Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH GIZI DAN DIET

GIZI UNTUK PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIK

OLEH KELOMPOK 2:

1. Ditta Ayu Nugrahini (201801006)


2. Etik Syarifah (201801012)
3. Maria Farida Wati Zai (201801010)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATHOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gizi untuk
Pasien Penyakit Gagal Ginjal Akut dan Kronik” ini sesuai dengan harapan dan
berlangsung lancar.
Dalam proses pembuatan makalah ini, kami sangat memperhatikan penulisan
yang ada dalam makalah ini. Karena kami menuliskan berdasarkan data yang ada
tidak dibuat-buat ataupun dilebihkan. Makalah ini merupakan tugas dari Bu Etik
selaku dosen mata kuliah Gizi dan Diet.
Kami menyadari bahwa terdapat kesalahan dalam makalah ini yang disebabkan
oleh keterbatasan pengalaman kami. Namun, berkat beberapa pihak seperti orang tua
dan teman-teman, maka makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa
makalah kami jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangatlah kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Demikian yang kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 28 Agustus 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Jenis Penyakit Ginjal...............................................................................................3
2.2 Kebutuhan Gizi pada Penderita Penyakit Ginjal...................................................10
2.3 Jenis Diet pada Penyakit Ginjal........................................................................22
BAB III PENUTUP.....................................................................................................23
3.1 Kesimpulan............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ginjal merupakan organ penting dari tubuh manusia karena ginjal
mempunyai fungsi regulasi dan ekskresi, serta mengekskresikan kelebihannya
(sisa metabolisme) sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sisa metabolisme
(seperti urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akibat suatu hal ginjal
dapat mengalami ganguan fisiologis, salah satunya adalah gagal ginjal.

Gagal ginjal dapat terjadi secara langsung (akut) atau dalam jangka waktu
yang lama (kronis). Gagal ginjal akut terjadi akibat penurunan fungsi glomerular
dan tubular yang terjadi secara mendadak, berakibat pada kegagalan ginjal untuk
mengekresikan produk sisa nitrogen dan menjaga homeostasis cairan dan
elektrolit. Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan
kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama
bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian
asupan zat gizi, misalnya penderita penyakit degeneratif (non communicable
disease). Penerapan diet atau pengaturan menu makanan tidak secara langsung
menyembuhkan penyakit, tetapi dapat memperbaiki kelainan metabolisme dan
mencegah atau mengurangi gejala penyakit. Pasien dengan gagal ginjal akut dan
gagal ginjal kronik perlu untuk di observasi status gizinya. Sebab kebutuhan
gizinya tidak sembarangan. (Tsalitsa, 2015)

1
1.2 Tujuan
Penulisan dalam makalah ini bertujuan untuk membahas apa yang ada
dalam latar belakang dan pembahasan sesuai dengan pandangan penulis yang di
dukung dengan referensi baik dari literatur maupun jurnal yang digunakan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini yang membahas kebutuhan gizi untuk
pasien gagal ginjal akut dan kronik adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan gizi dan diet untuk pasien penyakit gagal ginjal akut dan
kronik
2. Mengetahui kebutuhan gizi untuk pasien penyakit gagal ginjal akut dan
kronik
3. Memahami jenis diet untuk pasien penyakit gagal ginjal akut dan kronik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Penyakit Ginjal


A. Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika
ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal
ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi
dari darah yang bisa memicu bertumpuknya limbah tersebut. Biasanya, gagal
ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius lainnya, dan
umumnya diderita oleh orang tua atau pasien perawatan intensif di rumah
sakit. Ginjal dapat mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat, hanya
dalam beberapa jam saja. Jika tidak ditangani dengan segera, gagal ginjal akut
bisa membahayakan nyawa penderitanya. (Makris, 2016)

Gejala Gagal Ginjal Akut

Beberapa gejala gagal ginjal akut yang umumnya muncul adalah:

 Berkurangnya produksi urine.


 Mual dan muntah.
 Nafsu makan berkurang.
 Bau napas menjadi tidak sedap.
 Sesak.
 Tingginya tekanan darah.
 Mudah lelah.

3
 Penumpukan cairan dalam tubuh (edema), yang dapat menyebabkan
pembengkakan pada tungkai atau kaki.
 Penurunan kesadaran.
 Dehidrasi.
 Kejang.
 Tremor.
 Nyeri pada punggung, di bawah tulang rusuk (flank pain).

Pada fase awal, gagal ginjal akut biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun.
Namun, penyakit ini bisa memburuk dengan cepat dan tiba-tiba penderita
mengalami beberapa gejala di atas.

Penyebab Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal,
seperti pada:

 Volume darah yang rendah karena perdarahan, muntah dan diare


berlebihan sehingga mengakibatkan dehidrasi berat, luka bakar.
 Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal karena syok
anafilaktik, gagal hati, gagal jantung atau sepsis.

Lalu gagal ginjal akut juga dapat terjadi akibat cedera pada ginjal sendiri
akibat:

 Penyakit tertentu, contoh glomerulonefritis, sindrom hemolitik uremik,


vaskulitis, dan skleroderma.
 Penggumpalan darah pada pembuluh darah vena dan arteri ginjal.
 Infeksi.
 Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan antibiotik
aminoglikosida.

4
 Cairan kontras yang digunakan pada saat pemeriksaan foto Rontgen atau
CT Scan.
 Racun lainnya, seperti alkohol atau logam berat

Selain itu, gagal ginjal akut dapat diakibatkan oleh tersumbatnya saluran
urine, sehingga limbah dari ginjal tidak bisa dibuang melalui urine.
Tersumbatnya aliran urine ini dapat disebabkan oleh:

 Pembesaran prostat
 Batu ginjal.
 Tumor daerah panggul, contoh tumor kandung kemih atau ovarium.

Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena
gagal ginjal akut, yaitu:

 Menderita diabetes, hipertensi, obesitas, dan penyakit hati.


 Menderita penyakit ginjal sebelumnya, seperti gagal ginjal kronis.
 Menderita penyakit arteri perifer.
 Berusia 65 tahun atau lebih.
 Sedang menjalani perawatan di ruang intensif.

Diagnosis Gagal Ginjal Akut

Untuk mendiagnosis gagal ginjal akut, dokter akan melakukan beberapa hal
berikut:

 Tes darah.
 Tes urine dan pengukuran volume urine yang keluar.
 Pemindaian.
 Biopsi ginjal

5
Biasanya, pasien dewasa bisa disimpulkan terkena gagal ginjal akut jika hasil
diagnosis menunjukkan bahwa:

 Kandungan kreatinin dalam darah di atas normal dan terus meningkat.


 Selain kreatinin, peningkatan ureum darah yang cepat juga terjadi pada
gagal ginjal akut.
 Volume urine yang dibuang berkurang.

Tes pemindaian seperti USG ginjal ataupun CT scan dapat digunakan


untuk mencari penyebab gagal ginjal akut, misalnya ada penyumbatan pada
sistem saluran kemih. Pemeriksaan dengan mengambil sebagian jaringan
ginjal sebagai sampel untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi), terkadang
diperlukan untuk menentukan penyebab gagal ginjal akut.

Pengobatan Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut yang masih tergolong ringan bisa disembuhkan


melalui rawat jalan. Sebaliknya, pasien gagal ginjal akut yang tergolong berat
harus menjalani rawat inap. Durasi pengobatan tiap pasien tergantung dari
penyebab gagal ginjal akut dan rentang waktu pemulihan ginjal itu sendiri.
Jika dapat menjalani rawat jalan, maka dokter akan menyarankan pasien gagal
ginjal akut untuk:

 Memperbanyak konsumsi air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi.


 Menghentikan obat-obatan yang dapat memicu atau memperparah gagal
ginjal akut.
 Mengobati infeksi yang mendasari terjadinya gagal ginjal akut apabila
ada.
 Monitor kadar kreatinin dan elektrolit untuk melihat kesembuhan.

6
 Berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi atau spesialis ginjal
apabila penyebab gagal ginjal akut tidak jelas, atau apabila terdeteksi
adanya penyebab lain yang lebih serius.

Pasien gagal ginjal akut akan diminta untuk menjalani rawat inap jika
mengalami kondisi sebagai berikut:

 Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut membutuhkan


pengobatan segera.
 Adanya risiko penyumbatan saluran urine.
 Kondisi pasien memburuk.
 Terdapat komplikasi.

Pada kondisi gagal ginjal akut yang berat, pasien akan membutuhkan
cuci darah. Cuci darah yang dilakukan pada gagal ginjal akut hanya sementara
sampai fungsi ginjal kembali pulih, kecuali bila kerusakan yang terjadi pada
ginjal bersifat permanen. Beberapa keadaan pada gagal ginjal akut yang
membutuhkan penanganan dengan cuci darah di antaranya adalah
hiperkalemia, penurunan kesadaran, dan perikarditis.

Komplikasi Gagal Ginjal Akut

Sejumlah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit gagal ginjal akut
adalah:

 Asidosis metabolik. Asidosis metabolik menyebabkan pusing, mual dan


muntah, serta sesak.
 Kerusakan ginjal permanen. Gagal ginjal akut yang berkomplikasi menjadi
gagal ginjal kronis membutuhkan cuci darah secara permanen atau tranplantasi ginjal.
 Hiperkalemia. Hiperkalemia atau tingginya kadar kalium dalam darah bisa
menyebabkan otot melemah, kelumpuhan, dan aritmia.

7
 Edema paru. Edema paru terjadi ketika terjadi penumpukan cairan di dalam
paru-paru.
 Perikarditis. Peradangan pada perikardium, yaitu selaput yang membungkus
jantung, akan menyebabkan keluhan nyeri dada.
 Kematian. Kematian lebih berisiko terhadap pasien yang sudah memiliki
penyakit ginjal sebelumnya.

Pencegahan Gagal Ginjal Akut

Semua orang yang berisiko terkena gagal ginjal akut harus diawasi
saat mereka sakit atau memulai pengobatan baru. Orang-orang tersebut
disarankan untuk menjalani tes darah dan mengecek volume urine secara
rutin. Ikutilah petunjuk penggunaan yang tertera pada label kemasan ketika
mengonsumsi obat bebas (contohnya ibuprofen) dan taati nasihat dokter untuk
menjaga tubuh dari penyakit yang bisa menyebabkan gagal ginjal akut.

B. Gagal ginjal kronis

Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis

Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap lanjut.
Gejala tersebut meliputi:

 Kemunculan darah dalam urine.


 Pembengkakan pada tungkai.
 Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.

Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat


penyakit yang terjadi dalam jangka panjang. Penyakit tersebut bisa diabetes,
tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.

8
Cara Mengobati dan Mencegah Gagal Ginjal Kronis

Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah


kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan
dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat
diperlukan. Secara umum, pengobatan gagal ginjal kronis meliputi:

 Pemberian obat-obatan
 Cuci darah
 Transplantasi ginjal

Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan


menghindari kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis.

Komplikasi Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:

 Hiperkalemia atau kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah.


 Penyakit jantung dan pembuluh darah.
 Anemia atau kekurangan sel darah merah.
 Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang.

9
2.2 Kebutuhan Gizi pada Penderita Penyakit Ginjal
A. Diet Gagal Ginjal Akut
Gambaran Umum
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara
mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR)
atau tes kliren kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan produk-produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai oliguria
(urin<500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya bermacam-macam, seperti
kekuangan cairan tubuh secara berlebihan akibat diare dan dan atau muntah,
peradarahan hebat atau trauma pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat,
dan luka bakar. Pada gagal ginjal akut terjadi katabolisme protein berlebihan
(hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh : (Sunita,2004)
1. Berat ringannya penyakit
2. Gangguan fungsi ginjal
3. Status gizi pasien
4. Jenis terapi yang diberikan
Pemberian diet disesuaikan dengan keempat hal tersebut. Gejala
anoreksia, nausea, rasa lelah, gatal, mengantuk, pusing, dan sesak napas.
Dalam keadaan katabolic sedang dan berat, pasien memerlukan dialysis.
Apabila faktor penyebab dapat diatasi, penyakit dapat disembuhkan yang
berarti fungsi ginjal kembali normal.

Tujuan diet
Tujuan diet penyakit gagal ginjal akut adalah untuk :
1. Memberikan makan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal
2. Menurunkan kadar ureum darah
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Memeperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan
mempercepat penyembuhan

10
Syarat diet
Syarat-syarat diet penyakit gagal ginjal akut adalah :
1. Energy cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
Pada katabolic ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg BB, katabolic sedang 0,8-
1,2 g/kg BB dan katabolic berat 1-1,5 g/kg BB
3. Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energy total, atau setara
antara 0,5-1,5 g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energy setelah dikurangi umlah
energy yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat
hipertrigliseridema, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni
5. Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria
6. Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare,
dan urin + 500 ml
7. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam
bentuk formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahkan
sumplemen asam folat, vitamin B6, vitamin C, vitamin K, dan vitamin A.

11
Makanan yang dianjurkan
Apabila pasien makan per oral, semua bahan makanan bole diberikan;
batasi penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites (lihat diet
rendah garam), serta batasi makan sayur dan buah tinggi kalsium bila ada
hiperkalemia.
Bahan makanan sehari
Untuk gagal ginjal akut dengan katabolic ringan, berat badan ideal 60 kg

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 150 3 gls tim

Telur ayam 50 1 btr

Ayam 50 1 ptg sdg

Ikan 50 1 ptg sdg

Tempe 25 1 ptg sdg

Tahu 50 ½ bh sdr

Sayuran 150 1 ½ gls

Buah 300 3 ptg sdg papaya

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula pasir 40 4 sdm

Madu 30 3 sdm

Susu 200 1 gls

Kue RP*) 100 2 porsi

12
*) Rendah Protein
Kue RP dapat diberikan dalam bentuk kue pepe, kue cantik manis, kue klepon
ubi, dan kue lain dengan nilai protein rendah.

Nilai gizi
ITEM NEEDED
Energy 1801 kkal

Protein 51 g (11% energy total)

Lemak 58 g (28% energy total)

Karbohidrat 286 g (61% energy total)

Kalsium 632 mg

Besi 17,1 mg

Vitamin A 26449 RE

Titamin 1 mg
Vitamin C 245 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Siang/Malam
beras 50 g = 1 gls tim
13 nasi 50 g = 1 gls tim
telur ayam 50 g = 1 btr
ikan/ayam 50 g = 1ptg sdg
1
sayuran 50 g = gls 1
tempe/tahu 25/50 g = gls
Contoh Menu Sehari

Dapat dilihat pada menu diet Makanan Lunak. Bila membutuhkan Diet Gagal
Ginjal Akut Cair atau Eternal, lihat pada menu Makanan Cair.

Cara Memesan Diet


Diet Gagal Ginjal Akut Lunak/Cair (DGGA Lunak/Cair)

B. Diet Penyakit Ginjal Kronik


Gambaran Umum
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan

14
dimana terjadi penurunan fugsi ginjal yang cuku berat secara perlahan-lahan
(menahun) disebakan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat
progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit
ini umunya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas,
rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo
Filtration Rate (GFR) atau Tes Kliten Kreatinin (TKK) < 25 ml/menit, diberikan
Diet Protein Rendah.

Tujuan Diet
Tujuan Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah untuk :
(1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
(2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
(3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4) Mencegah atau mengurangi progretivitas gagal ginjal, dengan
memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.

Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Ginjal Kronik adalah :
(1) Energi cuku[, yaitu 35 kkal/kg BB.
(2) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
(3) Lemak cukup, yaitu 20%-30% dari kebutuhan energi total.
Diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
(4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak.
(5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria atau
anuria, dari protein dan lemak.
(6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperlkelamia (kalium darah
> 5,5 mEq), oliguria, atau anuria.

15
(7) Cairan dibatasi, yaitu sebanayak jumlah urin sehari ditambah
pengeluaran cairan melalui erigat dan pernapasan ( 500 ml).
(8) Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C dan vitamin D.

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kroniksangat bergantung


pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan
dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat
ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.

Bahan Makanan Sehari

Bahan 30 g Protein 35 g Protein 40 gProtein


Makanan
berat (g) urt berat (g) urt berat (g) urt

16
beras 100 150 150
telur ayam 50 50 50
daging 50 50 75
sayuran 100 150 150
pepaya 200 200 200
minyak 35 40 40
gula pasir 60 80 100
susu bubuk 10 150 20
kue RP*) 150 150 150
madu 20 20 30
agar-agar - - -

*) Rendah Protein
Kue Rp dapat diberikan dalam bentuk kue pepe, kue cantik, kue klepon ubi, dan kue
lain dengan nilai protein rendah

Nilai Gizi

30 g Protein 35 g Protein 40 g Protein

17
Energi (kkal) 1729 2086 2265
Protein (g) 30 35 41
Lemak (g) 57 70 75
Karbohidrat (g) 263 327 356
Kalsium (mg) 262 336 385
Besi (mg) 10 11 11.7
Vitamin A (RE) 27403 32999 33085
Tiamin (mg) 0,4 0,5 0,5
Vitamin C (mg) 182 191 192
Fosfor (mg) 497 623 702
Kalium (mg) 195 216 275
Natrium (mg) 1277 1387 1590

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Diet Rendah Protein 40

18
Pagi Siang
3 1
beras 50 g = gls nasi nasi 50 g = glsnasi
4 2
telur ayam 50 g = 1 btr daging 50 g = 1 ptg sdg

1 1
sayuran 50 g = gls sayuran 50 g = gls
2 2

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

19
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Karbohidrat Nasi, bihun, jagung, kentang, -


makaroni, mi, tepung-tepungan,
singkong, ubi, selai, madu,
permen.
Kacang-kacangan dan hasil
Sumber Protein
olahannya, seperti tempe dan
Telur, daging, ikan, ayam, susu.
tahu.

Sumber Lemak
Minyak jagung, minyak kacang Kelapa, santan, minyak kelapa,
tanah, minyak kelapa sawit, margarin, mentega biasa, dan
minyak kedelai, margarin dan lemak hewan.
mentega rendah garam.
Sumber Vitamin dan
Mineral
Semua sayuran dan buah, kecuali Sayuran dan buah tinggi
pasien dengan hiperklemia kalium pada pasien dengan
dianjurkan yang mengandung hiperklemia.
kalium rendah/sedang (lihat
Lampiran 9.11)

Keterangan :

Pada pasien yang tidak mengalami dialisis, protein yang diberikan adalah 50 %
protein nabati dan sisanya protein hewani. Kerang-kerangan tidak dianjurkan pada
Diet Rendah Protein > 40 g.

Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malam

nasi goreng nasi 20 nasi

telur ceplok capcay goreng ayam goreng

ketimun daging bistik setup buncis


Cara Memesan Diet
Diet RP 30; Diet RP 35; Diet RP 40

21
2.3 Jenis Diet pada Penyakit Ginjal
A. Gagal ginjal kronik
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
(1) Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 50 kg.
(2) Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 60 kg
(3) Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 65 kg

B. Gagal ginjal akut


Jenis diet dan Indikasi Pemberian
Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien dan
berat ringannya katabolisme protein. Pada katabolic ringan (keracunan
obat) dapat diberikan makanan per oral dalam bentuk lunak. Pada
katabolic sedang (infeksi, peritonitis) serta katabolic berat (luka bakar,
sepsis) diberikan makanan formula enteral dan atau parenteral.
Jenis diet yang diberikan adalah :
 Diet gagal ginjal akut lunak
 Diet gagal ginjal akut cair

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika
ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal
ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari
darah yang bisa memicu bertumpuknya limbah tersebut. Penyakit Ginjal Kronik
(Chronic Kidney Disease) adalah keadaan dimana terjadi penurunan fugsi ginjal
yang cuku berat secara perlahan-lahan (menahun) disebakan oleh berbagai
penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih
kembali (irreversible).
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian (gagal ginjal kronik)
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 50 kg.
2. Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 60 kg
3. Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan
berat badan 65 kg

Jenis diet yang diberikan adalah : (gagal ginjal akut)


1. Diet gagal ginjal akut lunak
2. Diet gagal ginjal akut cair

23
DAFTAR PUSTAKA

Makris, K. Spanou, L. (2016). Acute Kidney Injury: Definiton, Pathophysiology and


Clinical Phenotypes. The Clinical Biochemist Reviews, 37(2), pp. 85-98
Shah, SR. et al. (2016). Acute Kidney Injury Recognition and Management: A
Review of the Literature and Current Evidence. Global Journal of Health Science,
8(5), pp. 120-124
Cleveland Urology Associates. Renal Failure.
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Acute Kidney Injury.
Mayo Clinic (2015). Diseases and Conditions. Acute Kidney Failure.
Normandin, et al. Healthline (2017). Acute Kidney Failure.
Thompson, G. WebMD (2014). Acute Kidney Injury.

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2016). 9th Report of Indonesia Renal Registry.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017). Pusat Data dan Informasi. Situasi
Penyakit Ginjal Kronis.

Almatsier, Sunita. (2004). Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama

Naisyifa, Tsalitsa. Diet pada Penyakit Ginjal. Diakses pada 28 Agustus 2019 pukul
20.39 di https://www.academia.edu/10778842/DIET_PADA_PENYAKIT_GINJAL?
auto=download

24

Anda mungkin juga menyukai