Selama pandemi Corona, teknologi informasi, khususnya internet, telah mengubah
cara orang untuk bersosialisasi, belajar, bekerja, belanja, mencari pekerjaan, dan memanfaatkan waktu luangnya. Internet mempunyai dampak dalam kehidupan kita baik itu dampak positif maupun negatif. Dampak positif Internet di antaranya membantu anak belajar mengeksplorasi, melatih kognitif, meredakan ketegangan atau memberi hiburan, dan. berafiliasi dengan teman sebaya. Sedangkan dampak negatif yang dapat terjadi ketika menggunakan internet berlebihan adalah mengganggu kehidupan keluarga, gangguan psikologis seperti terganggunya jam tidur, kecanduan internet, menurunnya sistem imun, pekerjaan, pendidikan, tidur, hobi, dan hubungan sosial. Kecanduan internet terjadi karena adanya pengalaman yang menyenangkan sehingga merangsang produksi dopamin. Ketergantungan ini lalu menumpuk karena keinginan seseorang mencapai respons yang menyenangkan. Sejumlah kondisi ini mempengaruhi pusat kesenangan di otak. Berdasar sejumlah penelitian, dampak yang dialami dari kecanduan internet sama dengan kecanduan alkohol atau obat-obatan. Perilaku ini juga dapat mempengaruhi sistem imun kita, karena biasanya orang yang kecanduan bermain internet akan kurang aktivitas dan lebih sering mengkonsumsi makanan instan Kecanduan internet telah diakui oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders sebagai penyakit yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Mengobati gangguan ini bisa dengan beberapa cara. Pertama, orang-orang perlu menyadari bahwa penggunaan internet secara berlebihan merupakan masalah. Lalu, saat penggunaan internet telah memengaruhi hubungan sosial dan kegiatan sehari-hari, maka sudah saatnya mencari bantuan dari ahli. Konsultasi dan perawatan psikologis, seperti terapi individu, kelompok, atau keluarga, modifikasi pelaku, terapi seni, terapi rekreasi, Dialectical Behavioral Therapy (DBT), Cognitive Behavioral Therapy dan Equine Therapy dapat mengatasi gangguan kecanduan internet.