Kel.13 Evaluasi Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Kel.13 Evaluasi Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
Disusun oleh :
Hanum Shalsabila (2004108047)
Eva Novalina (2008108054)
Laelatus Safitri (2008108056)
Izmi Fajarwati (2008108057)
Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih
mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita tentang Evaluasi dalam Perspektif
Pendidikan Islam.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan
saran dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya,
jikalau di dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah
Subhanahu Wata‟ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak
sempurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Jajang Aisyul Muzakki,
M.Pd.I. yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga
kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT,
Aamiin.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Pendidikan di Indonesia masih mengalami beragam problematika, yakni
dilihat dari kurikulum, manajemen, ataupun subjek pendidikan itu sendiri. Sumber
Daya Manusianya pun masih belum mencerminkan cita-cita pendidikan. Sebagai
contoh masih terdapat beberapa kasus seperti siswa melakukan kecurangan pada saat
ujian, banyak terjadi tawuran antar sesama siswa, bersikap malas, pergaulan bebas
samapai terlibat narkoba. Di sisi lain, masih ditemukan pula guru yang melakukan
kecurangan-kecurangan dalam sertifikasi dan dalam penyelenggaraan ujian-ujian
tertentu. Allah maha mengetahui malaikat-malaikat mulia yang bersama dengan kita
dan mengetahui apa yang kita kerjakan. Setiap manusia ada malaikat yang
mendampinginya dan dia memiliki bisikan-bisikan kepada manusia dengan bisikan
kebaikan dan disisi lain ada syaitan yang senantiasa membisikkan keburukan-
keburukan, oleh karenanya hendaknya kita malu kepada malaikat yang mulia yang
melihat kita melakukan maksiat kepada Allah Subhanahu wata‟ala.
1
kedisiplinan sekaligus memiliki tanggung jawab yang tinggi. Dengan kata lain,
pendidikan harus mampu mengemban misi pembentukan karakter (character building)
sehingga para peserta didik dan para lulusannya dapat berpartisipasi dalam mengisi
pembangunan dengan baik dan berhasil tanpa meninggalkan nilai-nilai karakter mulia.
Untuk membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti
dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional, maka dibutuhkan sistem pendidikan
yang memiliki materi yang lengkap (kaffah), serta ditopang oleh pengelolaan dan
pelaksanaan yang benar dan baik. Pendidikan Islam memiliki tujuan yang seiring
dengan tujuan pendidikan nasional. Secaara umum pendidikan Islam mengemban misi
utama memanusiakan manusia, yakni menjadikan manusia mampu mengaktualisasikan
seluruh potensi secara maksimal sesuai dengan aturan-aturan Allah SWT.
Untuk mengetahui kualitas, kapasitas peserta didik perlu adanya evaluasi.
Dalam evaluasi terdiri atas teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses
belajar mengajar dan pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi yang efektif harus
didasarkan atas tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan perencanaan dan kemudian
benar-benar diusahakan oleh guru untuk peserta didik sehingga trcapai sasaran tujuan
evaluasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam tema ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan?
2. Bagaimanakah tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan perspektif Islam?
3. Bagaimana prinsip pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam ?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa pengertian evaluasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan perspektif Islam.
3. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
e. Evaluasi sumatif adalah adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan
hasil dan kemajuan belajar siswa. Penilaian ini dilaksanakan terhadap
program/ desain yang telah diimplementasikan.
2) Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
a. Evaluasi konteks yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-
kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi input, evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber
daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi proses, evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan,
baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor
pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan
sejenisnya.
d. Evaluasi hasil atau produk, evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,
diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi outcome atau lulusan, evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke
masyarakat.
3) Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a. Evaluasi program pembelajaran, yang mencakup terhadap tujuan
pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-
aspek program pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi proses pembelajaran, yang mencakup kesesuaian antara peoses
pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di
tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi hasil pembelajaran, mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap
tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau
dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
4) Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi Berdasarkan Objek antara lain:
a. Evaluasi input, evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian,
sikap, keyakinan.
4
b. Evaluasi transformasi, evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran antara lain materi, media, metode dan lain lain.
c. Evaluasi output, evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian
hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
a. Evaluasi internal, evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.
b. Evaluasi eksternal, evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
1) Untuk menguji. Hal ini digambarkan dalam Al-Quran tentang menguji daya
kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang
dihadapi.
Artinya: Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah:155)
2) Untuk mengetahui. Hal ini digambarkan dalam Al-Quran tentang sejauh mana atau
sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW
kepada umatnya.
6
ِ َ قَا َل ٱنَّ ِزٖ ِعُذَ ۥُِ ِع ْه ٌى ِ ّيٍَ ْٱن ِك ٰخ
َ ِب أََ َ۠ا َءاح
َّيك ِبِۦّ قَ ْب َم أٌَ يَ ْشحَذ
ض ِمْ َط ْشفُ َك ۚ فَهَ ًَّا َس َءاُِ ُي ْسخ َ ِق ًّشا ِعُذَ ۥُِ قَا َل ٰ َْزَا ِيٍ فَ ِإنَي َْك
َ ٍَس ِبّٗ ِنيَ ْبهُ ََِٕ ٓٗ َءأ َ ْش ُك ُش أ َ ْو أ َ ْكسُ ُش ۖ َٔ َي
ش َك َش فَئََِّ ًَا يَ ْش ُك ُش
ٗ َك ِشي ٌى َ ِّٗنَُ ْس ِسِۦّ ۖ َٔ َيٍ َكسَ َش فَئِ ٌَّ َس ِب
ٌّ ُِغ
Artinya: Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk
kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka
sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. Al-Naml: 40)
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat. Hal ini digambarkan dalam ayat Al-Quran
tentang klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah SWT. terhadap Nabi Ibrahim as. yang menyembelih Islamil as.
putra dicintainya.
ٓٔقَ ْذ١ - ۙ ٓٔ َََٔادَي ُُّْٰ ا َ ٌْ ٓيه ِاب ْٰش ِْ ْي ُى١ - ٍِْ ۚ فَهَ ًَّا ٓ ا َ ْسهَ ًَا َٔحَهَّ ّٗ ِن ْه َج ِبي
َٕ ُٓ َٓٔاِ ٌَّ ْٰزَا ن١ - ٍَْانشؤْ يَا ۚاََِّا َك ٰز ِن َك َ َْج ِزٖ ْان ًُ ْح ِسُِي ُّ ج َ صذَّ ْقَ
ٰ ْ ٰۤ ْ
ٍ٧٠١ظيْى ِ ع ْح
َ ٍ ِ بزِ ب ُ ّ ُ ي
ْ َ ذَ فَٔ ٔٓ١ - ُ
ٍْ يبً
ُِ ان ا ُؤ ه َانب
Artinya: Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis (nya), (nyatanya kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. As-Shaffat: 103-107)
4) Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan
kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam as. tentang asma‟ yang
diajarkan Allah SWT. kepadanya di hadapan para malaikat.
7
ٗعهَٗ اان ًَ ٰهٓ ِٕى َك ِت فَقَا َل ا َ اَۢۡبِــُٔ إَِ ا
َ ض ُٓ اى
َ ع َش َ عهَّ َى ٰادَ َو ااَلَ اس ًَا ٓ َء ُكهَّ َٓا ث ُ َّى
َ َٔ
ٍََُل ِء اِ اٌ ُك اُخ ُ اى صٰ ِذقِ اي ٓ َ ِبا َ اس ًَا ٓ ِء ٰ ْٓؤ
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemuadian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!” (QS.
Al-Baqarah: 31)
5) Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) /reward bagi yang beraktivitas baik,
dan memberikan semacam „iqlab (siksa) /punishment bagi mereka yang beraktivitas
buruk.
8
evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak
yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana
dikemukakan oleh Ramayulis (2008; 225-226) berikut :
1) Valid, evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis
tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran.
2) Berorientasi kepada kompetensi, dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-
ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
3) Bermakna, evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
4) Terbuka, evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi- sembunyi yang dapat
merugikan semua pihak.
5) Ikhlas, evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi
tercapainya tujuan pendidikan dan berkepentingan peserta didik.
6) Praktis, evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan
beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah
diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah
ditafsirkan.
7) Dicatat dan akurat, hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara
sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu- waktu
dapat dipergunakan.
Ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dalam evaluasi pendidikan Islam,
yaitu: prinsip kontinuitas, prinsip menyeluruh, prinsip obyektifitas, dan prinsip
mengacu pada tujuan.
1) Prinsip kesinambungan (kontinuitas), bila aktivitas pendidikan Islam dipandang
sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka evaluasi
pendidikannya pun harus dilakukan secara kontinyu. Prinsip ini selaras dengan
istiqamah dalam Islam, yaitu setiap umat Islam hendaknya tetap tegak beriman
kepada Allah Swt., yang diwujudkan dengan senantiasa mempelajari Islam,
mengamalkannya, serta tetap membela tegaknya agama Islam, sungguhpun
terdapat berbagai tantangan yang senantiasa dihadapinya. Dalam ajaran Islam,
9
sangat memperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang pada prinsip
ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil.
2) Prinsip menyeluruh (komprehensif), prinsip yang melihat semua aspek, meliputi
kepribadian, ketajaman hapalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap
kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya.
3) Prinsip Objektivitas, dalam arti bahwa evaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektifitas dari evaluator..
Dalam Islam, adil adalah sikap yang sangat penting sekali. Banyak ayat
dan hadits yang menunjukkan bahwa seorang mukmin harus berbuat adil, karena
akan memberikan keputusan yang tepat dan benar. Misalnya dijelaskan dalam
QS. Al-Maidah: 8, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali- kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa. dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Prinsip-prinsip ini hanya dapat ditetapkan bila penyelenggara pendidikan
mempunyai sifat sidiq, jujur, ikhlas, ta‟awun, ramah, dan lainnya.
4) Prinsip Mengacu kepada Tujuan, setiap aktivitas manusia sudah pasti mempunyai
tujuan tertentu, karena aktivitas yang tidak mempunyai tujuan berarti merupakan
atau pekerjaan sia-sia.
5) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tahapan tertentu Evaluasi dilaksanakan
berdasarkan tahapan yang direncanakan, agar kegiatan yang dilaksanakan dapat
dimonitor dengan jelas dan akurat. Islam juga secara implicit menggambarkan
bahwa potensi umatnya itu terbatas sesuai dengan kodrat kemanusiaannya. Dalam
QS. Al-Insyiqaq: 19, yang artinya: “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi
tingkat dalam kehidupan. Kemudian QS. Al-Qamar: 49, “Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan perspektif Islam merupakan penilaian untuk mengetahui
proses pendidikan dan komponen-komponennya dengan instrumen yang terukur dan
berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran. Tujuan evaluasi
pendidikan perspektif adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi
pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi
yang telah diberikan. Program evaluasi bertujuan mengetahui siapa di antara peserta
didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan
evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh
mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam.
Agar kegiatan evaluasi dapat mengukur sasarannya dengan jelas, maka harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang mendasarinya dan dilaksanakan dengan
perencanaan yang sungguh-sungguh dan matang, sehingga menghasilkan tujuan evaluasi
yang diharapkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12