Anda di halaman 1dari 20

Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 279

279

MONITORING KINERJA KLINIS PERAWAT DAN BIDAN


DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

Waktu : 2 sesi @ 90 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta dapat memahami cara monitoring dan
evaluasi kinerja klinis perawat dan bidan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian monitoring dan evaluasi.
2. Menyebutkan tujuan monitoring.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi.
4. Menjelaskan keterkaitan antara monitoring dan evaluasi
5. Mengidentifikasi metoda evaluasi kinerja klinis
6. Menjelaskan tipe monitoring dan evaluasi kinerja klinis
7. Menjelaskan langkah-langkah monitoring dan evaluasi kinerja klinis
8. Menjelaskan sistem monitoring kinerja klinis
9. Melakukan monitoring dan pengelolaan penyimpangan kinerja klinis

MATERI
1. Pengertian monitoring dan evaluasi
2. Tujuan monitoring dan evaluasi
3. Keterkaitan antara monitoring dan evaluasi
4. Prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi
5. Metoda evaluasi kinerja klinis
6. Tipe monitoring dan evaluasi kinerja klinis

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 280
280

7. Langkah-langkah monitoring dan evaluasi kinerja klinis


8. System monitoring kinerja klinis
9. Pengelolaan penyimpangan kinerja klinis

METODA
1. Kuliah singkat
2. Latihan/Penugasan
3. Kerja kelompok
4. Diskusi Pleno

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 281
281

RENCANA PENGAJARAN

SESI I SESI II
Bagian A Bagian A
Topik : Persepsi Topik : Persepsi 2
Metoda : Diskusi Metode : Diskusi kelompok
Waktu : 20 menit dan presentasi
Waktu : 20 menit
Bagian B Bagian B
Topik : Prinsip-prinisp Monitoring Topik : Mekanisme monitoring
Metoda : Kuliah singkat dan Evaluasi
Waktu : 30 menit Metoda : Kuliah singkat
Waktu : 30 menit
Bagian C Bagian C
Topik : Metode Evaluasi Topik : Penugasan
Metode : Kuliah Singkat Metoda : Kerja Kelompok,
Diskusi Pleno
Waktu : 40 menit Waktu : 40 menit

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 282
282

MATERI
MONITORING dan EVALUASI
KINERJA KLINIS PERAWAT dan BIDAN

Pendahuluan
Monitoring dan Evaluasi merupakan bagian penting dari administrasi yang efektif
dalam suatu organisasi. Hal ini suatu proses bantuan kepada staf untuk mencapai tujuan
organisasi. Hasil yang diharapkan dikaitkan dengan standar yang digunakan dalam
pelayanan kesehatan akan bermakna apabila tujuan dapat dicapai dengan hasil yang baik.
Hasil tersebut sangat tergantung pada kualitas kinerja yang ditampilkan oleh klinisi,
termasuk perawat dan bidan. Oleh sebab itu salah satu bagian yang penting dalam proses
manajemen adalah melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana perawat dan bidan
melakukan pekerjaannya.
Dalam melakukan monitoring kinerja perawat dan bidan, perlu ada seorang
koordinator untuk perawat dan koordinator untuk bidan. Dengan demikian diharapkan
kinerja perawat dan bidan dapat dipertanggungjawabkan dan segera diketahui bila terjadi
penyimpangan, namun keputusan harus dibuat berdasarkan informasi yang lengkap. Hasil
monitoring ini harus dilaporkan dan bila terdapat penyimpangan segera ditindaklanjuti
tetapi sebaliknya bila terdapat peningkatan kinerja perlu diberikan penghargaan.
Monitoring merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan dalam proses kegiatan/evaluasi
formatif. Sedangkan evaluasi selain berisi monitoring juga melihat kembali kegiatan yang
dilakukan secara keseluruhan/evaluasi sumatif.
Perubahan yang begitu cepat dalam pelayanan kesehatan, peningkatan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan dan keterbatasan sumber daya, telah mendorong kearah
tersedianya pelayanan yang berkualitas dengan melaksanakan sesuatu yang benar pada saat
yang tepat dengan upaya yang sesuai. Prinsip ini perlu diterapkan sehingga diperlukan
adanya jaminan mutu, standar, indikator kinerja, uraian tugas serta sistem monitoring dan
evaluasi yang berdasarkan standar dan kebutuhan pelayanan.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 283
283

Monitoring kinerja klinis bagi perawat dan bidan merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan mutu kinerja itu sendiri dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
umumnya. Untuk mengukur kinerja harus ada suatu indikator kinerja dan melalui
monitoring, kinerja seseorang dapat dilihat dan dinilai.
Kinerja mengandung komponen kompetensi profesional dan produktifitas dalam
kaitannya dengan pelayanan keperawatan/kebidanan, maka kompetensi perawat dan bidan
dalam pelaksanaan tugas pelayanan didasarkan atas standar profesi masing-masing.
Sebagai profesi perawat atau bidan seyogyanya bekerja secara profesional sehingga
layanan yang diberikan bermutu tinggi. Kita ketahui banyak faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja seseorang, namun harus disadari bahwa profesi perawat dan bidan
berkaitan dengan keselamatan dan kesejahteraan orang lain. Tanggung jawab dan
akontabilitas perawat dan bidan akan tercermin dalam deskripsi pekerjaannya dan
diterjemahkan kedalam fungsi-fungsi sesuai dengan lingkup pekerjaannya. Fungsi akan
mengarah pada kegiatan-kegiatan spesifik dan menentukan kinerja klinis tiap perawat dan
bidan. Bagaimana mengukur kinerja klinis perawat dan bidan? Tetapkanlah indikator
kinerja kuncinya terlebih dulu, karena tidak semua indikator akan dimonitor oleh manajer
perawat dan bidan. Indikator kinerja kunci merupakan pilihan dari aktititas yang kritikal
sehingga bila tidak dilakukan akan sangat berdampak luas atau merugikan pasen.

Penugasan I
1. Setiap peserta menyiapkan kertas untuk menuliskan persepsi masing-masing
tentang gambar yang ditayangkan.
2. Peserta masuk dalam kelompok (acak) tidak lebih dari 6 orang dalam kelompok.
3. Kelompok berdiskusi tentang gambar yang ditayangkan dan menyamakan
persepsi.
4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
5. Penyaji kembali kedalam kelompok dan kelompok berdiskusi untuk
menentukan bingkai apa yang paling cocok untuk gambar tersebut. Mengapa
wama tersebut dipilih, apa tujuannya dan apa kaitannya dengan monitoring.
6. Presentasikan hasil diskusi.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 284
284

Pengertian Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari
penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat
diatasi(WHO)

Pengertian Evaluasi
World Health Organization (WHO) merumuskan evaluasi sebagai suatu proses dari
pengumpulan dan analisis informasi mengenai efektivitas dan dampak suatu program dalam
tahap tertentu sebagai bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji pencapaian program.
Definisi lain dikemukakan oleh Swansburg (1996) yang menyatakan bahwa evaluasi
kinerja adalah suatu proses pengendalian dimana kinerja pegawai dievaluasi berdasarkan
standar.
Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data menganalisis informasi tentang
efektifitas dan dampak dari suatu tahap atau keseluruhan program . Evaluasi juga termasuk
menilai pencapaian program dan mendeteksi serta menyelesaikan masalah dan
merencanakan kegiatan yang akan datang(WHO). Evaluasi adalah proses pemberian
informasi untuk membantu membuat keputusan tentang objek yang akan dievaluasi
Banyak orang berfikir bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan di akhir
suatu program/proyek dan itu tidak membutuhkan pikiran yang serius , pendapat ini adalah
suatu hal yang salah karena evaluasi membutuhkan perencanaan sebelum mengerjakan
suatu program /proyek dan termasuk evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama program atau kegiatan
berlangsung dan ini dikaitkan dengan proses monitoring.Informasi yang diperoleh dari
monitoring memungkinkan untuk dapat membuat dan menetapkan tentang bagaimana
program tersebut dapat berjalan atau bagaimana sebaiknya proses untuk mencapai tujuan;
contoh monitoring dari suatu pencapaian artinya bahwa anda dapat terus menerus mengkaji
ulang kemajuan dan mengidentifikasi sesuatu untuk menyakinkan bahwa hal itu realistik

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 285
285

dan dapat dicapai dan dimodifikasi atau bila perlu memperbaikinya sementara program
masih berjalan.

Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah :
1. Menentukan kompetensi pekerjaan.
2. Meningkatkan kinerja dengan menilai dan mendorong hubungan yang baik diantara
pegawai (perawat dan bidan).
3. Menghargai pengembangan staf dan memotivasi pegawai kearah pencapaian
kualitas yang tinggi.
4. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer.
5. Memilih perawat dan bidan berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan gaji.
6. Mengidentifikasi ketidakpuasan pegawai.

Secara umum Sistem Manajemen Kinerja Klinis memberi kerangka kerja


pengembangan program melalui; kinerja yang disadari (performance awareness),
pengukuran kinerja (performance measurement) dan peningkatan kinerja
(performance improvement).

Tujuan Monitoring dan Evaluasi


1. Memperoleh informasi terutama tentang kegiatan apakah telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan memberikan umpan balik
2. Mempertanggung jawabkan tugas/kegiatan yang telah dilakukan
3. Sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan
program/kegiatan dan tindak lanjut dari aktifitas monitoring.
4. Menentukan kompetensi pekerjaan dan meningkatkan kinerja dengan menilai dan
mendorong hubungan yang baik diantara pegawai dalam hal ini perawat dan bidan.
5. Menghargai pengembangan staf dan memotivasi perawat dan bidan kearah
pencapaian kualitas yang tinggi.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 286
286

6. Menggiatkan konseling dan bimbingan dari manajer


7. .Memilih perawat dan bidan yang berkualitas untuk pengembangan dan peningkatan
gaji.
8. Mengidentifikasi ketidak puasan perawat dan bidan.

Manfaat Monitoring dan Evaluasi


1. Mengidentifikasi masalah keperawatan/kebidanan.
2. Mengambil langkah korektif untuk perbaikan secepatnya.
3. Mengukur pencapaian sasaran/target.
4. Mengkaji kecenderungan status kesehatan pasen/masyarakat yang mendapat
pelayanan.

Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi


 Libatkan staf dalam perencanaan dan implementasi,rapat dengan staf untuk
memberi kesempatan mengerti konsep dan ide-ide dan keuntungan self evaluasi
menjadi berguna
 Pilih seorang atau dua orang sebagai tim kecil yang bertanggung jawab dan
membatasi data dan analisis tetapi tidak membuat rekomendasi.
 Pastikan ada konsensus rencana evaluasi walaupun ini kelihatannya membtuhkan
waktu dan usaha yang besar
 Sediakan kepada tim evaluasi sumber–sumber pengambilan data dan analisis ini
mungkin melibatkan pendapat dari ahli
 Mendorong evaluator untuk melaporkan kemajuan walaupun mereka tidak pada
posisi untuk melapor
 Gunakan temuan – temuan untuk merefleksikan program dibawah pengawasannya,
tentukan apa yang akan dirubah, dibuat dan untuk apa contoh apakah proses
implementasi harus dimodifikasi sehingga tujuan dapat dicapai.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 287
287

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Monitoring

1. Monitoring kinerja klinis perawat dan bidan berdasarkan indikator kinerja klinis
2. Indikator kinerja berdasarkan standar dan uraian tugas.
3. Indikator kinerja klinis dipilih yang menjadi indikator kunci
4. Indikator harus bersifat ; dapat diukur atau dinilai, dapat dicapai, dan bersifat spesifik
5. Dalam waktu tertentu dapat dilakukan perubahan
6. Monitoring harus ditentukan bagaimana caranya, kapan dimana, dan siapa yang akan
memonitor serta harus didokumentasikan.

Langkah-Langkah Dalam Monitoring


1. Perencanaan
a. Merancang sistem monitoring yang spesifik: apa yang akan dimonitor,
tujuan apakah untuk memperoleh infomasi rutin atau jangka waktu pendek?
mengapa dan untuk siapa (user).
b. Menentukan scope monitoring: luasnya area (RS, puskesmas non TT)?
apakah bersifat klinis atau service? Siapa yang terlibat, bidan, perawat,
dokter? Berapa lama monitoring akan dilakukan?
c. Memilih dan menentukan indikator tentukan batasan sasaran kelompok
misalnya kelompok anak dibawah 2th, 5 th atau antara 12-60 bln ?
Terminologi: kasus diare, mungkin kultur masyarakat dari satu tempat akan
berbeda dgn tempat lainnya, maka penyusunan indikator merujuk pada
budaya setempat dan terakhir tentukan "performance standard" atau target
pencapaian (%) serta frekuensinya (harian/mingguan/bulanan) tergantung
kebutuhan user.
d. Menentukan sumber-sumber informasi, memilih metoda pengumpulan data,
seperti metoda observasi, interview petugas, perawat/bidan, pasen atau rapid
survey untuk cakupan atau pengobatan di rumah (home treatment).

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 288
288

2. Implementasi
a. Mengumpulkan data penggunaan format pengumpulan data, termasuk
memilih menentukan proses supervisi dan prosessingnya (kemana akan
dikirim)
b. Tabulasi data dan analisa data: membandingkan temuan atau pencapaian
aktual dengan perencanaan
c. Temuan dalam monitoring: apakah ada penyimpangan, bila ada perlu
diidentifikasi masalah penyebabnya. Hasil temuan di "feedback" kan kepada
semua staf yang terlibat.
d. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan: menggali penyebab
terjadinya masalah, bisa jadi masalah timbul dalam hal yang sudah familiar
bagi perawat dan bidan, misalnya immunisasi cakupan turun. Bila penyebab
telah diketahui, check list immunisasi dipakai lagi. Rencana monitoring
perlu disusun jangka pendek untuk menjamin bahwa tindakan/prosedure
dilaksanakan sesuai standar (rencana) serta memberi efek sesuai dengan
harapan

3. Menentukan kelanjutan monitoring


Kegiatan monitoring dirancang untuk memperoleh hasil kinerja sekarang (rutin) atau
jangka pendek bagi manajer atau user lainnya. Ketika program atau kegiatan rutin
telah memberikan perubahan signifikan, maka kelangsungan program kinerja
memerlukan perhatian. Review secara periodik tetap diperlukan. Sistem informasi
manajemen akan membantu manajer untuk mempertimbangkan kapan indikator dan
frekuensi monitoring dikurangi dan pada bagian mana perlu direncanakan lagi dan
dilanjutkan.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 289
289

Tipe Monitoring

a. Monitoring Rutin :
Kegiatan mengkompilasi informasi secara reguler berdasarkan sejumlah indikator
kunci. Jumlah indikator dalam batas minimum namun tetap dapat memberikan
informasi yang cukup bagi manajer untuk mengawasi kemajuan/perkembangan.
Monitoring rutin dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi penerapan program
dengan atau tanpa perencanaan
b. Monitoring jangka Pendek :
Dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan biasanya diperuntukkan bagi aktifitas
yang spesifik. Seringkali bila aktifitas atau proses-proses baru diterapkan, manajer
ingin mengetahui, apakah sudah diterapkan sesuai rencana dan apakah sesuai
dengan keluaran yang diinginkan. Pada umumnya manajer memanfaatkan informasi
ini untuk membuat penyesuaian dalam tindakan yang baru. Sekali penerapan telah
berjalan baik maka indikator kunci dimasukkan kedalam monitoring rutin.
Monitoring jangka pendek diperlukan bila manajer menemukan suatu masalah yang
muncul berhubungan dengan input atau pelayanan.

Untuk merancang sistem monitoring rutin atau jangka pendek, beberapa hal perlu
dipertimbangkan:
(1) Memilih indikator kunci yang akan dipergunakan manajer;
(2) Hindari mengumpulkan data yang berlebihan agar tidak menjadi beban staf.
(3) Berikan feedback pada waktu tertentu;
(4) Gunakan format laporan yang dapat dengan mudah untuk menginterpretasikan data
dan tindakan.

SISTEM MONITORING

Sistem monitoring indikator kinerja klinis perawat dan bidan sangat diperlukan
untuk meningkatkan serta mempertahankan tingkat kinerja yang bermutu. Melalui
monitoring akan dapat dipantau penyimpangan - penyimpangan yang terjadi,

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 290
290

penyimpangan harus dikelola dengan baik oleh manajer perawat dan bidan untuk
diluruskan kembali agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan standar. Ada tiga indikator
kinerja perawat dan bidan yang perlu dimonitor. yaitu: administratif, klinis dan
pengembangan staf.
Yang termasuk dalam indikator kinerja administratif meliputi pendokumentasian
asuhan keperawatan (askep) dan asuhan kebidanan (askeb) segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan administratif termasuk pencatatan dan pelaporan; Indikator
kinerja klinis adalah pelaksanaan kegiatan atau aktifitas asuhan langsung terhadap pasen,
misalnya asuhan keperawatan bedah (pre-op), asuhan kebidanan pada ibu hamil.
Pengembangan staf berkaitan dengan pengembangan kemampuan klinis staf (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap) yang dapat dilakukan secara rutin antara lain melalui ref1eksi
diskusi kasus. (Lihat diagram dibawah ini;

SISTEM MONITORING

RCD Standards Job


Description

Giving feed back Key performance


indicator

Handling Variances Monitoring


system
Monitoring sangat diperlukan dalam suatu sistem manajemen dan hasilnya

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 291
291

merupakan feedback bagi manajemen untuk lebih meningkatkan rencana operasional serta
mengambil langkah-langkah tindakan korektif. Oleh karena itu manajer hendaknya
memiliki sistem monitoring sehingga feedback atau penyimpangan yang terjadi akan dapat
dikelola dengan tepat, cepat dan dapat dilakukan upaya perbaikan dengan segera. Dengan
melakukan monitoring secara periodik sesuai dengan kepentingannya, maka pelayanan
keperawatan dan kebidanan dapat ditingkatkan mutunya secara terus menerus.

Penugasan II
1. Bentuk kelompok bidan dan perawat di RS dan Puskesmas
2. Diskusikan dalam kelompok format monitoring kinerja perawat dan bidan
3. Diskusikan apa langkah-langkah yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan.
4. Presentasikan hasilnya

Metode Evaluasi Kinerja


Dalam tatanan klinik dapat digunakan metoda evaluasi yang bervariasi. Manajer
atau supervisor harus mempertimbangkan tujuan dari evaluasi kinerja klinis, kemampuan
bekerja yang akan dievaluasi. Ini berarti harus jelas deskripsi pekerjaan dan kegiatan yang
didasarkan pada standar setiap posisi klinis.
Menegakkan indikator evaluasi harus mencerminkan deskripsi pekerjaan yang harus
mereka lakukan dan harus sederhana, khusus dan jelas. Penilaian kinerja klinis dapat
menggunakan tehnik kualitatif untuk mengukur kompetensi pekerjaan di bagian khusus.
Susunan indikator harus dikembangkan berdasarkan kekhususan fungsi dan tugas dan itu
juga digunakan untuk mengukur proses dari outcomes kilnis. Metoda evaluasi kinerja
bervariasi seperti:
a. Catatan Anecdotal
Catatan Anecdotal adalah catatan individu berdasarkan peristiwa, kegiatan klinik
dan hasil serta masalah yang terjadi pada pegawai yang bersangkutan. Setiap
pegawai mempunyai catatan/buku anecdotal. Isu yang dicatat akan dibahas antara
manajer atau supervisor dengan pegawai/staf yang bersangkutan dan ditandatangani

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 292
292

oleh pegawai dan supervisor. Walaupun catatan anecdotal memberi satu arti
sistematis untuk pencatatan observasi, mereka tidak dapat menjamin bahwa
observasi akan dibuat sistematis atau khusus terhadap perilaku yang relevan
diobservasi. Hal ini memerlukan pertimbangan waktu pencatat observasi. Dokumen
anecdotal disimpan oleh manajer, dan menulis laporan rekapitulasi serta mengirim
laporan anecdotal kepada seksi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit /
koordinator di Puskesmas.

b. Penilaian Diri Sendiri


Penilaian diri sendiri adalah metoda lain untuk evaluasi kinerja dan sedikit
digunakan dilapangan. Masalah penilaian diri sendiri bagi pelaksana sama dengan
penilaian supervisor dimana membutuhkan suatu pelatihan dalam menilai diri
sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk setiap posisi klinik.
Pertanyaan yang akan memfasilitasi penilaian diri sendiri adalah:
 Pikirkan siapa yang lebih efektif untuk menilai?
 Perilaku dan hasil apa yang dapat mendukung pilihan?
 Pikirkan perilaku dan hasil yang membuat anda bicara dengan diri anda
sendiri “Akankah menjadi lebih baik bila setiap orang mengerjakannya ?
 Kebiasaan apakah dari pekerjaan yang berkaitan dengan tugas untuk dinilai?
 Bagaimana perbedaan dari orang berpenampilan rata-rata dengan orang yang
sempurna?

c. Check List
Check List dapat mengkaji kategori kehadiran atau absen, atau karakteristik yang
diharapkan atau perilaku. Check list harus digunakan untuk variabel nyata seperti
inventaris perlengkapan. Metoda ini dapat pula digunakan untuk evaluasi
ketrampilan keperawatan atau kebidanan klinis dan disarankan untuk mencatat
perilaku esensial dalam keberhasilan kinerja.

d. Peer Review

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 293
293

Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi dengan
kemampuan yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek sejawatnya
dengan menggunakan standar kinerja yang baku. Ini adalah self-regulation dan
mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari sejawat yang memeriksa
tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar yang khusus, indicator kritis
dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan peer review adalh untuk mengukur
akontabilitas, evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan, identifikasi kekuatan
dan kelemahan, mengembangkan policy yang baru atau diubah.

Umumnya sistem manajemen kinerja klinis adalah untuk memberi kerangka kerja
pengembangan program melalui kinerja yang disadari ( performance
awareness),pengukuran kinerja( performance measurement) dan peningkatan kinerja
(performance improvement). Pengembangan kinerja klinis keperawatan dan kebidanan
tidak dapat dipisahkan dari upaya pengembangan sumber daya manusianya yaitu perawat
dan bidan itu sendiri. Pengembangan diri secara terus menerus dapat dilakukan dengan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, melalui pelatihan (training) dan dapat
juga dilakukan melalui refleksi diskusi kasus (RDK). RDK dapat dikategorikan sebagai
suatu “in-service training” untuk selalu mengembangkan kemampuan dan dapat dipakai
sebagai salah satu indikator pengembangan staf.

Outcomes Evaluasi
Ada 3 komponen outcomes evaluasi dalam organisasi, yaitu :
1. Clinical outcomes
2. Administrative outcomes
3. Service/delivery outcomes

Ad 1. Clinical outcomes
Clinical outcomes berfokus pada penilaian proses asuhan sebagai
perkembangan pasen melalui suatu sistem yang luas dan spesifik. Umumnya

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 294
294

penilaian harus memenuhi outcomes yang mungkin dapat diterapkan dalam


pelayanan. Contoh indikator clinical outcomes adalah :
a. Angka infeksi. Outcome yang diharapkan harus bermakna seperti
penurunan infeksi nasokomial menjadi nol.
b. Pasen jatuh/kecelakaan. Outcome yang diharapkan nol, berarti pasen
harus sering diobservasi terutama pada pasen yang siap ambulansi.

Ad 2. Administrative out comes


Outcomes ini khusus berkaitan dengan organisasi sebagai keseluruhan dan
mempengaruhi sistem kepegawaian, staf, dokter dan alur bawah organisasi.
Dasar pengukuran indikator dalam sistem pelayanan kesehatan adalah
implikasi dari organisasi seperti :
1. Kepuasan pegawai. Ini merupakan indikator kritis dari outcome untuk
keberhasilan program dan asuhan pasen. Sistem ini harus
meningkatkan kualitas lingkungan kerja pegawai meskipun
membutuhkan waktu. Sistem yang lebih efektif dan efisien didasarkan
pada filosofi kerja kelompok dan asuhan yang berfokus pada pasen.
Mengukur kepuasan pegawai harus dikaji atas peratuaran yang
mendasar.
2. Analisis budaya dan suasana organisasi. Suatu perencanaan yang baik
dan efektif dirancang dengan proses keseinambungan. Patokan kasus
umum memberi implikasi positif baik terhadap budaya maupun
suasana organisasi. Budaya membangun “spirit kelompok” dengan
berfokus pada pasen dan proses. Ini adalah nilai nyata adanya
pendidikan dimana belajar menghargai diantara sesama staf, dokter
dan manajemen. Transformasi suasana ke dalam lingkungan ini
menumbuhkan autonomi staf, mendorong, menghargai kreativitas dan
inovasi, mendukung kemampuan manajerial dan suatu kebersamaan
diantara anggota kelompok.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 295
295

Ad 3. Service/delivery outcomes
Ada satu komponen tetap dari indikator pelayanan dasar yang dapat
dievaluasi dan langsung menilai outcomes. Indikator outcomes pelayanan
sedikit dan lebih sederhana, antara lain :
a. Kepuasan pasen. Banyak metoda dan alat yang cocok untuk menilai
kepuasan pasen yang akurat sebagai indikator kritis. Kegagalan
mendengar dan menanggapi persepsi pasen dalam sistem pemberian
asuhan akan mengakibatkan ancaman kegagalan dari organisasi. Data
yang berkaitan dengan kepuasan pasen harus disampaikan kepada semua
staf secara regular, hanya outcomes terbaik memberikan “inovasi” lebih
jauh untuk meningkatkan kinerja . Penilaian yang kurang akan memberi
dampak kepada organisasi.
b. Lamanya menunggu (Respone Time). Adalah indikator pelayanan
yang sempurna untuk menilai efektivitas sistem. Suatu birokrasi yang
kompleks, lamban, aturan sistem menghasilkan keterlambatan
pemasaran. Pasen sensitif terhadap keterlambatan dan keterbelakangan
yang menimbulkan kesan negatif terhadap organisasi berdasarkan
pengalaman dalam proses sewaktu masuk ke rumah sakit.

Evaluasi data penyimpangan kinerja adalah satu bagian penting dalam


peningkatan kinerja. Ada dua jenis penyimpangan. Pertama, penyebab umum terjadinya
penyimpangan yang erat kaitannya dengan penyimpangan minor yang terjadi dalam satu
organisasi pelayanan kesehatan, tanpa memperdulikan sistem yang telah mapan. Penyebab
umum terjadi penyimpangan mungkin juga termasuk penyimpangan minor dalam
penampilan kinerja staf, dimana prosedur yang tidak jelas dan keterbatasan peralatan.

Oleh karena itu, keterbatasan sumber untuk mendeteksi penyebab setiap


penyimpangan minor dapat ditoleransi. Kedua, penyebab khusus terjadinya
penyimpangan, mungkin termasuk kesalahan pegawai, kurangnya pengetahuan dalam
menjabarkan peralatan. Target indikator adalah menggunakan deviasi standar untuk
mengidentifikasi penyebab penyimpangan tertentu yang dapat mentoleransi fluktuasi

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 296
296

penyebab umum. Penyebab khusus terjadinya penyimpangan biasanya mudah dikoreksi


dari pada penyebab umum terjadinya penyimpangan. Sebagai contoh; Keharusan mencuci
tangan secara rutin mungkin ditingkatkan dengan drastis, apabila staf sadar dan menerima
bahwa praktek cuci tangan akan di evaluasi. Rencana tindakan adalah kunci untuk
menghilangkan penyebab khusus terjadi penyimpangan.

Penugasan III

Skenario 1 (Keperawatan)
Di ruang rawat inap pediatrik ada 4 orang perawat pelaksana dinas pagi dan seorang
manajer. Manajer mengarahkan agar semua staf melaksanakan asuhan keperawatan dengan
berpedoman kepada standar yang telah disusun dan disepakati. Namun para perawat
pelaksana kurang menyetujuinya, karena kurang waktu yang tersedia, sedangkan beban
kerja cukup tinggi dan kurang tenaga. Di samping itu, manajer mengatakan kepada staf
bahwa dia akan melakukan evaluasi kinerja mereka pada siang hari sebelum penggantian
shift. Sewaktu dia mengevaluasi kinerja staf dengan cara observasi, hasilnya kurang
memuaskan.

Skenario 2 (Kebidanan)
Pada ruang maternal perinatal terdapat 10 orang bidan pelaksana yang dinas pagi
dan seorang kepala unit. Masing-masing manajer dari setiap ruang (nifas, VK, dan
perinatologi) memberi arahan agar mereka melaksanakan asuhan pasien berdasarkan tugas
dan roster yang telah disusun manajer. Dia mengembangkan tugas ini berdasarkan standard
an indikator kinerja yang dia terima dari kepala unit maternal perinatologi. Dia meminta
dengan tegas agar mereka mengerjakan tugasnya berdasarkan standar uraian tugas. Dia juga
memberitahu bahwa dia akan melakukan evaluasi setiap dua bulan dengan menggunakan
indicator kinerja yang telah ditetapkan. Tetapi, stafnya tidak mengerti dengan jelas apa
yang diharapkan manajer dari apa yang mereka harus lakukan.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 297
297

Pertanyaan:
1. Apa yang terjadi di unit kebidanan/keperawatan dengan implementasi perencanaan
monitoring kinerja klinik di unit tersebut ?
2. Apakah mereka mengerti uraian tugas yang harus mereka kerjakan berdasarkan uraian
tugas yang telah ditetapkan ?
3. Menurut pendapat Anda, apa seharusnya yang dilakukan manajer masing-masing ruang
dan kepala unit untuk mendesiminasi standar dan indikator kinerja ?
4. Bagaimana caranya agar semua staf di unit maternal perinatal mengerti dan bersedia
untuk dinilai ?

Evaluasi Proses
1. Sebutkan pengertian monitoring.
2. Apa yang dimonitoring ?
3. Sebukan langkah-langkah monitoring dan jelaskan secara ringkas.
4. Apa yang dilakukan bila terjadi penyimpangan ?
5. Sebutkan 3 indikator kinerja klinis Perawat dan Bidan yang dimonitor dan berikan
contohnya.

Kesimpulan
Monitoring merupakan bagian penting dalam manajemen kinerja klinis perawat dan
bidan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan dan
kebidanan dan disisi lain meningkatkan kualitas kesehatan pasen. Temuan monitoring
di"feedback"kan kepada staf untuk diketahui seberapa jauh pencapaian kinerjanya. Manajer
menggali penyebab masalah dan merencanakan monitoring sebagai tindak lanjut untuk
perbaikan. Hasil monitoring dilaporkan kepada pimpinan untuk dipergunakan sebagai
informasi dalam pengambilan keputusan.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003
Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis Perawat & Bidan 298
298

Referensi
1. The Agha Khan Foundation, USA, The PRC MAP Series of Module" Monitoring
and Evaluating Program" 1993
2. WHO," Design and Implementation of health Information System" Genewa, 2000
3. Australian Federation of AIDS Organisation ,Diana MC Conachy,1996
4. John M. Owen, 1993, Program Evaluation, Form and Approaches, National
Library of Australia.

WHO SEA – NURS – 429, 1N O OSD 001/1.2. Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK – Januari 2003

Anda mungkin juga menyukai