Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERMASALAHAN SIRUP DAN GAGAL GINJAL PADA ANAK

Dosen Pengampu:
Sugiarti,S.Pd,M.Pd
Disusun Oleh:
Nama:Merlia Rizka Ulandari
Nim: PO71390210080
Kelas:2.B

POLTEKES KEMENKES JAMBI


Jurusan Farmasi Tahun Akademik 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur terhadap kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan Rahmat dan karunia-nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul makalah ini adalah “PERMASALAHAN SIRUP
DAN GAGAL GINJAL PADA ANAK.”
Tidak ada gading yang tak retak,karenanya kami sebagai Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,baik dari sisi materi maupun
penulisannya,Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat memperbaiki yang diharapkan berguna untuk
semuanya.

Jambi,November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................2
BAB II..................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Gagal Ginjal Akut.......................................................................................3
1. Pengertian Gagal Ginjal Akut..................................................................3
2. Penyebab Gagal Ginjal Akut....................................................................3
3. Gejala Gagal Ginjal Akut.........................................................................4
4. Pengobatan Gagal Ginjal Akut.................................................................4
B. Permasalahan Sirup.....................................................................................5
C. Pengawasan BPOM terhadap obat – obatan...............................................7
BAB III...............................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................10
A. KESIMPULAN.........................................................................................10
B. SARAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gagal ginjal akut merupakan sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik
pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya
azotemia (Kemenkes RI, 2017). Gagal ginjal akut berkembang pesat selama beberapa jam
atau hari dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini paling umum terjadi pada mereka yang sakit
kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.Gejala termasuk penurunan output urine,
pembengkakan akibat retensi cairan, mual, kelelahan, dan sesak napas. Kadang-kadang gejala
mungkin tidak terlalu kentara atau mungkin tidak muncul sama sekali.
Penyakit gagal ginjal akut meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk usia
lanjut dengan angka prevalensi mencapai 13,4%, dimana 1 diantara 10 orang berpotensi
mengalami penyakit gagal ginjal. Prevalensi penyakit ginjal akut di Australia, Jepang, dan
Eropa adalah 6-11%, terjadi peningkatan 5-8% setiap tahunnya (Triyanti, K et al., 2008).
Gagal Ginjal akut bukan hanya menyerang orang dewasa saja namun juga terjadi pada
anak anak. Merebaknya kasus gagal ginjal akut pada anak beberapa waktu belakangan ini
merisaukan banyak orang tua. Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak adalah
Diare,Muntah,Demam selama 3 – 5 hari,Batuk & Pilek,Jumlah air seni yang semakin
sedikit,bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Permasalah sirup menjadi penyebab merebaknya kasus gagal ginjal pada anak.Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak
disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol
Butil Eter (EGBE) pada obat sirup. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah
Kementrian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang.
Berdasarkan Hal diatas penulis mencari data terhadap permasalah sirup yang
mengakibatkan terjadinya gagal ginjal pada anak.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Penulis Mendapatkan Rumusan Masalah:


1. Apa itu Gagal Ginjal akut ?
2. Apa permasalahan sirup sehingga mengakibatkan terjadinya Gagal Ginjal akut
pada anak ?
3. Bagaimana Pengawasan BPOM terhadap obat-obatan ?

1
C. Tujuan Makalah

Berdasarkan Rumusan Masalah Tujuan Makalah adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu Gagal Ginjal akut?


2. Untuk mengetahui apa permasalahan sirup sehingga mengakibatkan terjadinya
Gagal Ginjal akut pada anak ?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengawasan BPOM terhadap obat – obatan ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gagal Ginjal Akut


1. Pengertian Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut atau acute kidney injury adalah kondisi ketika ginjal berhenti berfungsi
secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa terjadi akibat gangguan aliran darah ke ginjal, gangguan di
ginjal, atau penyumbatan di saluran urine. Gagal ginjal akut harus segera ditangani untuk
mencegah kerusakan ginjal permanen.Ginjal adalah organ yang berfungsi untuk menyaring
limbah sisa metabolisme dari dalam darah dan membuangnya melalui urine. Jika fungsi
tersebut terhenti, limbah yang seharusnya dibuang akan menumpuk di dalam tubuh. Gagal
ginjal akut biasanya terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa
penderitanya. Namun, jika terdeteksi dan diobati sejak dini, kerusakan ginjal akibat gagal
ginjal akut dapat disembuhkan.
2. Penyebab Gagal Ginjal Akut

Penyebab gagal ginjal akut sangat beragam, mulai dari gangguan aliran darah ke ginjal
(prerenal), kerusakan di ginjal itu sendiri, hingga penyumbatan di aliran urine
(postrenal). Berikut adalah penjelasannya:
 Gangguan aliran darah ke ginjal
Ada beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menghambat aliran darah menuju ginjal dan
memicu gagal ginjal akut, yaitu:

 Kehilangan darah atau cairan akibat perdarahan, dehidrasi berat, atau diare berat


 Operasi
 Sepsis atau syok anafilaktik
 Penyakit hati, seperti sirosis hati
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung atau serangan jantung
 Luka bakar berat
 Efek samping obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, atau obat
antihipertensi

 Kerusakan di ginjal
Gagal ginjal akut juga dapat terjadi karena cedera atau kerusakan di ginjal itu sendiri,
misalnya akibat:

 Glomerulonefritis atau pielonefritis, yaitu peradangan pada saringan di ginjal


 Rhabdomyolisis, yaitu kerusakan serat-serat otot
 Penumpukan kolesterol yang menyumbat aliran darah ke ginjal
 Penggumpalan darah di pembuluh darah vena dan arteri di ginjal
 Efek samping obat, seperti antibiotik aminoglikosida, obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) dan obat kemoterapi

3
 Penggunaan cairan kontras, yaitu cairan yang digunakan pada pemeriksaan foto
Rontgen atau CT scan
 Infeksi yang berat, seperti penyakit Weil karena leptospirosis
 Logam berat atau zat beracun, seperti etilen glikol
 Konsumsi minuman beralkohol dan penggunaan kokain

 Penyumbatan di saluran urine


Sumbatan di saluran urine, termasuk di pelvis ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra,
dapat menyebabkan cairan kembali ke ginjal. Kondisi ini bisa merusak ginjal dan
menyebabkan gagal ginjal akut.
Beberapa penyakit yang dapat menyumbat saluran urine adalah:

 Batu ginjal
 Tumor di saluran kemih, ginjal, atau organ yang ada disekitar ginjal
 Pembesaran prostat
 Perlengketan saluran kemih akibat jaringan parut
 Gangguan saraf di kandung kemih (neurogenic bladder)
 Efek samping operasi di panggul
 Trombosis di pembuluh darah vena ginjal

3. Gejala Gagal Ginjal Akut


Gejala gagal ginjal akut bisa muncul dalam hitungan hari atau bahkan jam setelah terjadi
gangguan di ginjal. Gejalanya dapat berupa:
Jumlah urine dan frekuensi buang air kecil berkurang,Pembengkakan di tungkai (edema)
akibat penumpukan cairan,Sesak napas,Tubuh mudah lelah,Gangguan irama jantung,Nyeri
atau sensasi tertekan di dada,Napas berbau tidak sedap,Ruam atau rasa gatal di kulit,Hilang
nafsu makan,Mual dan muntah,Demam,Sakit di perut dan punggung,Tremor di tangan,Nyeri
atau pembengkakan di sendi,Kejang dan Koma
4. Pengobatan Gagal Ginjal Akut
Metode pengobatan gagal ginjal akut akan disesuaikan dengan penyebab yang
mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:
Pengaturan pola makan, yaitu dengan membatasi konsumsi makanan tinggi garam dan
kalium selama proses penyembuhan ginjal,Pemberian obat-obatan, seperti obat yang dapat
menyeimbangkan kadar elektrolit di dalam darah dan obat diuretik untuk mengeluarkan
kelebihan cairan,Antibiotik suntik, untuk mengobati gagal ginjal yang disebabkan oleh
infeksi bakteri,Cuci darah, bila kerusakan ginjal yang dialami pasien cukup parah.

4
B. Permasalahan Sirup

Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan untuk
pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup-sirup terutama
efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak, karena rasanya yang enak biasanya
menghilangkan keengganan pada sebagian anak-anak untuk meminum obat (Ansel, 1989).
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus gagal ginjal akut banyak menyerang anak-anak
berusia 6 bulan sampai 18 tahun. Adanya kenaikan ini terjadi dalam kurun waktu 2 bulan
terakhir, dimana 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan dan paling banyak
didominasi oleh anak berusia 1 – 5 tahun.Kondisi ini diakibatkan oleh obat yang sangat
disenangi oleh anak – anak yaitu sirup.
Permasalah sirup menjadi penyebab merebaknya kasus gagal ginjal pada anak.Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak
disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol
Butil Eter (EGBE) pada obat sirup. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah
Kementrian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang.
EG(Etilen Glikol) adalah Etilena glikol adalah senyawa organik yang digunakan sebagai
bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, industri pabrik, serta polietilena tereftalat
yang digunakan pada botol plastik. Etilen glikol dan dietilen glikol adalah zat kimia yang
memiliki efek toksik atau beracun jika terkonsumsi melebihi batas aman. Keracunan zat
kimia tersebut dapat mengakibatkan gangguan pencernaan hingga gagal ginjal akut. Etilen
glikol (ethylene glycol) berwujud cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki rasa
manis. Etilen glikol paling sering digunakan sebagai zat antibeku ( antifreeze) pada radiator
kendaraan. Namun, zat ini juga digunakan sebagai pelarut pada industri maupun produk
rumah tangga.
Dietilen Glikol (DEG)  adalah senyawa organik dengan rumus (HOCH₂CH₂)₂O. DEG
merupakan cairan yang tidak berwarna, praktis tidak berbau, beracun, dan higroskopis
dengan rasa yang manis. Dapat bercampur dalam air, alkohol, eter, aseton, dan etilena
glikol.memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan etilen glikol. Pada dasarnya,
dietilen glikol terdiri dari dua molekul etilen glikol yang melekat satu sama lain.Dietilen
glikol banyak digunakan dalam produk rumah tangga. Namun, zat ini juga dapat digunakan
sebagai pelarut dalam obat sirup untuk menggantikan gliserin karena harganya lebih murah.
Berbeda dengan gliserin, etilen glikol dan dietilen glikol dapat menyebabkan keracunan jika
dikonsumsi melebihi batas aman.

Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) adalah cairan bening yang mudah terbakar dengan bau
yang ringan. EGBE sendiri digunakan sebagai pelarut, Bahkan, kandungan ini menjadi bahan
kimia umum yang sering digunakan dalam produk industri maupun rumah tangga. Ethylene
glycol butyl ether (EGBE) Juga memiliki karakteristik yang sama karena berasal dari
keluarga glikol eter. Hasil percobaan bahan menunjukkan jika dikonsumsi, efek terhadap sel
darah merah yang ditimbulkan kepada manusia tidak lebih sensitif daripada tikus.EGBE

5
memiliki tingkat toksititas yang lebih rendah, sehingga ketika digunakan pada anak-anak
pada dosis yang kecil, efek yang didapat juga lebih rendah daripada orang dewasa.EGBE
memiliki kegunaan yang hampir sama seperti dua bahan sebelumnya, yakni formulator bahan
pembersih rumah tangga dan tinta.

BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi obat di Indonesia. Semua
produk obat sirup untuk anak maupun orang dewasa yang beredar di Indonesia tidak
diperbolehkan menggunakan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).Kendati demikian,
kontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol kemungkinan bisa terjadi pada obat yang
menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin atau gliserol sebagai zat
pelarut. Keempat bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan berbahaya atau bahan
yang dilarang digunakan dalam pembuatan obat sirup.
Sesuai standar baku di Indonesia, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI)
untuk cemaran etilen glikol dan dietilen glikol adalah sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
Konsumsi melebihi TDI dapat berakibat fatal jika tidak segera tertangani.Keracunan etilen
glikol dan dietilen glikol dapat terjadi jika menelan, menghirup, atau bersentuhan dengan zat
kimia tersebut. Meski demikian, efek keracunan berat, termasuk gagal ginjal akut progresif
atipikal, dapat terjadi jika zat kimia tersebut tertelan dalam jumlah banyak.
Setelah tertelan, etilen glikol hanya membutuhkan waktu sekitar 1–4 jam untuk diserap
oleh tubuh dan kemudian diubah menjadi senyawa beracun. Gejala keracunan etilen glikol
akan muncul secara bertahap dalam 72 jam setelah zat tertelan.

Ketiga zat itu mengandung zat yang bahaya jika berada ditubuh manusia, Obat sirup
seharusnya tidak mengandung tiga zat tersebut, jikapun ada, kadarnya harus sangat rendah
sehingga tak meracuni tubuh. Jika zat kimia ini tertelan dalam tubuh, kemungkinan akan
terjadi iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala seperti mual, muntah dan diare. Lebih
serius dapat memicu keracunan sistemik dengan gejala yang paralel dan gejala
inhalasi. Dalam jangka waktu lama dan berulang dapat menyebabkan kerusakan pada hati,
sistem limfoid, darah dan  ginjal. Kasus gangguan ginjal inilah yang kini banyak terjadi.

6
C. Pengawasan BPOM terhadap obat – obatan

BPOM adalah singkatan dari lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan. Lembaga ini
memiliki tugas yang sama dengan European Medicines Agency (EMA), dan Food and Drug
Administration (FDA) dengan tugas utama yaitu untuk mengawasi seluruh peredaran obat-
obatan dan makanan yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dilakukannya
pengawasan terhadap obat-obatan dan juga makanan adalah memastikan seluruh produk
sudah aman untuk dikonsumsi, dan tidak merugikan si pengkonsumsi.  Jadi, saat membeli
produk obat dan makanan ada baiknya memperhatikan apakah produk tersebut sudah
terdaftar di BPOM atau belum. Jika terdaftar, produk tersebut sudah aman untuk dikonsumsi.
  Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BPOM merupakan
suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan post-
market. Sistem itu terdiri dari: standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar,
regulasi, dan kebijakan terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan.

Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BPOM merupakan
suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan post-market. Sistem
itu terdiri dari:

1. standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar, regulasi, dan kebijakan


terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan. Standardisasi dilakukan terpusat,
dimaksudkan untuk menghindari perbedaan standar yang mungkin terjadi akibat
setiap provinsi membuat standar tersendiri.
2. Penilaian (pre-market evaluation) yang merupakan evaluasi produk sebelum
memperoleh nomor izin edar dan akhirnya dapat diproduksi dan diedarkan kepada
konsumen. Penilaian dilakukan terpusat, dimaksudkan agar produk yang memiliki
izin edar berlaku secara nasional.
3. Pengawasan setelah beredar (post-market control) untuk melihat konsistensi mutu
produk, keamanan dan informasi produk yang dilakukan dengan melakukan sampling
produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan
distribusi Obat dan Makanan, pemantauan farmakovigilan dan pengawasan
label/penandaan dan iklan. Pengawasan post-market dilakukan secara nasional dan
terpadu, konsisten, dan terstandar. Pengawasan post-market dilakukan secara nasional
dan terpadu, konsisten, dan terstandar. Pengawasan ini melibatkan Balai Besar/Balai
POM di 33 provinsi dan wilayah yang sulit terjangkau/perbatasan dilakukan oleh Pos
Pengawasan Obat dan Makanan (Pos POM).
4. Pengujian laboratorium. Produk yang disampling berdasarkan risiko kemudian diuji
melalui laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah
memenuhi syarat keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. Hasil uji laboratorium ini
merupakan dasar ilmiah yang digunakan sebagai untuk menetapkan produk tidak
memenuhi syarat yang digunakan untuk ditarik dari peredaran.
5. Penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Penegakan hukum
didasarkan pada bukti hasil pengujian, pemeriksaan, maupun investigasi awal. Proses
penegakan hukum sampai dengan projusticia dapat berakhir dengan pemberian sanksi
administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin
edar, disita untuk dimusnahkan. Jika pelanggaran masuk pada ranah pidana, maka
terhadap pelanggaran Obat dan Makanan dapat diproses secara hukum pidana.

7
Sehubungan dengan perkembangan hasil pengawasan yang dilakukan BPOM terhadap
sirup obat yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG),
BPOM  menginformasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengawasan rutin BPOM yang dilakukan secara


berkesinambungan, sirup obat yang beredar masih memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat, dan mutu. Terkait dengan sirup obat, BPOM telah melakukan
tindakan regulatori berbasis risiko, berupa penelusuran sirup obat yang terdaftar
dan beredar di Indonesia, pelaksanaan sampling, dan pengujian secara bertahap
terhadap sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG.
2. Dalam pelaksanaan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam sirup
obat, acuan yang digunakan adalah Farmakope Indonesia dan/atau acuan lain yang
sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai standar
baku nasional untuk jaminan mutu semua obat yang beredar.
3. Sirup obat yang diduga mengandung cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal
dari 4 (empat) bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol,
dan gliserin/gliserol, yang bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang
digunakan dalam pembuatan sirup obat. Sesuai Farmakope dan standar baku
nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk
cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
4. BPOM telah melakukan sampling terhadap 39 bets dari 26 sirup obat yang diduga
mengandung cemaran EG dan DEG berdasarkan kriteria sampling dan pengujian
antara lain:
a. Diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama
berada/masuk rumah sakit.
b. Diproduksi oleh produsen yang menggunakan 4 (empat) bahan baku
pelarut propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol
dengan jumlah volume yang besar.
c. Diproduksi oleh produsen yang memiliki rekam jejak kepatuhan minimal
dalam pemenuhan aspek mutu.
d. Diperoleh dari rantai pasok yang diduga berasal dari sumber yang berisiko
terkait mutu.
5. BPOM telah memerintahkan kepada semua industri farmasi yang memiliki sirup
obat yang berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG untuk melaporkan hasil
pengujian mandiri sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha. Industri farmasi
juga dapat melakukan upaya lain seperti mengganti formula obat dan/atau bahan
baku jika diperlukan.
6. BPOM bersama Kementerian Kesehatan, pakar kefarmasian, pakar farmakologi
klinis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan pihak terkait lainnya masih terus
menelusuri dan meneliti secara komprehensif berbagai kemungkinan faktor risiko
penyebab terjadinya gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI).
7. BPOM akan terus memperbaharui informasi terkait dengan hasil pengawasan
terhadap sirup obat sesuai dengan data yang terbaru.
8. BPOM mendorong tenaga kesehatan dan industri farmasi untuk terus aktif
melaporkan efek samping obat atau kejadian tidak diinginkan pasca penggunaan
obat kepada Pusat Farmakovigilans/MESO Nasional melalui aplikasi e-MESO
Mobile.

8
9. BPOM mengimbau masyarakat untuk waspada, menjadi konsumen cerdas, dan
selalu memperhatikan hal berikut:
a. Membeli dan memperoleh obat hanya di sarana resmi, yaitu Apotek, Toko
Obat, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
b. Membeli obat secara online dapat dilakukan hanya di apotek yang telah
memiliki izin Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF).
c. BPOM secara berkesinambungan melaksanakan patroli siber (cyber
patrol) pada platform situs, media sosial, dan e-commerce untuk
menelusuri dan mencegah peredaran obat ilegal.
d. Menerapkan Cek KLIK yaitu Cek Kemasan dalam kondisi baik, Cek Label
, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gagal ginjal akut merupakan sindroma klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik
pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya
azotemia (Kemenkes RI, 2017). Gagal ginjal akut berkembang pesat selama beberapa jam
atau hari dan dapat berakibat fatal. Kondisi ini paling umum terjadi pada mereka yang sakit
kritis dan sudah dirawat di rumah sakit.Gejala termasuk penurunan output urine,
pembengkakan akibat retensi cairan, mual, kelelahan, dan sesak napas. Kadang-kadang gejala
mungkin tidak terlalu kentara atau mungkin tidak muncul sama sekali.
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus gagal ginjal akut banyak menyerang anak-anak
berusia 6 bulan sampai 18 tahun. Adanya kenaikan ini terjadi dalam kurun waktu 2 bulan
terakhir, dimana 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan dan paling banyak
didominasi oleh anak berusia 1 – 5 tahun.Kondisi ini diakibatkan oleh obat yang sangat
disenangi oleh anak – anak yaitu sirup.
Permasalah sirup menjadi penyebab merebaknya kasus gagal ginjal pada anak.Menteri
Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak
disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol
Butil Eter (EGBE) pada obat sirup. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah
Kementrian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang.
  Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BPOM merupakan
suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan post-
market. Sistem itu terdiri dari: standardisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar,
regulasi, dan kebijakan terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan.
B. SARAN

Sebagai masyarakat yang cerdas sudah sepatutnya kita untuk waspada dan berhati hati
dalam mencari obat terkhusus untuk anak.Karena di era sekarang banyak sekali industri obat
obatan yang kurang memperhatikan bahan bahan yang diciptakan untuk pembuatan obat-
obatan.Selain berhati-hati dalam memilih obat,kita juga tetap harus mencegah terjadinya
penyakit cara sederhananya adalah selalu melakukan hidup sehat dan menerapkannya kepada
anak anak.
Selain itu, faktor penting lainnya adalah pemerintah selaku pelayan bagi masyarakat
seharusnya obat-obat yang mengandung zat kimia berbahaya tersebut tidak beredar
dimasyarakat. Tentunya pemerintah harus memprketat sistem pengawasan terhadap obat-
obatan yang akan beredar.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/gagal-ginjal-akut
https://primayahospital.com/urologi/gagal-ginjal-akut/
https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-eg-deg-egbe-zat-yang-ditemukan-pada-
pasien-ginjal-akut.html
https://www.pom.go.id/new/view/direct/strategic

11

Anda mungkin juga menyukai