RMK 1 Akuntansi Forensik Tuanakotta
RMK 1 Akuntansi Forensik Tuanakotta
NIM: A031181518
AKUNTANSI FORENSIK
Akuntansi forensik dapat diterapkan di sektor publik maupun sektor privat (perorangan,
perusahaan swasta, yayasan swasta, dan lain-lain). Dengan memasukkan para pihak yang
berbeda. D.Larry Crumbley, editor-in-chief dari journal of forensik accounting menyatakan
bahwa akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat untuk tujuan hukum. Atau, akuntansi
yang tahan uji dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses
peninjauan yudisial atau tinjauan administratif.
Definisi Crumbley ini menekankan bahwa akuntansi forensik tidak identik, bahkan tidak
berurusan dengan akuntansi yang sesuai dengan generally accepted accounting priciple
(GAAP). Ukurannya bukan GAAP,melainkan apa yang menurut hukum atau peraturan
perundang-undangan adalah akurat.
Konsep yang digunakan dalam segitiga akuntansi forensik ini adalah konsep hukum yang
paling penting dalam menetapkan ada atau tidaknya kerugian. Di sektor publik maupun privat
akuntansi forensik berurusan dengan kerugian. Kerugian adalah titik pertama dalam segitiga
akuntansi forensik. Titik kedua dalam segitiga akuntansi forensik adalah perbuatan melawan
hukum. Tanpa perbuatan melawan hukum, tidak ada yang dapat dituntut untuk mengganti
kerugian. Titik ketiga dalam segitiga akuntansi forensik adalah adanya keterkaitan atau adanya
hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum.
Meskipun sorotan utama mengenai fraud pada umumnya dan korupsi pada khususnya adalah
pada kelemahan corporate governance atau kelemahan di sektor korporasi, tetapi prinsip
umumnya adalah kelemahan di sektor governance, baik korporasi maupun pemerintahan. Di
Indonesia hal ini sangat jelas terlihat dalam perkara-perkara korupsi dari para penyelenggara
negara dan dari kajian mengenai integritas yang dibuat KPK.
Setiap tahun KPK melakukan survei integritas. indeks integritas yang diterbitkan KPK tidaklah
semata-mata didasarkan atas persepsi. Tujuan survei ini adalah sebagai berikut.
2. Mengubah perspektif layanan dari orientasi lembaga penyedia layanan publik atau
petugasnya (sisi penawaran) ke perspektif pelanggan (sisi permintaaan).
Ada beberapa kajian global mengenai korupsi yang menilai Indonesia antara lain adalah
Corruption Perceptions Index (CPI), Global Corruption Barometer (GCB), Bribe Payers Index
(BPI), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), dan Global Competitiveness Index
(GCI).
penggunaan sehari-hari litigation support merupakan istilah yang paling luas serta mencakup
keempat istilah lainnya.
Mereka juga menambahkan bahwa akuntan tradisional masih ingin membedakan pengertian
fraud auditing dan forensic accounting. Menurut kelompok akuntan ini, fraud auditing
berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat proaktif untuk meneliti fraud.
Sedangkan akuntan forensic baru dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul atau ketika kecurigaan
(suspicion) naik ke permukaan melalui tuduhan (allegation), keluhan (complaint), temuan
(discovery), atau tip-off dari whistleblower.
Jasa-jasa di bidang forensik antara lain; Fraud & financial investigation, analityc & forensic
technology, fraud risk management, FCPA reviews and investigation, anti money laundering
service, whistleblower hotline, litigation support, intellectual property protection, serta client
training.
Asset recovery
Asset recovery adalah upaya pemulihan kerugian dengan cara menemukan dan menguasai
kembali asset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi,penggelapan dan pencucian uang
(money laundering). Asset recovery terbesar dalam sejarah akuntansi forensik adalah likuidasi
bank of credit and commerce international (BCCI).
Expert Witness
Pemberian jasa forensik berupa penampilan Ahli (Expert witness) di pengadilan Negara-
negara Anglo Saxon begitu lazim sehigga seorang praktisi menulis bahwa secara teknis,
“akuntasi forensik ” berarti menyiapkan seorang akuntan menjadi saksi ahli dalam ligitasi,
sebagai bagian dari tim penuntut umum ,atau pembela dalam perkara yang berkenaan
dengan fraud. Namun, dalam perkembangan selanjutnya istilah “akuntasi forensik” bermakna
sama dengan prosedur akuntansi investigatif.