Anda di halaman 1dari 60

i Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

ii Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat serta
hidayahNya, sehingga buku ajar Pendidikan Agama Islam kelas XI semester 1 ini
dapat tersusun dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari
zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah dan selalu kami nantikan syafa’atnya di
hari kiamat nanti.

Buku ini disusun sesuai dengan kompetensi inti, kompetensi dasar yang
dikembangkan dalam Permendikbud no. 37 tahun 2018. Buku ini disajikan
dengan pilihan kata dan kalimat yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik.

Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Prof. Dr. Hj. Zumrotul Mukaffa,
M.Ag. yang telah memberikan tugas dengan materi ini, karena dengan disusunnya
buku ajar ini kami dapat lebih mendalami tentang materi yang diberikan. Tidak
lupa kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
menjadi sumber referensi dalam buku ini.

Kami selaku penyusun buku ajar ini menyadari bahwa adanya kesalahan
baik dalam penulisan maupun tatanan bahasa. Semoga dengan disusunnya buku
ajar ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Penulis,

Laveda Adna Fika, Nadian Nur Afnia, Nurul Ilmiyah Al-Ma’rufah, Refi
Kharisma, Rifani Nabilla Rahman, dan Sevina Putri Edfiana
iii Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

Bab 1 : Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT ........................................... 1

Makna Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT................................................... 2

Dalil Naqli Tentang Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT .............................. 5

Sikap Orang yang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT ............................ 6

Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT ........................................... 7

Latihan Soal ..................................................................................................... 9

Bab 2 : Berani Hidup Jujur ............................................................................. 11

Pentingnya Memiliki Sifat Syaja’ah ............................................................... 12

Pentingnya Memiliki Sifat Jujur ..................................................................... 13

Harus Berani Jujur .......................................................................................... 15

Latihan Soal ................................................................................................... 17

Bab 3 : Melaksanakan Pengurusan Jenazah ................................................. 19

Kewajiban Umat Islam Terhadap Jenazah ...................................................... 20

Perawatan Jenazah.......................................................................................... 20

Ta’ziyyah ....................................................................................................... 25

Ziarah Kubur .................................................................................................. 26

Latihan Soal ................................................................................................... 28

Bab 4 : Saling Menasihati dalam Islam........................................................... 30

Pengertian Nasihat dalam Islam berupa Khotbah, Tablig, dan Dakwah .......... 31

Pentingnya Khotbah, Tablig, dan Dakwah ...................................................... 34

Ketentuan Khotbah, Tablig, dan Dakwah ....................................................... 36


iv Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Ayat dan Hadits Terkait Khotbah, Tablig, dan Dakwah .................................. 40

Hikmah Khotbah, Tablig, dan Dakwah dalam Kehidupan Sehari-Hari ............ 42

Latihan Soal ................................................................................................... 43

Bab 5 : Masa Kejayaan Islam .......................................................................... 45

Periodesasi Sejarah Islam ............................................................................... 46

Masa Kejayaan Islam ..................................................................................... 47

Tokoh-Tokoh Masa Kejayaan Islam ............................................................... 49

Biografi Tokoh Masa Kejayaan Islam ............................................................. 50

Latihan Soal ................................................................................................... 52

Daftar Pustaka ................................................................................................. 55


1 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

BAB 1

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.3 Menganalisis makna iman kepada 3.3.1 Siswa dapat menjelaskan
kitab-kitab Allah SWT pengertian beriman kepada kitab-
kitab Allah SWT
3.3.2 Siswa dapat menyebutkan dalil
naqli tentang beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT
3.3.3 Siswa dapat memberikan contoh
sikap orang yang beriman kepada
kitab-kitab Allah SWT
3.3.4 Siswa dapat menyebutkan
hikmah beriman kepada kitab-
kitab Allah SWT
2 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

A. Makna Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa
Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam al-Qur’an
disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para Nabi-
Nya. 4 kitab tersebut yaitu; Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabur
kepada Nabi Daud as., Injil kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad saw.
Kitab-kitab yang dimaksud adalah kitab yang berisi peraturan,
ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat
manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang
berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran
Meng-Esa-kan Allah Swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang
disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.
Perhatikan secara singkat penjelasan tentang kitab-kitab yang Allah
Swt. turunkan kepada para Nabi-Nya:1
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah
Swt. kepada Nabi Musa as. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan
bimbingan bagi Bani Israil.
Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten
Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten
Commandements) diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung
Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan
asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut:
a) Tiada Tuhan selain Allah Swt.
b) Jangan menyembah berhala
c) Jangan mempersekutukan Allah Swt.
d) Sucikan hari sabat (hari Sabtu).
1
Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta: Kemendikbud,
2017), 5-10.
3 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

e) Hormati kedua orang tuamu.


f) Jangan membunuh.
g) Jangan berzina.
h) Jangan mencuri.
i) Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta).
j) Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).
2. Kitab Zabur
Kata Zabur (bentuk jamaknya zubμr) berasal dari zabara-yazburu-
zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis.
Zabμr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya
mazamir). Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yaitu salah satu kitab
suci yang diturunkan sebelum al-Qur’an (selain Taurat dan Injil). Zabμr
adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil
melalui utusannya yang bernama Nabi Daud as.
Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150
surah dalam Kitab Zabur yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi
hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah
Swt.
Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi
Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam:
a) Nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
b) Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur,
c) Ratapan-ratapan jamaah,
d) Ratapan dan doa individu, dan
e) Nyanyian untuk raja.
3. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab
Injil diturunkan kepada nabi Isa as. Kitab Injil yang diturunkan kepada
nabi Isa as. memuat keterangan- keterangan yang benar dan nyata, yaitu
perintah-perintah Allah SWT agar manusia meng-esa-kan dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat
4 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup
para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad SAW.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan
cahaya penerang bagi manusia. Nabi Isa as. diutus untuk mengajarkan
tauhid kepada umat atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-Esa-
kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
4. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt.
kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Qur’an
diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-
Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2
bulan 22 hari. Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437
kalimat, dan 325.345 huruf.
Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat
tersebut turun pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang
Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’
(haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi
Muhammad SAW wafat.
Al-Qur’an juga memiliki beberapa nama lain, yaitu:
a) Al-Huda, artinya al-Qur’an sebagai petunjuk seluruh umat manusia.
b) Al-Furqan, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara yang baik dan
buruk.
c) Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat penenang hati).
d) Az-Zikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya ancaman dan
balasan.
e) Al-Kitab, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.
Adapun isi pokok Al-Qur’an adalah:
 Aqidah atau keimanan.
 Ibadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.
 Akhlaq seorang hamba kepada Khaliq, kepada sesama manusia dan
alam sekitarnya.
5 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

 Mu’amalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia.


 Qissah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang
yang ingkar.
 Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam sekaligus penyempurna
kitab-kitab sebelumnya memiliki beberapa keistimewaan. Adapun
keistimewaan dari kitab suci Al-Qur’an yakni:

1) Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan


bertakwa.
2) Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu
mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam
menyembah.
3) Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.
4) Al-Qur’an tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin
menyimpangkannya.
5) Membaca dan mempelajari isi al-Qur’an merupakan ibadah.

B. Dalil Naqli Tentang Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus
sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya
dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’an
merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia
sampai akhir zaman.
Oleh karena itu, sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama
sekali. Firman Allah SWT:

َ‫  ٰذ ِلكَ   ْال ِك ٰتبَ لَ رَ يْبَ فِ ْي ِهَهدًى   ِل ْلمتَّ ِقيْن‬


6 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa,” (Al-Baqarah: 2).2

Adapun ayat lain yang menegaskan iman kepada kitab Allah SWT yakni:

َِ ‫ـق مص َِدقًا  ِلما بيْنَ يد ْي َِه  ِمنَ  ْال ِك ٰت‬


ْ ‫ب ومهي ِْمنًا عل ْي َِه ف‬
َ‫احك َْم بيْن‬ َِ ‫وا ْنز ْلناَ اِليْكَ  ْال ِك ٰتبَ  ِب ْالح‬
َِ ‫ولَ تتَّ ِب َْع ا ْهوآءه َْم ع َّما جآءكَ  ِمنَ  ْالح‬
ٰ  َ‫ـقَ ه َْم  ِبماَ ا ْنزل‬
َ‫ّللا‬
‫َۗ  ِلكلَ جع ْلنا  ِم ْنك َْم  ِش ْرع َةً  َّو ِم ْنهاَ ًجاوَل َْو‬
َِ ‫ي ماَ  ٰا ٰتٮك َْم فاسْتبِقوا  ْالخـي ْٰـر‬
َ‫ت‬ َْ ‫احد َةً  َّو ٰلـ ِك‬
َْ ِ‫ن  ِليبْلوك َْم ف‬ ِ ‫ّللا لجـعلـك َْم ا َّم َةً  َّو‬
َٰ  َ‫شآء‬
َ‫ّللا م ْر ِجعك َْم ج ِم ْيعًا فينبِئك َْم  بِما  ك ْنت َْم  فِ ْي َِه  ت ْخت ِلف ْون‬
َِٰ  ‫َۗ اِلى‬

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)


dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti
keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah
diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,” (Al-Ma’idah: 48)3

C. Sikap Orang yang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


Kita sebagai umat Islam, wajib meyakini dan memercayai semua kitab-
kitab Allah Swt, baik Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an. Keimanan kepada
kitab-kitab selain al-Qur’an, dilakukan dengan cara menghormati dan
menghargai keyakinan mereka. Tetapi keyakinan terhadap al-Qur’an, bukan

2
Al-Qur’an, (2) :2.
3
Al-Qur’an, (5) : 48.
7 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

hanya sekedar percaya di dalam lisan dan hati saja, tetapi harus diwujudkan
dalam perilaku kita sehari-hari. Keselamatan dan ketenteraman hidup baik di
dunia maupun di akhirat dapat kita raih apabila kita menjadikan al-Qur’an
sebagai pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari.
Bagi orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT ia akan
melakukan perilaku mulia sebagai berikut:
1) Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an datang dari Allah
SWT.
2) Al-Qur’an sudah dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang.
3) Menjaga kemurnian al-Qur’an adalah tugas kita sebagai muslim. Salah
satu cara menjaga al-Qur’an adalah dengan menghormati, memuliakan,
dan menjunjung tinggi kitab suci al-Qur’an.
4) Menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak
sekali- kali berpedoman kepada selain al-Qur’an.
5) Berusaha untuk membaca al-Qur’an dalam segala kesempatan di kala suka
maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
6) Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’an di dalam kehidupan sehari-
hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.

D. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


1. Memupuk sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT
memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi, selalu
menghormati, dan menghargai orang lain bahkan pemeluk agama lain.
2. Setiap muslim diperintahkan Allah swt melalui Rasul-Nya Nabi
Muhammad SAW untuk menjaga sikap toleransi dan menghargai sesama
manusia dengan segala perbedaan yang ada. Setiap muslim diperintahkan
Allah SWT untuk menghormati orang lain dalam perbedaan agama dan
keyakinan, dengan tidak merusak akidah dan keimanan kita, serta tidak
mencampuradukan ajaran agama kita dengan agama lain.
8 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

3. Manusia yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT akan dapat


mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
karena di dalam kitab suci dijelaskan tentang perilaku yang baik dan
buruk.
4. Mengetahui pedoman hidup yang harus dijalankan sebagai umat beragama
dalam menjalankan syariat-Nya serta mengetahui bagaimana berperilaku
yang baik dan benar, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk
sosial dalam kehidupan sehari-hari.
9 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

LATIHAN SOAL

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap


sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku orang yang beriman kepada kitab
suci yang diturunkan Allah SWT kepada para nabi-Nya adalah…
a. Berusaha untuk membaca al-Qur’an dalam segala kesempatan di kala
suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
b. Memupuk sikap toleransi yang tinggi karena kitab-kitab Allah SWT
memberikan penjelasan tentang penanaman sikap toleransi.
c. Menyeleksi isinya kemudian menjalankan yang dianggap mudah untuk
diamalkan.
d. Meyakini bahwa kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an datang dari Allah
Swt.
e. Menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
2. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa tidak akan tersesat orang yang
berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah, maksudnya adalah…
a. Bagi orang yang selalu membawanya ke mana saja ia pergi.
b. Bagi orang yang selalu mengamalkannya di mana saja ia berada.
c. Bagi orang yang selalu mengkajinya siang dan malam.
d. Bagi orang yang selalu berdakwah untuk kebenaran Al-Qur’an.
e. Bagi orang yang meyakini hanya dalam hati saja.
3. Ketika terjadi perdebatan tentang kebenaran masing-masing kitab suci,
sikap yang harus diperlihatkan oleh seorang muslim adalah…
a. Membiarkan perbedaan tersebut karena merupakan rahmat Allah SWT
b. Memancing suasana agar makin ramai perdebatannya.
c. Mencari solusi dengan cara meminta penjelasan rekan sejawat.
d. Mencari akar masalah dan menggali sumber kebenaran kepada ahlinya.
e. Mengembalikan permasalahan tersebut kepada Al-Qur’an dan hadis.
4. Cara menjaga Al-Qur’an adalah sebagai berikut, kecuali…
10 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

a. Mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh.


b. Mengamalkan Al-Qur’an di tempat tertutup.
c. Menghafal semua ayat Al-Qur’an dengan baik.
d. Mengkaji isinya dengan seluas-luasnya.
e. Mengamalkan isinya.
5. Yang tidak termasuk nama lain Al-Qur’an adalah…
a. Al-Huda
b. Al-Mizan
c. Al-Furqan
d. Asy-Syifa’
e. Al-Kitab

B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!


1. Apa saja isi pokok dari kitab suci Al-Qur’an?
2. Mengapa Al-Qur’an disebut kitab yang bersifat universal?
3. Bagaimana cara mewujudkan perilaku supaya bisa disebut orang yang
beriman kepada Al-Qur’an?
4. Mengapa Al-Qur’an disebut sebagai kitab penyempurna dari kitab-kitab
sebelumnya?
5. Bagaimana pendapat kamu ketika menyaksikan orang Islam tidak mau
membaca dan mengkaji Al-Qur’an?
11 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

BAB 2

BERANI HIDUP JUJUR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3.5 Menganalisis makna syaja’ah 3.5.1 Siswa dapat menjelaskan


(berani membela kebenaran) dalam pengertian dari sifat syaja’ah
kehidupan sehari-hari 3.5.2 Siswa dapat menjelaskan
pengertian dari sifat jujur
3.5.3 Siswa dapat menyebutkan contoh
dari sifat syaja’ah dan jujur dalam
kehidupan sehari-hari
12 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

A. Pentingnya Memiliki Sifat Syaja’ah


Secara etimologi, Syaja’ah berasal dari bahasa Arab َ ‫شجاع‬, yang
artinya berani atau gagah. Sedangkan Syaja’ah menurut Bahasa arab ,

َ ‫ الشجاعت َشدة َالقلب َعند َالباس‬artinya adalah menghadapi kesulitan. Jadi


Syaja’ah adalah keteguhan hati, kuat pendirian, berani membela dan
mempertahankan sesuatu yang hak secara gigih dan terpuji. Syaja’ah berarti
berani yang berlandaskan kepada kebenaran dan dilakukan dengan penuh
pertimbangan.4
Untuk menjadi seseorang yang memiliki sikap Syaja’ah, tidak akan
terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi terjadi karena beberapa faktor sebagai
berikut :
1) Rasa takut kepada Allah, secara manusiawi seseorang memang memiliki
sifat khauf (takut) sebagai lawan dari sikap asySyaja’ah. Namun sikap khauf
thabi’i (alamiah) yang diadakan Allah dalam diri manusia sebagai
mekanisme pertahanan diri seperti takut terbakar, takut tenggelam, termakan
binatang buas, tetapi tetap berlandaskan dari khauf syar’i (takut pada Allah
Ta’ala).
2) Lebih mencintai akhirat ketimbang dunia, mengingat dunia bukanlah tujuan
akhir dari kehidupan.
3) Tidak takut kepada kematian, karena kematian adalah sebuah kepastian.
4) Tidak ragu-ragu, karena yang menyebabkan munculnya rasa takut adalah
keraguan. Tidak mengutamakan kekuatan materi, tidak mengharapkan
adanya imbalan atau pujian terhadap kebenaran yang kita lakukan.
5) Tawakal, karena yakin terhadap pertolongan dari Allah Ta’ala.
6) Hasil pendidikan, untuk menjadi pribadi yang “Syaja’ah” harus ada proses
pendidikan terlebih dahulu. Sebab terkumpulnya informasi dan pengtahun
sebagian besar didapatkan dalam Pendidikan.
Sifat Syaja‟ah bersedia bertanggung jawab atas segala perbuatannya
dengan pikiran yang jernih serta harapan yang tidak putus. Keberanian tanpa

4
Sadi dan Nasikin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2017), hlm. 117
13 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

pikiran yang jernih dan tanpa harapan adalah nekad. Seseorang yang memiliki
sifat Syaja‟ah akan mampu mengendalikan diri, mampu membuat rencana,
mampu membuat pertimbangan dalam setiap tindakannya. 5
Menurut Ibnu Maskawih, sifat Syaja‟ah mengandung keutamaan-
keutamaan sebagai berikut:
1. Jiwa besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan
pekerjaan besar yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Tabah, yaitu tidak segara goyah pendirian.
3. Keras kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh.
4. Tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak lekas marah.
5. Menjauhkan diri dari sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, dan
ujub.
6. Menjauhkan diri dari sifat rendah diri, cemas, kecewa dan kecil hati.
7. Dapat melawan rasa takut.
8. Dapat mewariskan hal-hal yang baik.
9. Dapat tabah dalam ketaatan.6

B. Pentingnya Memiliki Sifat Jujur


Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana namun di zaman
sekarang menjadi sesuatu yang langka dan sangat tinggi harganya. Kejujuran
merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran diikat dengan hati
nurani manusia dan keduanya itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Dua
elemen ini saling terkait, ketika ucapan tak sesuai dengan kenyataan, hati
menjadi risau karena ucapan dirasa tidak jujur. Jujur memang indah, sikap jujur
membuat hidup lebih tentram.
Kejujuran dapat diartikan dengan menyampaikan segala sesuatu sesuai
dengan kenyataan yang ada, baik dalam perkataan, perbuatan, tulisan atau pun
isyarat, dalam arti meliputi seluruh aktifitas sebagai muslim, dimulai dari niat

5
Ramlah, dkk., “Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar”. Jurnal Ilmiah
Solusi, Vol. 1, No. 3, 3 September- November 2014, hlm. 69.
6
S. Nasution, Didatik Asas-asas Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2011), hlm. 88
14 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

sampai kepada pelaksanaannya. Setiap orang harus menjaga perkataannya,


tidak berkata kecuali yang benar dan secara jujur. Jujur dalam perkataan
merupakan jenis jujur yang paling terkenal dan jelas. Dia juga harus
menghindari perkataan yang dibuat-buat, karena hal ini termasuk jenis dusta,
kecuali jika ada keperluan yang mendorongnya berbuat begitu dan dalam
kondisi-kondisi tertentu bisa mendatangkan kemaslahatan. 7 Dan bagaimana
telah di jelaskan dalam Al Qur’an pada QS. al-Syu’ara’ [26] ayat 84,
ٰ ْ ِ‫َصدْقََف‬
َََۙ‫ىَال ِخ ِريْن‬ ِ ‫اجع ْل َِل ْيَ ِلسان‬
ْ ‫و‬
Artinya: “dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang) kemudian.”
Rasulullah SAW juga bersabda mengenai pentingnya kejujuran
sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam: “Senantiasa kalian jujur,
karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan
kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha selalu jujur,
akhirnya ditulis Allah Swt sebagai seseorang yang selalu jujur. Dan jauhilah
kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan
kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan
selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah Swt sebagai seorang
pendusta.8
Rasulullah SAW juga selalu menganjurkan umatnya untuk selalu jujur,
karena kejujuran merupakan akhlak mulia yang akan membawa manusia
kepada kebajikan dan kemanfaatan dunia dan akhirat. Jujur menjanjikan
balasan yang berlimpah baik di dunia maupun akhirat. Setiap umat diharapkan
untuk jujur kepada Allah Swt, jujur kepada sesama manusia dan jujur kepada
diri sendiri. 9
Menurut Iman Al-Ghazali, sifat jujur atau benar (sidik) dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

7
Zulmaizarna, ed. Akhlak Mulia Bagi Para Pemimpin, (Bandung: Pustaka Al-Firiis, 2009), 100.
8
Srijanti, et al., Etika Membangun Masyarakat Islam Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 90.
9
Ibid., 90.
15 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

1. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang
dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu kesesuaian antara berita yang diterima
dan yang disampaikan. Menepati janji termasuk jujur dalam perkataan.
3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh
sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam
batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.

C. Harus Berani Berkata Jujur


Pada pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan mengenai arti sebuah
kejujuran. Kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan dapat
membawa ke surga. Sebaliknya, betapa berbahayanya sebuah kebohongan.
Kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak dipercaya oleh orang lain.
ْ ‫ِيَاِل‬
َ‫ىَالجنَّ ِة‬ ْ ‫ىَال ِب ِرَا َِّن‬
ْ ‫َال ِب ِري ْهد‬ ْ ‫يَاِل‬ ِ ‫قَفا َِّن‬
ْ ‫َالصدْقَي ْه ِد‬ ِ ‫الص ْد‬
ِ ‫عليْك ْمَ ِب‬
)‫(رواهَالبخارىَومسل‬
Artinya: “Hendaknya kamu selalu jujur karena kejujuran itu akan membawa
kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa ke dalam surga.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Adapun manfaat orang yang memiliki sifat atau perilaku jujur, antara
lain sebagai berikut.
1. Memiliki perasaan enak dan hati tenang karena telah berbuat jujur sehingga
tidak ada kebohongan dalam dirinya.
2. Mendapatkan keberkahan dalam usahanya.
3. Mendapat pahala.
4. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa
berat, pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
5. Dijamin masuk surga.
6. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya serta disenangi manusia.
16 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Hikmah berperilaku atau memiliki sifat jujur terbagi ke dalam tiga


jenis, yaitu bagi diri sendiri, bagi orang lain, dan bagi masyarakat, bangsa dan
negara. Berikut hikmahnya masing-masing.
1. Bagi Diri sendiri
a. Semakin dipercaya orang lain.
b. Menjadikan harga diri semakin tinggi.
c. Dicintai Allah Swt.
2. Bagi Orang Lain
a. Suka berteman dengan orang jujur.
b. Menumbuhkan perasaan yang aman dan nyaman.
c. Terlindungi hal-haknya dengan baik.
3. Bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara
a. Semakin mempercepat tercapainya tujuan bangsa dan negara.
b. Terwujudnya keadilan yang sebenarnya.
c. Terpenuhi hak-hak kaum duafa.
17 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

LATIHAN SOAL

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap


sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Memiliki perasaan enak dan hati tenang karena telah berbuat jujur
sehingga tidak ada kebohongan dalam dirinya.
2) Mendapatkan keberkahan dalam usahanya.
3) Mendapat pahala.
4) Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia
merasa berat, pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
5) Akan dijauhi teman.
Pernyataan di atas yang tidak termasuk manfaat dari perilaku jujur,
kecuali ...
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 5 saja
d. 4 dan 1
2. Apa hikmah dari memiliki sifat jujur…
a. Semakin dipercaya orang lain.
b. Menjadikan harga diri jatuh
c. Dibenci Allah SWT
d. Tidak memiliki teman
3. Rasulullah SAW juga selalu menganjurkan umatnya untuk selalu jujur,
karena kejujuran merupakan akhlak…
a. Buruk
b. Tercela
c. Mulia
d. Mazmumah
18 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

4. Secara etimologi, Syaja’ah berasal dari bahasa Arab َ ‫شجاع‬, yang


artinya….
a. Lemah
b. Berani
c. Takut
d. Sedih
5. Berkata yang sebenarnya sesuai keadaan atau situasi yang terjadi
disebut…
a. Dusta
b. Bohong
c. Mencuri
d. Jujur

B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!


1. Sebutkan keutamaan-keutamaan dari sifat jujur!
2. Apa saja faktor dari memiliki sifat syaja’ah? Sebutkan 3 saja!
3. Tuliskan hadist dan ayat yang menjelaskan perintah untuk jujur!
4. Menurut Iman Al-Ghazali, sifat jujur atau benar (sidik) dibedakan menjadi
tiga, Sebutkan apa saja!
5. Sebutkan manfaat dari memiliki sifat jujur bagi diri sendiri, bagi orang
lain, dan bagi masyarakat atau negara!
19 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

BAB 3

MELAKSANAKAN PENGURUSAN JENAZAH

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.7 Menganalisis pelaksanaan 3.7.1 Siswa dapat menjelaskan
penyelenggaraan jenazah kewajiban umat Islam terhadap
jenazah
3.7.2 Siswa dapat menjelaskan tata
cara merawat jenazah
3.7.3 Siswa dapat memberikan contoh
perilaku ta’ziyyah yang baik dan
benar
3.7.4 Siswa dapat memberikan contoh
perilaku saat ziarah kubur dengan
baik dan benar
20 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

A. Kewajiban Umat Islam Terhadap Jenazah


Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada
beberapa hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh
keluarganya, yaitu: memandikan, mengafani, menyalatkan dan menguburnya.
Namun, sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu seperti berikut :
1) Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt. atas
segala dosanya.
2) Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar
tidak kelihatan auratnya.
3) Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4) Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si
mayat.

B. Perawatan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Deskripsi sederhana tentang memandikan jenazah yang bisa
dikatakan sah atau sudah terpenuhi syarat dan rukunnya adalah ketika
kotoran jenazah sudah diyakini bersih, maka baru kemudian diratakan air
ke seluruh tubuhnya dengan air yang suci dan mensucikan. 10
a. Syarat-syarat wajib memandikan jenazah
1) Jenazah itu orang Islam. Apa pun aliran, mazhab, ras, suku, dan
profesinya.
2) Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
b. Yang berhak memandikan jenazah
1) Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-
laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki,
kecuali istri dan mahram-nya. 11

10
Sutomo Abu Nashr, Pengantar Fiqh Jenazah (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing), hlm 27
11
Ibid.,30
21 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

2) Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh


perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami
atau mahram-nya.
3) Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya
ada semua, suami lebih berhak untuk memandikan istrinya.
4) Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya
ada semua, istri lebih berhak untuk memandikan suaminya.

Kalau mayatnya anak laki-laki atau anak perempuan masih kecil,


perempuan atau laki-laki dewasa boleh memandikan nya. Berikut tata cara
memandikan jenazah.

1) Di tempat tertutup agar yang melihat hanya orang-orang yang


memandikan dan yang mengurusnya saja.
2) Mayat diletakkan di tempat yang tinggi seperti dipan.
3) Dipakaikan kain basahan seperti sarung agar auratnya tidak ter buka.
4) Mayat didudukkan atau disandar kan pada sesuatu, lantas disapu
perutnya sambil ditekan pelan-pelan agar semua kotorannya keluar.
Setelah itu, dibersihkan dengan tangan kiri, dan yang memandikannya
dianjurkan mengenakan sarung tangan. Dalam hal ini boleh memakai
wangi-wangian agar tidak ter ganggu bau kotoran si mayat.
5) Setelah itu hendaklah meng gan ti sarung tangan untuk membersihkan
mulut dan gigi si mayat.
6) Membersihkan semua kotoran dan najis.
7) Mewudukan, setelah itu membasuh seluruh badannya.
8) Disunahkan membasuh tiga sampai lima kali. Air untuk memandikan
mayat sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin atau terdapat
kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air hangat.
2. Mengafani Jenazah
Dalam aturan pokoknya, inti dari mengkafani mayat atau jenazah
adalah membungkusnya secara rapat (kecuali untuk kasus jenazah tertentu)
22 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

12
dengan kain kafan. Setelah selesai dimandikan, jenazah selanjutnya
dikafani. Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri.
Apabila tidak ada, orang yang selama ini menghidupinya yang
membelikan kain kafan. Jika ia tidak mampu, boleh diambilkan dari uang
kas masjid, atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah. Apabila tidak
ada sama sekali, wajib atas orang muslim yang mampu untuk
membiayainya.
Kain kafan paling tidak satu lapis. Sebaiknya tiga lapis bagi mayat
laki-laki dan lima lapis bagi mayat perempuan. Setiap satu lapis di
antaranya merupakan kain basahan. Abu Salamah r.a. menceritakan,
bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah r.a. “Berapa lapiskah kain kafan
Rasulullah saw." “Tiga lapis kain putih,” jawab Aisyah. (HR. Muslim).
Cara membungkusnya adalah hamparkan kain kafan helai demi helai
dengan menaburkan kapur barus pada tiap lapisnya. Kemudian, si mayat
diletakkan di atasnya. Kedua tangannya dilipat di atas dada dengan tangan
kanan di atas tangan kiri. Mengafaninya pun tidak boleh asal-asalan.
“Apabila kalian mengafani mayat saudara kalian, kafanilah sebaik-
baiknya.” (HR. Muslim dari Jabir Abdullah r.a.).
3. Menyalati Jenazah
Shalat atas jenazah adalah ibadah yang masyru' dan dilakukan oleh
13
Rasulullah SAW dan juga para shahabat. Orang yang meninggal dunia
dalam keadaan Islam berhak untuk di-salatkan. Sabda Rasulullah saw.
“salatkanlah orang-orang yang telah mati.” (H.R. Ibnu Majah).
“Salatkanlah olehmu orang-orang yang mengucapkan: “Lailaaha Illallah.”
(H.R. Daruqutni). Dengan demikian, jelaslah bahwa orang yang berhak
ditalati ialah orang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada
Allah SWT Adapun orang yang telah murtad dilarang untuk disalati.
Untuk bisa disalati, keadaan si mayat haruslah:
a. Suci, baik badan, tempat, maupun kafan.

12
Ibid.,33
13
Ahmad Sarwat, Fiqih Shalat Jenazah (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing), hlm 8.
23 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

b. Sudah dimandikan dan dikafani.


c. Jenazah sudah berada di depan orang yang menyalatkan atau sebelah
kiblat.

Dalam pandangan mazhab As-Syafi'iyah dan AlHanabilah


mengatakan bahwa shalat jenazah terdiri dari 7 rukun. Rukun-rukunnya
adalah niat, 4 takbir dengan takbiratul ihram, membaca surat Al-Fatihah
setelah takbir yang pertama, shalawat kepada Rasulullah SAW, doa untuk
mayit setelah takbir ketiga, salam dan berdiri. 14 Tata cara pelaksanaan salat
jenazah adalah sebagai berikut:

a. Jenazah diletakkan di depan jamaah. Apabila mayat laki-laki, imam


berdiri di dekat kepala jenazah. Apabila mayat perempuan imam berdiri
di dekat perut jenazah.
b. Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang mensalati
sedikit, usahakan dibuat 3 baris/shaf.
c. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan salat
jenazah dengan empat takbir. Niat itu ada yang dibaca dalam hati, ada
yang dilafalkan. Apabila dilafalkan, maka bacannya sebagai berikut:

‫َال ِكفاي ِةَمأْم ْو ًماَِهللَِتعالى‬


ْ ‫َِالم ِيت ِةَا ْربعَت ْك ِبراتَف َْرض‬
ْ ‫اص ِلىَعلىَه ِذه‬
Artinya: “Aku berniat Salat atas jenazah ini empat takbir fardu kifayah
sebagai makmum karena Allah ta’ala.”
d. Kemudian takbiratul ihram yang pertama, dan setelah takbir pertama itu
selanjutnya membaca surat al-fatihah.
e. Takbir yang kedua, dan setelah itu, membaca salawat atas Nabi
Muhammad saw
ٰ ‫اللَّه َّمَص ِلَع ٰلىَس ِيدِناَمح َّمدَوع ٰل‬
َ‫ىَا ِلَسَ ِيدِناَمح َّمد‬
f. Takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk jenazah. Bacaan doa
bagi jenazah adalah sebagai berikut.

ْ ‫اللَّه َّمَا ْغ ِف ْرلهاَو‬


‫ارح َْمهاَوعافِهاَواعْفَع ْنها‬
14
Ibid.,16
24 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, kasihanilah ia, sejahterakanlah ia,


maafkanlah kesalahannya”
g. Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca doa sebagai
berikut:

َ‫الله َّمَلَت ْح ِر ْمناَا ْجرهَولَت ْفتِنَّاَب ْعدهَوَا ْغ ِف ْرَلناَوله‬


Artinya: “Ya Allah, janganlah engkau menjadikan kami penghalang
dari mendapatlkan pahalanya dan janganlah engkau beri kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia” (H.R. Hakim)
h. Membaca salam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri
4. Mengubur Jenazah
Perihal mengubur jenazah ada beberapa penjelasan sebagai berikut:
a) Rasulullah saw. menganjurkan agar jenazah segera dikuburkan, sesuai
sabdanya:

َ:‫ع ْنَأبِيَهريْرةَرضيَهللاَعنهَع ْنَالنَّبِي َِصلىَهللاَعليهَوسلمَقال‬


َ‫أس ِْرعواَ ِب ْال ِجنازةَِفإِ ْنَتكَصا ِلحةًَفخي ٌْرَتقدِمونهاَو ِإ ْنَيكَ ِسوىَذ ِلك‬
ِ ‫فش ٌّرَتضعونهَع ْن‬
َ‫َرقا ِبك ْم‬
"Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang
shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika
jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian telah meletakkan
kejelekan di pundak kalian." (HR Bukhari no 1315 dan Muslim no
944).
b) Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari. Mengubur mayat
pada malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan terpaksa seperti
karena bau yang sangat menyengat meskipun sudah diberi wangi-
wangian, atau karena sesuatu hal lain yang harus disegerakan untuk
dikubur.
15
c) Kuburan harus digali dalam, luas dan bagus. Anjuran meluaskan
lubang kubur. Rasulullah saw. pernah mengantar jenazah sampai di

15
Sutomo Abu Nashr, Pengantar Fiqh Jenazah, hlm 38
25 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

kuburnya. Lalu, beliau duduk di tepi lubang kubur, dan bersabda,


“luaskanlah pada bagian kepala, dan luaskan juga pada bagian kakinya.
Ada beberapa kurma baginya di surga.” (H.R. Ahmad dan Abu Dawud).
d) Boleh menguburkan dua tiga jenazah dalam satu liang kubur. Hal itu
dilakukan sewaktu usai perang Uhud. Rasulullah saw. bersabda,
“Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah dan masukkanlah dua atau tiga
orang di dalam satu liang kubur. Dahulukanlah (masukkan lebih dulu)
orang yang paling banyak hafal al-Quran.” (H.R. Nasai dan Tirmidzi
dari Hisyam bin Amir r.a.)
e) Bacaan meletakkan mayat dalam kubur. Apabila meletakkan mayat
dalam kubur, Rasulullah saw. membaca:

ََّ ‫ىَملَّ ِةَرسو ِل‬


ِ‫َّللا‬ َّ ‫ِبس ِْم‬
ِ ‫َّللاَِوعل‬
Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah.
f) Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia menjadi
penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat jika ada, baik
dari harta yang ditinggalkannya atau dari sumbangan keluarganya. Nabi
Muhammad saw. bersabda: “Diri orang mu’min itu tergantung (tidak
sampai ke hadirat Tuhan), karena hutangnya, sampai dibayar dahulu
hutangnya itu (oleh keluarganya).” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu
Hurairah r.a.).

C. Ta’ziyyah
Ta’ziyyah atau melayat adalah dengan maksud menghibur atau memberi
semangat dan untuk mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah
kematian. Takziah atau melayat orang yang meninggal dunia merupakan
bagian dari ibadah yang dianjurkan dalam Islam. 16
Para mu’azziyin (orang
laki-laki yang berta’ziyyah) atau mu’azziyat (orang perempuan yang
berta’ziyyah) hendaknya memberikan dorongan kekuatan mental atau

16
Mahbib, Doa Takziah. https://islam.nu.or.id/jenazah/doa-takziyah diakses pada tanggal 28
Maret 2022
26 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

menasihati agar orang yang tertimpa musibah tetap sabar dan tabah
menghadapi musibah ini. Umayah ra. mengatakan bahwa anak perempuan
Rasulullah saw. menyuruh seseorang untuk memanggil dan memberi tahu
beliau bahwa anaknya dalam keadaan hampir mati. lalu, beliau bersabda,
“Kembalilah engkau kepadanya. Katakan bahwa segala yang diambil dan
yang diberikan, bahkan apa pun yang ada di hadapan kita kepunyaan Allah.
Dialah yang menentukan ajalnya, maka suruhlah ia sabar dan tunduk kepada
perintah.” (H.R. Bukhari Muslim).
Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut.
1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang
meninggal serta kesabaran bagi orang yang ditinggal.
2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa
musibah.
3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman
sampai selesai penguburan.
5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.
Demikian diperintahkan Rasulullah saw. kepada keluarganya sewaktu
keluarga Ja’far ditimpa kematian (H.R. Lima Ahli Hadis kecuali Nasai).

D. Ziarah Kubur

Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya


berkunjung ke kuburan dengan niat mendoakan orang yang sudah meninggal
dan mengingat kematian. Pada zaman awal Islam, Rasulullah saw. melarang
umat Islam untuk berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan
sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas kuburan, bersedih,
meratapi, bahkan yang lebih bahaya adalah meminta sesuatu kepada si mayat
yang ada di kuburan. Kemudian, Rasulullah saw. menganjurkan berziarah
kubur dengan tujuan untuk mengingat kematian dan mendoakan si mayat. Hal
27 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

ini sangat baik karena dengan mengingat mati, kita akan selalu berhati-hati dan
memperbanyak amal saleh.
Di antara hikmah dari ziarah kubur antara lain seperti berikut:

1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
4. Mendoakan si mayat agar Allah Swt. mengampuni segala dosanya,
menerima amal baiknya, dan mendapat ridlo-Nya.

Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika
berziarah kubur, yaitu seperti berikut.

1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk
hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan
oleh Rasulullah saw.

‫السالمَعليكمَياهاَالقبورفإناانشاءهللاَلكنَلحقون‬
Artinya: “Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya
Allah kami akan bertemu dengan kamu semua.” (H.R. Tirmizi).
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan
akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan
(tanda kuburan).
28 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

LATIHAN SOAL

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap


sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Yang tidak berhak memandikan jenazah adalah....
a. Apabila jenajah laki-laki yang memandikan laki-laki pula
b. Apabila jenajah perempuan yang memandikan perempuan juga
c. Apabila jenajahnya seorang istri, sementara suami dan mahromnya ada
semua maka suami lebih berhak memandikan istrinya
d. Apabila jenajahnya seorang suami, sementara istri dan mahromnya ada
semua maka istri lebih berhak memandikan istrinya
e. Orang lain yang ga jelas asal usulnya, padahal keluarga dan
mahromnya ada semua
2. Berikut yang merupakan pernyatan yang benar adalah...
a. Apabila mayatnya perempuan imam berdiri di dekat kepala
b. Apabila mayatnya laki-laki maka imam berdiri di dekat perut
c. Apabila mayatnya bayi laki-laki maka imam berdiri di dekat kepala
d. Apabila mayatnya perempuan tua maka imam berdiri di dekat kaki
e. Apabila mayatnya bayi perempuan maka imam berdiri didekat kepala.
3. Arti kata “Takziah” adalah...
a. Menghibur
b. Menghormati
c. Mengenang
d. Mendoakan
e. Memikirkan
4. Berikut adalah adab dalam berta'ziyah, kecuali...
a. Didasari dengan niat ikhlas karena Allah Swt
b. memberikan nasihat kepada keluarga jenazah agar bersabar
c. Memberikan bantuan uang atau yang lainnya yang diperlukan
d. Mengingatkan keluarga jenazah untuk melunasi hutang jenazah
e. menagih hutang jenazah kepada keluarga jenazah
29 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

5. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.


1) Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan
dan wanita dengan lima helai.
2) Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga
laki-laki.
3) Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-
haruman.
4) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat
seperti sedang takbir ihram.
5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka
dibiarkan terbuka.

Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat


dalam mengafani jenazah ialah.…

a. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 5
c. 1, 2, 4, dan 5
d. 1, 2, dan 3
e. 3, 4, dan 5

B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!


1. Sebutkan hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan terhadap jenazah yang
baru saja meninggal dunia sebelum jenazahnya dimandikan!
2. Tunjukkan dasar disunahkanya takziyah (al-Qur'an dan Hadis)!
3. Jelaskan bagaimana adab takziyah!
4. Bagaimana cara memakaikan kain kafan pada jenazah?
5. Jelaskan secara spesifik perbedaan takziah dengan ziarah kubur!
30 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

BAB 4

SALING MENASIHATI DALAM ISLAM

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.8 Menganalisis pelaksanaan khutbah, 3.8.1 Siswa dapat menjelaskan
tablig, dan dakwah pengertian nasihat dalam Islam
berupa khutbah, tablig, dan
dakwah
3.8.2 Siswa dapat menyebutkan
pentingnya khutbah, tablig, dan
dakwah
3.8.3 Siswa dapat mengemukakan
ketentuan khutbah, tablig, dan
dakwah
3.8.4 Siswa dapat menyebutkan dalil
naqli terkait khutbah, tablig, dan
dakwah
3.8.5 Siswa dapat memberikan contoh
hikmah dari khutbah, tablig, dan
dakwah
31 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

A. Pengertian Nasihat dalam Islam berupa Khutbah, Tablig, dan Dakwah


Dalam pemahaman umum, nasihat adalah menghendaki suatu kebaikan
untuk diri sendiri dan orang lain dengan cara ikhlas baik berupa ucapan
maupun perbuatan. Hakikat nasihat adalah mengajak, menunjukkan,
mengingatkan pada kebaikan dan kebenaran yang sesuai dengan aturan Allah.
Seperti yang terkandung dalam surat Al-Ashr yang menjelaskan bahwa Allah
memberikan petunjuk supaya manusia dalam hidupnya beruntung atau tidak
mengalami kerugian. Demi masa, sungguh manusia itu dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasihati (tawashau) untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran
(Qs. Al-‘Ashr [103]: 1-3).
Tawashau (saling menasihati) secara umum diartikan sebagai menyuruh
secara baik. Tampil kepada orang orang lain dengan kata-kata yang halus agar
yang bersangkutan bersedia melakukan suatu pekerjaan yang diharapkan
secara kontinyu. Dari sini dapat dipahami bahwa isi nasihat atau wasiat
hendaknya dilakukan secara bersinambung bahkan mungkin yang
menyampaikan melakukannya secara terus-menerus dan tidak bosan-bosannya
menyampaikan nasihat itu kepada yang dinasihati.
Apa jadinya hidup manusia apabila tidak ada kebiasaan saling nasihat-
menasihati. Nasihat sangat membantu seseorang dalam memaknai kehidupan,
meringankan beban persoalan, dan penghibur ketika dalam duka. Dalam
praktik sehari-hari nasihat datang orang-orang dekat, keluarga, sahabat, dan
teman-teman. Nasihat kadang juga datang dari orang-orang yang tidak kenal
dan bahkan datang dari orang tidak disukai. Tentu saja nasihat paling luhur
adalah yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, yakni berupa agama.
Nasihat hendaknya lebih dilihat dari substansinya, bukan dari siapa
yang menyampaikannya. Islam tidak membedakan dari mana asal datangnya
nasihat itu menjadi pertimbangan suatu nasihat diterima atau ditolak.
Sepanjang nasihat itu benar, disampaikan dengan cara benar dan tulus,
membawa kebaikan bagi yang bersangkutan, tidak ada alasan untuk
menolaknya. Bagi para pejabat bisa jadi nasihat itu datang dari bawahannya,
32 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

bagi para pemimpin sangat memerlukan nasihat dari para pembantunya bila
memang ada yang kurang tepat dalam kepemimpinannya.
Nasihat dapat berfungsi sebagai kontrol atas perilaku dan sikap-sikap
seseorang. Dengan nasihat dan ajakan kepada kebaikan seseorang dapat
berubah dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang lupa menjadi ingat,
dari salah menjadi sadar karena diingatkan. Sudah barang tentu, semua itu
tidak terlepas dari kehendak Allah, karena upaya seseorang hanyalah terbatas
dalam mengajak atau saling menasihati. Orang yang dinasihati menerima atau
menolak tergantung pada kehendak hati dan hidayah Allah. Hanyalah Allah
Yang Maha Kuasa yang menguasai hati manusia.
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk” (Qs. Al-Qashash [28]: 56).
Makna khutbah, tablig, dan dakwah hampir sama, yaitu menyampaikan
pesan kepada orang lain. Secara etimologi (lugawi/bahasa), makna ketiganya
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengertian Khutbah
Khutbah secara bahasa berarti ceramah atau pidato. Selain itu juga,
khutbah dapat bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat
dalam kegiatan ibadah seperti : salat (salat Jumat, Idul Adha, Istisqa’,
Kusuf) wukuf dan nikah. Sedangkan pengertian khutbah secara istilah
yaitu kegiatan ceramah yang disampaikan kepada sejumlah orang Islam
dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan keabsahan
dan kesunahan ibadah (misalnya khutbah Jumat untuk solat Jumat,
khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah). Berdasarkan penjelasan di
atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa macam khutbah, yaitu :
khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, khutbah Istisqa’,
maupun khutbah dalam rangkaian salat Kusuf dan Khusuf.
2. Pengertian Tabligh.
33 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Tabligh secara etimologi/bahasa berasal dari kata ballaga-yuballigu-


tabligan yang artinya menyampaikan atau memberitahukan dengan lisan.
Adapun menurut terminologi/istilah, tablig berarti menyampaikan ajaran
Islam baik dari Al-Quran maupun Hadist yang ditujukan kepada umat
manusia. Tabligh juga dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan
‘pesan’ Allah Subhanahu Wata’ala secara lisan kepada satu orang Islam
atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya, Rasulullah
Salallahu Alaihi Wassalam memerintahkan kepada sahabat di majlisnya
untuk menyampaikan suatu ayat kepada sahabat yang tidak hadir.
Seseorang yang melakukan tabligh disebut dengan muballig.
Muballig ini biasanya menyampaikan tablighnya dengan gaya dan retorika
yang menarik. Sobat pasti sering mendengar istilah tabligh akbar, istilah
tersebut dapat diartikan sebagai kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah
Subhanahu Wata’ala dalam jumlah pendengar yang banyak.
3. Pengertian Dakwah
Dakwah dalam bahasa al-Qur’an terambil dari kata da’a (‫)دعا‬, yad’u

(‫ )يدعو‬da’watan (‫ )دعوة‬yang secara etimologi memiliki makna menyeru


atau memanggil. 17 Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan untuk
mengajak orang lain ke jalan Allah Subhanahu Wata’ala secara lisan atau
perbuatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan nyata supaya
mendapat kebahagiaan yang hakiki baik di dunia dan akhirat.
Sedangkan menurut terminologi adalah sebuah usaha baik perkataan
maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam,
mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-psinsipnya, meyakini
aqidahnya serta berhukum dengan syari’at-Nya. 18 Seseorang yang
melaksanakan dakwah disebut da’i. Adapun macam-macam dakwah
berdasarkan bentuk penyampaiannya yaitu :
a) Dakwah dengan lisan (kultum, kajian, khutbah).

17
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm 1.
18
Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan
Perdaban Islam, (Jakarta: Kencana 2011), hlm 27.
34 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

b) Dakwah dengan tulisan (majelis buku, membuat artikel lalu diletakkan


di majalah dinding atau diunggah ke internet).
c) Dakwah dengan perilaku (memberi contoh kepada orang lain agar
berperilaku baik sesuai syariat Islam).

B. Pentingnya Khutbah, Tablig, dan Dakwah


1. Pentingnya Khotbah
Ketika khutbah menjadi salah satu aktivitas ibadah, maka tidak
mungkin khutbah ditinggalkan. Jikapun demikian, maka akan
membatalkan (tidak sah) ibadah tersebut. Contohnya, apabila salat Jumat
dan wukuf tidak ada khutbahnya, maka ibadahnya menjadi tidak sah. Jadi
peranan khutbah di sini menjadi sangat penting, apalagi khutbah menjadi
saran untuk membimbing manusia menuju ke-rida-an Allah Subahanahu
Wata’ala. Khutbah juga memiliki kedudukan Agung dalam Islam sehingga
sepatutnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam
sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya. Hal-hal berikut yang seharusnya dimiliki oleh seorang
khatib:
a) Seorang khathib harus memahami aqidah yang Fatihah (benar) sehingga
dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain.
b) Seorang khatib harus memahami fiqh sehingga mampu membimbing
manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus.
c) Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian
mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan
mendorong kepada ketaatan.
d) Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang salih, mengamalkan
ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan
pengaruh kebaikan kepada para pendengar.
2. Pentingnya Tablig
35 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Tabligh merupakan salah satu sifat wajib bagi rasul. Itulah sebabnya
mengapa Allah Subhanahu Wata’ala sering kali menyebut dalam kitab-
Nya bahwa tugas seorang rasul tidak lain hanyalah menyampaikan. Setelah
Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam wafat, kebiasaan ini dilanjutkan
oleh para sahabatnya, pengikut sahabat (tabi’in) dan pengikut pengikutnya
sahabat (tabi’ut tabi’in).
Setelah mereka semua tiada, kita sebagai umat muslim memiliki
tanggung jawab untuk meneruskan kegiatan tabligh tersebut. Tidak mesti
menjadi seorang ulama dahulu, siapapun yang melihat kemungkaran
dimatanya, dan ia mampu menghentikannya maka ia wajib
menghentikannya. Bagi yang mengerti permasalahan agama, ia harus
menyampaikannya kepada yang lain siapa pun mereka, walaupun itu
hanya satu ayat. Nabi pernah bersabda yang berbunyi :“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat.” (H.R. Bukhari).
3. Pentingnya Dakwah
Dakwah merupakan kewajiban setiap umat Islam. Di antara
pentingnya dakwah yang disebutkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala
dalam Al Quran antara lain :

ِ ‫ىَالخي ِْرَويأْمرونَبِ ْالم ْعر‬


َ‫وفَوي ْنه ْونَع ِن‬ ْ ‫َم ْنك ْمَأ َّمةٌَيدْعونَإِل‬
ِ ‫و ْلتك ْن‬
ٰ ‫ْالم ْنكرََۚوأ‬
ْ ‫ولئِكَهم‬
َ‫َالم ْف ِلحون‬ ِ
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S.
Ali Imran :104).
Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, serta mendapat rida dari
Allah Subhanahu Wata’ala. Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam
mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui
36 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

lisan, tulisan dan perbuatan. Ia memulai dakwahnya kepada istri, keluarga


dan teman-temannya hingga raja yang berkuasa pada saat itu.

C. Ketentuan Khutbah, Tablig, dan Dakwah


1. Ketentuan Khutbah
a. Syarat Seorang Khatib
1) Islam.
2) Ballig.
3) Berakal sehat.
4) Mengetahui ilmu agama.
b. Syarat Dua Khutbah
1) Khutbah dilaksanakan sesudah waktu masuk dzuhur.
2) Khatib duduk di antara dua khutbah.
3) Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas.
4) Tertib.
c. Syarat-syarat Khutbah Jumat
1) Khutbah dilaksanakan sesudah tergelincirnya matahari (masuk
waktu dzuhur).
2) Khatib dalam keadan suci dari hadas dan najis.
3) Khatib harus laki-laki.
4) Khatib duduk di antara dua khutbah.
5) Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas.
6) Khutbah dilakukan dalam keadaan berdiri (jika mampu).
7) Hendaknya tertib dalam melakukan rukun khutbah.
d. Rukun Khutbah
1) Membaca hamdallah.
2) Membaca syahadat.
3) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
4) Berwasiat taqwa.
5) Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu khotbah.
37 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

6) Berdoa pada khutbah kedua.


e. Sunah-sunah Khutbah Jumat
1) Khatib memberikan salam sebelum azan dikumandangkan.
2) Khotbah diucapkan dengan kalimat yang jelas, fasih, mudah
dipahami, dan disampaikan dengan penuh semangat.
3) Khatib menyampaikan khutbah hendaknya diperpendek dan jangan
terlalu panjang, sebaliknya solat Jumatnya yang diperpanjang.
4) Khatib menghadap ke jamaah ketika berkhutbah.
5) Menertibkan rukun-rukun khutbah.
6) Khotbah dilakukan di atas mimbar atau tempat yang tinggi.
Tambahan pada Ketentuan khutbah :
 Pada prinsipnya, ketentuan dan cara khutbah, baik itu untuk salat Jumat,
Idul Fitri, Idul Adha maupun salat khusuf itu sama. Letak perbedaannya
yaitu pada waktu pelaksanaannya, yaitu dilaksanakan setelah salat dan
diawali dengan takbir.
 Khutbah wukuf adalah khutbah yang dilakukan pada saat wukuf di
Arafah dan merupakan salah satu rukun wukuf setelah melaksanakan
salat dzuhur dan ahsar (di qasar). Khutbah wukuf hampir sama dengan
khutbah Jumat, bedanya pada waktu pelaksanaannya yaitu ketika wukuf
di Arafah.
2. Ketentuan Tablig
a. Syarat Muballig
1) Islam.
2) Ballig.
3) Berakal sehat.
4) Mendalami ajaran Agama Islam.
b. Etika dalam Menyampaikan Tabligh
1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
2) Bersikap lemah lembut, tidak kasar dan tidak merusak.
3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh
kesepakatan bersama.
38 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

4) Materi dakwah yang disampaikan harus memiliki dasar hukum yang


kuat, sumbernya juga harus jelas.
5) Menyampaikannya dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi,
psikologis dan sosiologi si penerima.
6) Tidak menghasut orang lain untuk merusak, bermusuhan, berselisih,
dan/atau mencari kesalahan orang lain.
3. Ketentuan Dakwah
a. Syarat Seorang Da’i
1) Islam.
2) Ballig.
3) Berakal sehat.
4) Mendalami ajaran Agama Islam.
b. Etika dalam Berdakwah
1) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah (diucapkan dengan jelas, tegas
dan sikap yang bijaksana).
2) Dakwah dilaksanakan dengan mauzatul hasanah atau nasihat yang
baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif
(pengajaran).
3) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik.
4) Dakwah dilaksanakan dengan mujadalah, yaitu diskusi atau bertukar
pikiran yang berjalan dengan dinamis dan santun serta menghargai
pendapat orang lain.
5) Dakwah dilaksanakan dengan bersabar, Apabila seorang da’i tidak
memiliki kesabaran dan menahan diri, ia akan lebih banyak merusak
dari pada memperbaiki. 19
c. Objek Dakwah (Mad’u)
Objek dakwah adalah orang yang didakwahi, dengan kata lain
orang yang diajak kepada agama Allah dan untuk kebaikan. Objek

19
Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan
Al-Banna, (Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 178-179.
39 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

dakwah mencakup seluruh manusia, tak terkecuali si pendakwah itu


sendiri.
Cara penyampain pesan dari da’i kepada mad’u sangat penting
untuk pemahaman pesan yang ditangkap mad’u, sebab apabila cara
penyampaiannya tidak sistematis maka akan kurang efektif di mata
mad’u. Penguasaan materi dan metodologi juga kemestian yang harus
dimiliki seorang da’i. 20
d. Materi Dakwah (Al Maudhu’)
Materi dakwah adalah segala sesuatu yang disampaikan kepada
subyek dakwah kepada objek dakwah yang meliputi seluruh ajaran
Islam yang bersumber dari Al Quran maupun Hadist. Secara umum,
materi dakwah mencakup 4 hal yaitu : akidah (keyakinan), syariah
(hukum), akhlak (perilaku), dan muamalah (hubungan sosial).
e. Metode Dakwah (asalibud da’wah)
Metode dakwah yaitu cara-cara yang digunakan oleh seorang da’i
dalam berdakwah agar maksud dari dakwah tersebut tercapai. Metode
dakwah tersebut telah disebutkan dalam Al Quran,

َ‫َالحسنةَوجاد ِْله ْمَ ِبالَّتِيَهِي‬


ْ ‫ادْعَ ِإل ٰىَس ِبي ِلَر ِبكَ ِب ْال ِح ْكم ِةَو ْالم ْو ِعظ ِة‬
َ‫نَسبِي ِل ِهََۖوهوَأعْلمَبِ ْالم ْهتدِين‬
َْ ‫أ ْحسنََۚ ِإ َّنَربَّكَهوَأعْلمَبِم ْنَض َّلَع‬

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl : 125)
Metode dakwah tersebut jika kita jabarkan menjadi :
1) Berdakwah dengan Hikmah
 Al Quran dan sunah.

20
Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Widya Padjadjaran,
2009), hlm. 121
40 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

 Ucapan ringkas yang mengandung banyak makna.


 Manfaat serta rahasia setiap hari.
2) Berdakwah dengan Mau’idah Hasanah
 Memberikan motivasi untuk berbuat baik atau memberi
peringatan jika melakukan maksiat.
 Ucapan yang lemah lembut.
 Pengajaran yang mengandung pesan positif.
Jadi, mau’idah hasanah dapat diartikan sebagai nasihat yang
diucapkan dengan perkataan lemah lembut sehingga dapat masuk ke
dalam hati orang yang didakwahi dan dapat diterima dengan penuh
kesadaran.
f. Berdakwah dengan Mujadalah Ahsan
Mujadalah ahsan adalah melakukan diskusi, bertukar pikiran
ataupun membantah perkataan yang lembut dan tidak menggunakan
ucapan yang kasar sehingga dapat diterima oleh lawan dengan lapang
dada.

D. Ayat dan Hadits Terkait Khutbah, Tablig, dan Dakwah


Pada dasarnya, setiap individu muslim diperintahkan untuk
melaksanakan khutbah, tabligh dan dakwah sesuai dengan kadar
kemampuannya. Maka kelak anak didik kita juga punya kewajiban itu.
Apalagi Allah Swt memberi predikat kepada kita sebagai khairu ummah
(sebaik-baiknya umat). Predikat ini akan sesuai jika kita selalu berusaha di
barisan depan orang-orang yang gemar berdakwah.
Sebagian ulama memberikan keputusan bahwa hukum khutbah, tabligh
dan dakwah yaitu fardhu kifayah, dan ada juga ulama lain yang menyatakan
bahwa hukum khutbah, tabligh dan berdakwah ialah fardhu ain. Banyak dalil
41 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

atau ayat dan hadis yang menyebutkan khutbah, tabligh dan dakwah bagi
setiap individu mukmin.21 Dalam hadis ṡahih, Rasulullah saw. bersabda:

‫سله َم قَا َل بَ ِلغهوا ع َِني َولَ ْو آ َية‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا ب ِْن ع َْم ٍرو أَ هن النه ِب هي‬
‫صلهى ه‬
َ ‫َّللاه‬ َ ‫ع َْن‬
ِ ‫ع ْب ِد ه‬

Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr. dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw.


bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari).

ْ َ‫سانِ ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي‬
‫ستَ ِط ْع‬ ْ َ‫َم ْن َرأَى ِم ْن هك ْم هم ْنكَرا فَ ْليهغَ ِي ْرهه ِبيَ ِد ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي‬
َ ‫ستَ ِط ْع فَ ِب ِل‬
‫ان‬
ِ ‫اْلي َم‬ ِْ ‫ف‬ ‫ضعَ ه‬ ْ َ ‫فَ ِبقَ ْل ِب ِه َوذَ ِلكَ أ‬
Artinya: “Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah
dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah
dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan
hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Dan juga ayat didalam Al-Qur’an :

َ‫َالم ْنك ِر‬ ِ ‫اسَتأْمرونَ ِب ْالم ْعر‬


ْ ‫وفَوت ْنه ْونَع ِن‬ ِ َّ‫تَ ِللن‬
ْ ‫كَ ْنت ْمَخيْرَأ َّمةَأ ْخ ِرج‬
ْ ‫َۚم ْنهم‬
َ‫َالمؤْ ِمنون‬ ِ َ‫بَلكانَخي ًْراَله ْم‬ ْ ‫اَّللََول ْوَآمنَأ ْهل‬
ِ ‫َال ِكتا‬ ِ َّ ‫وتؤْ ِمنونَ ِب‬
ْ ‫وأ ْكثرهم‬
َ‫َالفا ِسقون‬

Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik”(Q.S Al-Imran : 110).

ْ ‫يَمن‬
َ‫َالم ْس ِل ِمين‬ ِ ِ‫ىَّللاَِوع ِملَصا ِل ًحاَوقالَ ِإنَّن‬ ِ ‫وم ْنَأ ْحسنَق ْو ًل‬
َّ ‫َم َّم ْنَدعاَ ِإل‬

Artinya : ” Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang


menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

21
Mustahdi, Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta : Kemdikbud,
2014), hlm. 54
42 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

“Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Q.S


Fushishilat : 33).

E. Hikmah Khutbah, Tablig, dan Dakwah dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sebagai umat Islam yang baik, kita tentu harus merealisasikan nilai-
nilai khutbah, tabligh dan dakwah di mana saja kita berada. Adapun cara-cara
yang dapat dilakukan yaitu:
1) Ketika solat Jumat, hendaknya mengamati dan menyimak khutbah yang
disampaikan khatib. Dengan memperhatikannya secara utuh, diharapkan
suatu saat nanti bisa tampil seabagi khatib pada waktu salat Jumat.
2) Ketika kita melihat keadaan sekitar yang termasuk maksiat (seperti
mencuri, tawuran, mencontek, dan sebagainya), kita harus mencegahnya
dengan memberikan alasan yang logis, baik atas dasar agama maupun
sosial. Cara mencegahnya dapat kita lakukan dengan perbuatan, jika tidak
mampu dengan lisan, dan jika tidak mampu juga maka dengan hati.
3) Jika melihat sesuatu yang baik, contohlah. Dimulai dari diri sendiri, dari
tindakan yang kecil dimulai dari sekarang.
4) Lebih aktif mengikuti kegiatan keagamaan.
43 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

LATIHAN SOAL

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap


sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Islam, baligh, berakal sehat adalah beberapa dari ....
a. Syarat khutbah
b. Rukun khutbah
c. Sunnat khutbah
d. Syarat khatib
e. Orang beriman
2. Apabila ada orang yang mengatakan, “Saya nanti saja kalau sudah tua baru
bertobat dan akan menjalankan ajaran agama secara maksimal. Sekarang
saya belum bisa menjaga diri.” Hal yang harus kamu lakukan adalah
sebagai berikut, kecuali ....
a. Membiarkan saja karena itu urusan dia, biar dia sendiri yang
menanggungnya.
b. Membujuknya untuk bertobat sekarang.
c. Mengingatkan bahwa kematian seseorang tidak ada yang tahu.
d. Segeralah bertobat sebelum terlambat.
e. Memberikan tausiah tentang kisah-kisah teladan
3. Ketika khatib sedang berkhutbah, temanmu berbicara atau ngobrol. Hal
yang kamu lakukan adalah ...
a. Mengatakan kepadanya kalau berbicara saat khatib sedang berkhutbah
dapat membatalkan pahala alatnya.
b. Memberitahukan kepada orang tuanya kalau anaknya suka bercanda
saat alat jumat berlangsung.
c. Menjauhinya karena takut kita terpengaruh oleh perilaku-perilaku
tercelanya.
d. Membiarkan dia ngobrol sendiri karena saya sedang khusyuk
mendengarkan khutbah.
44 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

e. Memberi isyarat kepada temannya agar tidak berbicara dan ngobrol


4. Seorang da’i hendaklah memulai dakwahnya atas dirinya sendiri. Istilah
ungkapan tersebut adalah ...
a. Amar ma’ruf.
b. Nahi munkar.
c. Ib’da binafsik.
d. Haqqul yaqin.
e. Uswatun hasanah
5. Salah satu metode dakwah Rasulullah saw. adalah “al-Maui³atul hasanah”
artinya ...
a. Dengan kata-kata yang jelas.
b. Tutur kata yang sopan.
c. Dengan gaya yang menarik.
d. Nasihat/pengajaran yang baik.
e. Memberi hadiah

B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!


1. Mengapa umat Islam diwajibkan untuk berdakwah?
2. Jelaskan perbedaan antara dakwah, tabligh, dan khutbah!
3. Bagaimana cara berdakwah Nabi Muhammad saw.?
4. Bagaimana cara berdakwah di lingkungan yang memang sudah jauh dari
nilai-nilai ajaran Islam?
5. Apa yang kamu lakukan ketika melihat orang Islam yang perilakunya tidak
sesuai dengan apa yang ada dalam ajaran Islam?
45 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

BAB 5

MASA KEJAYAAN ISLAM

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.10 Menelaah perkembangan 3.10.1 Siswa dapat menjelaskan
peradaban Islam pada masa periodesasi sejarah Islam
kejayaan 3.10.2 Siswa dapat menjelaskan masa
kejayaan Islam
3.10.3 Siswa dapat menyebutkan
tokoh-tokoh pada masa
kejayaan Islam
3.10.4 Siswa dapat menjelaskan
biografi tokoh pada masa
kejayaan Islam
46 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

A. Periodesasi Sejarah Islam


Dalam bukunya yang berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya
Harun Nasution membagi sejarah islam ke dalam tiga periode besar, yakni 22 :
1. Periode Klasik (650‒1250)
Pada periode ini, Islam telah mengalami dua fase penting, yaitu :
a. Fase Ekspansi, Integrasi dan Puncak Kemajuan (650-1000 M).
Pada fase ini, Islam berada di bawah pimpinan para khalifah yang
kemudian mampu membawa pengaruh besar dalam hal perluasan
wilayah. Pada masa ini islam telah meluas hingga ke arah barat melalui
jalur Afrika Utara, dan meluas ke arah timur melalui Persia hingga
sampai di India. Tak hanya itu islam juga berhasil menyebar di daerah
Spanyol.
b. Fase disintegrasi (1000-1250 M)
Fase ini ditandai dengan mulai maraknya perpecahan dan
kemunduran politik umat Islam hingga kemudian mengalami
puncaknya pada terenggutnya kota Baghdad oleh bala tentara Hulagu
di tahun 1258 M.23
2. Periode Pertengahan (1250‒1800)
Periode Pertengahan juga terbagi dalam dua fase, yaitu fase
kemunduran (1250-1500 M) dan fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M).
a. Pada Fase Kemunduran, peradaban Islam terpecah antara Islam bagian
Arab, yang pusatnya di Mesir, dan Islam bagian Persia. Adapun Islam
yang berpusat di Mesir terdiri dari Arab, Irak, Suriah, Palestina, Mesir
dan Afrika Utara. Sedangkan Islam di Persia terdiri dari Iran, sebagian
negara di Semenanjung Balkan, Asia Kecil, dan Asia Tengah.
b. Fase Tiga Kerajaan Besar ditandai dengan tingginya tekanan terhadap
Kesultanan Utsmaniyah, Kesultanan Mughal, dan Kerajaan Syafawi.
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya)

22
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II (Jakarta: UII Press, 1985),hal.58
23
Ibid., hal. 59
47 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang


ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.

B. Masa Kejayaan Islam


Masa kejayaan dan keemasan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒
1250. Periode ini kemudian disebut dengan Periode Klasik. Pada kurun waktu
tersebut, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering
disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah
Abbasiyah.
Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai
dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan negara Islam dan berdirinya
bangunan-bangunan yang menjadi pusat dakwah Islam. Bentuk Kemajuan
Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah dibuktikan
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada
masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan
(arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun
Bani Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya,
yaitu disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Berikut adalah faktor
internal dan faktor eksternal :
1. Faktor Internal
a. Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
b. Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
c. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
d. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam
menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.
2. Faktor Eksternal
48 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

a. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang


lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan.
Selain itu, mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat
dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam
terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
b. Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan
kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan
terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum
terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh
adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada
Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut :
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara maksimal, di mana banyak ayat
dalam al-Qur’an yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk
berpikir.
2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk
terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya
ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan
kehidupan manusia di dunia ini.
3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum
dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak
bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains
(ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai
pemerintahan.
49 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

C. Tokoh-Tokoh Masa Kejayaan Islam


Dari gerakan-gerakan di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang
memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan, antara lain:
1. Bidang Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b. Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
6. Ilmu Hadis
50 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

a. Imam Bukhori (194‒256 H),


b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi,

D. Biografi Tokoh Masa Kejayaan Islam


1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di
Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko)
pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab,
matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau
antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas tentang
fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan
pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma
Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat.
2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah,
dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus
juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana
dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-
Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat dan kemudian
menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem,
Mekah, Madinah, dan Tus.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya ‘Ulum ad-Din, yakni
membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf
berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis
tahafu al-Falasifah (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan
ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar
Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).
51 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

3. Al-Kindi (805‒873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada
tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk
cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang
filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan
matematika.Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan
agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga
merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-
Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag
AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di
Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki.Al-Farabi menekuni
berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya
yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah
(pemikiran tentang penduduk negara utama).
5. Ibnu Sina (980‒1037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir
di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan.
Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam,
teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal
dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur.
Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal
berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran
dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
52 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

LATIHAN SOAL

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap


sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Yang menyebabkan Islam mengalami perkembangan sangat pesat adlah
sebagai berikut, kecuali …
a. Menerjemahkan buku-buku asing yang sarat akan pengetahuan
b. Pentingnya taqlid agar kita disebut orang-orang yang setia
c. Meyakini bahwa al-Qur’an itu pedoman hidup yang sangat dinamis
d. Mencari ilmu tidak cukup di negeri Arab saja, bisa ke negeri Cina
e. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan umat
manusia
2. Cendekiawan muslim dalam bidang ilmu tafsir adalah. …
a. Ibnu Athiyah al-Andalusy
b. Imam Bukhori
c. Imam Muslim
d. Ibnu Majah
e. Abu Daud
3. Fase disintegrasi di tandai dengan
a. Banyaknya pembangunan masjid di kota kota besar seperti Baghdad
b. mulai maraknya perpecahan dan kemunduran politik umat Islam
c. semakin majunya ilmu pengetahuan terutama filsafat
d. meluasnya wilayah kekuasaan umat islam
e. berkembangya sistem pertahanan dinasti umayyah
4. Kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah ditandai
a. pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
b. berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam.
c. meluasnya wilayah kekuasaan umat islam
d. Banyaknya pembangunan masjid di kota kota besar seperti Baghdad
53 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

e. semangat mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan umat


manusia
5. Gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada
Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut. Kecuali…
a. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat
dalam al-Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk
berpikir.
b. Banyak ulama yang menjual dalil dalil al-Q ur’an demi mendapat
kekayaan dan ketenaran
c. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai
pemerintahan.
d. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita
untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina.
Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang
berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
e. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan
umum dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu
banyak bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama
bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika,
geografi), dan lain-lain.

B. Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!


1. Sebutkan secara singkat pembagian periodesasi sejarah perkembangan
islam menurut Harun Nasution!
2. Sebutkan hal-hal yang dapat kamu teladani dari biografi imam Al-
Ghazali!
3. Sebutkan siapa saja ilmuan muslim pada zaman keemasan islam yang
berpengaruh dalam bidang filsafat!
4. Bagaimana tanggapan Al-Kindi terhadap ilmu filsafat?
54 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

5. Menurutmu bagaimana cara yang dapat di lakukan oleh umat muslim


untuk kembali menggapai kejayaan sebagaimana zaman dahulu?
55 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Halim. 2000. Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu
Taimiyah Hasan Al-Banna. Surakarta: Era Intermedia.

Al-Qur’an, (2) : 2.

Al-Qur’an, (5) : 48.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

AS, Enjah dan Aliyah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya
Padjadjaran.

Ed, Zulmaizarna. 2009. Akhlak Mulia Bagi Para Pemimpin. Bandung: Pustaka
Al-Firiis.

Hotman, Ilyas Ismail Prio. 2011. Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama
dan Perdaban Islam. Jakarta: Kencana.

Mahbib. Doa Takziah di https://islam.nu.or.id/jenazah/doa-takziyah (akses 28


Maret 2022).

Mustahdi dan Mustakim. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Kemendikbud.

Nashr, Sutomo Abu. Tanpa Tahun. Pengantar Fiqh Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing.

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid II. Jakarta:
UII Press.

Nasution, S. 2011. Didatik Asas-asas Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

Ramlah, dkk. 2014. “Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap
Prestasi Belajar”. Jurnal Ilmiah Solusi, 1(3), 69.

Sadi dan Nasikin. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI.
Jakarta: Erlangga.

Sarwat, Ahmad. Tanpa Tahun. Fiqih Shalat Jenazah. Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing.
56 Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 1

Srijanti, et al. 2006. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Sutomo Abu Nashr. Tanpa Tahun. Pengantar Fiqh Jenazah.

Anda mungkin juga menyukai