Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LUKA BAKAR

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1

Fitria Nanda 20010031

Hayatun Nufus 20010033

Eva Warni 20010029

Apriliani Marcelena 20010025

Hafidh Al Faiz 20010032

PEMBIMBING

Ns. NURI NAZARI, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat dan karunianya, sehingga masih di
beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah kami yang berjudul “asuhan keperawatan pada luka
bakar”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah keperawatan paliatif.

Tidak lupa juga kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyaknya kekurangan baik pada teknis, penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang di miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.

Sigli, 05 Oktober 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh terpajannya kulit dengan api, suhu tinggi, listrik,
radiasi maupun bahan kimia sehingga membuat integritas kulit menjadi terganggu atau rusak.
(Suriadi&Rita 2006)

Kurang lebih 2,5 juta 0rang mengalami luka bakar di Amerika setiap tahunya . dari kelompok
ini ,200.000 orang memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 orang dirawat di rumah sakit.
Sekitar 12.000 orang meninggal setiap tahunya akibat luka dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan
luka bakar. Lebih separuh dari kasus luka bakar yang dirawat dirumah sakit seharusnya dapat dicegah.
(brunner &suddart ,2002)

Berdasarkan data dari departemen kesehatan RI (2008), prevalensi luka bakar diindonesia adalah 2,2 % .
menurut tim pusbankes 118 persi diy (2012) angka kematian akibat luka bakar diindonesia berkisar 37-
39%. Diindonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat
luka bakar . dikarenakan jumlah anak-anak cukup tinggi diindonesia serta ketidakpercayaan anak-anak
untuk menghindari terjadinya kebakaran ,maka usia anak-anak menyumbang kematian tertinggi akibat
luka bakar diindonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas kelompok merumuskan masalah pada makalah “bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien dengan luka bakar”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien luka bakar

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Agar mahasiswa mampu memahami pengertian luka bakar
b. Agar mahasiswa mampu memahami klasifikasi luka bakar
c. Agar mahasiswa mampu memahami etiologi luka bakar
d. Agar mahasiswa mampu memahami patofisiologi luka bakar
e. Agar mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis luka bakar
f. Agar mahasiswa mampu memahami komplikasi luka bakar
g. Agar mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang luka bakat
h. Agar mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis luka bakar
i. Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien luka bakar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat, 2009).

Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan
suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung
dari api, misalnya tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuidajat 2004).

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh terpapar langsung oleh
panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar merupakan jenis trauma
yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh. Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung
maupun tidak langsung (Anggowarsito, 2014).

B. Etiologi

1. Luka Bakar Termal


Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas
atau objek-objek panas lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena
terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau terkena permukaan logam
yang panas (Moenadjat, 2009).
2. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan
luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak
dengan zat– zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai
zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).
3. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka
bakar listrik ini biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh
(Moenadjat, 2009).
4. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali
berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk
keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang
terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi (Rahayuningsih, 2012).

C. Faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar


1. Kedalaman luka bakar
Kedalaman luka bakar dilihat dari permukaan kulit yang paling luar. Kedalaman suatu luka bakar
terdiri dari beberapa kategori yang didasarkan pada elemen kulit yang rusak seperti pada tabel
dibawah ini:

Tabel 1 Derajat dan Kedalaman Luka Bakar

Derajat Kedalaman Kerusakan Karakteristik


Derajat Satu Superfisial Epidermis Kulit kering,
hiperemis nyeri.
Dua dalam Superfisial Epidermis dan Bula (lepuh) nyeri
kedalaman partial sepertiga bagian
(Partial Thickness) superficial dermis
Dua dangkal Dalam kedalaman Kerusakan dua Seperti marbel,
partia (Deep partialpertiga bagian putih dan keras
thickness) superficial dermis
dan jaringan
dibawahnya
Tiga Kedalaman penuh Kerusakan seluruh Luka berbatas
(Full thickness) lapisan kulit tegas, tidak
(dermis dan ditemukan bula,
epidermis) serta berwarna
lapisan yang lebih kecoklatan, kasar,
dalam tidak nyeri
Empat Subdermal Seluruh lapisan Mengenai struktur
kulit dan struktur di sekitarnya
disekitarnya seperti
lemak subkutan,
fasia, otot dan
tulang
Sumber : (Dida Gurnida dan Melisa Lilisari, 2011)

2. Luas luka bakar


Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar meliputi Rule of nine, Lund and
Browder dan hand palm (Gurnida dan Melisa Lilisari, 2011). Ukuran luka bakar ditentukan
dengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari perhitungan
bervariasi menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan luas
luka bakar (Gurnida dan Lilisari, 2011).
a. Metode rule of nine
Dasar dari metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana
setiap bagian mewakili 9% kecuali daerah genitalia 1% (lihat gambar 1). Metode ini adalah
metode yang baik dan cepat untuk menilai luka bakar menengah d an berat pada penderita
yang berusia diatas 10 tahun. Tubuh dibagi menjadi area 9%. Metode ini tidak akurat pada
anak karena adanya perbedaan proporsi tubuh anak dengan dewasa ( Gurnida dan Lilisari,
2011).
b. Metode Hand Palm
Metode permukaan telapak tangan. Area permukaan tangan pasien (termasuk jari tangan )
adalah sekitar 1% total luas permukaan tubuh. Metode ini biasanya digunakan pada luka
bakar kecil ( Gurnida dan Lilisari, 2011).
c. Metode Lund and Browder
Metode ini mengkalkulasi total area tubuh yang terkena berdasarkan lokasi dan usia. Metode
ini merupakan metode yang paling akurat pada anak bila digunakan dengan benar Metode
lund and browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia,
yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar yaitu kepala
20%, tangan masingmasing 10%, kaki masing-masing 10%, dan badan kanan 20%, badan kiri
20 ( Gurnida dan Lilisari, 2011).

3. Lokasi luka bakar


Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar yang mengenai
kepala, leher dan dada sering kali berkaitan dengan komplikasi pulmoner. Luka bakar yang
menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan
persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan implikasi
terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen
(Rahayuningsih, 2012).

4. Mekanisme injury
Mekanisme injury merupakan faktor lain yang digunakan untuk menentukan berat ringannya luka
bakar. Secara umum luka bakar yang mengalami injuri inhalasi memerlukan perhatian khusus.
Pada luka bakarelectric, panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan kerusakan
jaringan internal (Rahayuningsih, 2012).
Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak
lainnya dapat terjad lebih luas khususnya bila injury electrik dengan voltage tinggi. Oleh karena
itu voltage , tipe arus (direct atau alternating), tempat kontak danlamanya kontak adalah sangat
penting untuk diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbidity (Rahayuningsih,
2012).

5. Usia
Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka kematiannya (mortality rate) cukup
tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada kelompok usia 0-1 tahun dan
klien yang berusia di atas 65 tahun. Tingginya statistic mortalitas dan morbiditas pada orang tua
yang terkena luka bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti
lambatnya bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas), hidup
sendiri, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya. Disamping itu juga mereka lebih rentan terhadap
injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi athropi pada bagian-bagian kulit
lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan memasak dapat menyebabkan terjadinya luka
bakar (Rahayuningsih, 2012).

D. PATOFISIOLOGI
Pajanan panas yang menyentuh permukaan kulit mengakibatkan kerusakan pembuluh darah kapiler kulit
dan peningkatan permeabilitasnya.Peningkatan permeabilitas ini mengakibatkan edema jaringan dan
pengurangan cairan intravaskular. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
terjadi akibat penguapan yang berlebihan di derajat 1, penumpukan cairan pada bula di luka bakar derajat
2, dan pengelearan cairan dari keropeng luka bakar derajat 3. Bila luas luka bakar kurang dari 20%,
biasanya masih terkompensasi oleh keseimbangan cairan ubuh, namun jika lebih dari 20% resiko syok
hipovolemik akan muncul dengan tanda-tanda seperti gelisah, pucat, dingin, nadi lemah dan cepat,serta
penurunan tekanan darah dan produksi urin. Kulit manusia dapat mentoleransi suhu 44°C (111°F) relatif
selama 6 jam sebelum mengalami cedera termal (Prasetyo, Ibrahim, & Somantri, 2014).

E. PATHWAY

F. KLASIFIKASI
Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan.
Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi
(Rahayuningsih, 2017) :

a. Luka bakar derajat I atau luka bakar ringan

Luka bakar derajat I ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis.
Umumnya tidak disertai kelepuhan pada kulit, kulit kemerahan pada bagian yang terbakar, bengkak
ringan, nyeri namun kulit tidak terkoyak karena melepuh, tidak terdapat bula, nyeri karena ujung-ujung
saraf sensorik teriritasi.

b. Luka bakar derajat II

Luka bakar derajat II terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi. Umumnya memiliki gejala berupa kulit kemerahan, melepuh,
bengkak yang tak hilang selama beberapa hari, kulit terlihat lembab atau becek, nyeri, dan bercak-bercak
berwarna merah muda.

c.Luka bakar derajat III

Luka bakar derajat III terjadi pada seluruh ketebalan kulit. Semua organ kulitsekunder rusak dan tidak ada
kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara spontan atau repitelisasi. Umumnya memiliki
gejala berupa daerah luka tampak berwarna putih, kulit hancur, sedikit nyeri karena ujung saraf telah
rusak dan biasanya tidak melepuh.

G. KOMPLIKASI
Menurut Rahayuningsih (2017), secara umum luka bakar jika tidak ditangani dengan benar, akan
menimbulkan komplikasi yaitu :

a. Syok hipovolemik

Akibat pertama dari luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan
suhu tinggi akan rusak dan permeabilitas meninggi.Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga
dapat terjadi anemia.Meningkatnya permeabilitas menyebabkan edema dan menimbulkan bula
sertaelektrolit. Hal ini menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.

b. MOF (multi organ failure)

Adanya perubahan permeabilitas kapiler pada luka bakar menyebabkangangguan sirkulasi. Di tingkat
seluler, gangguan perfusi menyebabkan perubahanmetabolisme. Adanya gangguan sirkulasi dan perfusi
mengakibatkan sulitnya untukmempertahankan kelangsungan hidup sel, iskemi jaringan akan berakhir
dengan nekrosis.

Anda mungkin juga menyukai