Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3

Nama : NORIZAN SARDANI


NIM : 042844056
Jurusan : Akuntansi/S-1
UPBJJ : Jambi
Mata Kuliah : Auditing 1 (EKSI 4308)

Jawaban Nomor 1
Tiga tahap dan sekaligus tujuan prosedur analitis.
Tiga tahap prosedur analitis yaitu:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pengujian
3. Tahap penyelesaian

Table penetapan waktu dan tujuan prosedur analitis


FASE
(Diwajibkan) Tahap Pengujian (Diwajibakan)
Tahap Perencanaan Tahap Penyelesaian
Memahami industry dan Tujuan utama
bisnis klien
Menilai going concern Tujuan sekunder Tujuan sekunder
Menunjukkan Tujuan utama Tujuan sekunder Tujuan utama
kemunhgkinan salah saji
(pengarahan perhatian)
Mengurangi pengujian yang Tujuan sekunder Tujuan utama
terinci

Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit.
Asumsi dasar penerapan prodesur analitik adalah bahwa hubungan yang masuk akal antara
data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya.
Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup
antara lain peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha,
fluktuasi acak, atau salah saji.
SA Seksi 329 paragraf empat menyebutkan tujuan prosedur analitik, yaitu:
1. Mambantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, lingkungan prosedur audit lainnya.
2. Sebagai pengujian substansi untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Arens (2006) berpendapat bahwa prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari
ketiga waktu salama penugasan, antara lain:
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan
sifat, luas, dan penetapan waktu prsedur audit. Contoh: perhitungan perputaran
persediaan sebelum pengujian harga persediaan dilakukan dapat menunjukkan
kebutuhan terhadap perhatian khusus selama pengujian tersebut. Prosedur analitis
yang dilakukan pada tahap perencanaan biasanya menggunakan data agregat pada
tingkat tinggi, dan kecanggihan, luas, serta penetapan waktu prosedur bervariasi
diantara klien.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai
pengujian substansif untuk mendukung saldo akun . pengujin ini sering dilakukan
dalam hubungannya dengan prosedur audit lainnya. Contoh: bagian setiap polis
asuransi daibayar dimuka dapat dibandingkan dengan polis yang sama untuk tahun
sebelumnya sebagai bagian dari pengujian atas asuransi dibayar dimuka.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit. Pengujian
semacam ini berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah
keuangan, dan membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir pada laporan
keuangan yang telah diaudit.

Sumber: BMP EKSI 4308/Modul 7, Kegiatan Belajar 2

Jawaban Nomor 1
Bell dan Wright (1997), dan Arens (2006) menawarkan rekomendasi kepada auditor untuk
melaksanakan prosedur analitis, antara lain:
1. Membandingkan saldo yang belum diaudit dengan ekspektasi indepenen tentang
berapa seharusnya saldo.
2. Menelaah pola penyimpangan, alih-alih menganalisa setiap penyimpangan itu secara
terpisah.
3. Mengidetifikasi penjelasan yang masuk akal menyangkut fluktuasi yang tidak
diharapkan dari pengetahuan tentang klien dan industry sebelum mengajukan
pertanyaan kepada manajemen klien.
4. Mengevaluasi penjelasan manajemen secara cermat, termasuk mempertimbangkan
bagaimana setisp penjelasan itu mempengaruhi semua saldo akun yang diragukan

Sumber: BMP EKSI 4308/Modul 7, Kegiatan Belajar 2

Jawaban nomor 3
Financial Accounting Standars Board mendefinisikan materialitas (materiality) sebagai:
Besarnya suatu pengabaian salah saji informasi akuntansi yang dengan memperhitungkan
situasinya, menyebabkan seseorang yang mengandalkan informasi tersebut mungkin
berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.

Sumber; BMP EKSI 4308/Modul 8, Kegiatan Belajar 1

Jawaban nomor 4
Jelaskan definisi kecurangan (fraud)!
Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji atau
penghilangan secara sebgaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabui pemakai laporan keuangan.
Kecuranga dalam laporan keuangan dapat menyangkut tindakan seperti:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatn akuntansi atau dokumen pendukungnya
yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa,
transaksi, atau informasi signifikan.
3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
kalisifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Sumber: BMP EKSI 4308/Modul 8, Kegiatan Belajar 2

Anda mungkin juga menyukai