Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar produksi ikan dunia, dengan total
tangkapan 6,5 juta ton pada tahun 2016 menurut FAO (2018). Dengan hasil tangkapan
tersebut, sumber daya perikanan Indonesia menjadi salah satu sumber daya alam penting yang
harus dikelola dengan baik dan lestari. Menurut (Imelda et al., 2019), perikanan memiliki tiga
peran yaitu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, sebagai sumber ketahanan pangan dan
sebagai penyedia lapangan kerja. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi
sumber daya perikanan adalah Kota Langsak Provinsi Aceh dengan produksi sebesar 6.099,80
ton pada tahun 2018.
Kota Langsa terletak di pesisir timur Provinsi Aceh Kota Langsa merupakan kota di Provinsi
Aceh dengan luas wilayah 262,41 kilometer persegi dan jumlah penduduk 165.890 jiwa. Dari
segi medan, Kota Langsa terletak di dataran aluvial pesisir, dengan ketinggian sekitar 8m di
barat daya dan selatan, dibatasi oleh pegunungan terlipat yang bergelombang sedang di
ketinggian sekitar 75m, dan endapan rawa tersebar luas di timur. Bangsa memiliki garis pantai
sepanjang 16 kilometer, berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Dalam hal ini, sebagian
besar masyarakatnya adalah nelayan. Terdapat pasar ikan di kawasan pemerintahan Kota
Langsa yang merupakan tempat membeli ikan dan berkunjung, atau singgah untuk mencari
segala macam makanan sehari-hari, sering disebut pasar tradisional Langsa oleh masyaraka t.
Kondisi cuaca sangat mempengaruhi operasional penangkapan ikan
di Kota Langsa. Peristiwa alam seperti hujan, terik matahari atau
mendung (Saefudin, 2003). Pengaruh cuaca dapat menyebabkan
banyak hal, salah satunya mempengaruhi hasil tangkapan ikan
(Bachtiar dan Novico, 2012). Hasil tangkapan nelayan di Kota
Langsa saat musim hujan berkurang akibat curah hujan yang tinggi
dan kondisi cuaca yang buruk sehingga menyulitkan nelayan untuk
menangkap ikan. Hasil yang diperoleh nelayan akan mempengaruhi
jenis ikan yang diperdagangkan oleh pedagang di pasar tradisional
Langsa.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jenis dan
karakteristik ikan yang ditangkap nelayan di pasar tradisional
Langsa.
Secara umum ikan salem (Scomber japonicus) memiliki tubuh berbentuk compressed dan
mempunyai batang ekor yang ramping. Ikan salem mempunyai gigi-gigi kecil yang runcing pada
rahang atas dan bawah, deretan gigi serupa juga terdapat di langit-langit mulut. Ikan ini
mempunyai tapisan insang (gill raker) 24-28 pada bagian bawah busur insang pertama,
dilengkapi juga dengan dua sirip punggung yang saling berjauhan, dimana sirip punggung
pertama berjari-jari keras 10-13 dan 12 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti lima
finlet, begitupula pada sirip dubur.Terdapat dua lunas (keel) kecil pada pangkal sirip ekor, tanpa
lunas tengah.Bagian dorsal berwarna biru keabuan, sedangkan bagian ventral berwarna putih
perak. Pada bagian dorsal terdapat pita serong berwarna hitam, bergelombang, kadang-kadang
bersiku-sikuan. Sirip bewarna abu-abu kekuningan.

Ikan salem (Scomber japonicus) umumnya memiliki tubuh yang pipih dan ekor yang ramping.
Salem memiliki gigi yang kecil dan tajam baik di rahang atas maupun bawah, dan mulutnya
memiliki deretan gigi yang serupa. Ikan ini memiliki 24-28 penyapu insang di bagian bawah
lengkungan insang pertama dan dilengkapi dengan dua sirip punggung yang berjauhan,
dimana sirip punggung pertama memiliki 10-13 sinar keras dan sirip punggung kedua
memiliki 12 sinar lunak. , diikuti oleh lima sirip kecil, dan sirip dubur. Ada dua lunas kecil di
dasar sirip ekor dan tidak ada lunas tengah. Sisi punggung berwarna biru keabu-abuan, dan
sisi perut berwarna putih keperakan. Ada pita miring hitam di bagian belakang, yang
bergelombang dan terkadang bersudut. Sirip berwarna abu-abu kekuningan.

Tampilkan Perubahan
Periksa Plagiarisme
PdfWord

Anda mungkin juga menyukai