BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO)
menunjukkan kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker
payudara, yakni 58.256 kasus atau 16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Kanker
serviks (leher rahim) merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di
Indonesia sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus. Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia
mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat kanker ini
mencapai 17 orang per 100 ribu penduduk. Sementara itu, angka kanker serviks di
Indonesia mencapai 23,4 orang per 100 ribu penduduk. Rata-rata kematian akibat
kanker serviks mencapai 13,9 orang per 100 ribu penduduk.
Dalam tahun 2018 mulai Januari hingga Desember didapatkan wanita yang
melakukan pemeriksaan IVA di puskesmas Tanjung Palas sebanyak 82 wanita
sedangkan pada tahun 2019 mulai bulan Januari Hingga Oktober didapatkan jumlah
wanita melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 64 wanita.
1
2
sehat, juga kurang aktivitas fisik, dan infeksi yang berhubungan dengan kanker.
Penyakit yang menjadi momok mengerikan ini toh menurut para ahli diperkirakan
dapat dicegah hingga 40% kanker, dengan mengurangi faktor risiko terjadinya
kanker tersebut. Untuk mencapainya, memang diperlukan upaya peningkatan
kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor risiko tersebut dan peningkatan
program pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Salah satu kebijakan yang
telah diambil oleh pemerintah adalah Program pengendalian kanker khususnya
deteksi dini kanker Rahim dan payudara dengan metoda IVA (Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat)
Bila terlihat sel-sel abnormal, maka Anda akan dirujuk ke ahlinya. Kapan Anda
bisa melakukan tes IVA? Pada prinsipnya tes ini bisa dilakukan kapan saja dalam
3
siklus menstruasi, dalam masa nifas, atau pun paska keguguran. Sebaiknya
lakukan pemeriksaan setelah selesai hari menstruasi. Sebaiknya Anda juga tidak
dalam keadaan hamil serta hindari melakukan hubungan intim 24 jam sebelum
pemeriksaan. Lakukan deteksi setidaknya sekali ketika menginjak usia 35 – 40
tahun. Bila memungkinkan ulangi setiap tahun atau setiap lima tahun pada rentang
usia 35 – 55 tahun.
Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini. Meskipun
demikian, kanker payudara dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat, rutin
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dilakukan oleh setiap
perempuan dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan
terlatih.
B. Identifikasi Isu
1. Belum adanya pengetahuan kader dalam pengisiankohort bayi dan balita pada
psyandu Buah hati SP 3 Tanjung Buka.
2. Belum optimalnya pengetahuan WUS mengenai vaksin TT pada warga Sp 3
Tanjung Buka
3. Belum optmalnya kesadaran wanita untuk melakukan deeksi dini kanker mulut
rahim dan payudara pada warga SP 3 Tanjng Buka.
Metode USG adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menyusun
urutan priortas isu yang akan diselesaikan. Metode ini dilakukan dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan
menentukan angka skala (1 s.d 5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu
utama atau isu pokok yang akan segera diselesaikan.
Tabel 1.1
Indikator Skor
Skala Nilai
5 Sangat Besar
4 Besar
3 Sedang
2 Kecil
1 Sangat Kecil
Teknik analisis data USG terdiri dari Urgency, Seriousness, dan Growth
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan.
5
3. Growth
Seberapa besar kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk jika tidak segera
ditangani.
Skor dan prioritas yang dihasilkan dapat dilihat dari table berikut dengan teknik
analisis USG dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1.2
Berdasarkan tabel teknik analisis menggunakan USG di atas, maka dapat diketahui
bahwa isu yang menjadi prioritas utama adalah Belum optimalnya kesadaran wanita
untuk melakukan deteksi dini kanker mulut rahim dan payudara pada warga SP 3
Tanjung Buka. Untuk isu yang menjadi prioritas kedua yaitu Belum adanya
pengetahuan kader dalam pengisian kohort bayi dan balita pada posyandu Buah Hati
6
SP 3 Tanjung Buka. Untuk isu yang menjadi prioritas ketiga Belum optimalnya
pengetahuan WUS mengenai vaksin TT pada warga SP 3 Tanjung Buka.
Dari hasil analisis isu dengan menggunakan teknik USG tersebut, maka isu yang
penulis angkat adalah isu yang mendapatkan skor tertinggi dan menjadi prioritas
pertama yaitu Belum optimalnya kesadaran wanita untuk melakukan deteksi dini
kanker mulut rahim dan payudara pada warga SP 3 Tanjung Buka. Setelah
menetapkan isu yang diangkat, selanjutnya penulis akan mencoba untuk mencari
gagasan pemecahan isu tersebut yaitu “Optimalisasi kesadaran wanita untuk
meningkatkan pemeriksaan kanker mulut rahim dan payudara dengan pesan
berantai pada warga SP 3 Tanjung Buka”.
Tabel 1.3
Tabel Rencana Kegiatan,
Tahapan Kegiatan dan Output yang Diharapkan
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
.
1. Membuat kerangka 1. Melakukan konsultasi dengan 1. Mendapat persetujuan
acuan mentor dari mentor
2. Mencatat hasil konsultasi 2. Catatan hasil
dengan mentor 3. Mendapatkan masukan
3. Melakukan koordinasi dengan dan tanggapan dari
pemegang program IVA pemegang program
No
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
.
edukasi dengan baik
2. Memilah daftar referensi sesuai 2. Terpilahnya materi untuk
materi dijadikan edukasi
3. Mendesign media edukasi 3. Design media edukasi
(leaflet, stiker, kartu pencatatan, 4. Media edukasi telah
papan testimoni pemeriksaan dibuat
IVA dan payudara) 5. Media edukasi telah
4. Membuat media edukasi dicetak
5. Mencetak media edukasi
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum UPT. Puskesmas Tanjung Palas
Gambar 2.1 UPT. Puskesmas Tanjung Palas
9
d. Motto
“KITA SEHAT”
B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Role Model
Gambar 2.5 Role Model
13
Dalam hal karakter, penulis memilih dr. Rahma Yulia Istuti sebagai role
model penulis dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi. dr. Rahma merupakan
orang yang memiliki karakter yang mudah bergaul, penuh semangat, jujur dan
pekerja keras. Beliau juga penuh ketegasan, yaitu ketegasan beliau dalam
menjalankan tugas sebagai pimpinan puskemas. Beliau tegas dalam membuat
keptusan, tidak ada keragu-raguan dan cepat bertindak. Ketegasan terhadap
pegawai tetap dipegang teguh oleh dr Rahma. Penanganan gangguan, dalam
penyelesaian maslah atau menghentikan kelakuan buruk staf, beliau lebih
cenderung melalui kekeluargaan.
dr. Rahma adalah pemimpin yang lebih menekankan pada tupoksi yang
jelas dan tidak membuat jarak dengan staf sehingga lebih terbuka dan hal ini
menjadikan staf sebagai tim kerja, bukan dianggap
sebagai bawahan, dan hal ini pun menjadikan
beliau lebih mudah menjalin kemitraan dengan
lintas sector. Dr Rahma lebih fokus dalam
melaksanakan setiap kegiatan baik dalam atau luar
gedung sehingga mempunyai waktu lebih banyak
untuk melakukan pengawasan d internal dan
eksternal puskesmas seperti supervise, monitoring
dan evaluasi ke jejaring puskesmas. Beliau juga biasanya berperan sebagai juru
bicara yang dilakukan pada kegiatan luar gedung, seperti penyulungan,
sosialisasi program, dan pertemuan lintas sector, sehingga waktu untuk
melakukan kegiatan tersebut lebing memungkinkan mengingat tidak adanya
peran ganda dalam kepemimpinannya.
Dari beberapa peran beliau tersebut maka penulis menjadikan dr. Rahma Yulia
Istuti sebagai role model dalam menyelesaikan habituasi. Beliau sangat baik
dalam membimbing penulis dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah
direncanakan dalam tahap aktualisasi. dalam penanganan masalah pun beliau
lebih bijak dan mengerti apa yang menjadi solusi terbaik.
14
BAB III
REALISASI AKTUALISASI
Tabel 3.1
Laporan Kegiatan dan Output
TAHAPAN
NO KEGIATAN KEGIATAN DOKUMENTASI
1 Membuat
kerangka
acuan
Melakukan
konsultasi
dengan mentor
Mencatat hasil
konsultasi
dengan mentor
14
15
Melakukan
koordinasi
dengan
pemegang
program IVA
Menganalisa data
Pengumpulan sasaran IVA
2
data sasaran melalui data PIS-
PK
3 Membuat
media edukasi
Mengumpulkan
referensi materi
Memilah daftar
referensi sesuai
materi
16
Mendesign
media edukasi
(leaflet, stiker,
papan testimoni
pemeriksaan IVA
dan payudara)
Mencetak media
edukasi
17
Melakukan
pemerikaan IVA
test dan
SADANIS pada
pasien
Menciptakan
pesan berantai
untuk para
wanita yang
4 belum
melakukan
pemeriksaan
IVA dan
sadanis
Memberikan
leaflet dan stiker
18
Meminta pasien
mengisi papan
testimoni
Meminta pasien
menyampaikan
pesan kepada
wanita sekitar
lingkungan
tinggal
19
1. Evaluasi
2. Membuat
5
laporan
kegiatan
1 Melakukan
evaluasi
kegiatan dengan
melihat
kunjungan
peserta IVA dan
SADANIS
2. Membuat
laporan
kegiatan
20
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara telah
terlaksana 3 kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang dibuat
sebelumnya. Nilai-nilai ANEKA meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etikapublik,
komitmen mutu dan antikorupsi telah dapat teraktualisasi dengan 6 kegiatan yang
dilaksanakan tersebut. Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA mampu memberikan
dampak positif kepada peserta diklat untuk lebih professional dan berdedikasi
dalam proses melaksanakan setiap tugas dan kewajiban sebagai abdi Negara
dibidang tugas pada UPT Puskesmas Tanjung Palas. Dampak tersebut secara
tidak langsung memberikan manfaat positif bagi lokus (SP3), yaitu semakin
memudahkan warga SP3 dalam pemeriksaan IVA (kesehatan reproduksi wanita),
sehingga pelayanan PUSTU dapat terlaksana dengan baik dan target pencapaian
Puskesmas mengenai pemeriksaan IVA dapat terpenuhi.
B. SARAN
Setelah melaksanakan penerapan kegiatan aktualisasi pada daerah wilayah
binaan SP3 Tanjung Palas Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara,
penulis berharap dengan penerapan sistem berantai setiap pemeriksaan IVA
selama masa habituasi memberikan dampak positif bagi puskesmas maupun
masyarakat atau pasien yang melakukan pemeriksaan ke PUSTU / Puskesmas.
Petugas PUSTU / Puskesmas diharapkan selalu mengingatkan kepada warga
untuk selalu memeriksakan diri sebagai deteksi dini terhadap kanker serviks
berupa pemeriksaan IVA.
22