengidentifikasi teori psikoanalisis dari Sigmund Freud
bentuk-bentuk gangguan kejiwaan dengan banyak memberikan kontribusi dan
tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk mengilhami pemerhati psikologi sastra.
gangguan kejiwaan yang dialami oleh korban Dengan pertimbangan bahwa karya sastra
bencana alam. Aspek kejiwaan yang dibahas mengandung aspek-aspek kejiwaan yang
dalam penelitian ini berfokus pada bentuk sangat kaya, maka analisis psikologi sastra
gangguan kejiwaan yang dialami tokoh perlu dimotivasi dan dikembangkan lebih
Meutia melalui penokohan tokoh dengan serius. Psikologi sastra adalah sebuah

207
interdisiplin antara psikologi dan sastra. Teknik pengumpulan data dalam
Daya tarik psikologi sastra ialah pada penelitian ini yaitu studi Pustaka dengan
masalah manusia yang melukiskan potret teknik simak dan catat. Studi kepustakaan
jiwa. Selain itu, langkah pemahaman teori (Literatur Review) berisi uraian tentang teori,
psikologi sastra dapat melalui tiga cara. temuan dan bahan penelitian lain yang
Pertama, melalui pemahaman teori-teori diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
psikologi kemudian dilakukan analisis landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam
terhadap suatu karya sastra. Kedua, literatur review ini diarahkan untuk
menentukan sebuah karya sastra sebagai Menyusun kerangka pemikiran yang jelas
objek penelitian, kemudian ditentukan teori- tentang pemecahan masalah yang sudah
teori psikologi yang dianggap relevan untuk diuraikan sebelumnya pada perumusan
digunakan. Ketiga, secara simultan masalah (Siregar & Harapah Nurliana, 2019).
menemukan teori dan objek penelitian. Teknik simak dilakukan dengan menyimak
Selanjutnya, memperlihatkan bahwa teks isi novel yang berkaitan dengan rumusan
yang ditampilkan melalui suatu teknik dalam masalah yang diajukan, kemudian mencatat
teori sastra dapat mencerminkan suatu kutipan atau informasi dalam novel yang
konsep dari psikologi yang diusung oleh dianggap relevan dengan penelitian ini.
tokoh fiksional (Minderop, 2016). Selain Analisis data yang digunakan dalam
psikolgi sastra, penelitian ini juga penelitian ini yaitu prosedur analisis
menggunakan teori analisis struktural. struktural. Adapun langkah-langkah dalam
Analisis struktural digunakan untuk analisis data dengan prosedur analisis
mengidentifikasi, mengkaji, dan struktural yang dijabarkan oleh Levi Strauss
mendeskripsikan fungsi dan hubungan yaitu sebagai berikut. Langkah pertama,
antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan, membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu.
dengan mengidentifikasi dan Langkah kedua, pembacaan ulang terhadap
mendeskripsikan keadaan peristiwa- cerita-cerita itu yang lebih seksama lagi
peristiwa, plot, tokoh, dan penokohan, latar, untuk memperoleh pengetahuan yang jelas
sudut pandang, dan lain-lain (Nurgiyantoro, yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
2012). analisis ini. Langkah ketiga, menangkap
tindakan atau peristiwa yang dialami oleh
METODE PENELITIAN
para tokoh dalam cerita. Karena itu, perhatian
Penelitian ini menggunakan metode harus ditujukan kepada kalimat-kalimat yang
kualitatif bersifat deskriptif, yaitu dengan mengandung peristiwa yang dialami oleh
mendeskripsikan suatu obyek, fenomena, para tokoh dalam cerita melalui pencermatan
atau setting sosial yang akan dituangkan terhadap beberapa kalimat dalam suatu
dalam tulisan yang bersifat naratif. Objek cerita. Langkah keempat, memperhatikan
dari penelitian ini yaitu novel yang berjudul adanya suatu relasi atau kalimat-kalimat yang
Te O Toriatte Karya Akmal Nasery Basral, menunjukkan hubungan-hubungan tertentu
yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka dalam suatu cerita. Langkah kelima, menarik
Utama, Jakarta dengan 318 halaman. hubungan relasi antar elemen-elemen di

208
dalam cerita secara keseluruhan. Langkah dengan watak-watak tertentu dalam
keenam, menarik kesimpulan akhir (Wijaya, sebuah cerita. Atau seperti dikatakan
2018). oleh Jones, penokohan adalah
pelukisan gambaran yang jelas
HASIL DAN PEMBAHASAN
tentang seseorang yang ditampilkan
Struktur Narasi Novel Te O Toriatte Karya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro,
Akmal Nasery Basral 2012).
a. Ryochi Yamaoka
1. Tema
Ryochi Yamaoka, biasa
Tema merupakan makna
dipanggil Ryo adalah laki-laki
keseluruhan yang didukung cerita,
berusia 34 ini memang
dengan sendirinya dia akan
keturunan Jepang. Secara
tersembunyi di balik cerita yang
fisik, dalam novel Ryo
mendukungnya. Menurut Hartoko
digambarkan sebagai laki-laki
dan Rahmanto, tema merupakan
berbadan kurus, berambut
gagasan dasar umum yang menopang
cokelat kemerahan.
sebuah karya sastra dan yang
“Matanya berserobok
terkandung di dalam teks sebagai tatap dengan pandangan
struktur semantic dan yang seorang bocah lelaki
menyangkut persamaan-persamaan kurus berambut cokelat
atau perbedaan-perbedaan kemerahan yang
(Nurgiyantoro, 2012). melambaikan tangan.”
Berdasarkan penjelasan tersebut (Basral, 2019)
Ryochi adalah seorang
maka, novel Te O Toriatte memiliki
ilmuwan muda (pakar genom)
tema secara keseluruhan yaitu
dari Jepang, karena
perjuangan seseorang dalam
kepintarannya ia kerap kali
menghadapi gangguan kejiwaan yang
masuk dalam media masa
dialaminya.
terkenal di negeri Sakura
2. Tokoh dan Penokohan
tersebut.
Tokoh cerita menurut Abrams
Selain pakar genom, Ryo
adalah orang yang ditampilkan dalam
termasuk lelaki yang gigih
suatu karya naratif, atau drama, yang
dalam mengejar cintanya hal
oleh pembaca ditafsirkan memiliki
tersebut terbukti bahwa
kualitas moral dan kecenderungan
dirinya meskipun sudah
tertentu seperti yang diekspresikan
berusia 34 tahun tetap setia
dalam ucapan dan apa yang dilakukan
menunggu jawaban Meutia
dalam tindakan. Sedangkan
untuk menerimanya menjadi
penokohan sering juga disamakan
teman hidupnya. Hal tersebut
artinya dengan karakter dan
dapat dibuktikan pada kutipan
perwatakan menunjuk pada
sebagia berikut.
penempatan tokoh-tokoh tertentu

209
“Myu, ini malam tahun mendapatkan pasien gratis
baru ketiga aku menunggu yang tak punya keluarga…”
jawabanmu. Dua malam (Basral, 2019)
tahun baru di Jepang, dan
Dari kutipan di atas jelas
sekarang di sini. Sampai
kapan? Kamu selalu bahwa Meutia merasa
bilang tidak ada lelaki lain dibohongi oleh Ryo yang
di hatimu. Mengapa kamu selama ini dianggap tulus
tak memberikan mencintainya. Namun, dibalik
kesempatan untukku? itu semua Ryo memiliki niat
Kita bisa mencobanya, untuk melakukan eksperimen
dengan kesepakatan
illegal dengan sample Meutia
waktu kalau perlu. Tida
bulan sebagai kekasih sebagai korban triple
kalau berjalan baik kita disastyer yang selamat.
tingkatkan kalau tidak, b. Meutia Ahmad Sulaiman
kita kembali sebagai Meutia Ahmad Sulaiman
teman.” (Basral, 2019). adalah gadis keturunan Aceh
Berdasarkan kutipan di yang menjadi korban selamat
atas dapat disimpulkan bahwa saat Tsunami Aceh melanda.
Ryo merupakan lelaki gigih Secara fisik, Meutia memiliki
yang rela menunggu jawaban rambut yang hitam tebal, ikal,
Meutia hingga selama tiga dan memiliki bola mata yang
tahun, meskipun Meutia tidak besar dengan alis seperti
pernah membalas Ryo namun, bulan sabit, batang hidungnya
Ryo masih terus bertanya lancip di bagian ujung,
pada Meutia mengenai memiliki bibir yang mungil
kelanjutan hubungan mereka. dan kenyal, tidak lurus tipis
Dibalik kegigihannya itu atau tebal menggumpal.
Ryo adalah lelaki licik yang Meutia memiliki tubuh yang
memiliki niat buruk terhadap ramping.
Meutia. “Rambutmu bagus. Hitam
“kamu keterlaluan, Ryo! tebal, ikal, seperti rambut
Aku pikir selama ini kamu Mak.” (Basral, 2019)
benar-benar tulus “Mak menatap ketiga
mencintaiku, putrinya. Meutia sudah
mengingatkanku kembali ke setinggi dirinya.
Wajahnya
jalan Tuhan. Tetapi kamu
menggabungkan semua
sendiri ingin menjadi Tuhan bagian terbaik wajah dia
dengan ilmu pengetahuan dan suaminya. Bola mata
kamu kuasai sekarang. Itulah besar berbinar dinaungi
sebabnya kamu ingin lengkung alis bulan sabit
menikahiku agar bisa hari ketiga. sepasang

210
dekik selalu muncul Jika kebanggaan di sekolahnya
tersenyum, membuat karena dirinya yang selalu
bukit pipinya kian molek mendapat juara kelas dengan
ranum. Batang hidungnya
nilai yang diperolehnya selalu
melancip di bagian ujung,
tidak seperti kebanyakan paling tinggi di antara teman-
hidung warga setempat temannya yang lain yaitu
yang melebar. Mulutnya dengan nilai 9-10.
diapit dua bibir mungil “Mut kelas 3 Tsnawiyah,
yang kenyal, tidak lurus tahun depan masuk
tipis atau tebal Aliyah. Dia nomor satu di
menggumpal. Tubuh sekolah. Nilainya 9-10
Meutia Ramping karena semua. Yati kelas 1
sering menjaga ketiga Tsanawiyah, Sarah kelas 5
adiknya dan melakukan Ibtidaiyah, Ilyas kelas 3.
pekerjaan fisik lain yang Jangan sampai lupa lagi.”
diminta Bapak seperti (Basral, 2019)
merapikan jala sampai Berdasarkan kutipan di atas
membantu menarik tergambar jelas bahwa Meutia
perahu.” (Basral, 2019) adalah sosok anak berprestasi
Berdasarkan kutipan
yang mempu
tersebut tergambar jelas fisik
mempertahankan nilai
Meutia. Selain itu Meutia
pelajarannya dan selalu
adalah sosok kakak yang
menjadi nomor 1 di
sangat pengertian bagi adik-
sekolahnya. Menjadi anak
adiknya maupun orang
yang pintar, ketika SMA ia
tuanya, ia juga sering menjaga
menjadi dengan nilai sangat
adik-adiknya dengan
memuaskan dan masuk dalam
mengajaknya bermain
10 besar nilai tertinggi se-
bersama serta membantu
Indonesia pada tahun 2008.
Mak. Hal tersebut dapat
“Aku lulus SMA dengan
dibuktikan pada kutipan nilai sangat memuaskan
sebagai berikut. dan masuk 10 besar nilai
“sebagai anak tertua, dia tertinggi se-Indonesia
sudah mengerti kesulitan pada tahun 2008.”
hdup yang mereka jalani.” (Basral, 2019).
“kamu tidurlah. Seharian c. Malahayati dan Maisarah
berenang dan menjaga Malahayati dan Maisarah
adik-adik tentu badanmu adalah adik kandung Meutia
Lelah sekali.” (Basral,
yang menjadi korban
2012)
Selain menjadi Tsunami Aceh. Keduanya
kebanggaan keluarganya, tergulung gelombang
Meutia juga menjadi Tsunami sehingga tidak dapat

211
diselamatkan. Malahayati dengan jelas hanya saja tokoh
digambarkan dalam novel Bapak mengatakan bahwa
sudah memiliki tinggi badan fisiknya mirip dengan fisik
setinggi leher Meutia dengan Meutia.
wajahnya yang bulat mirip “Rambutmu bagus. Hitam
Mak. Sedangkan maisarah tebal, ikal, seperti Mak.”
digambarkan memiliki tinggi “Dulu rambut Mak
memang seperti kamu,
setinggi dada Malahayati
Mut,” jawab Mak sambal
dengan rahang persegit yang memegang ujung
lebih mirip Bapak. Hal rambutnya yang pecah
tersebut dapat dibuktikan bercabang. Tapi sekarang
berdasarkan kutipan berikut. tipis, mudah rontok, dan
“Malahayati sudah pecah ujungnya. Mungkin
setinggi leher kakaknya karena umur. Kadang-
dengan wajah bulat mirip kadang Mak berpikir
Mak. Maisarah sudah nggak lama lagi…”
setinggi dada Malahayari (Basral, 2019)
dengan rahang persegi Mak dan bapak adalah
yang lebih mirip Bapak.” sosok orang tua yang pekerja
(Basral, 2012). keras. Hal tersebut dapat
d. Ilyas dibuktikan berdasarkan
Ilyas adalah adik bungsu ketipan berikut.
Meutia, ia digambarkan “Jika Bapak melaut, Mak
sebagai anak berambut akan pergi ke pusat kota
cokelat kemerahan dengan Banda Aceh untuk
wajah yang berbentuk cekung melakukan pekerjaan
“Si bungsu Ilyas yang kasar apa saja asal bisa
berambut cokelat mendapatkan tambahan
kemerahan dengan wajah uang.” (Basral, 2019)
cekungnya yang lucu- Selain menjadi ibu yang
menggemaskam pekerja keras, Mak juga
melonjak-lonjak sangat pintar dalam mengolah
kegirangan.” (Basral, makanan. Hal tersebut
2019). membuat anak-anaknya tidak
Kutipan di atas pernah merasa bosan karena
menggambarkan fisik Ilyas,
serngkali memakan ikan
namun untuk sifat dan
sikapnya tidak digambarkan tangkapan Bapak dan itu juga
dengan jelas dalam novel. yang dapat mengurangi
e. Mak dan Bapak pengeluaran keluarga mereka.
Dalam novel gambaran “Mak selalu punya ide
secara fisik tokoh Mak dan mengolah ikan kwee,
Bapak tidak digambarkan kerapu macan, kakap, atau
tuna. Apalagi jika yang

212
dibawa pulang Bapak menjadi orang tua angkat
adalah gurita atau kepiting Meutia. Dalam novel
lunak. Diolah dengan cara digambarkan bahwa Hirosi
apapun, dua tangkapan itu
merupakan laki-laki keturuna
akan membawa
kenikmatan tersendiri Jepang dengan tubuh kurus,
yang membuat lidah tinggi, dan kepala yang sudah
menari.” (Basral, 2019). mulai botak, namun di kedua
Bapak memiliki sikap sisi kepalanya masih memiliki
pelupa hal tersebut rambut berwarna hitam,
digambarkan melalui teks Hirosi mempunyai alis mata
novel yang menggambarkan yang tebal hal itu membuat
bahwa Bapak lupa dengan matanya semakin terlihat
jenjang sekolah anak-anaknya sipit. Hidung laki-laki itu agak
dengan alas an sering berada tinggi. Sedangkan istrinya
di tengah laut sehingga tidak Harumi, digambarkan
mengingat hal tersebut, selain memiliki fisik dengan tinggi
itu dijelaskan pula bahwa hanya sampai pada dada
Bapak tidak ingat sudah suaminya, rambutnya hitam
makan atau belum jika berada tebal, bertubuh gemuk,
di tengah laut. berwajah ulat dengan hidup
“e’ee Bapak ini! Masa lebar, dan matanya lebih besar
sekolah anak sendiri dari mata suaminya. Hal
lupa?” tersebut dapat dibuktikan
“Namanya juga sering di
melalui kutipan berikut.
tengah laut,” Bapak
berkilah. “Jangan-kan “Si lelaki bertubuh kurus
sekolah anak-anak, sudah tinggi, dengan kepala
makan atau belum saja mulai botak. Tidak botak
bisa lupa kalau sudah di plontos karena di kedua
laut. Bahkan kalau sedang sisi kepalanya masih ada
digulung badai, dengan rambut hitam. Alis
Mak pun Bapak lupa,” matanya tebal sehingga
lanjut bapak menggoda semakin
(Basral, 2012). menyembunyikan
Berdasarkan kutipan di matanya yang sipit. Ujung
hidungnya agak tinggi,
atas dapat disimpulkan
lebih seperti hidung orang
bahwa Bapak memiliki Eropa, meski kelopak
sifat pelupa. mata dan keseluruhan
f. Hirosi dan Harumi wajahnya tetap khas orang
Mishima (orang tua angkat) Jepang. Sedangkan yang
Hirosi dan Harumi adalah perempuan tingginya
sepasang suami istri yang hanya sampai dada si
lelaki, rambut hitam tebal,

213
bertubuh gemuk, wajah Keduanya memiliki
bulat dengan hidung lebar kepribadian yang sangat baik,
seperti kebanyakan meskipun Meutia awalnya
perempuan Jepang
masih tidak ingin tinggal di
tradisional. Matanya lebih
besar dari yang laki-laki.” Jepang tetapi perhatian
(Basral, 2019) mereka kepada Meutia tidak
Kutipan tersebut pernah putus. Biaya sekolah
merupakan penjelasan pun ditanggung oleh mereka.
mengenai fisik tokoh Harumi Bahkan tidak hanya itu
dan Hirosi sepasang suami- mereka juga meminta kepada
istri orang tua angkat Meutia pemilik rumah tempat tinggal
yang berasal dari Jepang. Meutia saat melanjutkan
Harumi merupakan Pendidikan di Jakarta untuk
Wanita dengan hati yang tetap memenuhi gizi Meutia.
begitu lembut dan mudah “Menurut Agam, semua
tersentuh. Hal tersebut dapat dana untuk kebutuhan itu
dibuktikan dalam kutipan ditanggung oleh keluarga
Jepang di Fukushima.
novel sebagai berikut. Oleh Harumi dan
“selalu menangis sejak suaminya. Belum lagi atas
saat pertama aku berdiri di permintaan keluarga
hadapan mereka.” (Basral, Mishima kepada pemilik
2019) rumah Bapak dan Ibu
Kutipan di atas Hasan setiap pagi di teras
menggambarkan ketika pavilium selalu diantarkan
sepasang suami-istri itu sarapan oleh bibi
datang menemui Meutia dan pembantu berdasarkan
menawarkan dirinya untuk keinginanku. Aku juga
mendapat tambahan
menjadi orang tua angkat
pasokan vitamin B
mereka. Pada saat itu Harumi Komplek, Vitamin Cm
seringkali menangis ketika dan emulsi minyak ikan
bertemu dengan Meutia hal yang dikirimkan staf
tersebut disebabkan karena kantor Agam di Jakarta.”
wajah Meutia yang mirip (Basral, 2019)
dengan anak tunggalnya yang Berdasarkan kutipan di
sudah meninggal dan salah atas dapat disimpulkan bahwa
satu alasannya mereka ingin Harumi dan Hirosi
sekali menjadikan Meutia merupakan orang baik dan
sebagai anaknya yaitu karena sangat perhatian meskipun
kemiripan Meutia dengan hanya hal kecil.
Reiko, anak tunggal mereka.

214
g. Farhan sesama, ia rela membeli
Fisik tokoh Farhan tidak rumah tempat di mana Meutia
dijelaskan secara rinci dalam ngekos ketika tinggal di
novel hanya saja disebutkan Jakarta untuk dijadikan
bahwa ia memiliki paras sebuah Yayasan bagi para
tampan melalui kutipan korban dengan gangguan
berikut. trauma.
“kalian serasi sekali. 3. Latar
Tampan dan cantik yang Latar tempat dalam novel Te O
sepadan,” (Basral, 2019). Toriatte ini digambarkan secara
Kutipan di atas
terperinci dan dijelaskan dalam
menjelaskan tokoh lain yang
beberapa lokasi yang berbeda-beda
memuji paras keduanya
baik lokasi dalam negeri maupun luar
Farhan adalah teman laki-
negeri. Latar tempat pertama yaitu
laki sekaligus pengagum
ketika Meutia dan Ryo sedang berada
Meutia ketika ia masih
di Jakarta, pada 31 Desember.
bersekolah di SMA 8 Jakarta,
Keduannya memiliki kesibukan
Farha merupakan orang yang
masing-masing di Jakarta namun,
baik dan rendah hati.
mereka menyempatkan diri untuk
“wow! Kamu sangat
bertemu dalam sebuah pesta yang
rendah hati sekali
mengatakannya,” (Basral, diadakan untuk memperingati tahun
2019). baru, yaitu di sekitar Tugu Sealamat
Berdasarkan kutipan di Datang, Bundaran HI.
atas dapat digambarkan “ledakan demi ledakan kembang
bahwa tokoh Meutia sedang api yang mengecup taman langit
mumuji tokoh Farhan karena di atas Tugu Selamat Datang,
Bundaran Hotel Indonesia, gagal
dirinya sangat rendah hati. mengusir gigil yang mesyhur dan
Selain rendah hati Farhan kini ikut menari Bersama
juga orang yang sangat peduli, gelinjang air mancur.” (Basral,
hal tersebut dapat dibuktikan 2019)
melalui kutipan berikut. Dalam novel juga tokoh
“rumah ini bisa kita menyebutkan nama lokasi yang ingin
jadikan kantor Yayasan dituju namun tidak digambarkan
untuk penanggulangan bahwa keduannya berada di lokasi
trauma bagi anak-anak yang dituju yaitu Ryo akan pergi ke
dan remaja.” (Basral,
Bali untuk konferensi Internasional
2019).
Berdasarkan kutipan di Pakar Genom di Nusa Dua di mana
atas dapat disimpulkan bahwa Ryo menjadi salah satu pembicara
Farhan memang sosok laki- utama di sana. Sedangkan Meutia
laki yang peduli terhadap akan ke kembali ke Jepang,
Aizuwakamatsu. Namun dari
215
percakapan keduanya tidak Latar lainnya yaitu berada di
digambarkan bahwa Ryo berada di Fukushima, dalam novel
Bali dan Meutia di Jepang, hanya digambarkan peristiwa pada latar
menyebutkan saja dalam sebuah tempat tersebut terjadi pada Maret
percakapan keduanya. 2011. Lebih tepatnya Meutia sedang
“Mengingatkan saja nanti sore berada di kampusnya yang terletak di
aku ke Bali. Lusa ada…” lantai tiga Universitas Aizu. Saat itu
“…Konferensi Internasional Meutia sedang mengikuti kelas
Pakar Genom di Nusa Dua di
Profesor Kenzaburo Kan dengan
mana kamu menjadi salah satu
pembicara utama. Aku ingat.” mata kuliah Computer and Network
“Aku juga pulang ke System Modeling and Simulation,
Aizuwakamtsu besok.” (Basral, pada saat itu jam mengarah pada
2012) pukul 14.30 JST (Japan Standard
Saat di Jakarta Meutia menyewa Time).
hotel Pullman untuk bersinggah “Meutia berada di ruang kuliah
tepatnya di lantai 12. lantai tiga Universitas Aizu ketika
“Bajunya kuyup oleh keringat, di ia tak sengaja melihat keluar
kamar lantai 12 Hotel Pullman jendela. Arloji menunjukkan
yang sejuk. Jantungnya seolah waktu pukul 14.30 JST (Japan
pindah keluar rongga dada saking Standard Time)” (Basral, 2019).
kencangnya detak yang ia Latar tempat selanjutnya yaitu
rasakan. Jam menunjukkan waktu Banda Aceh, pada saat peristiwa yang
pukul 01.15.” (Basral, 2019) berlatar tempat di Banda Aceh ini
Berdasarkan kutipan di atas dapat terjadi pada 25 Desember 2004.
disimpulkan bahwa Meutia sedang Dalam novel digambarkan pada saat
mengalami mimpi buruk sehingga ia itu Meutia ingin mengajak adik-adik
terbangun pada dini hari, dengan baju untuk berenang di laut karena pada
yang basah kuyup. hari itu mereka sedang libur sekolah.
Ketika di Jakarta Meutia dan Ryo “Mak, Pak, boleh Mut ajak adik-
menyempatkan diri untuk adik berenang?”
melaksanakan salat subuh di masjid “Hari ini 25 Desember Mak.
Istiqlal. Lebaran orang Kristen.” (Basral,
“Mobil Alphard putih yang 2019).
mereka kendarai memasuki Latar tempat di gambarkan jelas letak
halaman parkir Masjid Istiqlal rumah Meutia dan keluarganya yaitu
persis ketika azan Subuh di dusun nelayan Gampong Lampulo.
berkumandang.” (Basral, 2012) “e’ee, sudah ke alam mimpi
Pada kutipan di atas digambarkan rupanya. Memang sudah tua
bahwa keduanya berada di masjid ternyata,” katanya sambil jalan
Istiqlal untuk melaksanakan salat menuju pintu dan meninggalkan
subuh. gubuk rombeng mereka di dusun
nelayan Gampong Lampulo
(Basral, 2019).

216
Dalam kutipan tersebut Berdasarkan kutipan di atas dapat
digambarkan persitiwa tersebut disimpulkan bahwa Meutia sedang
terjadi di dalam rumah, pada saat itu berada di rumah sakit.
Mak dan Bapak sedang mengobrol, Berikutnya latar tempat lainnya
namun Bapak tiba-tiba tertidur pulas berada di Gunung Gede Pangrango.
meninggalkan Mak yang masih Latar tempat tersebut digambarkan
terbangun. Latar tempat lain ketika Meutia mengingat kembali
digambarkan ketika Meutia dan kejadian masa lampaunya yang
keluarga pergi salat subuh di masjid pernah mendaki gunung tersebut
Baiturrahim pada Minggu, 26 Bersama teman-temannya pada
Desember 2004. September 2006.
“Lima menit sebelum azan Subuh “Lembayung senja tercetak di
membangunkan kota, keluarga cakrawala, menaungi Kawasan
nelayan dari Gampong Lampulo Taman Nasional Gunung Gede-
itu sudah berada di dalam Masjid Pangrango yang rmbun.” (Basral,
Baiturrahim di bibir pantai.” 2019)
Kutipan tersebut menggambarkan Berdasarkan kutipan di atas dapat
bahwa keluarga Meutia berada di disimpulkan bahwa Meutia pada
masjid Baiturrahim untuk tahun 2006 pernah mendaki gunung
menunaikan salat subuh dan sudah gede-pangrango.
menunggu subuh tiba sebelum Azan Latar tempat lainnya yaitu kamar
berkumandang. Lalu kemudian kos di Kawasan Manggarai, Jakarta
gempa yang disusul tsunami terjadi Selatan. Saat itu Meutia masih
beberapa saat setelah mereka salat bersekolah di Jakarta.
subuh. Nyawa Mak, Bapak, dan “Meutia duduk menghadap
ketiga adiknya tidak bisa cermin rias di kamar kosnya di
diselamatkan bahkan Meutia tidak Kawasan Manggarai, Jakarta
Selatan.” (Basral, 2019)
tahun jasadnya karena Meutia segera
Dari kutipan di atas dapat
diselamatkan oleh tim penyelamat
disimpulkan bahwa Meutia sempat
dan dibawa ke rumah sakit yang tidak
mengekos di Jakarta karena dahulu ia
dijelaskan nama rumah sakitnya,
masih tidak ingin tinggal di Jepang
hanya saja dalam teks digambarkan
dengan keluarga barunya.
bahwa Meutia terbaring di ranjang
Latar tempat lainnya yaitu SMAN
rumah sakit. Hal tersebut dapat
8, sekolah Meutia.
dibuktikan berdasarkan kutipan
“mobil berhenti di dekat pintu
berikut. gerbang SMAN 8,” (Basral,
“Dirinya tergolek lunglai di 2019)
ranjang rumah sakit dengan bau Berdasarkan kutipan di atas dapat
obat yang tidak disukainnya.” disimpulkan bahwa Meutia kembali
(Basral, 2019).
mendatangi sekolahnya jaman dahulu
untuk membantu Atte, salah satu

217
penyiar televisi membuat video sebagai korban selamat triple disaster
terkait profil Meutia sebagai tsunami untuk sebuah eksperimen genom.
survivor di Aceh dan di Jepang, Akibatnya gangguan traumanya
ditambah sekarang menjadi kandidat semakin meningkat bahkan Meutia
Ph. D di bidang computering hamper bunuh diri.
engineering. Tahap akhir sebuah cerita disebut
4. Alur/Plot tahap peleraian, tahap ini
Plot merupakan unsur fiksi yang menampilkan adegan tertentu sebagai
penting, Kenny mengemukakan plot akibat dari klimaks. Tahap akhir
sebagai peristiwa-peristiwa itu dalam novel tersebut yaitu ketika
berdasarkan kaitan sebab akibat. Meutia menerima Farhan, lelaki yang
Untuk memperoleh sebuah plot, sejak SMA sudah mencintai Meutia
Aristoteles mengemukakan bahwa dengan tulus meskipun awalnya
sebuah plot haruslah terdiri dari tahap Meutia menganggap ia juga
awal (beginning), tahap tengah pembohong, namun akhirnya mereka
(middle), dan tahap akhir (end) berdua sepakat untuk menikah.
(Nurgiyantoro, 2012). 5. Amanat
Tahap awal biasa disebut dengan Amanat merupakan pesan
tahap perkenalan. Dalam tahap ini pengarang yang disampaikan melalu
berisi informasi penting yang tulisannya baik berupa novel ataupun
berkaitan dengan berbagai hal yang cerbung. Amanat yang hendak
akan dikisahkan pada tahap-tahap disampaikan pengarang melalui
berikutnya. Tahap awal dalam novel karya sastra berupa novel ataupun
Te O Toriatte ini yaitu ketika Meutia cerbung harus dicari oleh penikmat
bertemu Ryochi di Jakarta dan ketika atau pembaca karya tersebut. Amanat
di sana Meutia kembali diingatkan dibuat oleh pengarang dapat disebut
dengan kejadian-kejadian lampaunya juga pesan terselubung yang
baik yang membekas bagi dirinya dan disampaikan oleh pengarang
membuat traumanya kambuh. (Rokhmansyah, 2014).
Tahap tengah disebut dengan Amanat yang terdapat dalam
tahap pertikaian. Pada tahap ini novel Te O Toriatte adalah bisa
konflik mulai dimunculkan atau diambil berdasarkan judul novel Te O
bahkan sudah dimulai dan Toriatte yang artinya genggam cinta
dimunculkan pada tahap sebelumnya maka, untuk dapat bertahan dalam
semakin meningkat. Tahap tengah sebuah gangguan kejiwaan perlu
pada novel tersebut yaitu ketika adanya rangkulan atau kerja sama
Meutia mulai menyadari bahwa yang kuat, karena seseorang yang
mantan kekasihnya dan Ryochi tidak menderita gangguan stress pasca
pernah tulus mencintainya, mereka trauma tidak dapat hidup sendiri
hanya ingin memanfaatkan Meutia

218
tanpa adanya dukungan dari orang- mendalam pasca terjadinya bencana yang
orang sekitar yang disayanginya. dialaminya. Para korban yang mengalami
6. Sudut Pandang PTSD cenderung mempunyai resiko yang
Sudut pandang, point of view, tinggi untuk menderita gangguan psikologis
merupakan salah satu unsur fiksi yang tertentu, seperti depresi mayor, gangguan
oleh Stanton digolongkan sebagai panik, dan fobia sosial. secara umum gejala-
sarana cerita, literary device. Sudut gejala yang sering dialami korban PTSD
pandang dalam karya fiksi adalah pengulangan pengalaman trauma,
mempersoalkan siapa yang ditunjukkan dengan selalu teringat akan
menceritakan, atau dari posisi mana peristiwa yang menyedihkan yang telah
(siapa) peristiwa dan Tindakan itu dialami, ada flashback (merasa seolah-olah
dilihat (Nurgiyantoro, 2012). peristiwa yang menyedihkan terulang
Sudut pandang dalam novel Te O kembali), nightmares (mimpi buruk tentang
Toriatte karya Akmal Nasery Basral kejadian-kejadian yang membuatnya sedih),
yaitu sudut pandang orang ketiga reaksi emosional dan fiisk yang berlebihan
pengamat. Dalam sudut pandang ini karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa
penulis hanya focus mengisahkan yang menyedihkan, penghindaran stimuli
kehidupan satu tokoh, yaitu focus yang diasosiasikan dengan pengalaman
menceritakan tokoh Meutia. traumatik atau mati rasa dalam responsivitas.
“perempuan dengan jas hujan Seseorang yang mengalami trauma
kembali melangkah, melanjutkan menghindari untuk berpikir tentang trauma
pencarian dengan resah. Ryo, di atau tentang stimulus yang mengingatkan
mana kamu?” (Basral, 2019).
pada kejadian tersebut. Mati rasa adalah
Dalam kutipan tersebut terlihat
menurunnya ketertarikan pada orang lain,
jelas bahwa penulis menyebutkan
suatu rasa keterpisahan dan ketidakmampuan
langsung nama tokoh dalam
untuk merasakan berbagai emosi positif,
menceritakan tokohnya
ketegangan yang meningkat, ditunjukkan
Bentuk Gangguan Kejiwaan pada Tokoh dengan susah tidur, mudah marah atau tidak
Meutia dalam Novel Te O Toriatte Karya dapat mengendalikan marah, sulit
Akmal Nasery Basral berkonsentrasi, kewaspadaan yang berlebih,
respon kejut yang berlebihan atas segala
PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) sesuatu (Nawangsih, 2014).
Gangguan stress pascatrauma atau PTSD
Gangguan kejiwaan dalam novel yang
(Post Traumatic Stress Disorder) merupakan
dialami oleh tokoh utama yaitu PTSD (Post
gangguan yang muncul setelah seseorang
Traumatic Stress Disorde). Penulis secara
mengalami peristiwa yang tidak
jelas menyebutkan bahwa tokoh utama
menyenangkan dan membuat penderitanya
mengalami gangguan stress pasca trauma
teringat pada kejadian traumatis. Hal ini
atau biasa disebut PTSD.
terjadi pada tokoh Meutia dalam novel Te O
Toriatte yang mengalami trauma sangat “Kamu tau aku mengidap PTSD, Post
Traumatic Stress Disorder sampai
219
sekarang belum sembuh meski sudah mengingatkannya lagi pada kejadian
menjalani berkali-kali sesi terapi. Aku traumatis tersebut.
hanya akan menjadi beban bagi siapa pun “Tolong! Meutia menjerit
yang dekat denganku. Apalagi jika dengan suara tercekik.
sampai menikah.” (Basral, 2019). Tubuhnya meronta-ronta
Berdasarkan Kutipan di atas dapat membuat bantal, selimut, dan
seprei berantakan. Matanya
disimpulkan bahwa tokoh utama mengatakan
terbuka, napasnya terngeah-
sendiri bahwa dirinya mengidap PTSD, hal engah dan untuk sesaat
itu yang membuatnya dirinya merasa tidak kebingungan melihat keadaan
berarti. sekita.”
“astaga. Kenapa mimpi ini tak
Penyebab PTSD yang utama adalah pernah pergi?” (Basral, 2019).
peristiwa yang terjadi, bukan orang yang Dari kutipan di atas dapat
bersangkutan. Terlepas dari penyimpulan disimpulkan bahwa Meutia
secara implisit bahwa seseorang akan baik- memimpikan kejadian yang
baik saja seandainya dia terbuat dari material menewaskan kedua orang tua dan
yang lebih keras, dalam definisi ini ketiga adiknya itu. Mimpi itu
pentingnya situasi yang menyebabkan seringkali muncul dimanapun
trauma secara resmi diakui (Davison, Neale, Meutia tidur. Jika hal itu terjadi
Kring, 2006). Simtom klinik PTSD biasanya Meutia mengandalkan
ditujukkan pada boks kriteria untuk obat penenangnya.
Gangguan Stres Pascatrauma. Perhatikan “Meutia melihat seorang anak
bahwa simtom-simtom ini dikelompokkan lelaki seumuran Ilyas melintas
menjadi empat area dan perhatian utama, tanpa menoleh kiri-kanan di
yaitu sebagai berikut. depan mobil mereka.
Rambutnya pun cokelat
1) Intrusi: pengulangan berulang kemerahan.”
peristiwa traumatic melalui mimpi “Awas, Pak! Ada anak kecil
buruk, gambar yang mengganggu, lewat!” (Basral, 2019)
dan reaktivitas fisiologis sebagai Dari kutipan di atas dapat
pengingat trauma (Hooley, Butcher, disimpulkan bahwa tokoh Meutia
Nock, dan Mineka, 2018) . Dalam masih mengingat adiknya yang
simtom ini seseorang kerap kali sudah tiada. Hal tersebut didasari
seolah-seolah mengalami kembali rasa penyesalan dirinya yang tidak
kejadian traumatis itu, dalam novel pernah hilang.
Te O Toriatte tokoh Meutia yang 2) Menghindari: menghindari pikiran,
mengidap PTSD ini seringkali perasaan, atau pengingat trauma
mengalami kejadian traumatis, baik (Hooley, Butcher, Nock, dan Mineka,
kejadian dalam mimpinya maupun 2018).
kejadian dalam kegiatan sehari- “Ryo! Meutia meradang. “Itu
tidak lucu!”
harinya yang terkadang

220
“Kamu tahu aku trauma terhadap masjid yang nantinya akan
tsunamii. Trauma berat! Pantai menimbulkan kondisi traumatiknya.
bukanlah tempatku, apalagi 3) Alterasi negative pada kognisi dan
pantai yang baru terkena tsunami.
suasana hati: ini termasuk gejala
Itu sebabnya ketika anggota
peneliti yang lain turun ke seperti memisahkan dan keadaan
lapangan, aku diperbolehkan emosional negative seperti rasa malu
standby di sini, di Jakarta, untuk atau marah, atau menyalahkan diri
menganalisis data dan membuat sendiri atau orang lain (Hooley,
model simulasi computer tentang Butcher, Nock, dan Mineka, 2018).
informasi valid ketinggian “karena ambisimu untuk
tsunami dan arah kedatangannya. menguasai rekayasa genetika
Itu keahlianku.” (Basral, 2019) sudah membuatmu ingin
Dari kutipan di atas dapat mengambil alih posisi Tuhan,
disimpulkan ketika tokoh Meutia Ryo. Kamu dan kawan-kawanmu
ditanya apakah dirinya akan sedang mencari para survivor
mendatangi langsung tempat korban Tsunami Palu yang
terjadinya tsunami di Selat Sunda sebatang kara untuk kalian
untuk melakukan penelitian, jadikan kelinci percobaan
rekayasa genetika. Meski,
kemudian Meutia marah dan
maksudmu baik, tapi kalian
berusaha menjelaskan bahwa dirinya, bekerja tak punya izin dari
tokoh Meutia masih belum bisa terjun pemerintah Indonesia dan tidak
langsung pada lokasi tsunami dan bekerja sama dengan Ikatan
sehingga ia diperbolehkan bertugas di Dokter Indonesia.” (Basral,
Jakarta dalam kutipan tersebut 2019).
Kutipan di atas
Meutia juga mencoba berusaha untuk
menggambarkan tokoh Meutia yang
menghindari ingatannya terhadap menelpon Ryo dengan marah-marah
trauma yang dialaminya hingga karena merasa dibohongi oleh Ryo
timbul rasa amarah. selama ini, karena Ryo ingin
Selain itu untuk menghindari menjadikan suatu eksperimen illegal
traumanya ada masa di mana Meutia dengan memanfaatkan korban
tidak ingin memasuki masjid. bencana yang selamat yaitu Meutia.
Akibatnya kemarahan Meutia
“sehingga ada masa-masa tertentu
memuncak hingga menyebabkan
pasca tragedi yang membuatnya dampak buruk bagi traumanya.
enggan memasuki masjid, demi Rasa penyesalan juga masih
menghindari datangnya ingatan sering dialami oleh tokoh Meutia
tentang akhir kehidupan keluarga yang menganggap dirinya bersalah
yang mengenaskan.” (Basral, 2019). atas kejadian yang emnimpa keluarga
Berdasarkan kutipan di atas karena Meutia gagal menyelmatkan
tergambar jelas bahwa Meutia sempat keluarganya.
mencoba untuk menghindari “mungkin akan terus begini
traumanya dengan tidak memasuki sepanjang hidupku. Rasa

221
penyesalan yang tak pernah 4) Gairah dan reaktivitas: kewaspadaan
selesai. Yas bisa muncul kapan berlebihan, respon berlebihan saat
saja diam au.” kaget, agresi, dan perilaku sembrono
“Meutia merasa sangat bersalah
(Hooley, Butcher, nock, dan mineka,
karena tak bisa menjaga
keselamatan adiknya.” (Basral, 2018).
2019). “Meutia mengambil tablet
Berdasarkan kutipan di atas dapat Alodorm dan meminumnya.
disimpulkan bahwa tokoh Meutia Setelah itu dia benturkan
kepalanya ke dinding.”
masih seringkali melihat adiknya
Gambaran dari kutipan di atas yaitu
meskipun sebenarnya hal itu hanya
ketika Meutia mulai merasakan lagi
ada dalam pikirannya. Kejadian
traumanya dan hal itu mempengaruhi
tersebut biasanya langsung
kesehatannya, yaitu membuat
menimbukan penyesalan dan rasa
kepalanya sakit. Kemudian Meutia
bersalah Meutia terhadap adik-
membenturkan kepalannya ke
adiknya.
tembok dengan sengaja dengan
Meutia juga pernah bersikap
anjuran seseorang yang ditelponnya,
seolah memprotes kepada Tuhan
meskipun sebenarnya orang tersebut
karena merasa marah dan tidak terima
hanya khayalan Meutia saja.
dengan apa yang terjadi pada dirinya
“tangannya sudah membuka
dan keluarganya. jendela kamar dan menyibak tirai
“ada saat-saat di mana dia ketika telinganya mendengarkan
melakukan protes frontal kepada panggilan keras dari belakang.
sang Maha Pencipta dengan Meutia stop! Jangan lakukan”
meninggalkan ibadah dan Kutipan di atas menggambarkan
memilih gaya hidup sebaga ketika Meutia ingin loncat dari
freelance monotheist. Tetap
jendela kamar hotelnyanya lantai 12
percaya kepada Tuhan Yang Esa
tetapi tidak mengidentifikasikan untuk menghilangkan kejadian-
diri pada satu agama mana pun. Ia kejadian masa lampaunya yang
merasa sakit hati kepada Tuhan ternyata sangat menyakitkan dirinya.
yang menurutnya ‘kejam’, ‘tidak
adil’, dan ‘mengkhianati’…”
(Basral, 2019). KESIMPULAN
Berdasarkan kutipan di atas dapat
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
disimpulkan bahwa Meutia pernah
bentuk maupun isi novel Te O Toriatte, maka
mengalami amarah yang memuncak
terdapat simpulan yang dipaparkan yaitu
kepada sang pencipta yang
novel Te O Toriatte memiliki tema
dianggapnya kejam dan tidak adil.
perjuangan seseorang dalam menghadapi
Dirinya merasa sangat marah kepada
traumanya akibat triple disaster yang pernah
Tuhan hingga meninggalkan
dialaminya. Dari trauma tersebut maka,
ibadahnya serta tidak mempercayai
bentuk gangguan kejiwaan yang dialami oleh
agama manapun.
tokoh utama, yaitu Meutia adalah PTSD
222
(Post Traumatic Stress Disorder), beberapa Artikel Jurnal
kejadian trauma yang dialaminya dibagi atas
Hartati, Yulia Sri. 2017. Gangguan Kejiwaan
beberapa simtom, di antaranya yaitu itrusi,
Tokoh-Tokoh Dalam Novel
menghindari, alterasi negative, dan gairah
Dadaisme Karya Dewi Sartika. Jurnal
dan reaktivitas.
BAHTERA. Vol. 16 No. 1 Januari
2017

REFERENSI Nawangsih, Endah. 2014 Play Therapy untuk


Anak-anak Korban Bencana Alam
Buku yang Mengalami Trauma (Post
Traumatic Stress Disorder/PTSD).
Basral, Akmal Nasery. 2019. Te O Toriatte.
Jurnal Psympathic. Vol. 1 No. 2 Juni
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2014
Davison, Gerald C. Naele, John M.Kring, Noviana, Fajria. 2013. Gangguan Kejiwaan
Ann M. 2006. Psikologi Abnormal Tokoh Utama Novel Haguruma
Edisi ke-9. Jakarta: PT Raja Grafindo Karya Akutagawa Ryuunosuke.
Persada. Jurnal IZUMI. Vol. 2 No. 2

Hooley, Jill M. Butcher, James N. Nock,


Matthew K. Mineka, Susan. 2018. Artikel Internet
Psikologi Abnormal. Jakarta Selatan:
Penerbit Salemba Humanika. Bencana Alam dan Ancaman Gangguan
Jiwa. (2018). [online] tersedia:
Minderop, Albertine Minderop. 2016. https://tirto.id/bencana-alam-dan-
Psikologi Sastra: Karya, Metode, ancaman-gangguan-jiwa-cQE9 [22
Teori, dan Contoh Kasus Jakarta: November 2021].
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Aspek Psikologi Berperan Penting Untuk
Nurgiyantoro, Burhan. 2012 Teori Korban Bencana. (2021). [Online]
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: tersedia:
Gadjah Mada University Press. http://news.unair.ac.id/2021/04/08/as
Rokhmansyah, A. 2014. Studi dan pek-psikologi-berperan-penting-
Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal untuk-korban-bencana/ [22
Terhadap Ilmu Sastra. Yogtakarta: November 2021].
Graha Ilmu.

Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data


Kualitatif. Sekolah Tinggi Theologia
Jaffray.

223

Anda mungkin juga menyukai