Anda di halaman 1dari 18

d

PROPOSAL
PRODUKSI BRIKET ARANG,
PELUANG USAHA BARU DI KOTA BENGKULU
(Pelatihan Pembuatan Briket Arang dari Sampah Organik dan
Sekam Padi sebagai Pengganti Bahan Bakar Minyak Tanah)

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

FEBRINA NUR ANNISA (E1D009029)


YEYEN NOVITA SARI (E1D0090 )

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini zaman semakin sulit, harga kebutuhan pokok semakin meningkat.
Kenaikan harga bahan-bahan pokok seperti seperti beras, minyak goreng, cabe, serta
BBM, termasuk salah satunya minyak tanah tidak diimbangi dengan pendapatan
masyarakat. Sehingga hal ini menjadi masalah yang serius, terutama bagi masyarakat
yang kurang mampu.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk, permintaan akan minyak tanah
semakin bertambah. Padahal minyak tanah merupakan salah satu bahan bakar yang
berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Saat ini harga minyak
tanah selalu meningkat, untuk mendapatkannya pun kadangkala masyarakat harus
antri berjam-jam. Akibat dari kelangkaaan minyak tanah ini membuat masyarakat
semakin bingung bagaimana cara untuk memperolehnya.
Kelangkaan dan tingginya harga minyak tanah ini perlu dicari alternatif
penyelesaiannya. Salah satunya yakni dengan memanfaatkan sampah organik dan
sekam padi menjadi briket arang. Briket arang ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar alternatif pengganti minyak tanah, yang kualitasnya lebih baik dari minyak
tanah itu sendiri.
Pembuatan briket arang dinilai sangat menguntungkan bagi masyarakat.
Pertama, karena bahan bakunya mudah didapat. Kedua, dengan memanfaatkan
sampah organik dan sekam padi, berarti kita ikut melestarikan lingkungan dengan
mengurangi sampah yang berada di sekitar kita. Ketiga, kualitas briket sama atau
bahkan bisa lebih bagus dari minyak tanah. Dan yang keempat, pembuatan briket ini
bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, yaitu dengan cara menjual
briket hasil produksi masyarakat. Hanya dengan modal Rp 2.000,- dapat dihasilkan
briket sebanyak 1 kg yang harganya mencapai Rp 10.000,-. Jadi dapat diperoleh
keuntungan sebesar Rp 8.000,- untuk setiap produksi 1 kg briket.
Melihat keuntungan yang akan diperoleh, sangat terbuka kemungkinan untuk
membuka usaha memproduksi briket arang. Selain dapat mengurangi pemakaian
minyak tanah yang persediaan semakin terbatas produksi briket arang ini dapat
membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Apalagi berdasarkan data BPS
Provinsi Bengkulu tahun 2007, di Kota Bengkulu masih banyak penduduk miskin
(mencapai 20%) dan tingginya angka pengangguran (mencapai 30%).
Mengingat jumlah penduduk miskin dan pengangguran di kota Bengkulu yang
masih tinggi, kelangkaan dan tingginya harga minyak tanah, sampah organik dan
sekam padi yang mudah diperoleh, serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh
dengan memproduksi briket,agar nantinya diharapkan selain masyarakat
memanfaatkannya sebagai pengganti minyak tanah juga sebagai alternatif usaha yang
menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka rumusan masalah yang
diajukan adalah Apakah briket arang merupakan bahan bakar alternatif, yang
menguntungkan dibanding dengan bahan bakar minyak tanah.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.2 Tujuan
 Secara Umum, tujuan penelitian ini adalah
a. Mengatasi masalah kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan
mengatasi masalah sampah di Kota Bengkulu
b. Menciptakan peluang usaha baru.
c. Menumbuhkembangkan sikap kewirausahaan pada angkatan kerja baru.
d. Memberikan keterampilan teknis pemanfaatan limbah menjadi produk
yang bernilai ekonomis.
e. Memberikan solusi bagi kelangkaan minyak tanah.

 Secara Khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk menjadikan briket arang
sebagai alternatif pengganti minyak tanah yangmenguntungkan dan ramah
lingkungan
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan briket arang adalah
 Dapat menjadikan bahan bakar ( briket arang )sebagai alternatif pengganti
minyak tanah
 Dapat membandingkan kualitas dan kuantitas antara briket arang dengan
minyak tanah di Kota Bengkulu
 Dapat mengatasi masalah sampah yang ada dikota bengkulu
 Bahan baku mudah didapat
 Menguntungkan (dapat menghasilkan laba)
 Mengatasi masalah tingkat pengangguran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
MOTODOLOGI PENELITIAN
A. Prospek Program
Program ini akan memiliki prospek keberhasilan yang signifikan. hal ini
mengingat:
1. Briket arang yang akan dihasilkan memiliki beberapa keunggulan. pertama,
briket arang merupakan produk baru; kedua, rentanbilitasnya relatif tinggi;
ketiga, proses pembuatannya relatif sederhana; keempat, tidak memerlukan
investasi yang besar; dan kelima, kualitasnya justru lebih baik dari minyak
tanah.
2. Bahan-bahan yang diperlukan adalah limbah yang mudah didapat, seperti
sampah organik rumah tangga, sekam, dan dedak.
3. Minyak tanah sebagai produk yang akan disubstitusi berada dalam kondisi
yang semakin langka dan harga yang semakin mahal.

B. Hasil Akhir yang Akan Dicapai


1. Seluruh peserta memiliki keterampilan yang memadai sehingga mampu
memproduksi briket arang dengan kualitas yang dipersyaratkan.
2. sebagian dari mereka akan menindaklanjuti program ini dengan keputusan
memulai usaha memproduksi dan memasarkan briket arang.
3. Ibu-ibu rumah tangga mulai beralih dari minyak tanah ke briket arang untuk
keperluan memasak.

C. Indikator Hasil
1. Rencana pelatihan terlaksana 100%.
2. Tingkat kehadiran peserta minimal 90%.
3. Kehadiran peserta dan instruktur tepat waktu.
4. Rencana beban materi pelatihan tersampaikan secara tuntas.
5. Seluruh peserta dapat menyerap materi pokok dengan baik yakni mampu
membuat briket arang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
6. Ada beberapa orang dari peserta memutuskan untuk membuka usaha briket
arang.
BAB II
RENCANA AKSI

A. Sasaran
1. Karakteristik Sasaran
Peserta pelatihan berasal dari penduduk Kota Bengkulu usia produktif, merupakan
angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap, pendidikan minimal
SMP/sederajat. Namun mempunyai motivasi yang tinggi untuk maju dan hidup
mandiri.

2. Teknik Rekrutmen
Rekrutmen peserta dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah Daerah
yakni RT, RW, kelurahan, dan kecamatan se-Kota Bengkulu.
Tahapan rekrutmen yang dilakukan sebagai berikut:
 Sosialisasi
Lembaga pendidikan Ultima Institute memberikan informasi berupa sosialisasi
akan diadakannya pelatihan pembuatan briket arang dari sampah organik dan
sekam padai sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah di Kota Bengkulu
melalui pihak kelurahan/RT untuk masyarakat kurang mampu guna mengikuti
kegiatan tersebut.
 Pendaftaran
Pendaftaran peserta dilakukan di lembaga pendidikan Ultima Institute
Bengkulu dengan syarat pendaftaran yang telah disosialisasikan melalui
kelurahan/RT, proses pendaftaran peserta dilakukan selama 3 hari.
 Seleksi
Sistem rekrutmen peserta program pelatihan ini dilakukan dengan beberapa
tahapan diantaranya:
1. Seleksi administrasi
2. Wawancara
 Penetapan
Setelah dilakukan proses seleksi yang akan ditarik berjumlah 50 orang peserta.
Kriteria peserta:
1. Pengangguran
2. Pendidikan terakhir minimal SMP/sederajat.
3. Usia antara 18 – 39 tahun.
4. Berasal dari keluarga kurang mampu.
5. Berdomisili di Kota Bengkulu.
6. Mempunyai kemauan keras dan memiliki motivasi yang kuat untuk
mandiri.

B. Materi Pembelajaran
Kegiatan pelatihan keterampilan pembuatan briket arang terdiri dari 5 unit
kompetensi dasar dengan lama mengajar 120 (seratus dua puluh jam) dengan
distribusi waktu 30% teori dan 70% praktek, serta pelajaran dasar umum yang
diberikan secara terintegrasi.
Struktur dan Kompetensi Pelatihan Keterampilan membuat briket arang
Durasi Waktu
No Materi Beban Teori Praktek
(Jam Pelajaran)
I Dasar Umum 16 JPL
1 Perencanaan Usaha Baru 100 % 0% 6 JPL
2 Kewirausahaan 100 % 0% 4 JPL
3 Aspek Lingkungan 100 % 0% 2 JPL
4 Kebijakan Pemerintah tentang 100 % 0% 2 JPL
Pendidikan
5 Kebijakan Pemerintah tentang 100 % 0% 2 JPL
PNF
II Keterampilan/kompetensi 80 JPL
1 Pengenalan briket arang
(Alat, bahan, manfaat, dan cara 80 % 20 % 14 JPL
pembuatan briket arang)
2 Demo pembuatan briket arang 20 % 80 % 10 JPL
3 Praktek pembuatan briket arang 0% 100 % 32 JPL
4 Uji kualitas briket arang 60 % 40 % 4 JPL
5 Demo pemanfaatan briket arang 20 % 80 % 4 JPL
6 Pengemasan 40 % 60 % 4 JPL
7 Akuntansi sederhana 60 % 40 % 6 JPL
8 Manajemen pemasaran 80 % 20 % 6 JPL
C. Strategi Pembelajaran
Guna memperolah hasil pembelajaran yang efektif maka Ultima Institute telah
menyiapkan strategi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif dapat
diartikan sebagai strategi proses pembelajaran yang diterapkan pada penyaiapan
input, proses, output, dan outcome.
1. Input
Input adalah peserta yang akan disiapkan untuk dididik dan diberikan bekal
keterampilan cara membuat briket arang. Peserta berasal dari masyarakat kurang
mampu atau pemuda pengangguran yang ada di Kota Bengkulu sebanyak 50
orang peserta.

2. Proses
Proses atau transormasi juga merupakan faktor penting dalam menghasilkan
pembelajarn yang efektif guna memberikan dan mentransformasikan ilmu
pengetahuan akuntansi, proses pembelajaran dilakukan dengan strategi penentuan
lembaga pengajar yang memiliki kualifikasi keilmuan, bahan ajar, silabus, jumlah
pertemuan, jadwal pertemuan, dan evaluasi. Dengan adanya hal tersebut maka
proses pembelajaran yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan
efektif. Pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar ruang kelas (in wall and out
wall).

3. Output
Output yang akan dihasilkan dalam pelatihan pembuatan briket adalah 50 orang
peserta (pemuda atau masyarakat) yang memiliki:
 kemampuan teknis tentang pembuatan briket arang
 kemampuan menyusun akuntansi sederhana
 pemahaman tentang bagaimana memulai usaha briket arang
 pemahaman tentang pemasaran briket arang.

4. Outcome
Dari hasil output yang dihasilkan dalam pelatihan cara pembuatan briket arang ini
sangat diharapkan diperoleh outcome terciptanya usaha baru yang siap tumbuh
dan siap berkompetisi dengan bekal keahlian dalam pembuatan briket dan strategi
pemasarannya.
Lampiran

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan dalam Pembuatan Briket Arang

1. Alat
 Bak sampah dari semen
 Penutup bak berupa : genteng/seng
 Sekop kecil
 Tongkat kayu
 Ember
 Lesung dan penumbuknya
 Baskom
 Panci
 Seng pembakar
 Bambu
 Sarung tangan/Plastik

2. Bahan
 Daun-daun kering
 Sekam padi
 Dedak
 Tepung kanji
 Air panas
 Daun perekat,
berupa : daun kembang sepatu mentah, daun kapuk mentah, daun kamboja,
pelepah pisang mentah, daun keladi mentah, daun, batang, dan akar eceng
gondok mentah dan dapat juga digunakan semua tumbuhan yang
menghasilkan getah sebagai perekat.
Cara Pembuatan Briket Arang
1. Siapkan bak semen sampah yang sudah ada sebagai tempat untuk membakar
sampah, jika tidak ada bak semen, maka bisa digunakan drum berdiameter 55 cm
dan tinggi 85 cm atau juga bisa dengan menggunakan gentong dari tanah atau
boleh juga pot bunga yang besar.
2. Daun atau sampah yang akan dibakar dimasukkan ke dalam bak semen sampah
setebal 10 cm, kemudian dibakar. Setelah sampah terbakar lebih kurang 15 menit,
masukkan lagi sampah secara perlahan ke dalamnya, sambil diaduk-aduk agar
lapisan sampah di bagian bawah habis terbakar. Agar tidak menimbulkan kepul
asap yang tebal dan udara jangan masuk ke dalam tempat pembakaran, permukaan
/mulut bak sampah atau drum ditutup dengan genteng, seng/ penutup bak semen.
Masukkan sampah selanjutnya secara sedikit demi sedikit sampai seterusnya,
begitu juga dengan pengadukkan yang dilakukan terus-menerus setiap 15 menit.
Bila pembakaran telah berlangsung selama 45- 60 menit penambahan sampah
dihentikan, tinggal menunggu proses pengarangan.
3. Bila semua telah menjadi arang, air yang telah disiapkan didalam ember, siramkan
untuk memadamkan bara pada arang. Arang yang terdapat di dalam drum, sedikit
demi sedikit dimasukkan ke dalam lesung untuk ditumbuk.
4. Daun- daun mentah bahan perekat, dimasukkan kedalam tempat tumbukan untuk
ditumbuk sampai hancur.
5. Sekam padi ditumbuk hingga sedikit hancur.
6. Hasil penumbukan arang dicampur dengan bahan perekat dan dimasukkan ke
dalam tempat penumbukan agar hancur, ditumbuk kembali agar semua bahan
tercampur.
7. Hasil tumbukan tersebut dicampur dengan sekam, dedak, tepung kanji dan di
berikan air panas, setelah itu diaduk hingga rata menjadi adonan yang padu.
8. Setelah itu, adonan dicetak dengan alat pencetak/dibuat sesuai dengan keinginan.
9. Tahap akhir adalah menjemurkan hasil Briket tersebut di bawah sinar matahari.
10. Setelah kering ± 3 hari, maka briket arang sudah dapat digunakan sebagai bahan
bakar.
Takaran Bahan 1 kg Briket
1. Sampah organik : 400 gr
2. Daun perekat : 100 gr
3. Sekam : 250 gr
4. Tepung Kanji : 265 gr
5. Dedak : 70 gr
6. Air hangat : 500 ml

Komposisi Briket dengan menggunakan Sekam


No Bahan Takaran
1 Sampah Organik 225 gr
2 Sekam 250 gr
3 Dedak 25 gr
4 Tepung Kanji 125 gr
5 Air Hangat 250 ml

Komposisi Briket tanpa menggunakan sekam


No Bahan Takaran
1 Sampah Organik 225 gr
2 Dedak 45 gr
3 Tepung Kanji 140 gr
4 Air Hangat 250 ml

Ket :
✰ Sampah Organik basah, akan mengalami pengurangan berat setelah dibakar dan
ditumbuk dengan lesung,pada proses penumbukan.
Perbandingan Kualitas dan Kuantitas antara Briket Arang dengan
Minyak Tanah

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan briket arang antara lain adalah
biayanya yang amat murah. Alat dan bahan yang digunakan juga mudah didapat serta
tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak. Disisi lain penggunaan briket tidak
memberi dampak negatif terhadap lingkungan justru membuat lingkungan menjadi
bersih dan sehat karena memanfaatkan sampah organik dan sekam padi yang semula
merupakan limbah.
Secara terperinci banyak keuntungan yang diperoleh jika menggunakan briket
arang antara lain sebagai berikut :
1. Biaya lebih murah dibandingkan dengan minyak tanah
2. Tidak perlu berkali- kali mengipasi atau menambah dengan bahan bakar yang baru.
3. Briket bioarang memiliki masa bakar jauh lebih lama.
4. Penggunaan briket bioarang relatif lebih aman karena nyalanya ada di tengah
tungku dan tidak akan bocor.
5. Briket bioarang mudah disimpan dan dipindahkan- pindahkan.
6.Briket bioarang menghasilkan aroma lebih sedap, baik bagi orang yang
menggunakannya maupun bagi masakan yang diolahnya.
Untuk melihat secara langsung keunggulan Briket Arang dengan
minyak tanah, kami melakukan perbandingan penggunaan minyak tanah dengan
Briket, yang perbandingannya sebagai berikut:
Bahan : 1. Briket Arang 1 kg; 500 gr dengan sekam dan 500 gr lagi tanpa sekam.
2. Minyak tanah 1 liter.
3. Air 3 liter.
4. Kompor dengan jumlah sumbu 16.
5. Panci 3 buah.
6. Kaleng 2 buah.
7.Korek api.
8. Stopwatch.
9. Batu bata.
a) Cara kerja:
Siapkan kompor, kaleng 1 sebagai tempat briket dengan menggunakan sekam,
dan kaleng 2 sebagai tempat briket tanpa sekam. Setelah itu masukkan briket ke
dalam kaleng 1 dan 2. Letakkan kaleng di atas batu bata.
Siapkan air dalam 3 panci masing-masing 1 liter. Selanjutnya nyalakan
briket yang telah ada di dalam kaleng dengan menggunakan api penyulut. Setelah
briket terbakar, nyalakan pula api kompor. Selanjutnya panci ditaruh di atas
pembakaran. Aktifkan Stopwatch, maka waktu perhitungan di mulai. Setelah 13
menit air yang di masak dengan menggunakan briket sekam mendidih, berselang 50
detik air yang dimasak dengan menggunakan briket tanpa sekampun mendidih. 2
menit kemudian air dengan menggunakan kompor juga ikut mendidih.
Kesimpulan dari praktek penggunaan briket arang adalah :
1. Waktu pemasakan dengan menggunakan briket arang dan sekam lebih cepat dari
pada minyak tanah, meski hanya berselang 2 menit. Hal ini dikarenakan mungkin
pada saat kami melakukan penyalaan bukan di dapur tapi di teras rumah yang
anginnya berhembus cukup kencang.
2. Bara api yang dihasilkan dari Briket arang dengan menggunakan sekam lebih
banyak dan panasnya merata, warna api merah kebiru-biruan, asapnya sedikit serta
Briketnya lama menjadi abu (pemakaian tahan lama). Ini adalah keunggulan Briket
arang dengan sekam jika dibandingkan dengan Briket arang tanpa sekam. Jadi api
dan panas yang di hasilkan tidak kalah dengan minyak tanah bahkan penggunaan
Briket melebihi minyak tanah serta Briket dapat mendatangkan keuntungan bagi
lingkungan dan masa depan Indonesia. Mengingat ada faktor keuntungan
lingkungan dan masa depan hutan Indonesia, maka penggunaan Briket banyak
mendatangkan keunggulan.
Dilihat dari keunggulan diatas maka pemakaian Briket sangatlah
menguntungkan karena dapat memanfaatkan sampah organik berupa dedaunan dan
sekam padi menjadi Briket yang dapat mengurangi jumlah pengeluaraan biaya hidup
masyarakat. Selain itu penggunaan Briket lebih efisien dan lebih efektif bila
dibandingkan menggunakan minyak tanah. Api yang dihasilkan Briket lebih baik dan
cepat panas, sehingga dalam proses memasak lebih cepat bila diukur dengan
pemanfaatan waktu. Dengan menggunakan Briket akan lebih ramah lingkungan,
sehingga hutan dan lingkungan kita menjadi seimbang.

Anda mungkin juga menyukai