Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tafiqurrahman Saleh

NIM : 202232030

KHAWATIR TERDAMPAK INFLASI, PEMERINTAH DIINGINKAN


SOAL NASIB PEKERJA INDUSTRI
Pemerintah diminta berkomitmen untuk memberikan perlindungan penuh
terhadap industri hasil tembakau (IHT) sebagai sektor yang padat karya dari rencana kenaikan
cukai pada 2023. Industri SKT yang padat karya merupakan salah satu industri yang menyerap
banyak tenaga kerja dengan pendidikan terbatas, dan menjadi penggerak ekonomi di daerah.

Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, selama
pandemi COVID-19, perekonomian nasional maupun daerah sempat terpuruk akibat banyak
perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Oleh karena itu kebijakan pemerintah harus mendengar aspirasi dari pekerja. Salah
satunya termasuk juga kebijakan cukai yang berdampak bagi sektor yang padat karya itu harus
mendengarkan suara hati dari pekerja SKT,” katanya, Selasa (19/9/2022).

Mendengarkan aspirasi pekerja perlu dilakukan agar kebijakan tersebut selaras dengan
situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini akibat berbagai kenaikan harga pangan dan BBM.

“Kemenkeu sudah memperkirakan inflasi bakal akan naik hingga 6,8 persen akibat
kenaikan BBM, dan hal ini pasti mempengaruhi daya beli masyarakat,” katanya.

Lebih jauh lagi, lanjutnya, inflasi akan mempengaruhi serapan tenaga kerja. Seperti
diketahui, merujuk data Badan Pusat Statistik 2022, tingkat pengangguran terbuka (TPT) masih
sebesar 5,83 persen. “Pengurangan serapan tenaga kerja ini yang paling tidak kita inginkan,”
katanya.

Emanuel mengatakan, pihaknya selalu mendapatkan pengaduan dan keluhan dari


berbagai pihak, termasuk pekerja SKT, yang setiap tahunnya harap-harap cemas menunggu
pengumuman kebijakan cukai. “Kami berharap segala kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah
dapat melindungi tenaga kerja khususnya ibu-ibu produktif dari sektor ini,” ujarnya.

Keberpihakan Pemerintah diperlukan untuk kebijakan di 2023 karena berpotensi


berdampak pada biaya operasional industri sehingga akan memaksa pelaku industri untuk
melakukan efisiensi. Salah satunya adalah pengurangan tenaga kerja.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5073994/khawatir-terdampak-inflasi-pemerintah-
diingatkan-soal-nasib-pekerja-industri
RESUME
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga pada barang secara umum
dan terus menerus yang mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Syarat kenaikan harga harga
dari satu barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada
sebagian besar dari harga barang-barang lain. Juga kecendrungan menaiknya harga yang terus
menerus yang diakibatkan pergantian musim, seperti Natal, Idul Fitri, tahun baru dan hari besar
lainnya atau terjadi sekali saja dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan tidak dinamakan inflasi.
Salah satu contoh adalah ketika pemerintah menaikkanharga BBM (Bahan Bakar Minyak),
pada umumnya harga-harga komoditas lain akan ikut naik, karena BBM merupakan komoditas
strategis.
Laju inflasi Juli 2022 diperkirakan mencapai 4,5 persen secara tahunan (year on year/
yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu 4,35 persen. Hal ini tentu mempengaruhi
ketentuan upah minimum pekerja (UMP) pada tahun depan.
Inflasi yang terjadi pada perekonomian di suatu daerah memiliki beberapa dampak dan
akibat yang diantaranya adalah inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan output dan
tenaga kerja, dengan cara memotivasi perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari
yang telah dilakukannya tergantung intensitasi inflasi yang terjadi. Apabila inflasi yang terjadi
dalam perekonomian masih tergolong ringan, seperti yang terjad di Kota Malang, perusahaaan
seharusnya berusaha akan menambah jumlah output atau produksi karena inflasi yang ringan
dapat mendorong semangat kerja produsen dari naiknya harga yang mana masih dapat
dijangkau oleh produsen. Keinginan perusahaan untuk menambah output tentu juga dibarengi
oleh pertambahan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja. Pada kondisi tersebut permintaan
tenaga kerja akan meningkat, yang selanjutnya meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang
ada dan pada akhirnya mendorong laju perekonomian melalui peningkatan pendapatan
nasional. Inflasi rendah dan stabil dalam jangka panjang justru akan mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan (suistanable growth). Tingkat inflasi mempunyai hubungan positif
terhadap kesempatan kerja. Apabila tingkat inflasi yang dihitung adalah inflasi yang terjadi
pada harga-harga secara umum, maka rendahnya tingkat inflasi yang terjadi akan berakibat
pada turunnya pada tingkat bunga (pinjaman). Oleh karena itu, dengan tingkat bunga yang
rendah akan menambah investasi untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif. Hal ini
akan berpengaruh pada tingginya kesempatan kerja sebagai akibat dari tingginya investasi.

Anda mungkin juga menyukai