Anda di halaman 1dari 49

DASAR-DASAR

PERLINDUNGAN
TANAMAN
AGR 2141
2/1

Dr. Ir. Bambang Nugroho,


M.P.
Dr. Ir. Dian Astriani, S.P.,
M.P.
COURSE CONTENTS
1. Pengertian, posisi, peran, dan ruang lingkup perlindungan tanaman dalam
pembangunan pertanian berkelanjutan.
2. Kaitan DPT dengan ilmu-ilmu lain.
3. Jenis-jenis dan karakteristik organisme pengganggu tanaman (OPT) dan
gangguan yang ditimbulkannya.
4. Mekanisme munculnya gangguan pada tanaman dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
5. Pengganggu abiotik dan kerjasama antar pengganggu tanaman.
6. Dasar-dasar pengendalian OPT dan cara-cara atau metode pengendalian OPT.
7. Identifikasi masalah OPT dan penyusunan strategi dan taktik pengendalian OPT.
EVALUASI
1. ASN 1-6 (termasuk UTS dan UAS)
2. Harus lengkap semua ASN dengan nilai >
50
3. ASN (kuis, tugas, PR, ujian)
4. PENILAIAN PER CAPAIAN MATA KULIAH

DOSEN
1. DR. IR. BAMBANG NUGROHO, M.P.
2. DR. IR. DIAN ASTRIANI, S.P., M.P.
PUSTAKA
• Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3rd ed. Academic Press Inc. San Diego,
California.
• Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
• Persley, G.J. 1996. Biotechnology & Integrated Pest Management. CAB
International. UK. 475p.
• Price, P.W. 1984. Insect Ecology. Willey-Interscience Publication. 607p
• Endah, J. & Novizan. 2002. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman. PT
Agro Media Pustaka. Derpok. 98h.
• Triharso. 1994. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta. 362h.
• Busnia, M. 2006. Entomologi. Andalas University Press. Padang. 350h.
• Untung, K. 1993. Pengantar Pengendalian Hama Terpadu. Gadjah Mada Univ.
Press. 273h.
• Flint, M.L. & Rober van Den Bosch. 1993. Pengendalian Hama Terpadu Sebuah
Pengantar. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 144h.
• Natawigena, H. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. CV Armico. Bandung.
144h.
• Priyambodo, S. 1995. Pengendalian Hama Terpadu. Penebar Swadaya.
Surabaya. Jakarta. 135h.
PENDAHULUAN
PERLINDUNGAN
TANAMAN/PERLINDUNGAN PERTANIAN ?

UU NOMOR 22 TAHUN 2019


SISTEM BUDIDAYA TANAMAN TERPADU

Pelindungan Pertanian adalah segala upaya untuk mencegah


kerugian pada budi daya Pertanian yang diakibatkan oleh
organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan.
ORGANISME PENGGANGGU
TUMBUHAN
(OPT) Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu
kehidupan, atau mengakibatkan kematian
tumbuhan.

OPT terdiri dari kelompok :


• Hama
• Penyakit
• Gulma
■ TUJUAN PERLINDUNGAN TANAMAN
(PERLINTAN):
Mendapatkan rendemen hasil yang
maksimal dengan kerusakan lingkungan
yang minimal

■ CAKUPAN PERLINTAN:
Tanam Hasil diterima konsumen
GATRA
PERLINDUNGAN TANAMAN

▀ Gatra Teknis
▀ Gatra Lingkungan
▀ Gatra Ekonomi
▀ Gatra Sosial
PENGGANGGU

GANGGUAN

KERUSAKAN

KERUGIAN
MACAM-MACAM PENGGANGGU

PENGGANGGU BIOTIK PENGGANGGU ABIOTIK

1. HAMA (PEST) 1. FAKTOR FISIK : tanah,


sinar matahari, air,
2. PENYAKIT (DISEASE) hara, dll

3. GULMA (WEED) 2. CARA BERCOCOK


TANAM

OPT
JENIS ORGANISME SIFAT
GANGGUAN
HAMA (PEST) HEWAN
DISKONTINYU

PENYAKIT (DISEASE) MIKROORGANISME KONTINYU

GULMA (WEED) TUMBUHAN KOMPETISI


1. VERTEBRATA HAMA (BERTULANG
BELAKANG)
Tikus sawah
(Rattus
argentiventer)

Bajing
(Callosciurus
notatus)
2. INVERTEBRATA HAMA
A. INSEKTA (SERANGGA)

Valanga Ulat grayak Walang sangit (Riptortus


nigricornis (Spodoptera linearis)
exigua)
B. AKARINA (TUNGAU)
Tungau merah
(Tetranychus
urticae)
GULMA

Wedusan (Ageratus
conyzoides)
Teki (Cyperus
Alang-alang rotundus)
(Imperata
cylindrica)

Eceng gondok
(Eicchornia crassipes)
APA ITU PENYAKIT TUMBUHAN ?
1. SECARA BIOLOGIS
Proses fisiologis yang abnormal yang
berlangsung secara kontinyu akibat
adanya penyebab primer dan munculul
sebagai suatu gejala

2. SECARA EKONOMIS
Ketidakmampuan tanaman untuk
memberikan produksi yang normal
KONSEP MUNCULNYA PENYAKIT
1. KARENA KEKUATAN GAIB …..KEMURKAAN PARA
DEWA
Contoh : Romawi kuna
Karat tanaman Gandum = kemurkaan DEWA ROBIGUS
Supaya panen baik ==> PESTA ROBIGALIA

Jawa kuna
• Padi = titisan (reinkarnasi) DEWI SRI
• “AMA” tanaman padi = Balatentara BETARA KALA
• supaya panen baik ==> “WIWITAN” (kenduri) di
sawah
2. KARENA GANGGUAN MAKHLUK
HALUS
Jawa : ama MENTHEK (penyakit tungro) pada
tanaman padi

. Makhluk kerdil, gundul, bugil


. Bermain-main di sawah
==> dilakukan SESAJI di sawah
KONSEP MUNCULNYA
PENYAKIT
1. DISEASE TRIANGLE (SEGITIGA
PENYAKIT)
Penyakit
Antraknos
pada Cabai

■ Patogen: Colletotrichum gloeosporioides


■ infeksi terjadi pada suhu 27C
■ pada buah yang masak
■ splash borne disease
Penyakit Bulai
Jagung (Downy
Mildew)
Peronosclerospora
maydis
■ kelembaban di atas 80%
■ suhu 28-30oC
■ adanya embun
Penyakit Moler
Bawang Merah
(Fusarium oxysporum
f. sp. cepae)

■ musim hujan
■ suhu udara 27,3 - 31,8°C,
■ kelembapan udara 74,0 - 89,0%,
■suhu tanah 24,1 - 28,3°C,
■curah hujan 9,3 mm/hari
2. DISEASE
SQUARE
PATHOGEN HOST

AMOUNT OF DISEASE

ENVIRONMENT MAN
3. DISEASE PYRAMID

TIME

PATHOGEN HOST

ENVIRONMENT MAN
PATOGENESIS
PENETRASI

INFEKSI
INOKULASI

KOLONISASI
STEP 1. INOKULASI
“Proses menempelnya inokulum pada permukaan
tanaman
inang di tempat yang tepat”.

Jadi, harus betul-betul terjadi kontak fisik antara


patogen dan tanaman inangnya.
Inokulum : patogen atau bagian patogen yang
melakukan
proses inokulasi.
STEP 2. PENETRASI
“Proses masuknya patogen ke dalam
jaringan
tanaman inang”
1. Penetrasi Langsung (Direct
Penetration)

► jamur patogen atau nematoda


► melalui permukaan tanaman inang yang utuh
► jamur dengan apresorium yang dibentuk pada
ujung tabung kecambah
► membentuk pasak penetrasi
(tabung
kecambah)

Spora

(pasak
penetrasi)

STILET NEMATODA untuk


melakukan penetrasi langsung,
menembus permukaan
tanaman inang
2. Penetrasi Tidak Langsung
(Indirect Penetration)
► melalui lubang alami
(stoma, hidatoda, lentisel)

► melalui luka (oleh serangga,


nematoda, luka
mekanik, luka alami)

► patogen : bakteri, virus, jamur-jamur


tertentu
Xanthomonas campestris
pv. manihotis

Xanthomonas campestris
pv. campestris
Bacterial spot (bercak bakteri)
Xanthomonas campestris pv. vesicatoria
SIKLUS PENYAKIT

INFEKSI
SEKONDER

INFEKSI
FASE AKTIF
PRIMER (FASE PATOGENESIS)

FASE INAKTIF
(FASE SAPROGENESIS)
A. FASE AKTIF (FASE PATOGENESIS)

1.Fase ketika penyakit aktif berkembang


2.Patogen aktif memproduksi inokulum baru
3.Terjadi proses infeksi sekonder
4.Terjadi saat tanaman masih ada di lahan (masih tersedia
tanaman inang)
B. FASE INAKTIF (FASE SAPROGENESIS)
1. Terjadi saat tanaman inang sudah tidak ada di lahan (karena dipanen atau sudah mati)
2. Patogen bertahan hidup (survive) di beberapa media atau patogen dorman
3. Media yang digunakan patogen untuk bertahan hidup:

a. Biji/benih � patogen bersifat seed borne : Peronosclerospora maydis patogen


bulai
jagung
b. Tanah � patogen bersifat soil borne : Fusarium oxysporum patogen penyakit
layu
c. Tubuh vektor : virus banana bunchy top disease dalam tubuh vektor
Pentalonia
nigronervosa
d. Sisa tanaman : virus tungro padi
e. Gulma : virus bulai pada cabai bertahan hidup pada gulma wedusan
Bulai cabai Kerdil pisang

Bulai
jagung

Tungro padi
EPIDEMIOLOGI
“Ilmu tentang penyakit dalam populasi”
(Van der Plank, 1963)

1. cara-cara penyebaran patogen/penularan


penyakit
2. faktor-faktor yang mempengaruhi
patogen dan tumbuhan
3. yang mempengaruhi interaksi populasi
patogen dan tumbuhan

EPIDEMI
A. PENYEBARAN PATOGEN
1. Pembentukan Inokulum
» bakteri dan virus tidak membentuk inokulum
tertentu
» Jamur membentuk inokulum
miselium
miselium dorman (dalam biji)
rizomorf
sklerotium
spora
» Inokulum melakukan penyebaran
Bentuk-bentuk inokulum jamur
Rizomorf
Rigidoporus
lignosus

Rizomorf jamur Armillaria mellea


Bentuk-bentuk inokulum jamur

Urediospora
Sklerotium
Puccinia sorghi
Sclerotium sp.
2. PENYEBARAN PATOGEN
A. Penyebaran oleh angin (air
borne)
- jarak jauh
- spora Hemileia vastatrix
Peronosclerospora
maydis (bulai jagung) (karat kopi)

Puccinia graminis tritici


(karat gandum)
B. Penyebaran oleh air (splash
borne)
- jarak dekat/lokal
- oleh air hujan/air irigasi
Xanthomonas Hemileia vastatrix
campestris

Colletotrichum gloeosporioides
C. Penyebaran oleh serangga (vektor)
- paling efektif
- virus, bakteri
Diaphorina citri Nephotettix
(vektor penyakit CVPD) virescenes (wereng
pada jeruk) hijau = vektor
penyakit tungro
padi)
Pentalonia
nigronervosa (vektor
penyakit kerdil
pisang)
D. Penyebaran oleh manusia
- efektif
- jarak jauh
Contoh: impor bibit kentang ke Eropa � 1840 menyebarkan hawar daun
kentang
ke Indonesia dari Belanda � 1936/37

anggur � stek dari Amerika ke Inggris/Perancis � menyebarkan


penyabit
embun tepung pada anggur (Unicula necator)
E. Penyebaran dengan biji (seed borne)
- Menular ke generasi berikutnya
Phoma lingam Peronosclerosp
(busuk kaki kubis) ora maydis
(bulai jagung)

Ralstonia solanacearum
(umbi kentang )
F. Penyebaran oleh tanah (soil
borne)
- jarak pendek
- penyakit-penyakit akar/penyakit layu
Layu pisang
(Fusarium oxysporum f. sp.
cubense)

Layu bakteri pada


tomat (Ralstonia
solanacearum)
EPIDEMI
“meningkatnya penyakit dengan
hebat pada waktu dan wilayah
tertentu dalam satu populasi
tumbuhan”

Xt = Xo e rt
K
e
r
u Masa epedemik
s
a
k
a Ledakan sekonder
n

Masa endemik

Waktu (dalam tahun)

Gambar. Daur besar suatu penyakit tumbuhan


1. Endemik
suatu penyakit yang terdapat merata
dan terus menerus

2. Pandemik
suatu penyakit yang merata di seluruh
benua atau dunia
TERJADINYA EPIDEMI

1. Faktor Patogen
» masuknya patogen dari daerah lain
(karat kopi dan cacar daun teh di Indonesia)
» munculnya ras patogen baru
2. Faktor Tumbuhan
» penanaman secara monokultur
» penanaman kultivar baru
3. Faktor Lingkungan/cuaca
» cacar daun teh, hawar daun kentang

Anda mungkin juga menyukai