Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 5 (IPA)

Nama Anggota : 8F
Bima Ahmad Vallendra (3)
Zaky Alvaro (32)
Muhammad Farell Abdul Nasir (14)
Naura Meyta Musyaffa (18)
Weni Mayta Sari (30)

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 1 TRENGGALEK 2022
Jln. Dr. Soetomo No. 10 Trenggalek
Usus Besar (Intestinum Crasum)
Usus besar atau kolon memiliki panjang kuramg lebih 1 meter dan terdiri atas
kolon (mendatar) ascendens, kolon (menurun) transversum, kolon decendens,
dan berakhir pada anus. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu
(sekum). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing
(appendiks) yang berisi sejumlah sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Makanan yang sampai pada usus besar merupakan Bahan zat-zat sisa. Zat-zat sisa
berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Zat sisa tersebut terdiri atas
sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya
selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar
air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap
kelebihan air tersebut. Sebaliknya, bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding
usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam
usus besar terdapat bakteri Escherichia coli yang membantu membusukkan sisa-
sisa makanan tersebut. Bakteri Escherichia coli mampu membentuk vitamin K
`dan B12. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas gas yang
berbau disebut tinja (feses) akan dikeluarkan melalui anus.
Usus buntu berfungsi untuk mendorong pertumbuhan beberapa bakteri baik di
usus. Ini berarti bahwa usus buntu secara tidak langsung juga memiliki peran
dalam mendukung kesehatan system pencernaan dan fungsi sistem kekebalan
tubuh, terutama pada anak-anak.
Kolon mendatar (ascendens) berfungsi untuk menyerap air maupun nutrisi yang
sebelumnya terlewatkan oleh usus halus.
Kolon desendens berfungsi untuk menampung feses sementara sebelum
diteruskan kebagian rektum.
Kolon transversum (menurun) kolon ini juga akan memadatkan cairan sisa
makanan menjadi lebih padat. Kemudian, sisa makanan ini bergerak menuju kolon
transversum. Pada kolon ini, bakteri akan memecah sisa makanan (fermentasi),
menyerap air dan nutrisi yang masih tersisa, lalu membentuk cairan sisa makanan
menjadi tinja.
Rektum berfungsi untuk menerima dan menyimpan limbah dari kolon hingga tiba
saatnya dikeluarkan oleh tubuh melalui anus.
Apendiks berfungsi sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam
sekresi immunoglobulin (sesuatu kekebalan tubuh) dimana memiliki kelenjar
limfoid.

Anus
Anus adalah bagian akhir dari sistem pencernaan pada manusia dan hewan. Fungsi
utama anus adalah untuk mengendalikan proses pembuangan kotoran (Feses/tinja).
Anus manusia terpisah dari uretra. Pada anus terdapat dua sfingter yang berfungsi
untuk mengontrol dan menahan kotoran selama proses buang air besar (defekasi).
Anus berbentuk saluran dengan panjang 3,5–5 cm yang tersusun atas otot-otot
dasar panggul dan dua sfingter (otot yang fungsinya seperti katup). Beberapa
bagian anus terbentuk dari lapisan kulit. Bagian luar dubur dilapisi oleh kulit luar
yang menyambung. Sementara itu, sebagian lagi tersusun dari usus besar.
Berikut adalah bagian-bagian anus dan fungsinya.
1. Kanalis Anal
Kanalis anal (Anal canal) adalah saluran dengan panjang sekitar 4 cm yang
dikelilingi oleh sfingter anus. Bagian atasnya dilapisi oleh mukosa glandular rektal.
Fungsi kanalis anal adalah sebagai penghubung antara rektum dan bagian luar
tubuh sehingga feses bisa dikeluarkan.
2. Rektum
Rektum (Rectum) adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 12 sampai 15 cm
yang berada diantara ujung usus besar (setelah kolon sigmoid/turun) dan berakhir
di anus. Fungsi rektum adalah menyimpan feses untuk sementara waktu,
memberitahu otak untuk segera buang air besar, dan membantu mendorong feses
sewaktu buang air besar. Ketika rektum penuh dengan feses, makarektum akan
mengembang dan sistem saraf akan mengirim impuls (rangsangan) otak sehingga
timbul keinginan untuk buang air besar.
3. Sfingter Anal Internal
Sfingter anal internal (internal anal sphincter) adalah sebuah cincin otot lurik yang
mengelilingi kanalis anal dengan keliling 2,5 sampai 4 cm. Sfingter anal internal
ini berkaitan dengan sfingter anal eksternal meskipun letaknya cukup terpisah.
Tebalnya sekitar 5 mm. Fungsi sfingter anal internal adalah untuk mengatur
pengeluaran feses saat buang air besar.
4. Sfingter Anal Eksternal
Sfingter anal eksternal (external anal sphincter) adalah serat otot lurik berbentuk
clips dan melekat pada bagian dinding anus. Panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm.
Fungsi sfingter anal eksternal adalah untuk membuka dan menutup kanalis anal.
5. Pectinate Line
Pectinate line adalah garis yang membagi antara bagian dua pertiga (atas) dan
bagian sepertiga (bawah) anus. Fungsi garis ini sangatlah penting karena bagian
atas dan bawah pectinate line memiliki banyak perbedaan. Misalnya, jika wasir
terjadi di atas garis pectinate, maka jenis wasir tersebut disebut wasir internal yang
tidak menyakitkan. Sedangkan jika di bawah, disebut wasir eksternal dan
menyakitkan. Asal embriologinya juga berbeda, bagian atas dari endoderm,
sedangkan bagian bawah dari ektoderm.
6. Kolom Anal
Kolom anal (anal column) atau kolom Morgagni adalah sejumlah lipatan vertikal
yang diproduksi oleh selaput lendir dan jaringan otot di bagian atas anus. Fungsi
kolom anal adalah sebagai pembatas dinding anus.

Anda mungkin juga menyukai