Anda di halaman 1dari 2

Dakwah dengan Keteladanan

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  Follow on TwitterSend an emailJuly 19, 2022


Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Reddit VKontakte Odnoklassniki Pocket
Kadang dakwah dengan teladan atau praktik langsung lebih mengena daripada dengan lisan.

Bagi aktivis dakwah di zaman ini, hendaknya benar-benar meluruskan niat agar niatan
dakwahnya hanya kepada Allah dan benar-benar bersabar dalam berdakwah. Bersabar dalam
menyampaikan dakwah dan bersabar dengan sikap manusia dalam menghadapi dakwah yang
disampaikan. Bisa jadi sebagian manusia mencela, marah, mengacuhkan, bahkan mengganggu
dengan berbagai macam cara. Hal ini dikarenakan manusia di zaman ini benar-benar cinta
dengan dunia dan tenggelam dengan kepentingan dunia. Tak jarang dakwah mengganggu
urusan dunia mereka sehingga mereka merespons negatif. Belum lagi apa yang biasanya
didakwahkan sudah sering mereka dengar, nasihat yang mereka terima seringkali hanya
berupa gaya bahasa dan retorika belaka tanpa adanya contoh konkret dan perbuatan yang
dipraktikkan.

Coba perhatikan hadis berikut:

‫ { َكانَ رَ سُو ُل َاللَّ ِه صلّى هللا عليه وسلّم يُصَ لِّي وَ ُهوَ َحا ِم ٌل‬: ‫وَ عَ نْ َأ ِبي َقتَا َد َة ( َقا َل‬
َ ‫ُأمَا َم َة ِب ْن‬
َ‫ { وَ ُهو‬: ‫ وَ ِلمُسْ ِل ٍم‬. ‫ وَ ِإ َذا َقا َم َح َملَ َها } ُمتَّ َف ٌق عَ لَ ْي ِه‬, ‫ َفِإ َذا س ََج َد وَ ضَ َع َها‬, َ‫ت زَ ْينَب‬
. } ‫يَُؤ ُّم َالنَّاسَ ِفي َا ْلمَسْ ِج ِد‬
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika beliau sujud, beliau
meletakkannya dan jika beliau berdiri, beliau menggendongnya.” (Muttafaqun ‘alaih. Dalam
riwayat Muslim, “Sedang beliau mengimami orang-orang di masjid.”) [HR. Bukhari, no. 516 dan
Muslim, no. 543].
Faedah yang dapat kita ambil dari hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin
menunjukkan pada orang Arab bahwa beliau sangat menyayangi anak perempuan dengan
menggendong Umamah putri Zainab, cucu beliau. Cukup dengan praktik saja, tanpa banyak
bicara. Maka, dakwah kadang hanya dengan tindakan, tak perlu banyak retorika. (Diambil
faedah ini dari Fiqh Bulugh Al-Maram karya Syaikh Muhammad Az-Zuhaily).

Maka benarlah, hal terberat bagi seorang guru atau ustadz bukanlah agar ilmu sampai dan
dipahami oleh muridnya, tetapi bagaimana menjadi teladan yang baik dalam perbuatan
sehingga memotivasi dan menginspirasi dalam semangat ilmu, amal, dan akhlak yang mulia.
Demikian juga para orang tua pada anak-anaknya.

Silakan praktikkan:

 dakwahi suami dengan menjadi istri yang baik, tanpa harus jadi seorang ustadzah di rumah.
 dakwahi orang tua dengan menjadi anak teladan, tanpa harus jadi seorang penceramah di
hadapan ayah atau bunda.

 dakwahi masyarakat dengan akhlak dan tingkah laku yang baik, Insya-Allah akan lebih
mengena dan ajakan lainnya akan mudah diterima

Anda mungkin juga menyukai