Pedoman Kepersonaliaan BTM Revisi
Pedoman Kepersonaliaan BTM Revisi
Bismillahirrohmanirrohim
Menimbang : a. Bahwa Sesuai dengan Visi BTM : Menjadi Amal Usaha Yang Handal
Dan Mampu Mendukung Dakwah Muhammadiyah dan Misi BTM :
Mewujudkan Dakwah Bil Hal Dalam Bidang Ekonomi, Membangun
Perekonomian Warga Muhammadiyah Pada Khususnya Dan
Masyarakat Indonesia Pada Umumnya Sesuai Ajaran Islam ,
Menciptakan Amal Usaha Yang Dapat Mendukung Misi
Muhammadiyah .
b. Bahwa Karyawan BTM Artha Surya adalah mitra kerja persyarikatan
Muhammadiyah dalam Mewujudkan Dakwah Bil Hal Dalam Bidang
Ekonomi,
c. Bahwa keserasian hubungan kerja dan jaminan suasana kebersamaan
antara Karyawan dengan persyarikatan Muhammadiyah wajib ditumbuh
kembangkan secara berkesinambungan sesuai dengan laju pertumbuhan
dan perkembangan BTM Artha Surya,
d. Bahwa guna memperoleh keserasian dan jaminan sebagaimana tersebut
di atas dipandang perlu menyepurnakan peraturan Kepersonaliaan BTM
artha Surya dan oleh karena itu diterbitkanlah Surat Keputusan yang
mengatur Kepersonaliaan BTM Artha Surya.
1
c. Hasil Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dan
Majelis Ekonomi.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Memberlakukan Peraturan Kepersonaliaan BTM Artha Surya
sebagaimana terlampir,
Kedua : Hal – hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur kemudian,
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini
akan ditinjau kembali sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ditetapkan di : Tegal
Pada tanggal : 1 Juli 2012
Ketua, Sekretaris,
2
PEDOMAN KEPERSONALIAAN
KJKS BTM ARTHA SURYA
KABUPATEN TEGAL
PENDAHULUAN
Menurut ajaran Islam , bekerja adalah merupakan ibadah apabila ia diniatkan ingin
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dengan semangat keikhlasan bekerja sebagai
manifestasi pengabdian kepada Allah , maka seluruh aktifitas suatu perusahaan hendaknya
juga di waranai oleh motifasi pengabdian dan kerja keras , dilandasi oleh keinginan
berprestasi untuk mencapai hasil yang maksimal. Dipihak lain di perlukan adanya
ketentraman yang cukup bagi karyawan dalam bekerja , karena hal itu akan meningkatkan
gairah dan kepuasan kerja bagi karyawan.
Dua kondisi yang paling menunjang dan terkait tersebut merupakan prasarat bagi kelancaran
usaha , peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Dalam kondisi demikian , maka rumah
tangga perusahaan akan memberikan arti hidup dan kehidupan bagi karyawan , perusahaan ,
serta masyarakat sekelilingnya.
Agar semua yang di inginkan di atas dapat terwujud , maka perlu di buat suatu pedoman yang
di nilai obyektif sebagai pegangan bagi perusahaan dan karyawan dalam menjalin hubungan
kerja. Pedoman tersebut di harapkan mampu :
1. Memberikan kepada setiap orang kesempatan untuk berkembang , tanpa melihat latar
belakang karyawan yang bersangkutan.
2. Memberikan perlindunagan dan rasa aman , serta pengupahan yang layak dan
memperhatikan aspirasi yang berkembang di kalangan karyawan.
3. Sebaliknya perusahaan juga berhak meminta kepada untuk giat bekerja , berprestasi ,
menerima dan mengangkat karyawan , serta memberikan sangsi kepada karyawan
yang di anggap pantas untuk itu.
4. Mengatur dan mengadakan penyelesaian yang adil dalam hal terjadinya perbedaan
pendapat , sehingga dengan demikian dapat di perkecil kemungkinan timbulnya
ketidak pastian dan kesalahpahaman.
Peraturan-peraturan ini terbatas mengenai hal-hal seperti yang tertera di dalam pedoman ini.
Namun demikian , perusahaan tetap memiliki hak serta kewajiban lainnya , sebagainama di
atur ataupun yang di lindungi oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
1
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
STATUS DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
2
(2) Karyawan Tidak Tetap terdiri dari :
a. Karyawan Kontrak
b. Karyawan Harian Lepas
c. Karyawan Part Time.
Pasal 4
BTM Artha Surya merupakan pelaku dakwah Bil Hal Dalam Bidang Ekonomi dalam
melaksanakan tugas persyarikatan dengan penuh kesadaran, ketulusan dan keikhlasan.
BAB IV
PENERIMAAN, PENGANGKATAN,
PEMINDAHAN DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARYAWAN
Pasal 5
PENERIMAAN KARYAWAN
(1) Penerimaan calon karyawan merupakann hak dan wewenang Pengawas dan Pengurus
BTM Artha surya setelah mendapatkan permintaan dari manager dan dilaksanakan
setelah memenuhi syarat administrasi dan melalui seleksi yang diselenggarakan oleh tim
seleksi karyawan;
(2) Bagi mereka yang dinyatakan lulus dalam seleksi, diharuskan mengikuti pembekalan;
(3) Pada waktu akan dimulai hubungan kerja, calon karyawan harus menandatangani surat
pernyataan / surat perjanjian kerja di atas materai yang cukup;
(4) Calon karyawan diharuskan mengikuti masa percobaan/orientasi minimal
kurangnya 3 (tiga) bulan ;
(5) Selama masa percobaan status calon Karyawan dapat dibatalkan oleh Manager karena
dinilai tidak cakap dan dipandang tidak memenuhi syarat, Selama masa percobaan ,baik
karyawan maupun perusahaan sewaktu-waktu dapat memutuskan hubungan
kerja .Dalam hal hubungan kerja di putuskan oleh perusahaan , maka pihak perusahaan
tidak di wajibkan untuk membayar tunjangan pemberhentian atau(uang pesangon) serta
ganti kerugian apapun kepada karyawan percobaan tersebut
(6) setelah seorang karyawan percobaan berhasil melalui masa percobaan dan menurut
pendapat perusahaan ia mampu untuk memenuhi syarat-syarat yang di kehendaki oleh
3
perusahaan , maka ia akan di angkat sebagai karyawan tetap dalam sebuah surat
pengangkatan SK dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Tegal , yang memuat
keterangan-keterangan tentang gaji pokok permulaan serta tugas jabatannya. Masa
kerjanya akan di hitung sejak tanggal permulaan ia menjalani masa percoba dan status
karyawan selama menunggu pengangkatan adalah karyawan Tidak Tetap.
(7) Setelah 3 (tiga) tahun menjadi karyawan kontrak yang bersangkutan berhak mengikuti
seleksi pengangkatan menjadi karyawan tetap apabila BTM Artha Surya membuka
kesempatan dan dipandang perlu;
(8) Bagi karyawan yang menikah dengan sesama karyawan, maka salah satu harus
mengundurkan diri
(9) Ayat (8) sebagaimana di atas berlaku bagi karyawan yang pada saat ditetapkan peraturan
ini belum berstatus suami istri.
Pasal 6
PERSYARATAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP
4
c. Telah diusulkan menjadi karyawan dan menentukan pilihan menjadi karyawan tetap
d. Sudah bekerja di BTM Artha Surya paling lama 3 (tiga) tahun bagi yang telah selesai
masa kontraknya.
e. Lulus seleksi pengangkatan karyawan tetap
f. Penerbitan Surat Keputusan Karyawan Tetap oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Kab Tegal.
Pasal 7
(1) Pengurus, Pengawas Dan Majelis Ekonomi PDM Kab Tegal membentuk Tim Seleksi
untuk pengangkatan karyawan tetap;
(2) Pengangkatan karyawan tetap dilakukan oleh Pengurus atas persetujuan Majelis Dan
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab Tegal.
Pasal 8
PEMINDAHAN KARYAWAN
(1) Perusahaan mempunyai hak untuk memindahkan karyawan dari tugas yang satu ke tugas
atau bagian lainnya guna memenuhi keperluan-keperluan usaha dan untuk
meningkatkan perkembangan karir perorangan
(2) Pemindahan karyawan antar unit kerja dilakukan Manager
(3) Tujuan pemindahan adalah untuk memenuhi kebutuhan, pemerataan, penempatan
karyawan sesuai minat, bakat dan keahliannya serta promosi / penyegaran.
Pasal 10
1. Pemberhentian Karyawan
5
3. Karyawan tidak mampu bekerja, sakit yang berkepanjangan / terus menerus
selama 12 bulan dan didasarkan pertimbangan dokter yang ditunjuk oleh Rumah
Sakit dinyatakan tidak mampu lagi bekerja.
4. Karyawan tidak mencapai standar Prtestasi minimum
5. Pemutusan hubungan kerja karena reorganisasi, rasionalisasi, atau kegiatan usaha
yang lesu.
6. Karyawan mengundurkan diri
7. Berakhirnya masa kontrak kerja
8. Meninggal dunia
d. Karyawan BTM Artha Surya dapat diberhentikan dengan tidak hormat
1. Pelanggaran atau melalaikan kewajiban
2. Tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan
e. Khusus untuk karyawan Tidak tetap, tata cara/ketentuan PHK sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati bersama oleh karyawan dan Pengurus.
f. Karyawan yang diberhentikan dengan hormat maupun tidak hormat harus
menyelesaikan kewajiban administrasinya baik yang berkaitan dengan BTM Artha
Surya maupun dengan pihak lain yang melakukan kerjasama dengan BTM Artha
Surya.
2. Pengunduran Diri
a. Karyawan yang mengundurkan diri harus memenuhi syarat :
a.1. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya
tiga puluh hari bagi karyawan fungsional atau pelaksana, sedangkan bagi yang
menduduki jabatan struktural tiga bulan sebelum tanggal pengunduran diri,
a.2. Tidak terikat dalam ikatan dinas
a.3. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri
b. Karyawan yang memenuhi syarat berhak atas surat keterangan pengalaman kerja;
c. Karyawan yang mengundurkan diri harus menyelesaikan kewajiban administrasinya
baik yang berkaitan dengan BTM Artha Surya maupun dengan pihak lain yang
melakukan kerjasama dengan BTM Artha Surya
d. Dalam hal pengajuan pengunduran diri tidak memenuhi syarat, maka yang
bersangkutan tidak berhak mendapatkan surat keterangan pengalaman kerja;
e. Karyawan yang dimaksud point (b) adalah Karyawan yang masa kerjanya
minimal 1 ( satu ) tahun setelah melalui masa percobaan/ Training.
6
f. Karyawan yang mengundurkan diri tidak berhak mendapatkan uang pesangon dan
uang penghargaan masa kerja tetapi hanya mendapatkan uang penggantian hak atas
cuti yang belum diambil dan belum gugur serta biaya atau ongkos pulang pekerja
sampai kerumah tempat tinggal
BAB VI
IKRAR DAN AKHLAQ
Pasal 11
IKRAR
(1) Pada saat pengangkatan setiap Karyawan Tetap diwajibkan mengucapkan ikrar ( janji )
dengan penuh kesadaran dan keikhlasan;
(2) Ikrar ( janji ) yang dimaksud pada ayat (1) di atas adalah :
a. Mengucapkan Kalimat Basmalah;
b. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat;
c. Lafal ikrar ( janji ) Karyawan.
Pasal 12
AKHLAQ
(1) Setiap Karyawan BTM Artha Surya wajib menjunjung tinggi Akhlaqul Karimah
(2) Akhlaqul Karimah yang dimaksud pada ayat (1) diatas adalah :
( sumber data Ensiklopedi Islam 103 Diterbitkan PT. Ichtiar Baru Van Hoeve 1997 )
a. Berani mengatakan kebenaran
b. Adil dalam memutuskan sesuatu tanpa membedakan kedudukan, status sosial
ekonomi, maupun kekerabatan.
c. Bijaksana dalam menghadapi dan memutuskan sesuatu
d. Suka menolong, ikhlas karena Allah SWT.
e. Jujur dan benar
f. Pemaaf (mau memaafkan) dan mau meminta maaf apabila melakukan kesalahan
g. Amanah (dapat dipercaya)
h. Sabar dalam melaksanakan kewajiban maupun mendapat cobaan
i. Rendah hati dan menjauhi sifat iri hati dan dengki
j. Tidak tamak / serakah
7
k. Selalu bersyukur
l. Murah senyum dan menampilkan wajah ceria sehingga orang lain merasa senang
m. Perhatian kepada lingkungan sekitar
n. Menghormati dan menghargai orang lain
o. Rela berkorban
BAB VII
TATA TERTIB
Pasal 13
(1) Setiap Karyawan BTM Artha Surya wajib mentaati dan melaksanakan tata tertib
Karyawan dan disiplin dalam melaksanakan tugas; serta mematuhi peraturan
perusahaan , baik yang umum maupun yang bersifat khusus , perintah yang layak dari
atasannya sesuai bidang tugas dan pekerjaan masing-masing.
(2) Semua karyawan harus sudah siap untuk melakukan Pekerjaan pada permulaan jam
kerja yang telah di jadwalkan
(3) Karyawan tidak boleh mangkir atau terlambat kerja
(4) Apabila seorang karyawan terlambat masuk kerja , maka ketika datang karyawan
tersebut harus segera melapor tentang keterlambatannya kepada atasannya
(5) Apabila meninggalkan tugas-tugas sebelum waktunya maupun akan datang terlambat ,
maka karyawan tersebut harus meminta izin terlebih dahulu kepada atasannya
(6) Apabila seorang karyawan tidak dapat masuk kerja , baik karena sakit atau karena hal
lain , maka karyawan tersebut harus memberitahukan perihal itu kepada atasannya
(7) Apabila karyawan menderita sakit dan tidak masuk kerja , maka harus di buktikan
dengan Surat Keterangan Dokter . Apabila sakitnya lebih dari 1 (satu) bulan , maka Surat
Keterangan Dokter harus di perbaharui setiap bulannya , kecuali di rawat di rumah sakit.
(8) Karyawan di haruskan untuk selalu mengenakan pakaian kerja yang pantas dan rapi ,
sesuai ketentuan berpakain yang di tetapkan oleh perusahaan
(9) Mengingat kekhususan sifat perusahaan dalam bidang jasa keungan , maka semua
karyawan agar selalu menjaga kerahasiaan , terutama pada segala hal ikhwal yang
berkaitan dengan bidang usaha perusahaan. Membocorkan keterangan–keterangan
rahasia perusahaan kepada pihak-pihak yang tidak berhak merupakan suatu
pelanggaran kepercayaan yang berat.
8
(10) Seorang karyawan yang menyebabkan hilangnya dana perusahaan harus membantu
dalam penyelidikan untuk memperoleh kembali dana yang hilang tersebut
(11) Para karyawan wajib memberitahukan kepada perusahaan mengenai setiap hal ikhwal
pribadi karyawan , seperti alamat , perkawinan kelahiran , kematian dalam keluarga ,
alamat yang harus dihubungi bila terjadi sesuatu keadaan darurat , serta keterangan-
keterangan lain yang bersangkutan dengan data karyawan bersangkutan.
(12) Karyawan tidak boleh memberikan keterangan palsu dengan sengaja yang berkaitan
dengan tugas dan kewajibannya.
(13) Karyawan tidak boleh mempergunakan kekerasan atau mengancam sesama karyawan
yang dapat mengakibatkan terganggunya pekerjaan atau merugikan bagi karyawan
lainnya.
(14) Karyawan tidak boleh menyalagunakan kepercayaan perusahaan , yang berkaitan dengan
uang atau barang/jasa , serta dilarang menerima imbalan atau jasa lainnya dari pihak
luarperusahaan yang berkaitan dengan segala urusan perusahaan.
(15) Setiap Karyawan wajib memelihara keamanan dan kebersihan BTM Artha Surya.
a. Keamanan dimaksud adalah keamanan peralatan dan lingkungan BTM Artha Surya
peralatan kerja dan semua barang yang di sediakan oleh perusahaan. Setiap
kerusakan atau kehilangan barang milik perusahaaan harus segera di laporkan oleh
karyawan yang mengetahui mengenai kerusakan atau kehilangan tersebut .
b. Kebersihan dimaksud adalah kebersihan diri dan lingkungan BTM Artha Surya.
(16) Pejabat Struktural wajib mengawasi pelaksanaan tata tertib di unit yang menjadi
tanggung jawabnya.
(17) Pejabat Struktural wajib mengambil langkah dan tindakan dengan segera apabila
menemukan tindakan penyimpangan dan pelanggaran bawahannya sesuai batas
kewenangannya, serta melaporkan kepada pejabat setingkat di atasnya.
Pasal 14
9
Pasal 15
HARI DAN JAM KERJA
Dalam batas-batas yang di tentukan oleh Departemen Tenaga Kerja berdasarkan Undang-
Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku , perusahaan bebas untuk mengatur
jadwal kerja bagi karyawan agar dapat memenuhi keperluan perusahaan.
Standar waktu kerja perusahaan adalah 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam
seminggu dengan perincian sebagai berikut:
(1). Hari kerja normal yang berlaku bagi seluruh karyawan adalah 6 (enam) hari kerja
seminggu , yaitu:
a. Hari Senin sampai dengan jum’at: Pukul 08.00 -16.00 , termasuk 1 (satu) jam
istirahat.
b. Hari Sabtu pukul 08.00-13.00
(2). Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku ,
maka setelah karyawan bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus akan di berikan
waktu istirahat selama 1 (satu) jam.
Waktu istirahat tersebut dapat di ambil pada waktu-waktu yang di tentukan oleh
perusahaan,
Pasal 16
LEMBUR
(1) Waktu kerja lembur adalah waktu kerja di luar waktu jam kerja biasa;
(2) Ketentuan lembur atas perintah atasan langsung
(3) Karyawan diharuskan kerja lembur dalam keadaan sebagai berikut :
a. Untuk melaksanakan kerja yang telah ditentukan;
b. Pada saat – saat tertentu yang memerlukan kerja lembur dan tidak dapat
ditangguhkan;
c. Dalam keadaan mendesak demi untuk kepentingan BTM Artha Surya.
Pasal 17
PAKAIAN DINAS
(1) Setiap Karyawan diberikan pakaian dinas / kerja sesuai dengan tugasnya masing –
masing dan harus dipakai dalam melaksanakan pekerjaan.
(2) Setiap karyawan pada waktu dinas wajib mengenakan :
- Emblem /identitas
- Sepatu tertutup
(3) BTM Artha Surya memberikan pakaian dinas / kerja sebanyak 1 ( satu ) stel pakaian
setiap tahun kepada karyawan.
10
BAB VIII
DISIPLIN KERJA
Pasal 18
(1) Karyawan tetap yang mengikuti tes CPNS, Polri, TNI dan Instansi lain di anggap
mengundurkan diri.
(2) Bagi Karyawan Tidak Tetap diberikan kesempatan mengikuti test CPNS, Polri, TNI dan
Instansi lain hanya satu kali. Bagi yang sudah pernah mengikuti tes, tidak berhak
mengikuti tes CPNS, Polri, TNI dan atau seleksi penerimaan karyawan di instansi lain.
(3) Karyawan Tidak Tetap yang akan mengikuti test CPNS, Polri, TNI dan atau seleksi
penerimaan karyawan di instansi lain wajib mengajukan ijin tertulis terlebih dahulu
kepada Manager.
(4) Bagi Karyawan Tidak Tetap yang akan mengikuti test CPNS, Polri, TNI dan atau seleksi
penerimaan karyawan di instansi lain harus menempuh masa kerja minimal 2 (dua)
tahun.
Pasal 19
Ijin Kerja
(1) Setiap Karyawan yang tidak masuk kerja harus mengajukan ijin dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Ijin sakit harus dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
b. Ijin untuk kepentingan keluarga harus dengan surat ijin tertulis yang ditujukan ke
Manager.
(2) Setiap karyawan yang datang terlambat, pulang lebih cepat dan penggunaan waktu kerja
untuk kepentingan pribadi harus seijin atasan langsung
(3) Perusahaan akan memberikan ijin kepada karyawan yang mengikuti Pelatihan, Seminar,
Workshop, Lokakarya, dan lain-lain dengan biaya sendiri yang ada hubungannya dengan
kepentingan BTM Artha Surya selanjutnya wajib membuat laporan tertulis serta
mensosialisasikan kepada bagian terkait.
(4) Karyawan yang mangkir selama 6 (enam) hari kerja berturut-turut tanpa keterangan
tertulis dan telah dipanggil dua kali secara tertulis dikualifikasikan mengundurkan diri.
11
BAB VIII
KEWAJIBAN, LARANGAN, SANKSI DAN HAK
Pasal 20
Kewajiban
Pasal 21
Larangan
12
4. Secara perorangan maupun bersama-sama secara langsung maupun tidak langsung
menerima hadiah berupa apapun juga dan dari siapapun juga yang dapat atau patut
diperkirakan bahwa hadiah dan pemberian tersebut dan atau mungkin diperkirakan
bersangkutan dengan pekerjaan. Pemberian tersebut dinilai tidak wajar dan atau
merugikan BTM Artha Surya baik moral, material maupun finansial.
5. Menggunakan dan atau mengedarkan NAPZA (Narkotik, Psikotropik dan Zat Adiktif),
melakukan perjudian, tindakan asusila dan atau tindakan kriminal lainnya baik selama
menjalankan tugas kewajibannya di lingkungan BTM maupun kehidupan sehari-hari.
6. Bertindak sewenang-wenang baik terhadap atasan maupun bawahan atau terhadap
sesama karyawan.
7. Merangkap pekerjaan dilain instansi/perusahaan, sekolah tanpa ijin.
Pasal 22
Sanksi
(1) Kepada pegawai yang tidak mematuhi tata tertib dan disiplin kerja akan diberikan
sanksi, berupa :
1. Sanksi Ringan;
2. Sanksi Sedang;
3. Sanksi Berat.
(2) Pejabat yang berwenang memberikan sanksi adalah
1. Sanksi Ringan :
a. Teguran lisan maksimal 3 (tiga) kali dilakukan oleh atasan langsung
b. Teguran tertulis maksimal 2 (dua) kali dilakukan oleh atasan langsung diketahui
oleh pejabat setingkat lebih tinggi. Masing-masing surat peringatan berlaku untuk
paling lama enam bulan.
2. Sanksi Sedang :
- Dipindahkan tempat kerjanya dalam lingkungan kerja
BTM
- Penundaan kenaikan pangkat / gaji berkala untuk paling
lama 1 tahun
- Diturunkan pangkat / gaji satu tingkat dari pangkat
sebelumnya.
3. Sanksi Berat :
Diberhentikan dengan tidak hormat
13
Pejabat yang berwenang memberikan sanksi sedang dan sanksi berat adalah
Manager dan Atau Pengurus.
(3) Kepada pegawai yang tidak memenuhi kewajiban dan atau melakukan pelanggaran
terhadap larangan akan diberikan sanksi sedang sampai sanksi berat, berupa :
1. Pemindahan jenis pekerjaan/tempat kerja
2. Penundaan kenaikan pangkat / gaji berkala untuk paling lama 1 tahun
3. Penurunan pangkat / gaji untuk paling lama 1 tahun
4. Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 23
HAK
BAB IX
LIBUR, TATA CARA CUTI, JENIS CUTI DAN
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 24
Pasal 25
14
(1) Pada dasarnya cuti adalah hak setiap karyawan akan tetapi pelaksanaannya perlu diatur
dengan sebaik – baiknya;
(2) Karyawan yang bermaksud mengambil cuti tahunan, harus mengajukan permohonan cuti
terlebih dahulu sekurang – kurangnya 15 ( lima belas ) hari dari hari pertama cuti;
(3) Hak cuti tahunan menjadi gugur apabila dalam waktu 1 ( satu ) bulan setelah
permohonan cuti dikabulkan, hak cuti tersebut tidak dipergunakan oleh karyawan;
(4) Permohonan cuti karyawan diajukan kepada Manager
(5) Apabila untuk kepentingan BTM Artha Surya, Manager berwenang menunda waktu cuti
karyawan.
(6) Pelaksanaan cuti tidak boleh diambil secara berurutan / bersambung antara cuti yang satu
dengan cuti lainnya.
(7) Permohonan cuti Manager diajukan kepada Majelis melalui Sekretaris Majelis.
Pasal 26
Jenis Cuti
Pasal 27
Cuti Tahunan
(1). Semua karyawan berhak untuk mengambil cuti tahunan dengan gaji penuh sesuai dengan
jadwal sebagai berikut
Masa kerja 1 s/d 5 tahun : 12 hari kerja
15
Masa kerja 6 s/d 10 tahun : 15 hari kerja
Masa kerja 11 s/d 15tahun : 18 hari kerja
Masa kerja 16 tahun ke atas : 21 hari kerja
Karyawan yang terpaksa tinggal di Rumah Sakit olek karena Sakit selama menjalani
masa cuti tahunannya, maka hari-hari dalam perawatannya di Rumah sakit tidak di
potong dari cuti tahunannya.
(2). Cuti tahunan boleh di ambil secara terpisah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.21
tahun 1954
Pasal 28
Cuti Di luar Tanggungan
Cuti diluar tanggungan tanpa mendapat gaji akan diberikan kepada karyawan dalam keadaan
tertentu atas persetujuan Manager dan atau Pengurus dengan batas waktu paling lama 1 (satu)
bulan.
Pasal 29
Cuti Menunaikan Ibadah Haji
Seoarang karyawan yang telah bekerja paling sedikit 3 (tiga) tahun dapat menggambil cuti
untuk memenuhi kewajiban ibadah-ibadah agamanya sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No.8 tahun 1981 dengan izin khusus oleh perusahaan. Untuk keperluan tersebut, karyawan
yang bersangkutan akan di beri cuti menurut pedoman berikut :
a. Harus mengajukan permohonan kepada perusahaan 1(satu)
bulan sebelum dimulainya cuti ibadah haji tersebut.
b. Cuti khusus itu hanya di berlakukan satu kali selama bekerja di
Perusahaan.
Pasal 30
Ijin Meninggalkan Pekerjaan
Yang dimaksud ijin meninggalkan pekerjaan adalah ijin meninggalkan pekerjaan tanpa
dipotongkan dari cuti tahunan yang diberikan kepada karyawan sehubungan dengan adanya
keperluan pribadi berkenaan dengan :
a. Bapak/Ibu kandung, Bapak/Ibu mertua, Istri/suami dan atau anak kandung/menantu
meninggal dunia paling lama 3 hari
b. Melangsungkan pernikahan paling lama 5 hari diberikan kepada :
- Karyawan yang belum pernah menikah
- Karyawan berstatus duda dan janda yang akan menikah
c. Menikahkan anak kandung/sah (sebanyak-banyaknya dua anak), paling lama 2 hari
d. Istri/suami, anak kandung/sah (sebanyak-banyaknya dua anak) dirawat di rumah
sakit, paling lama 2 hari
e. Saudara kandung meninggal dunia paling lama 1 hari
16
f. Aqiqoh anak kandung/sah (sebanyak-banyaknya dua anak) paling lama 1 hari
g. Menghitankan anak kandung/sah (sebanyak-banyaknya dua anak) paling lama 2 hari
h. Kelahiran.
- Istri karyawan : 2 hari kerja
- Karyawati melahirkan : 3 bulan kerja
- Karyawati keguguran : Tergantung nasehat dokter, dengan maksimum 3
bulan kerja.
- Pra perawatan : 3 hari kerja
- Pra operasi : 10 hari kerja
Pasal 31
Tata Cara Pengajuan Ijin Meninggalkan Pekerjaan
Tata cara pengajuan ijin meninggalkan pekerjaan sama seperti tata cara pengajuan cuti
BAB X
PENILAIAN PELAKSANAAN KERJA KARYAWAN
Pasal 32
Tujuan
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 31
Dasar Penilaian
17
Penilaian prestasi kerja didasarkan atas :
a. Absensi harian;
b. DP3 oleh atasan langsung;
c. Kualitas kerja harian oleh atasan langsung.
BAB XI
PENGHITUNGAN MASA KERJA DAN MASA PURNA KARYA
Pasal 32
Penghitungan Masa Kerja
(1) Penghitungan masa kerja Karyawan dimulai sejak diangkat menjadi Karyawan
berdasarkan surat keputusan yang sah.
(2) Karyawan tidak tetap yang diangkat menjadi Karyawan tetap, penetapan masa kerjanya
dihitung satu kali masa yang telah dijalani sebagai Karyawan tidak tetap.
Pasal 33
Purna Karya
(1) Batas usia purna karya bagi Karyawan tetap adalah 58 tahun;
(2) Tenaga purna karya dapat dipekerjakan kembali sebagai tenaga bulanan, dengan
ketentuan :
a. Mengajukan lamaran ke Manager;
b. Maksimum batas usia dipekerjakan sampai dengan usia 60 tahun.
BAB XII
KESEJAHTERAAN, ASURANSI, PENGHARGAAN DAN PESANGON
Pasal 34
Kesejahteraan
(1) Untuk meningkatkan semangat kerja dan motivasi kerja karyawan diadakan upaya
peningkatan kesejahteraan;
(2) Jenis dan besarnya penerimaan kesejahteraan ditentukan oleh prestasi kerja,
kedisiplinan, loyalitas terhadap Rumah Sakit pada khususnya dan persyarikatan pada
umumnya serta sesuai dengan kemampuan BTM Artha Surya
(3) Perusahaan akan memberikan tunjangan khusus bagi karyawan sesuai ketentuan yang
Berlaku dan kemampuan perusahaan dalam hal-hal berikut :
a.Karyawan meninggal dunia.
18
b.Keluarga Karyawan meninggal dunia:
- Istri atau suami.
- Anak yang syah.
Pasal 35
Asuransi
Seluruh karyawan akan di asuransikan dalam JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja),
meliputi:
a.Asuransi Kecelakaan.
b.Asuransi Kematian
c.Tabungan Hari Tua
Besarnya premi atau iuran dan ketentuan pelaksanaannya di sesuaikan dengan peraturan yang
berlaku.
Pasal 36
Penghargaan
(1) Karyawan yang telah mengabdi di BTMt akan diberi penghargaan berupa :
a. Untuk masa kerja 10 (sepuluh) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 1 (satu)
bulan gaji terakhir.
b. Untuk masa kerja 15 (lima) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 1 ½ (satu
setengah) bulan gaji terakhir.
c. Untuk masa kerja 20 (dua puluh) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 2 (dua)
bulan gaji terakhir.
d. Untuk masa kerja 25 (dua puluh lima) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 2 ½
(dua setengah) bulan gaji terakhir.
e. Untuk masa kerja 30 (tiga puluh) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 3 (tiga)
bulan gaji terakhir.
f. Untuk masa kerja 35 (tiga puluh lima) tahun mendapatkan tanda penghargaan dan 3 ½
(tiga setengah) bulan gaji terakhir.
(2) Penghargaan sebagaimana ayat 1 akan diberikan kepada karyawan yang tidak melakukan
pelanggaran katagori sanksi sedang dan berat.
(3) Pemberian Penghargaan kepada karyawan ditentukan oleh Manager dan sesuai
kemampuan keuangan BTM Artha Surya.
Pasal 35
19
Pesangon
(1) Pesangon diberikan kepada Karyawan Tetap;
(2) Karyawan yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak berhak atas uang pesangon dan
atau uang jasa;
(3) Karyawan yang berhak mendapat uang pesangon dan atau uang jasa adalah Karyawan
yang diberhentikan dengan hormat.
(4) Besar uang pesangon sesuai perundang-undangan yang berlaku
(5) Besarnya uang jasa sesuai perundang-undangan yang berlaku
(6) Yang dimaksud dengan gaji sebagaimana tersebut pada ayat di atas adalah gaji pokok
ditambah tunjangan jabatan dan tunjangan lain sebagaimana dalam ketentuan yang
berlaku.
(7) Karyawan yang mengundurkan diri dan karyawan kontrak yang masa kontraknya
berakhir tidak berhak mendapatkan uang pesangon.
(8) Karyawan yang melakukan pelanggaran berat sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. 04/MEN/1986 tidak berhak mendapat uang pesangon dan uang jasa.
(9) Pemutusan hubungan kerja krena reorganisasi, rasionalisasi, ataupun kegiatan usaha
yang lesu mendapat uang pesangon dan uang jasa.
Besarnya uang pesangon sekurang-kurangnya di atur sebagai berikut:
- Masa kerja 1 tahun kerja sebesar 1 bulan upah
- Masa kerja 2 tahun atau lebih besar sebesar 2 bulan upah.
- Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 10 tahun sebesar 10 bulan upah.
- Masa kerja 10 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun sebesar 20 bulan upah.
- Masa kerja 15 tahun ke atas sebesar 30 bulan upah.
(10). Karyawan yang berhak atas ganti rugi sebagai pengganti cuti, ditetapkan sebagai
berikut:
a. Apabila karyawan sudah mengambil cutinya pada saat hubungan kerja di putuskan, ia
tidak berhak menerima pembayaran ganti rugi untuk cutinya.
b. Apabila karyawan belum mengambil cutinya untuk tahun pada saat hubungan kerja
diputuskan ia akan menerimi pembayaran ganti rugi cuti yang telah menjadi haknya.
c. Besarnya pembayaran penggantian uang cuti ditetapkan dalam peraturan tersendiri.
(11). Bagi karyawan yang mengundurkan diri, pada prinsipnya perusahaan tidak
berkewajiban untuk memberikan uang pesangon atau uang jasa, namun perusahaan
akan mempertimbangkan dan menghargai pengabdian karyawan yang telah bekerja
dengan prestasi dan kondite baik, sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun untuk diberikan
uang pisah atau uang pengabdian yang besarnya diatur sebagai berikut:
- Masa kerja 5-10 tahun sebesar dua bulan gaji
- Masa kerja 10-15 tahun sebesar empat bulan gaji
- Masa kerja lebih dari 15 tahun sebesar 6 bulan gaji.
(12). Tidak Mampu Bekerja.
20
Bila hubungan kerja terpaksa di akhiri karena tidak mampu bekerja akibat kecelakaan
atau sakit menurut keterangan dokter, maka perusahaan memberikan uang santunan
sesuai dengan jaminan hari tua.
Pasal 36
Pinjaman Karyawan
(1). Beberapa jenis pinjaman dapat diberikan kepada karyawan dengan ketentuan besarnya
maksimum 12 (dua belas) gaji pokok.
(2). Seorang karyawan yang meminta sejenis pinjaman karyawan harus mengajukan
permohonan kepada Perusahaan melalui atasan langsung dan bagian personaliaan.
(3). Persetujuan atas permohonan pinjaman karyawan menjadi hak sepenuhnya perusahaan.
(4). Segala pinjaman yang masih belum lunas harus di bayarkan pada waktu karyawan
berhenti bekerja
(5). Dalam hal karyawan di putuskan hubungan kerjanya oleh perusahaan menurut tata cara
yang ada dalam Undang-Undang, perusahaan berhak untuk memperhitungkan pesangon
karyawan dengan pinjaman yang di ambilnya.
Pasal 37
Perjalanan Dinas
Peraturan tentang perjalanan dinas akan di atur secara tersendiri dalam lampiran.
Pasal 39
BAB XIV
GAJI DAN TUNJANGAN
Pasal 40
Waktu Pembayaran Gaji
Gaji bulanan akan dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan setiap tanggal 25 dalam
bulan takwim. Jika hari tersebut jatuh pada hari libur , maka pembayaran akan dilakukan
pada hari kerja terakhir sebelum hari dimaksud.
Pasal 41
Susunan Gaji
21
1. Setiap karyawan yang kerja pada perusahaan akan menerima gaji sesuai dengan jabatan
dan prestasinya.
Golongan gaji bagi suatu jabatan didasarkan secara relatif pada tingkat sukar dan
pentingnya jabatan tersebut dan diatur dalam tingkatan-tingkatan (grade). Unsure-unsur
dalam meningkatkan tingkat jabatan layak bagi suatu pekerjaan tertentu meliputi
kualifikasi yang diperlukan jabatan tersebut (untuk diperlukan pendidikan ,pengalaman
dan ketrampilan ), serta tanggung jawab dalam bidang-bidang pengawasan , keuangan ,
dan atau hubungan dengan langganan.
2. Perusahaan akan menerapkan system , dimana upah dan gaji di bayar sesuai dengan
pekerjaan, jabatan dan prestasi seseorang.
3. Untuk tiap tingkatan jabatan ada skala gaji sesuai dengan struktur atau susunan gaji yang
ditetapkan perusahaan , setiap skala gaji memiliki gaji minimum dan maksimum. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk memberikan gaji sesuai dengan prestasi kerja yang
berbeda-beda.
Pasal 42
Kenaikan Gaji Pokok berdasarkan Prestasi
Pasal 43
Kenaikan Gaji Pokok Berdasarkan Kenaikan Pangkat
Pasal 44
Kenaikan Gaji secara Umum
Kenaikan Gaji secara umum di adakan setahun sekali berdasarkan kemampuan
perusahaan dan kenaikan indeks Harga Konsumen Nasional.
22
Pasal 45
Pembayaran Upah selama Sakit
Karyawan tetap yang menderita cacat karena kecelakaan atau penyakit tetap lainnya
dan ternyata tidak mampu untuk bekerja berhak untuk tetap memperoleh gaji
dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Karyawan yang bersangkutan harus mengajukan bukti yang dapat di terima
tentang cacat yang di deritanya yang di keluarkan oleh dokter yang
mempunyai izin praktek.
2. Dalam hal di pertanyakan apakah karyawan yang bersangkutan benar-benar
tidak mampu untuk bekerja, karyawan itu dapat di minta untuk menghubungi
dokter yang di tunjuk oleh perusahaan untuk mendapat penilaian dari dokter
yang di tunjuk tersebut
3. Setiap ketidak hadiran yang di sebabkan oleh penyakit/cedera, wajib di
laporkan pada hari pertama terjadinya penyakit/cedera itu dan paling lama
keesokan harinya.
4. Ketidak hadiran yang di sebabkan luka-luka/penyakit yang menyebabkan
tidak hadir sampai Dua hari atau lebih harus di kuatkan dengan surat
keterangan dokter.
5. Karyawan-karyawan yang memenuhi syarat-syarat di atas akan memperoleh
hak untuk tetap menerima gaji menurut ketentuan berikut ini:
3 (tiga) Bulan pertama : 100% gaji sebulan.
3 (tiga) Bulan ke dua : 75% gaji sebulan.
3 (tiga) Bulan ke tiga : 50% gaji sebulan.
3 (tiga) Bulan ke empat: 25% gaji sebulan.
Jika setelah 12 bulan ternyata masih sakit dan tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya, maka hubungan kerja dapat di putuskan sesuaia
dengan Undang-Undang No.12 tahun 1964.
Pasal 46
Pemotongan Upah Karyawan
Pasal 47
Upah Kerja Lembur
Perhitungan kerja lembur dihitung/dibayar sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku , yaitu Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 072/Men/1984.
Pasal 48
Tunjangan Hari Raya
1. Setiap tahun perusahaan akan memberikan Tunjanga Hari Raya kepada semua
karyawan tetap.
2. Tunjangan Hari Raya tidak di berikan kepada karyawan-karyawan yang
mengundurkan diri atau yang di berhentikannya sebelum tibanya Hari Raya. serta
karyawan yang mempunyai masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan.
23
3. Berdasarkan Tunjangan Hari Raya yang akan dibayarkan kepada setiap
karyawan yang telah menyelesaikan masa kerja 3(tiga) bulan atau lebih berimbang
dengan masa kerjanya menurut rumus sebagai berikut :
Lamanya bulan kerja x Gaji terakhir
12
4. Besarnya Tunjangan Hari Raya maksimal 1 bulan Gaji
5. Tujuan Hari Raya akan dibayarkan oleh perusahaan selambat-selambatnya dua
minggu sebelum Hari Raya
Pasal 49
Fasilitas Makan Siang
Perusahaan akan memberikan makan siang Cuma-Cuma kepada karyawan pada
waktu kerja sebanyak satu kali atau diganti dalam bentuk uang yang jumlahnya di
tentukan oleh perusahaan.
BAB XV
FASILITAS BANTUAN PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Pasal 50
Umum
Pasal 51
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Perusahaan akan menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan berkala bagi karyawan
atas biaya perusahaan, yang waktunya di tentukan oleh perusahaan.
Pasal 52
Pengobatan/Perawatan Di Luar Rumah Sakit
Perusahaan akan mengganti biaya Pengobatan/Perawatan karyawan dan
tanggungannya di luar Poliklinik PKU Muhammadiyah. Biaya-biaya yang akan
mendapat penggantian adalah:
a. .Rekening-rekening dokter untuk biaya pemeriksa.
b. Semua obat yang di tentukan dengan resep dokter.
c. Biaya-biaya pemeriksaan laboratorium.
d. Jumlah yang di ganti peerusahaan maksimum satu bulan gaji setiap tahun
takwim
Pasal 53
Santunan Perawatan Di Rumah Sakit
24
Perawatan (mondhok) di rumah sakit untuk karyawan dan keluarga berlaku ketentuan
seperti biaya pengobatan lainnya. Juimlah yang di ganti pe4rusahaan maksimum satu
bulan gaj.
Pasal 54
Biaya Melahirkan
Perusahaan akan memberikan biaya melahirkan hanya untuk maksimum 3 (tiga)
kehamilan/kelahiran.
1. Kelahiran Normal
Perusahaan akan membayar biaya kelahiran normal sebagai berikut:
a. Grade 8 s/d maksimum Rp 500.000,-
b. Grade 5 s/d maksimum Rp 300.000,-
c. Grade 1 s/d maksimum Rp 200.000,-
2. Kelahiran Amnormal.
a. Kelahiran dianggap amnormal apabila kelahiran melalui operasi.
b. Untuk kelahiran amnormal perusahaan akan memberikan penggantian sesuai
dengan ketentuan
c. Santunan perawatan di rumah sakit seperti tersebut dalam pasal 24 peraturan
ini.
Pasal 55
Perawatan Lainnya
Jika terjadi suatu pembedahan, cara pengobatan atau perawatan , ataupun
pengeluaran biaya yang tidak diatur secara khusus dalam peraturan ini ,
perusahaan mempunyai hak untuk menentukan pemberian santunan yang
sepantasnya.
PENUTUP
Pasal 57
Penjelasan pasal demi pasal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peraturan ini dan
bersifat mengikat bagi semua Karyawan.
Pasal 58
Hal – hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian.
Pasal 59
Dengan berlakunya peraturan ini, maka segala peraturan keKaryawanan yang sebelumnya
dinyatakan tidak berlaku lagi.
25
Pasal 60
Ditetapkan di : Tegal
Pada tanggal : 1 Juli 2012
Ketua, Sekretaris,
26
5. Menyerahkan SKCK ( surat keterangan catatan kepolisian )
6. Memenuhi standar kualifikasi yang telah ditentukan
Ayat 2 : Yang dimaksud lulus seleksi adalah :
1. Telah selesai mengikuti proses seleksi
2. Ujian tertulis :
a. Agama;
b. Profesi;
c. Psycotest.
3. Wawancara;
4. Pemeriksaan Kesehatan;
Ayat 4 : Dalam masa orientasi 3 (tiga) bulan pertama sudah memenuhi standar
penilaian, maka diangkat menjadi karyawan dan apabila belum memenuhi
standar penilaian , maka diberikan kesempatan percobaan 3 (tiga ) bulan
kedua
Ayat 5 : cukup jelas
Ayat 6 : Bagi calon karyawan yang menetapkan pilihannya menjadi karyawan kontrak
diatur dalam ketentuan tersendiri
Pasal 7 ayat 1 poin k yang dimaksud tidak berstatus suami istri yaitu :
Bagi karyawan tidak tetap yang berstatus suami istri untuk memilih salah satu
menjadi karyawan tetap dan yang satunya menjadi karyawan harian lepas.
Pasal 8 cukup jelas
Pasal 9 cukup jelas
Pasal 10 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
pengusaha ( UU no 13 tahun 2003 Bab I Ketentuan Umum )
Pasal 10 ayat 1 point c.1
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pemutusan hubungan kerja yang dilakukan
atas kehendak pihak rumah sakit sesuai pasal 163, 164, dan 165 UU no 13 tahun 2003
Pasal 10 ayat 1 point c.2 Purnakarya , sesuai pasal 167 UU no 13 tahun 2003
Pasal 10 ayat 1 point c.3 Sakit berkepanjangan, sesuai pasal 172 UU no 13 tahun 2003
Pasal 10 Ayat 1 point c.4 Meninggal dunia sesuai pasal 166 UU no 13 tahun 2003
Untuk pekerja yang meninggal dunia kepada ahli warisnya diberikan uang yang besar
perhitungannya sama dengan dua kali uang pesangon dan satu kali uang penghargaan
masa kerja serta uang penggantian hak terdiri dari :
27
1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
2. Biaya atau ongkos pulang pekerja sampai kerumah tempat tinggal
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan sebesar 15 % dari uang
pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat
Pasal 10 ayat 1 point d
a. Setelah sanksi sedang telah diberikan
b. Murtad.
c. Menjadi karyawan di instansi lain tanpa seijin Direktur;
d. UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 158
Pengusaha dapat melakukan PHK terhadap karyawan yang melakukan
kesalahan berat sebagai berikut :
1) Penipuan, pencurian, penggelapan barang dan/uang milik perusahaan.
2) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan.
3) Mabuk, meminum minuman keras yang memabokkan, psikotropika dan zat
adiktif lainnya dilingkungan kerja.
4) Melakukan perbuatan asusila atau perjudian dilingkungan kerja.
5) Menyerang, menganiaya, mngancam atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha dilingkungan kerja
6) Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan UU.
7) Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
8) Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan teman sekerja
atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
9) Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.
10) Melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yang diancam
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
Karyawan yang diberhentikan dengan tidak hormat tidak berhak mendapatkan surat
pengalaman kerja dan tidak memperoleh hak apapun.
28
Pasal 10 ayat 2 point a.2 Bagi yang terikat dalam ikatan dinas, apabila mengundurkan diri
harus memenuhi perjanjian yang telah disepakati.
Pasal 10 ayat 2 point d Pengalaman kerja dihitung mulai Tanggal Mulai Tugas (TMT)
Pasal 11 cukup jelas, Naskah Ikrar dan Janji tertulis pada lembar tersendiri.
Pasal 12 cukup jelas
Pasal 13 cukup jelas
Pasal 14 cukup jelas
Pasal 15 cukup jelas
Pasal 16 cukup jelas
Pasal 17 cukup jelas
Pasal 18 cukup jelas
Pasal 19 Ayat 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 cukup jelas
Ayat 7 : Yang dimaksud dengan BTM ARTHA SURYA adalah rencana
kejadian atau sesuatu hal yang terjadi dan berkaitan dengan BTM yang
apabila disampaikan kepada pihak yang tidak berwenang akan
menimbulkan keresahan, bahaya dan kerugian BTM.
Pasal 20 cukup jelas
Pasal 21 : Karyawan yang mendapat Sanksi :
1. Sanksi Ringan
a. Sanksi Ringan Secara Lisan :
Datang dan pulang tidak tepat waktu.
Datang dan pulang tidak melaksanakan presensi.
Melakukan presensi untuk orang lain dengan alasan apapun ( baik
yang menitipkan presensi maupun yang melakukan presensi untuk
orang lain )
Melakukan tukar dinas, didinaskan tanpa seijin atasan langsung.
Karyawan yang datang terlambat, pulang lebih cepat dan atau
penggunaan waktu kerja untuk kepentingan pribadi tanpa ijin atasan
langsung.
Karyawan tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan sebanyak 1 (satu)
kali
Karyawan menolak melaksanakan lembur pada saat Btm
membutuhkan.
Karyawan laki-laki yang berambut panjang / gondrong
29
Karyawan dinas tidak mengenakan seragam yang telah ditentukan
Karyawan perempuan datang ke lingkungan Btm tidak berjilbab.
Karyawan bertengkar sesama Karyawan
Karyawan yang menggunakan fasilitas Btm untuk kepentingan pribadi.
Karyawan yang tidak melaksanakan sholat wajib pada saat jam kerja
Karyawan pada saat kerja bermain Game pada Komputer
Karyawan tidak melaksanakan prosedur tetap yang telah ditetapkan.
b. Sanksi Ringan Secara Tertulis :
Apabila sanksi secara lisan sudah diberikan 3 (tiga) kali.
Karyawan tidak masuk kerja 2 (dua) kali dan atau 2 (dua) hari berturut-
turut tanpa pemberitahuan
Karyawan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan
oleh BTM (baik acara kantor atau acara Persyarikatan Muhammadiyah
yang menuntut karyawan untuk ikut berpartisipasi).
2. Sanksi Sedang
a. Apabila sanksi ringan secara tertulis sudah dilakukan 2 (dua) kali
b. Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban dan melakukan
pelanggaran terhadap larangan.
c. Pinjam atau hutang kepada pihak lain untuk kepentingan pribadi
dengan mengatasnamakan BTM.
d. Menganiaya secara fisik sesama Karyawan.
e. Karyawan pada saat jam kerja merumus angka Togel, Kuda Liar, dan
lainnya.
f. Merusak fasilitas BTM dan merusak barang milik sesama Karyawan
BTM yang ada hubungannya dengan .
g. Mencuri di lingkungan BTM
h. Melanggar protap yang telah tetapkan yang mengakibatkan kerugian
fatal pada pihak lain.
3. Sanksi Berat
a. Setelah sanksi sedang telah diberikan
b. Murtad.
c. Pemakai dan pengedar NAPZA (narkotik, alkohol, psikotropik, zat
adiktif)
d. Terlibat tindak pidana yang sudah berkekuatan hukum tetap.
30
e. Perbuatan asusila
Pasal 22 Ayat 1.a : Gaji adalah merupakan imbalan / balas jasa yang diterima atas hasil
kerjanya, dalam penentuan pemberian gaji karyawan didasarkan atas
pertimbangan rasa keadilan dan prestasi kerja.
Pasal 22 Ayat 1.b :
Cuti adalah tidak masuk kerja dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan pengajuan cuti :
1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Manager;
2. Permohonan diajukan paling lambat 15 ( lima belas ) hari dari hari pertama cuti yang
diminta;
3. Apabila untuk kepentingan BTM, Manager berwenang menunda waktu cuti Karyawan.
31
b.7. Bagi karyawan yang mengalami kasus patologi kebidanan yang membutuhkan
istirahat 1 sampai dengan 2 bulan maka hak cutinya dikurangi sejumlah hari
selama sakit dibulan kedua
b.8. Bagi karyawan yang mengalami kasus patologi kebidanan yang membutuhkan
istirahat lebih dari 2 bulan, maka hak cuti bersalinnya diberikan 40 hari
b.9. Apabila cuti bersalin haknya telah diambil, maka tidak berhak mendapatkan cuti
tahunan
c. Cuti Menjalankan Ibadah;
c.1. Cuti untuk menjalankan ibadah diberikan kepada karyawan tetap yang akan
menjalankan ibadah haji dan ibadah umroh
c.2. Lamanya cuti besar untuk ibadah haji adalah 40 hari ditambah 5 (lima) hari
sebelum berangkat dan 5 (lima) hari setelah pulang.
c.3. Lamanya cuti besar untuk ibadah haji plus hanya selama 40 hari
c.3. Lamanya cuti besar untuk ibadah umroh adalah 12 hari ditambah 1 (satu) hari
sebelum berangkat dan 2 (dua) hari setelah pulang
c.4. Apabila cuti untuk menjalankan ibadah telah diambil, hak cuti tahunan tidak
gugur.
32
f.3. Keputusan diberikan atau tidak permohonan cuti diluar tanggungan
sepenuhnya ada pada Manager dengan persetujuan Penguerus,Pengawas dan
majelis.
f.4. Masa cuti diluar tanggungan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja,
perhitungan penghasilan dan perhitungan penghargaan lainnya bagi
karyawan tetap yang bersangkutan
f.5. Cuti diluar tanggungan BTM dapat dikabulkan dengan memperhatikan :
a. Alasan yang diajukan karyawan yang bersangkutan.
Alasan yang dapat diterima bila seorang karyawan harus :
- Ke luar jawa untuk menengok orang tua, adik kandung,
kakak kandung yang sedang sakit keras atau meninggal dunia.
- Keluar jawa untuk melangsungkan pernikahan,
menghadiri pernikahan adik kandung atau kakak kandung dan anak
kandung
- Keluar jawa untuk tugas dakwah Muhammadiyah
- Melanjutkan studi atau pendidikan
- Mengikuti dinas suami
- Pergi ke luar negeri
b. Pertimbangan kebutuhan tenaga dan pelayanan di BTM
c. Keputusan dari Pengurus, Pengawas dan Majelis
Ketentuan :
1. Karyawan yang sedang menjalani cuti diluar tanggungan BTM dibebaskan dari
jabatannya, yaitu :
a. Dibebaskan dari jabatan struktural, jika karyawan tersebut menduduki jabatan
struktural
b. Dibebaskan dari jabatan fungsional, jika karyawan tersebut menduduki jabatan
fungsional
2. Pengisian jabatan yang lowong karena ditinggal oleh karyawan yang menjalankan
cuti diluar tanggungan BTM dilakukan dengan cara :
a. Pengangkatan pejabat struktural yang baru, jika karyawan tersebut adalah
pejabat struktural
b. Rotasi/mutasi karyawan dari Cabang yang sesuai dengan jabatan fungsional
karyawan yang cuti diluar tanggungan tersebut
33
c. Penerimaan karyawan baru yang sesuai dengan jabatan karyawan yang cuti
diluar tanggungan BTM jika rotasi/mutasi karyawan tidak memungkinkan
kembali.
3. Surat permohonan cuti diluar tanggungan BTM
a. Harus ditulis tangan atau ketik manual/komputer
b. Diketahui dan ditandatangani oleh atasan langsung karyawan
c. Diajukan kepada Manager minimal 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan cuti
diluar tanggungan BTM
4. Jika permohonan tersebut disetujui, maka surat cuti diluar tanggungan BTM akan
diterbitkan Manager. Sebelum surat tersebut terbit maka karyawan yang
bersangkutan wajib tetap masuk kerja. Apabila hal tersebut dilanggar, maka
karyawan yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
5. Selama menjalankan cuti diluar tanggungan BTM, karyawan yang bersangkutan
tidak berhak menerima :
i. Gaji / penghasilan
ii. Tunjangan keluarga
iii. Tunjangan uang makan
iv. Tunjangan fungsional atau struktural
v. Insentif
vi. Lembur
vii. Santunan Kesehatan beserta keluarganya
viii. Dan lain lain
6. Minimal 10 (sepuluh hari) sebelum habis masa berlakunya cuti diluar tanggungan
BTM karyawan yang bersangkutan wajib melaporkan diri kepada Manager. Apabila
sampai 6 (enem) hari setelah habis masa berlakunya cuti diluar tanggungan BTM
tidak melaporkan diri, maka dianggap mengundurkan diri dari BTM.
7. Karyawan yang melaporkan diri seperti tersebut diatas, maka :
a. Apabila di unit asalnya ada lowongan, manager akan membuat surat pengaktifan
kembali karyawan tersebut. Surat pengaktifan kembali akan diterbitkan oleh
Manager.
b. Apabila di unit asal tidak ada lowongan, maka akan ditempatkan ke unit lain yang
sesuai jabatannya. Manager akan membuat surat pengaktifan kembali karyawan
34
tersebut. Surat pengaktifan kembali akan diterbitkan oleh Manager serta surat
tentang mutasi/rotasi ke cabang lain dari Manager.
c. Apabila penempatan seperti yang dimaksud pada butir a dan b di atas tidak
memungkinkan karena tidak ada lowongan, maka karyawan yang bersangkutan
diberikan masa tunggu maksimal 3 (tiga) bulan. Selama masa tunggu masih
dianggap sebagai cuti diluar tanggungan BTM
d. Apabila dalam masa tunggu tersebut terdapat lowongan, maka karyawan tersebut
diaktifkan kembali sesuai dengan butir a dan b tersebut atas. Tetapi apabila
sampai batas waktu 3 (tiga) bulan tersebut tidak ada lowongan, maka karyawan
tersebut akan diberhentikan dengan hormat dengan mendapatkan hak-hak sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
e. Cuti Besar
1. Cuti besar diberikan kepada karyawan yang telah bekerja selama sekurang-
kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus :
- Tidak mengambil cuti di luar tanggungan
- Jumlah akumulasi sakit tidak lebih dari 6 (enam) bulan dalam kurun waktu 6
(enam) tahun
2. Lamanya cuti besar adalah 1 (satu) bulan kalender.
3. Hak atas cuti besar akan gugur dengan sendirinya apabila karyawan tidak
mengajukan permohonan untuk mengambil cuti besar dalam waktu 2 (dua) tahun
setelah timbulnya cuti besar.
4. Karyawan yang mengambil cuti besar tetap mendapat 1 (satu) bulan gaji
dikurangi tunjangan struktural, tunjangan fungsional dan tunjangan uang makan.
Pasal 24 ayat 2 Jenis – jenis cuti Karyawan Tidak Tetap terdiri dari :
a. Cuti Tahunan;
Cuti tahunan diberikan kepada Karyawan tidak tetap yang mempunyai masa kerja 1
(satu) tahun terhitung kontrak maksimal 3 (tiga) hari dan bagi karyawan tidak tetap
yang masa kerjanya lebih dari 3 ( tiga ) tahun, dan diberikan setengahnya dari
Karyawan tetap
b. Cuti Bersalin;
35
Cuti bersalin diberikan kepada Karyawan tidak tetap dengan masa kerja 2 ( dua )
tahun diberikan cuti bersalin selama – lamanya 2 (dua) bulan dan bagi yang masa
kerjanya lebih dari 3 ( tiga ) tahun diberikan cuti selama – lamanya 3 ( tiga ) bulan.
c. Cuti Sakit;
c.1. Setiap karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, dibuktikan dengan Surat
Keterangan Dokter, setiap lembar Surat Keterangan Dokter maksimal untuk 5
(lima) hari cuti
c.2. Bila sewaktu menjalankan cuti sakit terdapat hari libur umum dan hari libur
mingguan maka hari libur tersebut dengan sendirinya sudah terhitung dalam
cuti sakit.
Tidak masuk kerja di luar ketentuan cuti :
a. Karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit, harus menunjukan Surat Keterangan
Dokter
b. Tidak masuk kerja selama 6 ( enam ) hari berturut – turut tanpa keterangan tertulis
dinyatakan mengundurkan diri atas kemauan sendiri
Pasal 25 cukup jelas
Pasal 26 cukup jelas
Pasal 27 Ketentuan dan tata cara penilaian diatur dengan ketentuan tersendiri
Unsur – unsur yang dinilai :
1. Loyalitas;
2. Prestasi Kerja;
3. Kejujuran;
4. Tanggung jawab;
5. Ketaatan;
6. Kerja sama;
7. Prakarsa;
8. Kepemimpinan.
Klasifikasi penilaian :
No Angka Keterangan
1 ≤ 59 Kurang
2 61 – 70 Cukup
3 71 – 80 Baik
4 ≥ 81 Sangat Baik
36
Khusus untuk nilai Loyalitas minimal 91
Pasal 28 cukup jelas
Pasal 24 cukup jelas
Pasal 25 cukup jelas
Pasal 26 cukup jelas
Pasal 27 cukup jelas
Pasal 28 cukup jelas
Pasal 29 cukup jelas
Pasal 30 cukup jelas
Pasal 31 cukup jelas
Pasal 32 Ayat (1) cukup jelas
Pasal 33 cukup jelas
Pasal 34 cukup jelas
Pasal 35 cukup jelas
Pasal 36 cukup jelas
Ketua, Sekretaris,
37
5. Bagi yang belum menikah sanggup untuk tidak menikah dahulu
sampai dengan masa kerja 1 tahun
6. Bagi yang sudah menikah sanggup untuk tidak hamil dahulu
sampai dengan masa kerja 1 tahun dengan seijin suami, kecuali
kegagalan kontrasepsi efektif ( IUD, SUNTIK KB, IMPLANT,
MOW, MOP ) dengan dibuktikan surat keterangan dari dokter
spesialis kandungan
38