KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat serta
hidayahNya, sehingga buku ajar Pendidikan Agama Islam kelas XI semester 1 ini
dapat tersusun dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari
zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah dan selalu kami nantikan syafa’atnya di
hari kiamat nanti.
Buku ini disusun sesuai dengan kompetensi inti, kompetensi dasar yang
dikembangkan dalam Permendikbud no. 37 tahun 2018. Buku ini disajikan
dengan pilihan kata dan kalimat yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Prof. Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa,
M.Ag. yang telah memberikan tugas dengan materi ini, karena dengan disusunnya
buku ajar ini kami dapat lebih mendalami tentang materi yang diberikan. Tidak
lupa kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
menjadi sumber referensi dalam buku ini.
Kami selaku penyusun buku ajar ini menyadari bahwa adanya kesalahan
baik dalam penulisan maupun tatanan bahasa. Semoga dengan disusunnya buku
ajar ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.
Penulis,
Laveda Adna Fika, Nadian Nur Afnia, Nurul Ilmiyah Al-Ma’rufah, Refi
Kharisma, Rifani Nabilla Rahman, dan Sevina Putri Edfiana
iii Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
DAFTAR ISI
Perawatan Jenazah.......................................................................................... 20
Ta’ziyyah ....................................................................................................... 25
Pengertian Nasihat dalam Islam berupa Khotbah, Tablig, dan Dakwah .......... 31
BAB 1
pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup
para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad SAW.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan
cahaya penerang bagi manusia. Nabi Isa as. diutus untuk mengajarkan
tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-Esa-
kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
4. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Qur’an
diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-
Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2
bulan 22 hari. Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf.
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat
tersebut turun pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang
Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’
(haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi
Muhammad SAW wafat.
Al-Qur’an juga memiliki beberapa nama lain, yaitu:
a) Al-Huda, artinya al-Qur’an sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b) Al-Furqan, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara yang baik dan
buruk.
c) Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat penenang hati).
d) Az-Zikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya ancaman dan
balasan.
e) Al-Kitab, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.
Adapun isi pokok Al-Qur’an adalah:
Aqidah atau keimanan.
Ibadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.
Akhlaq seorang hamba kepada Khaliq, kepada sesama manusia dan
alam sekitarnya.
5 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa,” (Al-Baqarah: 2).2
Adapun ayat lain yang menegaskan iman kepada kitab Allah SWT yakni:
2
Al-Qur’an, (2) :2.
3
Al-Qur’an, (5) : 48.
7 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
hanya sekedar percaya di dalam lisan dan hati saja, tetapi harus diwujudkan
dalam perilaku kita sehari-hari. Keselamatan dan ketenteraman hidup baik di
dunia maupun di akhirat dapat kita raih apabila kita menjadikan al-Qur’an
sebagai pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari.
Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT ia akan
melakukan perilaku mulia sebagai berikut:
1) Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an datang dari Allah
SWT.
2) Al-Qur’an sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang.
3) Menjaga kemurnian al-Qur’an adalah tugas kita sebagai muslim. Salah
satu cara menjaga al-Qur’an adalah dengan menghormati, memuliakan,
dan menjunjung tinggi kitab suci al-Qur’an.
4) Menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak
sekali- kali berpedoman kepada selain al-Qur’an.
5) Berusaha untuk membaca al-Qur’an dalam segala kesempatan di kala suka
maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
6) Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’an di dalam kehidupan sehari-
hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.
LATIHAN SOAL
BAB 2
4
Sadi dan Nasikin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 117
13 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
pikiran yang jernih dan tanpa harapan adalah nekad. Seseorang yang memiliki
sifat Syaja‟ah akan mampu mengendalikan diri, mampu membuat rencana,
mampu membuat pertimbangan dalam setiap tindakannya. 5
Menurut Ibnu Maskawih, sifat Syaja‟ah mengandung keutamaan-
keutamaan sebagai berikut:
1. Jiwa besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan
pekerjaan besar yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Tabah, yaitu tidak segara goyah pendirian.
3. Keras kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh.
4. Tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak lekas marah.
5. Menjauhkan diri dari sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, dan
ujub.
6. Menjauhkan diri dari sifat rendah diri, cemas, kecewa dan kecil hati.
7. Dapat melawan rasa takut.
8. Dapat mewariskan hal-hal yang baik.
9. Dapat tabah dalam ketaatan.6
5
Ramlah, dkk., “Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar”. Jurnal Ilmiah
Solusi, Vol. 1, No. 3, 3 September- November 2014, hlm. 69.
6
S. Nasution, Didatik Asas-asas Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), hlm. 88
14 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
7
Zulmaizarna, ed. Akhlak Mulia Bagi Para Pemimpin, (Bandung: Pustaka Al-Firiis, 2009), 100.
8
Srijanti, et al., Etika Membangun Masyarakat Islam Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 90.
9
Ibid., 90.
15 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang
dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu kesesuaian antara berita yang diterima
dan yang disampaikan. Menepati janji termasuk jujur dalam perkataan.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh
sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam
batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
LATIHAN SOAL
BAB 3
B. Perawatan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Deskripsi sederhana tentang memandikan jenazah yang bisa
dikatakan sah atau sudah terpenuhi syarat dan rukunnya adalah ketika
kotoran jenazah sudah diyakini bersih, maka baru kemudian diratakan air
ke seluruh tubuhnya dengan air yang suci dan mensucikan. 10
a. Syarat-syarat wajib memandikan jenazah
1) Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan
profesinya.
2) Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
b. Yang berhak memandikan jenazah
1) Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-
laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki,
kecuali istri dan mahram-nya. 11
10
Sutomo Abu Nashr, Pengantar Fiqh Jenazah (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing), hlm 27
11
Ibid.,30
21 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
12
dengan kain kafan. Setelah selesai dimandikan, jenazah selanjutnya
dikafani. Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri.
Apabila tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang
membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari uang
kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah. Apabila tidak
ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang mampu untuk
membiayainya.
Kain kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat
laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di
antaranya merupakan kain basahan. Abu Salamah r.a. menceritakan,
bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah r.a. “Berapa lapiskah kain kafan
Rasulullah saw." “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).
Cara membungkusnya adalah hamparkan kain kafan helai demi helai
dengan menaburkan kapur barus pada tiap lapisnya. Kemudian, si mayat
diletakkan di atasnya. Kedua tangannya dilipat di atas dada dengan tangan
kanan di atas tangan kiri. Mengafaninya pun tidak boleh asal-asalan.
“Apabila kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah sebaik-
baiknya.” (HR. Muslim dari Jabir Abdullah r.a.).
3. Menyalati Jenazah
Shalat atas jenazah adalah ibadah yang masyru' dan dilakukan oleh
13
Rasulullah SAW dan juga para shahabat. Orang yang meninggal dunia
dalam keadaan Islam berhak untuk di-salatkan. Sabda Rasulullah saw.
“salatkanlah orang-orang yang telah mati.” (H.R. Ibnu Majah).
“Salatkanlah olehmu orang-orang yang mengucapkan: “Lailaaha Illallah.”
(H.R. Daruqutni). Dengan demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak
ditalati ialah orang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada
Allah SWT Adapun orang yang telah murtad dilarang untuk disalati.
Untuk bisa disalati, keadaan si mayat haruslah:
a. Suci, baik badan, tempat, maupun kafan.
12
Ibid.,33
13
Ahmad Sarwat, Fiqih Shalat Jenazah (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing), hlm 8.
23 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
15
Sutomo Abu Nashr, Pengantar Fiqh Jenazah, hlm 38
25 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
C. Ta’ziyyah
Ta’ziyyah atau melayat adalah dengan maksud menghibur atau memberi
semangat dan untuk mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah
kematian. Takziah atau melayat orang yang meninggal dunia merupakan
bagian dari ibadah yang dianjurkan dalam Islam. 16
Para mu’azziyin (orang
laki-laki yang berta’ziyyah) atau mu’azziyat (orang perempuan yang
berta’ziyyah) hendaknya memberikan dorongan kekuatan mental atau
16
Mahbib, Doa Takziah. https://islam.nu.or.id/jenazah/doa-takziyah diakses pada tanggal 28
Maret 2022
26 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
menasihati agar orang yang tertimpa musibah tetap sabar dan tabah
menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan
Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu
beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. lalu, beliau bersabda,
“Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan
yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah.
Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada
perintah.” (H.R. Bukhari Muslim).
Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut.
1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang
meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.
2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa
musibah.
3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman
sampai selesai penguburan.
5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.
Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada keluarganya sewaktu
keluarga Ja’far ditimpa kematian (H.R. Lima Ahli Hadis kecuali Nasai).
D. Ziarah Kubur
ini sangat baik karena dengan mengingat mati, kita akan selalu berhati-hati dan
memperbanyak amal saleh.
Di antara hikmah dari ziarah kubur antara lain seperti berikut:
1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4. Mendoakan si mayat agar Allah Swt. mengampuni segala dosanya,
menerima amal baiknya, dan mendapat ridlo-Nya.
Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika
berziarah kubur, yaitu seperti berikut.
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk
hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan
oleh Rasulullah saw.
السالمَعليكمَياهاَالقبورفإناانشاءهللاَلكنَلحقون
Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya
Allah kami akan bertemu dengan kamu semua.” (H.R. Tirmizi).
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan
akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan
(tanda kuburan).
28 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
LATIHAN SOAL
a. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 3
e. 3, 4, dan 5
BAB 4
bagi para pemimpin sangat memerlukan nasihat dari para pembantunya bila
memang ada yang kurang tepat dalam kepemimpinannya.
Nasihat dapat berfungsi sebagai kontrol atas perilaku dan sikap-sikap
seseorang. Dengan nasihat dan ajakan kepada kebaikan seseorang dapat
berubah dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang lupa menjadi ingat,
dari salah menjadi sadar karena diingatkan. Sudah barang tentu, semua itu
tidak terlepas dari kehendak Allah, karena upaya seseorang hanyalah terbatas
dalam mengajak atau saling menasihati. Orang yang dinasihati menerima atau
menolak tergantung pada kehendak hati dan hidayah Allah. Hanyalah Allah
Yang Maha Kuasa yang menguasai hati manusia.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk” (Qs. Al-Qashash [28]: 56).
Makna khutbah, tablig, dan dakwah hampir sama, yaitu menyampaikan
pesan kepada orang lain. Secara etimologi (lugawi/bahasa), makna ketiganya
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengertian Khutbah
Khutbah secara bahasa berarti ceramah atau pidato. Selain itu juga,
khutbah dapat bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat
dalam kegiatan ibadah seperti : salat (salat Jumat, Idul Adha, Istisqa’,
Kusuf) wukuf dan nikah. Sedangkan pengertian khutbah secara istilah
yaitu kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah orang Islam
dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan keabsahan
dan kesunahan ibadah (misalnya khutbah Jumat untuk solat Jumat,
khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah). Berdasarkan penjelasan di
atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa macam khutbah, yaitu :
khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah Istisqa’,
maupun khutbah dalam rangkaian salat Kusuf dan Khusuf.
2. Pengertian Tabligh.
33 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm 1.
18
Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Perdaban Islam, (Jakarta: Kencana 2011), hlm 27.
34 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
Tabligh merupakan salah satu sifat wajib bagi rasul. Itulah sebabnya
mengapa Allah Subhanahu Wata’ala sering kali menyebut dalam kitab-
Nya bahwa tugas seorang rasul tidak lain hanyalah menyampaikan. Setelah
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam wafat, kebiasaan ini dilanjutkan
oleh para sahabatnya, pengikut sahabat (tabi’in) dan pengikut pengikutnya
sahabat (tabi’ut tabi’in).
Setelah mereka semua tiada, kita sebagai umat muslim memiliki
tanggung jawab untuk meneruskan kegiatan tabligh tersebut. Tidak mesti
menjadi seorang ulama dahulu, siapapun yang melihat kemungkaran
dimatanya, dan ia mampu menghentikannya maka ia wajib
menghentikannya. Bagi yang mengerti permasalahan agama, ia harus
menyampaikannya kepada yang lain siapa pun mereka, walaupun itu
hanya satu ayat. Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat.” (H.R. Bukhari).
3. Pentingnya Dakwah
Dakwah merupakan kewajiban setiap umat Islam. Di antara
pentingnya dakwah yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala
dalam Al Quran antara lain :
19
Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan
Al-Banna, (Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 178-179.
39 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
20
Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran,
2009), hlm. 121
40 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
atau ayat dan hadis yang menyebutkan khutbah, tabligh dan dakwah bagi
setiap individu mukmin.21 Dalam hadis ṡahih, Rasulullah saw. bersabda:
ْ َسانِ ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي
ستَ ِط ْع ْ ََم ْن َرأَى ِم ْن هك ْم هم ْنكَرا فَ ْليهغَ ِي ْرهه ِبيَ ِد ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي
َ ستَ ِط ْع فَ ِب ِل
ان
ِ اْلي َم ِْ ف ضعَ ه ْ َ فَ ِبقَ ْل ِب ِه َوذَ ِلكَ أ
Artinya: “Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah
dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah
dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan
hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Dan juga ayat didalam Al-Qur’an :
Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik”(Q.S Al-Imran : 110).
ْ يَمن
ََالم ْس ِل ِمين ِ ِىَّللاَِوع ِملَصا ِل ًحاَوقالَ ِإنَّن ِ وم ْنَأ ْحسنَق ْو ًل
َّ َم َّم ْنَدعاَ ِإل
21
Mustahdi, Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta : Kemdikbud,
2014), hlm. 54
42 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
LATIHAN SOAL
BAB 5
22
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II (Jakarta: UII Press, 1985),hal.58
23
Ibid., hal. 59
47 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
3. Al-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada
tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk
cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang
filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan
matematika.Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan
agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga
merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-
Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag
AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di
Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki.Al-Farabi menekuni
berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya
yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah
(pemikiran tentang penduduk negara utama).
5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir
di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan.
Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam,
teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal
dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur.
Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal
berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran
dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
52 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1
LATIHAN SOAL
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abdul Halim. 2000. Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu
Taimiyah Hasan Al-Banna. Surakarta: Era Intermedia.
Al-Qur’an, (2) : 2.
AS, Enjah dan Aliyah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya
Padjadjaran.
Ed, Zulmaizarna. 2009. Akhlak Mulia Bagi Para Pemimpin. Bandung: Pustaka
Al-Firiis.
Hotman, Ilyas Ismail Prio. 2011. Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama
dan Perdaban Islam. Jakarta: Kencana.
Mustahdi dan Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Kemendikbud.
Nashr, Sutomo Abu. Tanpa Tahun. Pengantar Fiqh Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta:
UII Press.
Ramlah, dkk. 2014. “Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap
Prestasi Belajar”. Jurnal Ilmiah Solusi, 1(3), 69.
Sadi dan Nasikin. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
Sarwat, Ahmad. Tanpa Tahun. Fiqih Shalat Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing.
56 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1