Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Alat Ukur


Pengukuran panjang harus dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Perhatikan
dilingkungan sekitar kita, pengukuran panjang dilakukan oleh penjahit pakaian,
pekerja bangunan, pengukur tanah, atau pembuat kunci. Masing-masing profesi tadi
membutuhkan alat ukur yang berbeda. Namun pada hakekatnya mereka semua
melakukan pengukura panjang, dan masing-masing pekerjaan membutuhkan
ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang di gunakan berbeda pula
(Nursyamsuddin,2004).
Berikut ini cara penggunaan mistar, mikrometer sekrup dan jangka sorong.
A. Mistar
Mistar merupakan alat untuk mengukur garis, dan merupakan alat yang digunakan
dalam geometri, teknik menggambar, mencetak dan rekayasa / bangunan untuk
mengukur jarak dan atau menggambar garis lurus.
Mistar mempunyai tingkat ketelitian sebesar setengah dari skala terkecil yang
dimiliki oleh mistar tersebut, yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. Cara melakukan
pengukuran panjang sebuah pensil dengan sudut pandang yang benar yang benar
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Mistar


II-2

2.1.1 Langkah-langkah mengukur panjang benda dengan menggunakan penggaris


atau mistar adalah sebagai berikut :
1. Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda.
2. Perhatikan ujung benda lainnya, kemudian bacalah skala pada mistar yang
sejajar dengan ujung benda tersebut.
3. Untuk membaca skala pada mistar, matamu harus melihat tegak lurus dengan
tanda garis skala yang akan kamu baca seperti yang diilustrasikan pada
gambar berikut ini. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks.
B. Mikrometer Sekrup

Gambar 2.2 Mikrometer Sekrup


II-3

Mikrometer sekrup di tunjukan pada gambar 2.2. Jika skala nonius di putar
lengkap 1 kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur 0.5 mm. Karena
skala nonius memiliki skala 50 skala, maka ketelitian mikrometer sekrup 0.5 mm / 50
= 0.01 mm (Kanginan,2002).Dengan demikian ketidak pastianya ∆x ∆x = 1/2 x nilai
satuan terkecil (nst) = 1/2 x 0.001 mm = 0.005 mm
2.1.2 Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1. garis skala
utama adalah 7 mm lebih.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama. Pada gambar 1. garis mendatar tersebut 24. maka
nilai x = 7,0+( 24 x 0,01 mm ) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 ± 0,005) mm
C. Jangka Sorong

Gambar 2.3 Jangka Sorong


Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga
selisihnya 0,1 mm.atau 0,01 cm. Maka ketidak pastiannya adalah ∆x = 1/2 x 0,1 mm
= 0,05 mm = 0,005 cm
2.1.3 Cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
II-4

1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada
nonius. Pada gambar 2.3 angka tersebut 5 cm
2. perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2.3
angka tersebut adalah garis ke 4. ini berarti
nilai x = 5 cm + ( 5 x 0,01 cm ) = 5,05 cm.Sehingga jika dituliskan, Panjang =
(5,050 ± 0,005) cm.
II-5

2.2 Multitester
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut VOM (Volt-
Ohm Meter). Multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (volt meter),
hambatan (ohm meter) maupun arus (ampere meter). Karena 3 fungsi ukur tersebut
selalu dimiliki oleh multimeter / multitester maka sering juga disebut sebagai AVO
meter. Akan tetapi sesuai perkembangan teknologi maka multitester pada saat ini ada
yang telah memiliki fungsi lain sebagai alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat
ukur frekuensi dan sebagai alat ukur faktor penguatan transistor.
2.2.1 Jenis-Jenis Multitester
1. Multimeter Analog
Multimeter analog merupakan jenis multimeter/multitester yang menggunakan
display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil
ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan
melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian melakukan
perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses
pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter /
multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog.

Gambar 2.4 Multitester Analog


II-6

2.3 Multitester
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut VOM (Volt-
Ohm Meter). Multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (volt meter),
hambatan (ohm meter) maupun arus (ampere meter). Karena 3 fungsi ukur tersebut
selalu dimiliki oleh multimeter / multitester maka sering juga disebut sebagai AVO
meter. Akan tetapi sesuai perkembangan teknologi maka multitester pada saat ini ada
yang telah memiliki fungsi lain sebagai alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat
ukur frekuensi dan sebagai alat ukur faktor penguatan transistor.
2.3.1 Jenis-Jenis Multitester
2. Multimeter Analog
Multimeter analog merupakan jenis multimeter/multitester yang menggunakan
display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil
ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan
melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian melakukan
perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses
pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter /
multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog.

Gambar 2.5 Multitester Analog


II-7

a. Cara Menggunakan Multimeter Analog:


Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1) Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
2) Putarlah saklar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC
mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DCV untuk mengukur tegangan DC.
3) Untuk mengukur tahanan (resistor), saklar pemilih diarahkan ke skala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4) Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hitam ke
jolok negatif.
5) Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
3. Multitester Digital
Multitester digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan
satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas
pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian
atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini
banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter
digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi
bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.
II-8

Gambar 2.6 Multitester Digital

a. Cara Menggunakan Multitester Digital :


Cara menggunakannya sama dengan multitester analog, hanya lebih sederhana dan
lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit
sehingga mudah membaca dan memakainya.
1) Putar saklar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2) Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3) Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4) Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun powernya terpasang
terbalik karena display dapat memberitahu.
2.4 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”.
Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).
II-9

Gambar 2.7 Resistor 4 Gelang

Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang
juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Resistor diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu
sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi
ada juga yang 5 Gelang. Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh
dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga
merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Gambar dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat pada gelang resistor:

Gambar 2.8 Tabel Warna Gelang Pada Resistor


II-10

Untuk memahami lebih jelas, lihatlah contoh soal dibawah ini.


Contoh :
Sebuah resistor dengan 4 gelang. Gelang pertama cokelat, gelang kedua cokelat,
gelang ketiga orange dan gelang keempat emas. Tentukan nilai tahanan resistor !
Nilai Resistor tersebut :
Gelang 1 (cokelat) =1; Gelang 2(cokelat)=0; Gelang 3(orange)= 103 ;Gelang 4
(emas) = 5 % Sehingga nilai tahanan resistor adalah 10 x 103 Ω ± 5 % (dari Harga
Tahanan) atau 10 K Ω dengan toleransi 5 % (± 500 Ω ) berarti nilai tahanan antara
9500 Ω sampai 10500 Ω.
2.5 Resistor Seri
Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Resistor yang disusun secara sejajar atau berbentuk Seri. Dengan rangkaian seri
ini kita bisa mendapatkan nilai resistor pengganti yang kita inginkan

Gambar 2.9 Resistor Rangkaian Seri

2.6 Resistor Paralel


Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau
lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti
dengan rangkaian seri,
VI-3

Gambar 2.10 Resistor Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan


pengganti. Perhitungan rangkaian paralel sedikit lebih rumit dari rangkaian seri.

Anda mungkin juga menyukai