Anda di halaman 1dari 12

ILMU PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Ilmu Pendidikan


Dosen Pembimbing Chairany Rizka, M.Pd.

Oleh
Nailatus Sholehah Salsabilah 221101080001

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI KH AHMAD SHIDDIQ JEMBER
2022
1. Apa itu pendidikan? Apa saja jenisnya? Apa fungsi pendidikan untuk generasi
suatu bangsa?

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan, terlebih dahulu perlu di ketahui dua
istilah yang hampir sama bentuknya dan sering di pergunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
pedagogi dan pedagoik. Pedagogi berarti “pendidikan” sedangkan pedagoik artinya “ilmu
pendidikan”. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Pendidikan dan budaya ada bersama dan saling memajukan. Pengertian
pendidikan atau definisinya menurut para ahli yaitu:

a. Prof. Dr. M.J Langeveld: Pendidikan ialah pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi
yang masih memerlukannya.
b. Prof. Zaharai Idris: Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan,
antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya.
c. H. Horne: Pendidikan adalah proses yang di lakukan terus menerus dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,
yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,
emosional dan kemanusiaan dari manusia.
d. Ahmad D. Marimba: Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
e. John Dewey : pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Dapat diartikan bahwa pengertian pendidikan adalah kegiatan untuk saling berbicara
mengenai wawasan yang diketahui guna menambah landasan.didalam kehidupan. Landasan
yang diterapkan dalam kehidupan berguna memperbaiki sistem kehidupan agar lebih tertata
dan sesuai landasan agama.

Jenis-jenis pendidikan :

1) Pendidikan formal : merupakan pendidikan disekolah yang di peroleh secara teratur,


sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas sebagai lembaga
pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan
oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga negara. Jenjang pendidikan
formal terdiri dari :
a. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal terbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat
b. Pendidikan dasar : SD/MI atau sederajat
c. Pendidikan menengah :
a) Pertama : SMP/MTS sederajat
b) Atas : SMA/MA sederajat
1. Pendidikan tinggi :
a) Akademik : Sarjana dan Pascasarjana
b) Vokasi : Diploma
c) Profesi : Pendidikan Profesi atau Spesialis
2) Pendidikan nonformal : jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan
kelompok belajar,pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan
pendidikan yang sejenis
3) Pendidikan informal : pendidikan yang diperoleh seseorang dengan pengalaman sehari-
hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak ia lahir sampai mati di dalam keluarga
pergaulannya sehari-hari. Pendidikan informal ini meliputi pendidikan se!ara langsung
yang berkaitan dengan pribadi anak itu sendiri dengan pergaulannya, baik di
lingkungannya maupun lingkungan terbuka atau lingkungan luar.
Pendidikan informal yang mana sangat dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan
masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilakuseorang anak.
Di sini anak mengenal bahasa yang pertama, serta kebiasaan-kebiasaan yang dihilangkan
hingga dewasa, sehingga pendidikan ini akan mempengaruhi jiwa seorang anak.
Pendidikan informal merupakan penidikan pemula, sebelum melangkah kepada
pendidikan formal. Berhasil atau tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan ini
adalah pundamen atau dasar bagi pendidikan selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak selanjutnya, baik disekolah
maupun dalam masyarakat
Generasi Muda merupakan garda terdepan dalam membangun bangsa dan sebagai
generasi penerus bangsa, dimana generasi sekarang harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang lebih luas untuk kedepannya. Selain itu pendidikan juga sangat
berperan penting dalam memajukan negara untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Kemajuan suatu bangsa di masa sekarang dan masa datang akan sangat
ditentukan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa itu sendiri. Generasi muda
yang berkualitas dihasilkan dari adanya sistem pendidikan yang berkualitas pula. Tidak
mungkin akselerasi kemajuan bangsa dapat terwujud di masa datang tanpa didukung oleh
kemajuan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang
sangat berharga dan bernilai luhur, terutama bagi generasi muda yang akan menentukan
maju mundurnya suatu bangsa. Alasan lain mengapa pendidikan penting adalah untuk
menciptakan jiwa nasionalisme. Semakin sedikit generasi yang menjalankan pendidikan
maka semakin sedikit generasi yang memiliki jiwa nasionalisme.

2. Menggunakan tabel, pilihlah 3 teori belajar yang kamu ketahui dan bandingkan
ketiga teori belajar tersebut dari paling tidak 3 sisi.
No Sudut Behavioristik Kognitif-Konstruktivisme Humanistik
Pandang
1. Pembelajaran 1.Kurikulum disajikan dari 1.Kurikulum disajikan mulai Terpusat pada peserta didik.
bagian-bagian menuju ke dari keseluruhan menuju ke Model pembelajaran yang bisa
seluruhan dengan menekankan bagian-bagian, dan lebih digunakan adalah model
pada ketrampilan-ketrampilan mendekatkan pada konsep- terbuka. Pendidikan terbuka
dasar konsep yang luas adalah proses pendidikan yang
2.Pembelajaran sangat taat pada 2.Pembelajaran lebih memberikan kesempatan
kurikulum yang telah ditetapkan menghargai pada pemunculan kepada peserta didikuntuk
3.Kegiatan kurikuler lebih pertanyaan dan ide-ide peserta bergerak secara bebas di
banyak mengandalkan pada didik sekitar kelas dan memilih
buku teks dan buku kerja 3.Kegiatan kurikuler lebih aktivitas belajar mereka sendiri
banyak mengandalkan pada
sumber-sumber data primer
dan memanupulasi bahan
2. Peserta didik Peserta didik-peserta didik Peserta didikbanyak belajar Memahami potensi diri,
biasanya bekerja sendiri-sendiri, dan bekerja di dalam group mengembangkan potensi
tanpa ada group proses dalam proses. . dirinya yang positif dan
belajar meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif. Peserta
didikbergerak secara bebas di
ruang kelas, tidakdilarang
bicara, tidak ada
pengelompokkan atas dasar
tingkat kecerdasan
3. Pendidik Pendidik adalah orang yang Guru tidak mendominasi Berperan sebagai fasilitator.
mendominasi kegiatan kegiatan pembelajaran. Guru- Guru sebagai fasilitator harus
pembelajaran. Tugasnya guru konstruktivistik mampu menciptakan kondisi
memindahkan pengetahuan ke mengakui dan menghargai yang mendukung yaitu empati,
orang yang belajar, dengan cara dorongan diri manusia /peserta penghargaan dan umpan balik
memberikan stimulus, didik untuk mengkonstruksi positif. Tugas guru dalam
penghargaan atau hukuman pengetahuannya sendiri, proses pembelajaran adalah;
dalam kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran yang 1.menentukan tujuan
untuk mencapai hasil belajar dilakukan diarahkan untuk
yang baik. Guru menyampaikan terjadinta aktivitas konstruksi 2.menentukan materi pelajaran
materi pelajaran melalui pengetahuan oleh peserta didik 3.mengidentikfikasi entri
ceramah, dan banyak tergantung secara optimal. Tugas guru behavior mahapeserta didik
pada buku teks. Tugas guru dalam proses pembelajaran 4.mengidentifikasi topic
dalam proses pembelajaran adalah; 5.mendisain wahana yang akan
adalah; 1.menentukan tujuan digunakan untuk belajar
1.menentukan tujuan 2.menentukan materi pelajaran 6.membimbing mahapeserta
2.menentukan matreri pelajaran 3.menentukan topic-topik didiksecara aktif
3.mengkaji materi pelajaran secara aktif oleh maha peserta 7.membimbing mahapeserta
4.menyusun sesuai dengan didik dengan bimbingan didik memahami hakekat
system informasi minim dari dosen makna dan pengalaman belajar
5.menyajikan materi dan 4.menentukan dan merancang 8.membimbing mahapeserta
membimbing mahapeserta kegiatan belajar yang cocok didikmembuat konseptaulisasi
didikdengan pola sesuai materi untuk topic yang akan pengalaman terdekat
pelajaran dipelajari maha peserta didik. 9.membimbing mahapeserta
5.menyiapkan pertanyaan yang didiksampai mampu
akan memacu kreativitas mengaplikasikan konsep baru
mahapeserta didikuntuk ke situasi baru
berdiskusi atau bertanya. 10.mengevaluasi proses dan
6.menevaluasi proses dan hasil hasil belajar.
belajar

3. Definisikan standar pendidikan dan uraikan apa saja komponennya!

Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem Pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP digunakan pada Pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pada Jalur
Pendidikan formal, Jalur Pendidikan nonformal, dan Jalur Pendidikan informal. Komponen dari
SNP yaitu :

1. Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran.Seluruh kriteria tersebut harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi antara lain memuat tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum, kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta kalender pendidikan. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat
dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan
yang disusun oleh BSNP.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi
dikembangkan dan ditetapkan oleh masingmasing perguruan tinggi dengan mengacu Standar
Nasional Pendidikan. Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Kalender
pendidikan/akademik setiap satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Isi adalah Permendikbud Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

2. Standar Proses

Standar proses merupakan kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur, jenjang,
dan jenis Pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses meliputi:

a. perencanaan pembelajaran;

b. pelaksanaan pembelajaran; dan

c. penilaian proses pembelajaran

perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas untuk merumuskan:

a. Capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
b. cara untuk mencapai tujuan belajar; dan
c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar.

Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif;


inspiratif,menyenangkan;menantang;memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi
aktif;memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

Penilaian proses pembelajaran merupakan asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan


pembelajaran. Dilakukan oleh pendidik yang bersangkutan. Regulasi yang mengatur secara
khusus mengenai Standar Proses adalah Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.Standar kompetensi
lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan
mata kuliah atau kelompok mata kuliah.

SKL terdiri dari 8 kompetensi, 6 (Enam) kompetensi menjadi ciri-ciri profil pelajar
Pancasila, yang mencerminkan kualitas generasi yang sesuai dengan Tujuan Pendidikan
Nasional serta pandangan dan cita-cita para pendiri bangsa yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan
global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. 2 (dua) kompetensi lainnya yakni
literasi dan numerasi.

Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Kompetensi Lulusan adalah
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik
adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.Standar kompetensi untuk setiap jenis tenaga kependidikan dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi
harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya dibuktikan
dengan: a. ijazah; atau b. ijazah dan sertifikat keahlian. Kriteria minimal kompetensi pendidik
meliputi

a. Kompetensi pedagogik,
b. Kompetensi kepribadian,
c. Kompetensi sosial,
d. Kompetensi profesional.

Kualifikasi pendidik :

a. Sarjana untuk pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, dan pendidik pada
Jenjang Pendidikan dasar dan menengah jalur formal;
b. Magister atau magister terapan untuk pendidik pada Jenjang Pendidikan tinggi program
diploma dan sarjana;
c. Doktor atau Doktor terapan untuk pendidik pada Jenjang Pendidikan tinggi program
magister dan doktor; dan
d. magister atau magister terapan berpengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun yang relevan
dengan program studi untuk pendidik pada Pendidikan profesi.fikasi pendidik :

Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
adalah sebagai berikut.

1) Permendikbud Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.


2) Permendikbud Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
3) Permendikbud Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
4) Permendikbud Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah.
5) Permendikbud Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
Sekolah/Madrasah.
6) Permendikbud Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor.
7) Permendikbud Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan
Pelatihan.
8) Permendikbud Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus dan
Pelatihan.
9) Permendikbud Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus.
10) Permendikbud Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi
Pendidikan Pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C.
11) Permendikbud Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan Pada
Program Paket A, Paket B, dan Paket C.

5. Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium,bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi damenunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif,
menyenangkan, dan efektif. Prinsip standar sarana dan prasarana adalah :

a. menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan;


b. ramah terhadap penyandang disabilitas; dan
c. ramah terhadap kelestarian lingkungan.n komunikasi.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan,
media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Regulasi
yang mengatur secara khusus mengenai Standar Sarana dan Prasarana adalah sebagai berikut.
1) Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
2) Permendikbud Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk
SDLB, SMPLB, dan SMALB.
3) Permendikbud Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

6. Standar Pengelolaan

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur
dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area
fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masingmasing perguruan tinggi.

Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Pengelolaan adalah Permendikbud
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.

7. Standar Pembiayaan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya
investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan. Biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan, bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air,
jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, dan asuransi.

Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Pembiayaan adalah Permendikbud
Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi NonPersonalis Tahun 2009 untuk SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Standar penilaian Pendidikan merupakan kriteria minimal mengenai mekanisme penilaian


hasil belajar Peserta Didik. Berkeadilan, objektif, dan edukatif.Berbentuk penilaian formatif dan
penilaian sumatif.

a. Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran


serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Penilaian sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai
dasar penentuan:
c. kenaikan kelas atau kelulusan dari mata kuliah;
d. kelulusan dari Satuan Pendidikan atau dari program studi.

Regulasi yang mengatur secara khusus mengenai Standar Penilaian adalah Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

4. Berikan contoh satu kegiatan belajar biologi yang berbasis literasi sains!

Melakukan praktikum biologi sederhana yang membutuhkan studi referensi dari berbagai buku
dan sumber belajar agar menumbuhkan semangat dalam literasi sains

Anda mungkin juga menyukai