Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitri Nurlaeli

Nim : 044253406

Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

TUGAS 2

1. Penghimpunan dana bank merupakan aspek pokok dalam manajemen bank. Jelaskan
bagaimana penggunaan dana bank secara umum!
Jawab :
Penggunaan dana bank secara umum, meliputi :
a. Cadangan (Reserve)
Terdiri dari 2, yaitu :
- Cadangan primer ( primary reserve), memenuhi cadangan minimum yang
diwajibkan oleh bank sentral. Selain itu, cadangan primer juga ditujukkan untuk
memenuhi keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi
penarikan simpanan dan perimhtaan kredit. Cadangan ini berupa kas, saldo
rekeningg giro pada bank sentral dan bank lain, dan warkat-warkat yang siap
dicairkan. Aset ini sering disebut asset likuid atau cash asset.
- Cadangan sekunder (secondary reserve), memenuhi keperluan likuiditas dalam
jangka kurang dari setahun, dan sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak
mencukupi. untuk mengoptimalkan penerimaan, cadangan ini dapat ditanamkan
dalam surat-surat berharga jangka pendek.
b. Kredit yang disalurkan (loan)
Merupakan aspek utama dalam penggunaan dana bank. Untuk mengefektifkan fungsi
bank dalam intermediasi dana, pemberian kredit ini diatur oleh Bank Indonesia
berupa standar minimum LDR (Loan Deposit Ratio), yaitu ratio antara krredit dengan
dana pihak ketiga.
c. Investasi (Invesment)
Penggunaan dana untuk investasi adalah berupa penanaman dana dalam bentuk surat
berharga yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan. Penanaman dana ini bisa
menggunakan instrument saham dan obligasi dengan berbagai jenisnya, serta bentuk-
bentuk penyertaan.
Sumber : EKSI4205 hal. 4.9
2. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan Bank Umum dan BPR Secara Spesifik?
Jawab :
Sesuai UU No. 7 tahun 1992 tetntang perbankan sebagaimana telah diubah dalam UU
No. 10 Tahun 1998, dimana Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan, dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah
dengan No. 10 Tahun 1998 secara eksplisit menyatakan bahwa Bank Pengkreditan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau
berdasar prinsip syariah yang kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Sumber : EKSI4205 hal. 4.3 dan 4.53

3. Sebutkan dan Jelaskan Pokok-pokok Penilaian Kesehatan Bank?


Jawab :
Peraturan BI tentang Penilaian Kesehatan Bank tersebut digantikan oleh Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No.4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Pokok-pokok penilaian kesehatan Bank tersebut, antara lain :
a. Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank baik secara individual maupun konsolidasi dengan menggunakan
pendekatan resiko. Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan
bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak.
b. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang terdiri dari :
- Profil risiko (risk profile)
Diukur dengan 8 jenis risiko, meliputi : Risiko kredit, Risiko pasar, Risiko
operasional, Risiko likuiditas, Risiko hukum, Risiko tratejik, Risiko kepatuhan,
Risiko reputasi.
- Good Corporate Governance (GCG), merupakan penilaian terhadap kualitas
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
- Rentabilitas (earnings), meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, susmber-
sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas dan manajemen
rentabilitas.
- Permodalan (capital), meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan
kecukupan pengelolaan permodalan.
c. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dan
hasil self assessment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari
direksi wajib disampaikan kepada dewan komisaris.
d. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang semester (untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
e. Apabila dari hasil identifikasi dan penialian Bank Indonesia ditemukan permasalahan
agau pelanggaran yang secara signifikan memengaruhi maka Bank Indonesia
berwenang menurunkan peringkat komposit tingkat kesehatan bank.
Sumber : EKSI4205 hal. 5.6-5.7

4. Di dalam Undang-undang disebutkan bahwa Bank wajib melindungi rahasia Nasabah


simpanan dan simpanannya. Namun terdapat beberapa situasi pengecualian. Sebutkan
dan jelaskan secara singkat situasi apa saja tersebut?
Jawab :
Adapun pengecualian tersebut, antara lain :
- Kepentingan perpajakan
Kaitannya dengan perpajakan bank tidak lagi diwajibkan melindungi rahasia
nasabahnya. Hal ini tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998 dalam pasal 41 ayat
1 yang berbunyi : “Untuk kepentingan perpajakan Pimpinan Bank Indonesia atas
permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada
bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulias serta
mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat bank.”
- Penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang
dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara
Hal ini tercantum dalam UU No. 10 tahun 1998 pasal 41A ayat 1 yang mengatur
bahwa : ”Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada BUP
dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara, Pimpinan BI memberikan izin
kepada pejabat BUP dan Lelang Negara untuk memperoleh keterangan dari bank
mengenai simpanan Nasabah Debitur.”
- Untuk kepentingan peradilan
Hal ini tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 42 ayat 1 : “Untuk
kepentingan peradilan dalam perkara pidana, Pimpinan BI dapat memberikan izin
kepada polisi, jaksa, atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank
mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada bank.”
- Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
Tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 43 : “Dalam perkara perdata
antara bank dengan nasabahnya, direksi bank yang bersangkutan dapat
menginformaiskan kepada Pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah yang
bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang relevan dengan perkara
tersebut.”
- Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan
Diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 4A ayat 1 : “Atas permintaan,
persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat secara tertulis, bank
wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan pada bank
yang bersangkutan kepada pihak yang ditujuk oleh nasabah penyimpan tersebut.”
- Nasabah penyimpan meninggal dunia
Diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 4A ayat 2 : “Dalam hal nasabah
penyimpan telah meninggal dunia, ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan
yang bersangkutan berhak memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah
penyimpan tersebut.”
Sumber : EKSI4205 hal. 5.48-5.50

Anda mungkin juga menyukai