Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ANALISIS KEPENDUDUKAN

“MIGRASI ULANG-ALIK KOTA MAKASSAR KE KOTA GOWA”

Dosen Pengampu :

Dra. Herniwati Retno Handayani, M.S.

Nenik Woyanti, S.E., M.Si.

Disusun oleh :

Nama : Pramudya Sari Bella Wijaya

NIM : 12020120120045

Kelas : C

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3

A. Latar Belakang ..........................................................................................................3


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................................5

BAB II ANALISIS KOTA ...................................................................................................6

A. Kota Asal (Kota Makassar) .......................................................................................6


B. Kota Tujuan (Kota Gowa) ........................................................................................8

BAB III DAMPAK POSITIF & NEGATIF MIGRASI ULANG – ALIK ...........................10

A. Dampak Positif
1. Kota Makassar (Kota Asal) .................................................................................10
2. Kabupaten Gowa (Kota Tujuan) .........................................................................11
B. Dampak Negatif
1. Kota Makassar (Kota Asal) .................................................................................12
2. Kabupaten Gowa (Kota Tujuan) .........................................................................13

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................................14

A. Kesimpilan ................................................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Migrasi adalah peristiwa perubahan tempat tinggal penduduk secara permanen atau
semi permanen dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam pengertian yang demikian, tidak
ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, serta tidak dibedakan antara
migrasi dalam negeri dengan migrasi luar negeri. Sejarah kehidupan suatu Negara selalui
diwarnai dengan adanya migrasi, oleh karena itu terjadi proses percampuran darah dan
kebudayaan.
Proses migrasi terjadi sebagai akibat dari berbagai faktor, seperti faktor ekonomi,
social, dan lingkungan. Beberapa studi migrasi menyimpulkan bahwa migrasi pada
umumnya terjadi karena alasan ekonomi, yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan
pendapatan yang lebih tinggi sehingga akan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidupnya. Menurut model migrasi Todaro (2008), yang menyatakan bahwa arus migrasi
berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara daerah asal
dan daerah tujuan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan yang diharapkan
(expected income) bukan pendapatan actual. Menurut model Todaro (2008), para migran
membandingkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan daerah
tujuan, kemudian memilih salah satu yang dianggap mempunyai keuntungan maksimum
yang diharapkan (expected gains). Salah satu jenis migrasi adalah migrasi komoter atau
ulang – alik.
Migrasi ulang – alik adalah perpindahan masyarakat yang setiap harinya
meninggalkan tempat tinggalnya untuk pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang
dan sebagainya tetapi pulang ke tempat tinggal asalnya pada sore hari. Migrasi ulang – alik
dikategorikan dalam migrasi non permanen. Terdapat tiga variable utama yang digunakan
untuk mengetahui motif migran untuk melakukan migrasi ulang – alik, yaitu tingkat upah,
status dalam keluarga, dan tingkat pendidikan.
Migrasi ulang – alik dari Kota Maksaar menuju Kabupaten Gowa terdengar sangat
jarang dilakukan, karena Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan

3
yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut.
Sumber tenaga kerja yang berkompeten juga banyak ditemukan di Kota Makassar,
sehingga sangat jarang apabila tenaga kerja yang berkualitas bekerja di luar ibu kota
provinsi. Namun Kabupaten Gowa juga merupakan kota terkenal yang terletak di selatan
Kota Makassar. Dilihat dari topografi Kabupaten Gowa, sebagian besar berupa dataran
tinggi berbukit – bukit yang berpotensi sebagai daerah wisata. Salah satu wisata yang
paling menakjubkan adalah Malino, yang berada di ketinggian 1.500 meter di atas
permukaan laut ini terdapat Hutan Wisata Malino atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Hutan Pinus yang subur dan rindang. Tidak hanya Hutan malino, di Kabupaten Gowa juga
terdapat berbagai tempat wisata lainnya, seperti Air Terjun Takapala, Air Terjun Lembana,
Pemandian Lembah Biru, Perkebunan The miliki Nittoh dari Jepang, dan kekayaan flora
fauna yang beraneka ragam.. Dengan potensi Kabupaten Gowa tersebut, tidak menutup
kemungkinan bahwa adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten
Gowa. Hal ini disebabkan bagi sebagian masyarakat Makassar memiliki potensi lebih
untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi di Kabupaten Gowa, seperti para
pengusaha atau pedagang yang sudah memiliki pasarnya di tempat wisata Kabupaten
Gowa. Bahkan di Kabupaten Gowa terdapat berbagai pilihan hotel dan vila untuk
menginap bagi para wisatawan. Dengan tempat wisata serta akses dan fasilitas tersebut,
sangat memungkinkan terjadinya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju
Kabupaten Gowa.
Nama Wilayah Proposi Komuter (Pekerja Ulang Alik) Terhadap
Jumlah Penduduk menurut Wilayah (Persen)
Kota Makassar 1,07%

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana analisis wilayah Kota Makassar sebagai kota asal migrasi ulang – alik?
b. Bagaimana analisis wilayah Kabupaten Gowa sebagai kota tujuan migrasi ulang – alik?
c. Mengapa masyarakat Kota Makassar melakukan migrasi ulang – alik ke Kabupaten
Gowa?

4
d. Apa dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dengan adanya migrasi ulang – alik
dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa dari segi ekonomi, social, budaya, dan
keamanan?

C. Tujuan
a. Memberikan analisis dan gambaran mengenai Kota Makassar dari aspek ekonomi,
sosial, budaya sebagai kota asal dalam migrasi ulang – alik.
b. Memberikan analisis dan gambaran mengenai Kabupaten gowa dari aspek ekonomi,
sosial, dan budaya sebagai kota tujuan dalam migrasi ulang – alik.
c. Mengidentifikasikan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya migrasi ulang – alik
dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa.
d. Mengidentifikasikan dampak yang terjadi akibat migrasi ulang – alik bagi Kota
Makassar dan kabupaten Gowa.

5
BAB II

ANALISIS KOTA

A. Daerah Asal (Kota Makassar)

Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota
metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibu kota
Negara Indonesia Timur dan Provinsi Sulawesi. Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau
Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan
Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah
selatan. Menurut Bappenas, Makassar merupakan salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama
di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya. Dengan luas wilayah seluas 175,77
km2 dengan jumlah penduduk lebih dari 1,5 juta jiwa. Kota Makassar memiliki 15 kecamatan dan
153 kelurahan. Secara demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan
beragam suku bangsa yang menetap, di antaranya yang paling banyak adalah Suku Makassar,
Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai

6
di pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue Tori, Palubutung,
Pisang Ijo, Sop Saudara, dan Sop Konro.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Makassar berada di peringkat paling tinggi di Indonesia.
Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas 9%. Bahkan pada
tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai angka 10,83%. Pada triwulan II tahun
2019, Makassar mendapatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal
Asing (PMA) masing-masing sebesar Rp. 601,1 miliar dan Rp. 1 triliun. Penanaman modal ini
diserap oleh beberapa sektor, yaitu sektor pertambangan, sektor industri mineral non logam, sektor
listrik, gas, dan air, sektor industri makanan, dan sektor jasa lainnya.

7
B. Daerah Tujuan (Kabupaten Gowa)

Kabupaten Gowz merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Ibu kota Kabupaten Gowa terletak di Kota Sungguminasa. Kabupaten Gowa memiliki
luas wilayah 1.883,32 km2 atau sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Gowa memiliki penduduk sebanyak ±652.941 jiwa. Bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah bahasa Makassar dengan suku Konjo Pegunungan yang mendiami
hampir seluruh Kabupaten Gowa. Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 kecamatan dengan 72,26%
atau 9 kecamatan berupa dataran tinggi, sisanya berupa dataran rendah dengan 9 kecamatan. Di
atas aliran sungai Jeneberang oleh Pemerintah Kabupaten Gowa yang bekerja sama dengan
Pemerintah jepang, telah membangun proyek multifungsi DAM Bili-Bili dengan luas 2.415 km2
yang dapat menyediakan air irigasi seluas 24.600 ha, konsumsi air bersih (PAM) untuk masyarakat
Kabupaten Gowa dan Kota Makassar sebanyak 35.000.000 m3 dan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air yang berkekuatan 16,30 Mega watt.

Kondisi ekonomi Kabupaten Gowa menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun


sempat terdampak Covid-19. Meskipun terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

8
Gowa, angka pertumbuhan masi tetap positif yaitu sekitar 1,76%. Pertumbuhan ekonomi ini juga
terlihat dari pemerintah daerah yang mampu menekan angka kemiskinan dan mengurangi
pengangguran. Kabupaten Gowa tercatat angka kemiskinan turun dari 7,53% pada tahun 2019
menjadi 7,38% pada tahun 2020. Angka tersebut berada di bawah angka kemiskinan Sulawesi
Selatan yang sebesar 8,99%. Pada tahun 2021, angka kemiskinan kabupaten Gowa terus menurun
hingga mencapai 6,44%. Keberhasilan pemerintah Kabupaten Gowa juga terlihat pada Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), di mana pada bulan Maret 2020 angka IPM Kabupaten Gowa naik
dari 69,6% menjadi 70,4%, Hal ini menjadikan status IPM Kabupaten Gowa dari sedang menjadi
tinggi.

9
BAB III

DAMPAK POSITIF & NEGATIF MIGRASI ULANG – ALIK

A. Dampak Positif
1. Dampak positif bagi Kota Makassar sebagai kota asal
- Ekonomi
Dampak positif pada aspek ekonomi untuk Kota Makassar sebagai kota asal adalah,
dapat ikut serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Makassar. Masyarakat
yang bekerja di Kabupaten Gowa dapat membelanjakan pendapatannya di daerah
tempat ia tinggal, yaitu Kota Makassar. Meskipun Kota Makassar merupakan kota
besar, namun tidak menutup kemungkinan masyarakatnya ada yang bekerja di
Kabupaten Gowa karena beberapa hal, seperti penawaran pendapatan lebih besar
di Kabupaten Gowa, masyarakat yang bekerja di Kabupaten Gowa sudah memiliki
dan membentuk segmen pasarnya mengingat Kabupaten Gowa banyak tempat
wisata. Dengan adanya imigrasi ulang – alik dari Kota Makassar ke Kabupaten
Gowa dapat menurunkan angka penggangguran di Kota Makassar.
- Sosial
Masyarakat Kota Makassar yang melakukan migrasi ulang – alik ke Kabupaten
Gowa dapat memperluas relasi dan jaringan rekan kerja maupun pertemanannya.
Masyarakat tersebut juga dengan mudah mendapatkan informasi mengenai
Kabupaten Gowa.
- Budaya
Adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa tidak
menutup kemungkinan untuk mengetahui kebudayaannya satu sama lain.
Meskipun keduanya berada di lokasi yang bersebelahan menurut peta, namun
Indonesia yang kaya akan budaya ini, sedekat apapun jarak suatu daerah, masing-
masing selalu memiliki ciri khas. Masyarakat Kota Makassar dapat mempelajari
atau bahkan menukarkan cerita budaya Kabupaten Gowa kepada masyarakat Kota
Makassar. Sehingga kebudayaan Kabupaten Gowa akan semakin dikenal luas.
- Keamanan

10
Meminimalisir tingkat kriminalitas di Kota Makassar, karena sebagian
pengangguran di Kota Makassar dapat terserap tenaga kerjanya di kabupaten
Gowa. Sehingga pengangguran di Kota Makassar menurun dan tingkat kriminalitas
semakin rendah.

2. Dampak positif bagi Kabupaten Gowa sebagai kota tujuan


- Ekonomi
Adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa,
memungkinkan tenaga kerja yang terserap di kabupaten Gowa memiliki
pengalaman lebih, mengingat Kota Makassar merupakan kota besar yang sumber
daya manusianya sebagian besar berpengalaman dan berkompeten. Selain itu, dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gowa, karena masyarakat yang
melakukan migrasi ulang – alik dari Kota Makassar membelanjakan pendapatannya
atau mengonsumsi produk dari Kabupaten Gowa di mana tempat ia bekerja.
- Soisal
Masyarakat Kabupaten Gowa akan memiliki relasi rekan kerja maupun pertemanan
yang lebih luas dengan adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar. Selain itu,
masyarakat Kabupaten Gowa akan lebih mudah mendapatkan infromasi dari Kota
Makassar, mengingat Kota Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.
- Budaya
Dengan adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa
memungkinkan untuk terjadinya pertukaran budaya. Masyarakat Kabupaten Gowa
dapat mengetahui atau bahkan mempelajari kebudayaan Kota Makassar yang
dibawa oleh masyarakat yang melakukan ulang – alik. Tidak hanya pertukaran
kebudayaan, namun tidak menutup kemungkinan akan terjadinya akulturasi, yaitu
penggabungan dua kebudayaan menjadi satu, mengingat Kota Makassar dan
Kabupaten Gowa berada di satu provinsi secara tata letak berdekatan.
- Keamanan
Meminimalisir tingkat kriminalitas yang disebabkan oleh penduduk yang bukan
asli Kabupaten Gowa. Karena masyarakat Kota Makassar yang melakukan migrasi
ulang – alik ke Kabupaten Gowa bertujuan untuk bekerja, bukan memicu kejahatan.

11
B. Dampak Negatif
1. Dampak negatif bagi Kota Makassar sebagai kota asal
- Ekonomi
Apabila masyarakat Kota Makassar banyak yang bekerja di Kabupaten Gowa, hal
yang dikhawatirkan adalah kurangnya tenaga kerja yang berkualitas untuk Kota
Makassar. Mengingat Kabupaten Gowa meskipun bukan ibu kota seperti Kota
Makassar, namun Kabupaten Gowa memiliki potensi wisata yang sangat besar,
sehingga banyak pedagang atau pengusaha yang menanamkan modalnya atau
mendirikan usaha di Kabupaten Gowa, seperti hotel, vila, dan usaha lainnya.
- Sosial
Hubungan sosial masyarakat yang melakukan migrasi ulang – alik dari Kota
Makassar menuju Kabupaten Gowa tidak terjalin intens atau bisa dikatakan kurang
akrab. Hal ini terjadi karena waktu masyarakat yang bekerja di Kabupaten Gowa
lebih banyak dihabiskan saat bekerja dari pada di Kota Makassar. Karena saat
pulang kerja pada sore hari, sampai rumah di Kota Makassar digunakan untuk
istirahat. Sehingga tidak ada waktu yang lama untuk menjalin hubungan sosial atau
komunikasi dengan masyarakat Kota Makassar.
- Budaya
Perlahan-lahan mulai luntur kebudayaan dari Kota Makassar bagi masyarakat yang
melakukan migrasi ulang – alik menuju Kabupaten Gowa. Hal ini terjadi karena
kebiasaan masyarakat tersebut yang bergaul dan merasakan kebudayaan Kabupaten
Gowa dalam kehidupan sehari-hari selama ia bekerja.
- Keamanan
Rentan terjadinya kecelakaan lalu lintas karena masyarakat yang melakukan
migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa setiap harinya
pulang pergi Makassar-Gowa yang juga akan meningkatkan jalan antar kota
semakin macet.

12
2. Dampak negatif bagi Kabupaten Gowa sebagai kota tujuan
- Ekonomi
Tenaga kerja Kabupaten Gowa kalah bersaing dengan tenaga kerja Kota Makassar
yang sebagian besar lebih berpengalaman karena telah lama tinggal di ibu kota
provinsi. Selain itu, apabila Kabupaten Gowa menyerap tenaga kerja dari Kota
Makassar secara terus menerus, akan meningkatkan pengangguran bagi penduduk
asli Kabupaten Gowa.
- Sosial
Adanya culture-shock yang dirasakan oleh kedua pihak, terlebih dari Kabupaten
Gowa yang masih menjunjung tinggi kebudayaan asli mereka. Sebagian besar
masyarakat Kota Makassar sudah sangat modern, sehingga terjadi perilaku sosial
yang kurang familiar bagi masyarakat Kabupaten Gowa.
- Budaya
Masyarakat Kabupaten Gowa mulai mengenal budaya Kota Makassar yang
ditakutkan jika kebudayaan sendiri tidak dipelajari. Karena Kabupaten Gowa
memiliki banyak kebudayaan yang perlu di lestarikan, meskipun mempelajari
kebudayaan lain tidak ada salahnya, terlebih yang dipelajari kebudayaan ibu kota
provinsi tersebut.
- Keamanan
Adanya migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa,
menyebabkan tingkat keamanan perlu diwaspai di Kabupaten Gowa, karena
menjadi tempat pulang perginya masyarakat yang bukan asli Kabupaten Gowa. Hal
ini ditakutkan apabila terjadi kejahatan yang dilakukan masyarakat yang
melakukan migrasi ulang – alik tersebut.

13
BAB IV

PENUITUP

A. Kesimpulan
Migrasi ulang – alik merupakan perpindahan masyarakat yang setiap harinya
meninggalkan tempat tinggalnya untuk pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang
dan sebagainya tetapi pulang ke tempat tinggal asalnya pada sore hari. Migrasi ulang – alik
dikategorikan dalam migrasi non permanen. Migrasi ulang – alik dari Kota Makassar
menuju Kabupaten Gowa bukan tidak mungkin dilakukan. Meskipun Kota Makasaar
merupakan pusat pertumbuhan ekonomi, namun Kabupaten Gowa juga memiliki potensi
sebagai tempat pertumbuhan ekonomi dengan banyaknya tempat wisata yang tersedia.
Migrasi ulang – alik dari Kota Makassar menuju Kabupaten Gowa memiliki
dampak positif dan negatif pada aspek ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Namun
keduanya tetap diharapkan akan saling menguntungkan dan berkesinambungan, mengingat
keduanya merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Saran
Demi menjaga keamanan antar kabupaten satu dengan yang lainnya, pemerintah
setempat dapat terlebih dahulu menyerap tenaga kerja yang ada di masing-masing kota.
Hal ini untuk menghindari pengangguran yang semakin meningkat di masing-masing kota.
Selain itu, juga dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi masing-masing kota dengan
menggunakan tenaga kerja yang sepenuhnya berasal dari kota tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Migrasi Sulawesi Selatan.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Dinas Komunikasi, Indormatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan. (2018).

Kabupaten Gowa. Sulawesi Selatan: Dinas Komunikasi, Indormatika, Statistik dan

Persandian Provinsi Sulawesi Selatan.

15

Anda mungkin juga menyukai