Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RYAN HIDAYAT

NIM : 045221473
JAWABAN :
NO 1. Jelaskan bagaimana penggunaan dana bank secara umum ?

No 2 perbedaan bank umum dan BPR ?


Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran; Berdasarkan pengertiannya  dapat dilihat perbedaannya
yaitu dalam kegiatannya, bank umum memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
sedangkan pada BPR tidak. 
No 3 Sebutkan dan Jelaskan Pokok-pokok Penilaian Kesehatan Bank?

 Profil Risiko merupakan penilaian atas risiko yang melekat dan kualitas praktik
manajemen risiko dalam operasional Bank.

 Good Corporate Governance (GCG) Penilaian terhadap kepemimpinan bank dalam


menerapkan Prinsip-prinsip GCG dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital) berdasarkan sisi. Hasil
Proses dan Tata Kelola.

 Profitabilitas (Profit) Mengevaluasi evolusi profitabilitas, sumbernya dan


keberlanjutan pendapatan bank. Profitabilitas adalah kemampuan suatu bank untuk
menghasilkan keuntungan.

Pembahasan :

Kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif terhadap berbagai aspek yang


mempengaruhi kesehatan dan kinerja bank. Evaluasi didasarkan pada berbagai aspek seperti
faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, profitabilitas (laba atas investasi), likuiditas
(posisi kas perusahaan) dan kepekaan terhadap risiko pasar. Kesehatan bank mempengaruhi
semua pihak yang terkait dengannya. B. Warga yang menggunakan jasa perbankan, pemilik
dan operator bank, dan pemerintah. Status bank digunakan untuk memeriksa apakah kegiatan
perbankan telah sesuai dengan ketentuan yang ada. Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, tingkat
kesehatan bank merupakan sarana bagi pengawas untuk menetapkan atau menetapkan strategi
dan fokus pengawasannya.

No 4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat situasi apa saja tersebut?

Ada beberapa pengecualian bagi bank untuk memberikan rahasia bank itu, yaitu dalam hal-
hal berikut:

1.    Untuk kepentingan perpajakan

Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan


perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti
tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada
pejabat pajak (Pasal 41 ayat (1) UU Perbankan).
2.    Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang
dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara

Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara/Panitia Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai
simpanan nasabah debitur (Pasal 41A ayat (1) UU Perbankan).

3.    Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana

Pimpinan Bank Indonesia dapat memberikan izin kepada Polisi, Jaksa, atau Hakim untuk
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada bank
(Pasal 42 ayat (1) UU Perbankan).

4.    Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya

Direksi bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang keadaan
keuangan nasabah yang bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang relevan dengan
perkara tersebut, sebagaimana diatur dalam Pasal 43 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan (“UU 7/1992”).

5.    Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank

Direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain dalam
rangka tukar menukar informasi antar bank (Pasal 44 ayat (1) UU 7/1992).

6.    Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat secara
tertulis

Bank wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan pada bank yang
bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan tersebut atas permintaan,
persetujuan, atau kuasa (secara tertulis) dari nasabah penyimpan (Pasal 44A ayat (1) UU
Perbankan).

7.    Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia

Ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan yang bersangkutan berhak memperoleh
keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan tersebut. (Pasal 44A ayat (2) UU
Perbankan)

Anda mungkin juga menyukai