Anda di halaman 1dari 5

Nama : Verawati Simamora

NIM : K7121287
Kelas : 3A

APRESIASI CERPEN “KISAH BADU SI ANAK RAJIN”


No Unsur intrinsik Bukti
1 Tema Tema cerpen “Kisah Badu si anak rajin” adalah Anak yang

rajin, semangat belajar dan pantang menyerah.

Bukti dalam teks:


Badu juga bercerita kepada kakek kalau ia ingin sukses
suatu hari nanti sehingga bisa membahagiakan ibunya.
Melihatnya yang tetap semangat belajar dan tidak menyerah
pada keadaan membuat kakek tersebut terharu. Lalu kakek
itu pun berkata,”Tetaplah giat belajar ya, nak.
Ketekunanmu akan membuahkan hasil dan kamu pasti akan
menjadi orang yang sukses.”.
2 Tokoh dan penokohan Tokoh dan Penokohan Tokoh dalam cerpen “Kisah
Badu si Anak Rajin” yaitu:
 Badu (protagonis)
 Kakek (tritagonis)
 Ibu Badu (tritagonis)

Karakteristik tokoh adalah sebagai berikut:


 Badu
1. Rajin
Bukti dalam teks:
Pagi itu Badu sedang menggembalakan kambing-
kambingnya di padang rumput yang luas. Sembari
menunggu kambingnya makan, Badu memnfaatkan
waktunya untuk membaca buku di bawah pohon rindang.

2. Semangat belajar dan pantang menyerah


Bukti dalam teks:
Badu juga bercerita kepada kakek kalau ia ingin sukses suatu
hari nanti sehingga bisa membahagiakan ibunya. Melihatnya
yang tetap semangat belajar dan tidak menyerah pada
keadaan membuat kakek tersebut terharu. Lalu kakek itu pun
berkata,”Tetaplah giat belajar ya, nak. Ketekunanmu akan
membuahkan hasil dan kamu pasti akan menjadi orang yang
sukses.”

3. Sopan
Bukti dalam teks:
Kemudian datanglah seorang kakek tua menghampirinya.
Kakek tersebut bertanya padanya “Nak, bolehkan kakek
menumpang sebentar duduk di pohon ini?” Tentu Badu
mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk, juga
menawarkan minum yang ia bawa.
 Kakek
1. Suka memberi nasihat dan dukungan
Bukti dalam teks:
Lalu kakek itu pun berkata, ”Tetaplah giat belajar ya, nak.
Ketekunanmu akan membuahkan hasil dan kamu pasti akan
menjadi orang yang sukses.

2. Baik Hati
Bukti dalam teks:
Alangkah terkejutnya Badu ketika mengetahui bahwa
kepala sekolah tersebut adalah kakek yang ditemuinya
kemarin.

 Ibu Badu
1. Tangguh
Bukti dalam teks:
Di suatu desa, hiduplah seorang anak laki- laki bernama
Badu yang hanya tinggal bersama ibunya.

2. Selalu Mendukung Anak


Bukti dalam teks:
Keesokan harinya ketika Badu ingin pergi merumput, ibunya
berteriak kepadanya dan mengatakan bahwa ia diterima di
sebuah sekolah untuk belajar. Lalu mereka bergegas pergi ke
sekolah yang dimaksud.

3 Latar a. Latar Tempat


1) Di suatu desa Bukti dalam teks:
Di suatu desa, hiduplah seorang anak laki- laki bernama
Badu yang hanya tinggal bersama ibunya.

2) Di padang rumput Bukti dalam teks:


Pagi itu Badu sedang menggembalakan
kambing-kambingnya di padang rumput yang luas.

3) Di bawah pohon yang rindang Bukti dalam teks:


Badu memanfaatkan waktunya untuk membaca buku di
bawah pohon rindang..

4) Di sekolah
Bukti dalam teks:
Lalu mereka bergegas pergi ke sekolah yang dimaksud.
Alangkah terkejutnya Badu ketika mengetahui bahwa kepala
sekolah tersebut adalah kakek yang ditemuinya kemarin.

b. Latar Waktu
1) Pagi
Bukti dalam teks:
Pagi itu Badu sedang menggembalakan kambing-
kambingnya di padang rumput yang luas.

2) Keesokan harinya Bukti dalam teks:


Keesokan harinya ketika Badu ingin pergi merumput, ibunya
berteriak kepadanya dan mengatakan bahwa ia diterima di
sebuah sekolah untuk belajar.

c. Latar Suasana
1) Asyik
Bukti dalam teks:
Badu terlihat asyik membaca buku tersebut hingga tidak
menyadari jika kakek tadi memperhatikannya.

2) Sedih
Bukti dalam teks:
“Kamu tidak sekolah, nak?” tanya si kakek lagi. Dengan raut
sedikit sedih ia menjawab kalau dia tidak mempunyai uang
untuk sekolah. Buku yang ia baca pun hanya pinjaman
temannya

3) Haru
Bukti dalam teks:
Badu juga bercerita kepada kakek kalau ia ingin sukses suatu
hari nanti sehingga bisa membahagiakan ibunya. Melihatnya
yang tetap semangat belajar dan tidak menyerah pada
keadaan membuat kakek tersebut terharu. Lalu kakek itu pun
berkata, ”Tetaplah giat belajar ya, nak. Ketekunanmu akan
membuahkan hasil dan kamu pasti akan menjadi orang yang
sukses.”

4) Kaget dan Gembira Bukti dalam teks:

Keesokan harinya ketika Badu ingin pergi merumput, ibunya


berteriak kepadanya dan mengatakan bahwa ia diterima di
sebuah sekolah untuk belajar. Lalu mereka bergegas pergi ke
sekolah yang dimaksud. Alangkah terkejutnya Badu ketika
mengetahui bahwa kepala sekolah tersebut adalah kakek
yang ditemuinya kemarin.
4 Alur cerita Alur Cerita Alur dalam cerpen “Kisah Badu si Anak
Rajin” yaitu alur maju. Menceritakan Badu seorang anak
yang sedang mengembalakan kambing kambingnya sedang
asyik membaca buku kemudian dihampiri oleh seorang
kakek yang bercerita dengannya tentang sekolahnya,
kemudian kakek menyemangati badu untuk tekun belajar
dan pada akhirnya badu diterima di sekolah dan kepala
sekolahnya adalah kakek yang pernah ditemui Badu.

Sinopsis:
Di suatu desa tinggallah badu dan ibunya. Di pagi hariu
Badu sedang mengembalakan kambing kambingnya sambil
asyik membaca buku di pohon rindang. Kemudian datanglah
seorang kakek menghampiri Badu yang sedang asyik
membaca buku dan bercerita dengan Badu yang tidak
sekolah karena tidak punya biaya. Namun kakek
menyemangati Badu untuk tekun belajar karna ketekunan
akan membuahkan hasil. Tiba tiba keesokan harinya,ibu
Badu mengatakan bahwa Badu diterima di sekolah dan
alangkah terkejutnya Badu saat dia tahu bahwa kepala
sekolahnya adalah kakek yang ditemuinya kemarin.

5 Point of view Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Kisah Badu si
Anak Rajin” adalah sudut pandang orang ketiga (serba tahu),
yaitu sudut pandang yang memungkinkan penulis untuk
menceritakan watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan
latar belakang dari suatu peristiwa. Pada sudut pandang
orang ketiga, kata ganti yang digunakan adalah “dia”, “ia”,
“mereka” atau nama tokoh yang diceritakan.

Bukti dalam teks:


Di suatu desa, hiduplah seorang anak laki-laki bernama
Badu yang hanya tinggal bersama ibunya. Pagi itu Badu
sedang menggembalakan kambing-kambingnya di padang
rumput yang luas. Sembari menunggu kambingnya makan,
Badu memanfaatkan waktunya untuk membaca buku di
bawah pohon rindang.

Kemudian datanglah seorang kakek tua menghampirinya.


Kakek tersebut bertanya padanya “Nak, bolehkan kakek
menumpang sebentar duduk di pohon ini?” Tentu Badu
mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk, juga
menawarkan minum yang ia bawa.

6 Gaya bahasa Gaya Bahasa Cerpen “Kisah Badu si Anak Rajin”


menggunakan kata – kata yang hemat namun lugas,
langsung to the point, jelas, menggunakan makna
sebenarnya (denotatif), dan padat. Hal ini bisa dilihat dari
penggambaran latarnya baik tempat, waktu, maupun
suasananya.

Bukti dalam teks:

Di suatu desa, hiduplah seorang anak laki-laki bernama


Badu yang hanya tinggal bersama ibunya. (Latar tempatnya
adalah di desa).

Pagi itu Badu sedang menggembalakan kambing-


kambingnya di padang rumput yang luas. (Latar waktunya
adalah pagi hari).

Keesokan harinya ketika Badu ingin pergi merumput, ibunya


berteriak kepadanya dan mengatakan bahwa ia diterima di
sebuah sekolah untuk belajar. Lalu mereka bergegas pergi ke
sekolah yang dimaksud. Alangkah terkejutnya Badu ketika
mengetahui bahwa kepala sekolah tersebut adalah kakek
yang ditemuinya kemarin. (Latar suasananya adalah kaget
dan gembira).

7 Amanat Amanat yang bisa diambil dari cerpen “Kisah Badu si Anak
Rajin” Selalulah semangat belajar, jangan menyerah karna
Ketekunan akan membuahkan hasil .

Anda mungkin juga menyukai