I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Monitoring, pengendalian, evaluasi, yang di dalamnya termasuk penilaian kinerja organisasi dan
pelaporan merupakan suatu fungsi manajemen yang harus menjadi pendukung kompetensi seorang
manajer kesehatan. Monitoring, pengendalian, dan evaluasi diperlukan untuk mengetahui dan
menjamin kemajuan suatu program atau kegiatan pelayanan, dan untuk menilai hasil akhir dari suatu
program ataupun kegiatan pelayanan. Sedang pelaporan adalah sarana untuk informasi dan
pertanggung jawaban pelaksanaan program.
Kepala Puskesmas dan para supervisor di puskesmas perlu melakukan monitoring, pengendalian dan
evaluasi seluruh kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di puskesmas, namun sering karena
keterbatasan-keterbatasan yang ada di Puskesmas maka untuk evaluasi biasanya difokuskan pada
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program pokok Puskesmas.
Monitoring, pengendalian dan evaluasi sebenarnya merupakan bagian dari fungsi pengawasan dan
berkaitan erat dengan modul-modul lain yang menguatkan pelaksanaan semua fungsi manajemen,
mulai dari poerencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan, pengawasan (controlling) itu sendiri,
Tidak menutup kemungkinan pada pelaksanaan setiap fungsi manajemen tersebut sudah ditemukan
penyimpangan yang segera perlu diperbaiki/ diluruskan, maka modul ini sangat penting dikuasai
pimpinan Puskesmas untuk menunjang pelaksanaan tugas kepemimpinan dan manajemen
Puskesmas.
Modul Monitoring Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan mencakup penguatan pimpinan Puskesmas
dalam melaksanakan monitoring pengendalian evaluasi dan pelaporan program sebagai bagian
kemampuan pimpinan dalam melakukan pengawasan dan menilai keberhasilan pelaksanaan program
pelayanan kesehatan pertama di Puskesmas. Untuk itu dalam modul ini dibahas pula tentang penilaian
kinerja organisasi, sebagai salah satu pengukur pencapaian tujuan Puskesmas, khususnya dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama.
Modul akan membahas tentang konsep dan pelaksanaan monitor-ring,dan pengendalian, evaluasi,
penilaian kinerja Puskesmas dan pelaporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan pertama di
Puskesmas. Diharapkan dapat menguatkan kemampuan pimipinan Puskesmas dalam pengawasan
dan penilaian program.
Tujuan Pembelajaran
Memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada para linatih dalam melakukan
Monitoring dan pengendalian, evaluasi, penilaian kinerja dan pelaporan pelayanan kesehatan
tingkat pertama dipuskesmas
Memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada para linatih, sehingga para linatih
mampu:
Modul ini terdiri dari 4 Materi Pokok,dan Sub Materi Pokok yang masing-masing akan dibahas lebih
mendalam, sebagai berikut:
A. Monitoring,dan Pengendalian
Konsep
Langkah langkah pelaksanaan Monitoring dan Pengendalian
B. Evaluasi
Konsep
Langkah langkah pelaksanaan evaluasi
C. Penilaian Kinerja
Konsep Pelaporan
Langkah langkah penyusunan Pelaporan
Penyusunan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di Puskesmas
E. Alokasi Waktu:
Pembelajaran online:
1.1. Pendahuluan
Untuk mencapai kinerja yang diharapkan, para manajer dan pemimpin Puskesmas perlu
melakukan monitoring dan pengendalian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama di Puskesmas.
Perencanaan, monitoring (dan pengendalian) dan evaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan.
Berdasarkan perencanaan yang telah disusun,serta lokakarya mini Puskesmas, pelaksanaan
kegiatan perlu dimonitor dan dikendalikan agar selalu disiplin mengikuti rencana
yang telah ditetapkan serta keputusan-keputusan dalam lokakarya mini. Perlu pula dilakukan
monitoring terhadap perubahan lingkungan organisasi yang mungkin dapat mendasari perlunya
dilakukan koreksi atau penyesuaian terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan (seperti misal
pemotongan anggaran, adanya perubahan pola penyakit akibat terjadinya wabah, adanya
bencana alam, diberlakukanya aturan perundangan yang baru dsb).Hasil monitoring dan
pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas, lengkap dan mudah dipahami
bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai staf pelaksana/ pendukung) sehingga
dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan
juga replaning. Monitoring dan pengendalian dilakukan terhadap kegiatan program atau
pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, sehingga koreksi (bia ditemukan penyimpangan)
dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat menjamin pencapaian tujuan Puskesmas
atau tujuan yang telah disesuaikan.
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara mantap,
teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat
keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari
berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program
sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang dilakukan
secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan dengan
menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan
pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan
dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi. Monitoring Pengendalian
adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan
mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil
monitoring akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah
terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan perencanaan yang tidak tepat
atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai
dasar tindakan manajemen, mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada
tindakan koreksi dan/ atau penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian,
sehingga sering pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan
monitoring itu sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering
juga disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.
Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat dijadikan sebagai
informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh manajer/stake holder (Pimpinan Puskesmas)
untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan yang sedang
berjalan maupun kegiatan yang akan datang.
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya penyimpangan
dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melakukan koreksi
pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang sedang berjalan
maupun pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian hasil/tujuan yang
lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan
yang lain dari pelaksanaan monitoring dan pengendalian adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana
dengan baik atau tidak baik,,apa penyebab yang mempengaruhinya serta
bagaimana koreksi dapat dilakukan.
Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program,
untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi
dan replikasi.
Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen
yang berkepentingan.
Monitoring Evaluation
Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen untuk memberikan informasi
kepada pengambil keputusan dan menunjukkan akuntabilatas program atau kegiatan. Evaluasi bukan
pengganti monitoring dan pengendalian, demikian sebaliknya monitoring dan pengendalian tidak bisa
menggantikan evaluasi. Data yang dihasilkan secara sistematis pada waktu kegiatan monitoring sangat
menentukan keberhasilan evaluasi
1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan program/ kegiatan
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja dari pelaksanaan kegiatan
3. Mengamati perubahan lingkungan serta pengaruhnya terhadap kegiatan program
4. Pengolahan dan analisis data serta sisteis hasil untuk perumusan tindak lanjut/ intervensi
3. BAHAN DISKUSI
1. Apakah yang dimaksud dengan monitoring dan pengendalian itu? Kegiatan manakah yang
sebenarnya bisa dimasukkan sebagai monitoring dan kegiatan manakah sebagai pengendalian.
Dapatkah Monitoring dan pengendalian dipisah-pisahkan?
4. TUGAS
1. Buatlah resume/ ringkasan pokok materi monitoring dan pengendalian dengan minimal 300
karakter/ kata!
2. Pilihlah salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas anda (apa saja yang terkait
dengan MDGs), yang paling anda anggap tidak berhasil. Buatlah rancangan monitoring dan
pengendalian pada kegiatan yang anda pilih tersebut. Implementasikan rancangan yang telah
anda buat tersebut, termasuk melakukan tindakan koreksi. Rancangan yang telah anda buat akan
dipaparkan dan didiskusikan pada pertemuan tahap 2 (Tatap Muka).
a. Periodik pada waktu2 yang dianggap penting, seperti midterm atau akhir program
b. Kontinyu selama program dilaksanakan
c. Hanya bila manajemen menganggap perlu
d. Bila memang tersedia dana
2. Bila kita ingin menilai apakah terdapat penyimpangan dalam proses pelaksanan kegiatan maka
yang paling tepat kita lakukan adalah:
a. Monitoring
b. Pengendalian
c. Evaluasi
d. Studi khusus
3. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yang
mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll),merupakan salah satu tujuan
dari:
a. Penilaian kinerja
b. Monitoring
c. Pengendalian
d. Evaluasi program
a. Penilaian kinerja
b. Monitoring
c. Pengendalian
d. Evaluasi program
5. Tindakan koreksi terhadap penyimpangan penggunaan input, paling tepat dilakukan pada
kegiatan:
a. Monitoring
b. Pengendalian
c. Evaluasi
d. Studi khusus
6. Perbaikan proses atau prosedur pelaksanaan kegiatan yang dianggap menyimpang atau tidak
tepat,sebaiknya dilakukan dari hasil:
a. Monitoring
b. Pengendalian
c. Evaluasi
d. Studi kasus
6.I Pendahuluan
Untuk mencapai dan menilai kinerja yang diharapkan, manajer dan pemimpin pada organisasi di sektor
kesehatan (termasuk Puskesmas) perlu melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan maupun program-program kesehatan.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan. Evaluasi perlu dilakukan
terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari perencanaan, penggerakan dan
pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga perlu dilakukan pada setiap tahap dalam
proses manajemen, mulai dari input, proses, output, outcome dan dampak. kegiatan/program, Tidak
kalah pentingnya evaluasi juga harus dilakukan pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan
atau target suatu program atau kegiatan pelayanan.
Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau program pelayanan
yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan pengembangan program dan
kegiatan di waktu mendatang.
Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/
program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi, procedure, dll
Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal ketaatan
waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang ditemukan dll
Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program, kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output,
misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada kehamilan dan
persalinan dll
Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome, misalnya
tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst
Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dll
Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan. Standar
biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu atau untuk
pencapaian tujuan tertentu.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan kehandalan evaluasi.
Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini, yaitu:
Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal sekali,
bulanan, tahunan dll
Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan, menginpeksi visual
(pengamatan), menghitung, menimbang dll
Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja atau tim evaluasi
dsb
Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan dianalisa,
dengan biaya yang relative murah
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat melakukan
evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan atau hasil
pelaksanaan kegiatan adalah:
Pengamatan (observasi)
Laporan, baik lisan maupun tertulis
Mertode-metode otomatis
Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll
Penelitian atau survai sampel
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan atau hasil
pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan.
Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya
penyimpangan.Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan
terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an yang dialaksanakan dapat
mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan.Selain itu juga untuk mengetahui bahwa
kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5 langkah dasar, yaitu:
Merumuskan hasil yang diinginkan menajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai dengan
sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan kualitas ANC sesuai standar mutu Depkes RI,
Menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun, Meningkatkan cakupan
pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun, Rujukan kasus balita gizi buruk mencapai
100 % pada setiap tahunnya, SOP penangan kegawat daruratan ibu bersalin yang ditetapkan
secara rinci dan jelas dll. Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan
tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Spesifik, Measurable,
Apropriate, Realistik dan Timebound. Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan
individu yang bertanggung jawab
a. Pengukuran masukan/input
b. Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
c. Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
d. Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan lingkungan)
e. Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program:
- Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan
suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta seberapa
besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus perhatian manajer terhadap kejadian
penyimpangan menjadi tepat
- Langkah berikutnya adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi
penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar.
- Jejaring informasi dibangun mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur kegiatan,
siapa mengolah dan menganalisis data menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode
pengumpulan data dan pengolahan dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejarng
informasi dianggap baik bila tidak hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu
kepada
siapa yang akan melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi
dilakukan oleh manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring
informasi harus cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada
personalia/petugas kunci yang memerlukannya.
Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi Menilai informasi dan
mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan.Setelah hasil evaluasi diperoleh
maka dibandingkan dengan standard dan penentuan apakah koreksi/ intervensi perlu
dilakukan.Apa bila yam aka rekomendasi koreksi disusun dan kemudian dilaksanakan.
- Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus dievaluasi terlebih dahulu,
sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan, dievaluasi/dinilai dan
diimplementasikan.
b. Perancangan proses evaluasi pada program pokok Puskesmas Kegiatan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Puskes mas sering terlalu banyak sehingga dalam kebutuhan tertentu, evaluasi
dilakukan pada program pokok Puskesmas, yaitu upaya kesehatan wajib seperti yang dimaksud oleh
Permenkes RI No. 128 tahun 2004, seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program
Pemberantasan Penyakit (P2), Program Gizi, Kesehatan Lingkungan dll.
1. Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan
objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program
yang telah selesai.
2. Tujuan evaluasi adalah memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan,
strategi dan pelaksanaan program berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan
maupun di masa mendatang. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/
kegiatan kepada pihak yang berkepentingan
3. Tipe-tipe Evaluasi
Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program yaitu pada perencanaan (feedforward
evaluation), kegiatan yang sedang berjalan/ proses pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation)
dan setelah kegiatan selesai dilaksanakan (feedback evaluation).
Menurut criteria kegiatan program yaitu evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi ourput, evaluasi
outcome dan evaluasi impact.
4. 5 tahap proses evaluasi adalah :
5. Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan
dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.Selain itu juga untuk mengetahui bahwa kegiatan
yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll. Selain itu untuk pembelajaran,
verivikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program, mengidentifikasi strategi yang berhasil
dalam rangka ekstensifikasi/ekspansi dan replikasi, memodifikasi atau memperbaiki strategi yang
kurang berhasil, mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi, memberi informasi kepada
stakeholders dan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang
berkepentingan.
- Menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi penunjuk (indicator) dan
memandingkan nya dengan standar.
- Membangun jejaring informasi
8. BAHAN DISKUSI
1. Apakah yang dimaksudkan dengan evaluasi? dan berikan contoh bagaimana bentuk
pelaksanaan evaluasi di Puskesmas?
2. Menurut anda perlukah evaluasi tahunan dilakukan pada seluruh kegiatan pelayanan
kesehatan pertama di Puskesmas? Jelaskan dan berikan alasannya,
3. Menurut anda apakah evaluasi perlu dilakukan pada pengelo laan sarana dan
prasarana Puskesmas? Jelaskan alasannya
4. Bagaimanakah merancang evaluasi, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
serta apakah pengertian dari setiap langkah yang dilakukan tersebut?
9. TUGAS