Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS AL AZHAR

INDONESIA

MK. Psikologi Perkembangan

Semester Genap 2021/2022

Oleh

Najla Tsania

NIM : 0601521029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

ISLAMFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN

PSIKOLOGI
1. perkembangan psiko sosial remaja ditandai sebagai fase identity(identitas)
versus identity confusion (kerancuan identitas). Fase ini merupakan transisi
dari dunia anak dengan kecenderungan pemenuhan rasa aman dengan dunia
orang dewasa yang ditandai oleh kebebasan Karena itu masa remaja
merupakan fase pencarian identitas diri.

Perilaku prososial sebagai tingkah laku yang dilakukan secara sukarela,


menguntungkan orang lain tanpa antisipasi rewards eksternal, dan tingkah laku
tersebut dilakukan tidak untuk dirinya sendiri, meliputi: helping/aiding
(menolong), sharing (berbagi), dan donating (menyumbang). Semua tindakan
tersebut mempunyai konsekuensi sosisal positif. Bentuk-bentuk perilaku
prososial tersebut berlawanan dengan perilaku agresi, anti sosial, merusak,
mementingkan diri sendiri, kejahatan, dan lain-lain

Contoh prilaku prososial :

a. Menolong, yaitu membantu orang lain dengan cara meringankan beban fisik
atau psikologis orang tersebut.
b. Berbagi rasa, yaitu kesediaan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan
orang lain.
c. Kerjasama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-
sama berdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula.
d. Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain.
e. Memperhatikan kesejahteraan orang lain, yaitu peduli terhadap
permasalahan orang lain

perilaku sosial remaja adalah gambaran perilaku umum yang ditunjukkan oleh
remaja dalam hidup bermasyarakat sebagai respon terhadap apa yang
dianggap dapat diterima atau tidak dapat diterima oleh kelompok sebaya
seseorang dalam menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.
Perilaku tersebut bisa ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap,
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.

2. Bronfenbrenner menyebutkan adanya lima sistem lingkungan berlapis yang


saling berkaitan, yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem,
dan kronosistem.

1) Mikrosistem

Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi


peserta didik yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya,
sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari ditemui
oleh peserta didik.
2) Mesosistem

Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah


yang terjadi dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi
mikrosistem yang lain. Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga
dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman
keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya,
serta hubungan keluarga dengan tetangga.
3) Ekosistem

Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana anak tidak
terlibat interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan karakter anak. Sebagai contoh, jam kerja orangtua
bertambah yang menyebabkan peserta didik kehilangan interaksi dengan
orangtuanya sehingga kurangnya keterlibatan orangtua dalam pola asuh
tersebut tentunya mempengaruhi perkembangan anak.

4) Makrosistem

Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Subsistem


makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama,
hukum, adat istiadat, budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain
sebagainya, di mana individu berada

5) Kronosistem

Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta


caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku.28Contohnya seperti
perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti
internet dan gadget, membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa
menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan.

3. Menurut Ainsworth (1969) attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk


seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka
dangan suatu attachment yang bersifat kekal sepanjang waktu. Attachment
merupakan suatu hubungan yang didukung oleh tingkah laku lekat (attachment
behavior) yang dirancang untuk memelihara hubungan tersebut (Durkin, 1995).

Attachment merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan


anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam
kehidupannya, biasanya orang tua (Mc Cartney dan Dearing, 2002).

Secure attachment dapat diartikan sebagai hubungan yang aman (secure).


Hubungan yang secure bersifat positif, kuat, dinamis, harmonis, tidak
tergoyahkan, dan menjadi bekal untuk interaksi yang hangat antara orang tua
dan anak.
Contoh Secure attachment ditandai dengan anak yang menunjukkan
kepercayaan diri saat orang tua ada di dekatnya. Anak mungkin akan sedikit
stres saat orang tua pergi, tapi ketika orang tua kembali, anak segera menjalin
hubungan kembali dengan orang tua. Dari sisi orang tua, orang tua bersifat
terbuka dan responsif. Orang tua melihat diri sendiri sebagai pribadi yang
berharga dan pantas dicintai.

Bertolak belakang dengan secure attachment, insecure attachment dapat


diartikan sebagai hubungan yang tidak aman (insecure). Hubungan yang
insecure biasanya penuh kecurigaan, pihak-pihak terlibat tidak percaya atau
saling meragukan satu sama lain. Hubungan ini dapat menghambat
pertumbuhan emosional orang tua maupun anak, di antaranya menimbulkan
perasaan tidak aman, tidak percaya diri, goyah, atau bimbang.

Contoh : Anak cenderung tidak menunjukkan kepercayaan diri saat orang tua
ada di dekatnya. Mereka menunjukkan stres saat orang tua pergi, namun ketika
kembali, mereka justru menghindari atau berlagak cuek pada orang tua

4. Kasus kecemburuan dalam hadiah

Pada seuatu hari kakak beradik fafa dan lala sedang bertengkar, yang dimana
lala sebagai adik cemburu dengan kakaknya yang diberi hadia sepeda oleh
ayah karena prestasi sekolah yang di dapat nya. Adik kecil itu, yang belum
menginjak sd pun menangis dan merebut sepeda yang di berikan oleh ayah
nya itu dikarnakan dia ingin juga memiliki sepeda. Lalu si kakak mendorong
adiknya hingga jatuh terduduk dan semakin menangis. Si kakak ingin
mengambil sepeda yang dipegang adiknya. Lantas direbutlah sepeda itu dan
si adik di dorong

Anda mungkin juga menyukai