Anda di halaman 1dari 3

DOMINASI PATRIARKI DALAM NOVEL Dini adalah seorang remaja yang sedang

SEKAYU KARYA NH. DINI DENGAN duduk di bangku SMP. Masa SMP adalah
PENDEKATAN FEMINISME TEORI GRAMSCI: masa paling rentan dalam pembentukan
HEGEMONI DAN RESISTENSI karakter, di mana hadir kebimbangan antara
jiwa kanak-kanak dengan remaja. Ditambah
Nh. Dini adalah salah satu pengarang yang
dengan lingkungan yang serba kesusahan,
muncul seiring dengan berkembangnya
menjadikan perpaduan tersebut dirasa
kritik sastra feminis. Di mana ia melakukan
kurang baik untuk menjadi faktor
protes terhadap ketidakadilan gender yang
pembentukan karakter anak, sehingga apa
dialami wanita dan memperjuangkannya
yang terjadi di lingkunganya sangat berefek
melalui karya sastra.
pada pertumbuhan pola pikir Dini. Beberapa
Novel Sekayu mengangkat cerita tentang kutipan berikut menunjukkan hal tersebut:
seorang anak perempuan yang bekerja
"...barangkali aku satu-satunya anak
keras sejak kematian ayahnya.
perempuan yang mengemudikan sepeda
Perekonomian keluarganya yang memburuk,
laki-laki sehingga ketika tiba di tempat
membuat Hardini, tokoh utama perempuan
tersebut, semua mata murid-murid dan
di sini berinisiatif membiaya kepentinganya
pengawas ujian tertuju ke arahku." (Sekayu,
sendiri meski harus menerima banyak
1994: 40)
olokan dari kawan-kawan sepantaran. Novel
karya NH. Dini ini bercerita tentang Dini "Aku tidak merasa malu menaikinya. Seperti
yang diperolok sebab berangkat ke sekolah kata Ibu, sepeda hanya merupakan alat.
menggunakan sepeda laki-laki hingga ia Dan aku memerlukannya. Kakak-kakak lelaki
berhasil di bidang kepenulisan, Dini bisa memang tidak hentinya mengejek dan
membantu perekonomian keluarga, minimal memperolok-olokku di mana ada
membiayai hidupnya sendiri. kesempatan. Tapi hal itu tak pernah
menyinggung perasaanku." (Sekayu, 1994:
Dari seorang anak yang dibesarkan dalam
40)
lingkungan kultur patriarki, jiwa feminis Dini
lahir akibat ketidakadilan gender yang Kutipan di atas menunjukkan bagaimana
dialaminya sejak kecil. Ia berusaha meraih pandangan orang-orang kontan tertuju
kebebasan dengan membuang topeng yang kepada Dini dan mengejeknya bahkan
menurutnya salah dan mencari tahu nilai kakaknya sendiri, kala tahu ia menggunakan
seorang perempuan yang sesungguhnya. sepeda laki-laki untuk pergi ke sekolah.
Akan tetapi, hal itu sama sekali tidak seorang perempuan pun memiliki hal luar
menurunkan semangat Dini untuk menuntut biasa yang patut diapresiasi.
ilmu, bahkan hatinya tak sekalipun pernah
“Aku turut memikirkan, Bu. Setiap bulan,
tersinggung atas hal tersebut.
aku turut membagi-bagi keperluan sampul,
Adapun hal lain yang menunjukkan sikap bukan?” kataku sambil merangkulkan
resistensi Dini terhadap hegemoni yang lengan pada lehernya. “Lalu ada Paman
dialaminya dapat dilihat dari kutipan Sujahri di Jakarta.” (Sekayu, 1994: 158)
berikut:
Ibu tersenyum, meraih rambut dan
"Dalam udara malam yang berangin pantai, mengelusku perlahan.
disinari terangnya bulan bulat, aku berusaha
“Betul! Kau turut membantu menghitung
menembangkan gending Sinom. “Nulada
kebutuhan kita. Lalu kau juga bisa
laku utama, tumrape wong tanah Jawi...”
membayari sebagian besar keperluanmu
Ketika suaraku menurun mengakhiri
sendiri dengan menulis di radio. Dan
tembang tersebut, suasana sunyi-senyap,
pamanmu Sujahri! Hanya dia di antara
dengan latar belakang gemuruhnya ombak
saudara-saudara kita yang tetap menolong.”
di belakang tanggul. Penuh rasa khawatir
(Sekayu, 1994: 158).
aku mengedarkan padang pada wajah
teman-teman, takut kalau-kalau mereka Bagi seorang feminis seperti Dini, berhasil

tertidur oleh alunan tembangku. Tiba-tiba mengurangi beban keluarga merupakan

Pak Marsudi bersorak sambil berdiri, lalu pencapaian yang cukup membanggakan.

mendekatiku. Walau belum sepenuhnya mengubah kondisi

“Bagus! Bagus sekali!” ”(Sekayu, 1994: 99) perekonomian keluarga, tetapi ia tidak
memperparah keadaan. Bahkan Dini turut
Dari kutipan tersebut, bisa dilihat bahwa
membagi-bagi keperluan sampul, di balik
pada mulanya Dini ragu dan takut untuk
mendapatkan pertolongan dari pamannya,
melantunkan tembang. Akan tetapi,
Sujahri.
kemampuannya itu ternyata mampu
membuat guru serta teman-temannya Melalui novel Sekayu, Nh. Dini berusaha

terpana dan tak lagi mempermasalahkan menyampaikan isi hati si “aku”, tokoh utama

sepeda laki-laki yang selalu ia gunakan. wanita, yang memiliki kemarahan terhadap

Bagian ini menunjukkan bahwa Dini sebagai tokoh laki-laki yang bersikap
sewenang-wenang terhadapnya. Kesetaraan
tersebut bisa direalisasikan melalui gerakan
tokoh si aku yang menolak diolok-olok oleh
kaum laki-laki. Sikap tokoh si aku bisa lahir
karena adanya sebuah hegemoni dalam
keluarganya yang mengatakan bahwa
“perempuan tidak sebaiknya begini” atau
“perempuan tidak sebaiknya begitu”.
(Hafizhotun Nisa-Siti Hutami/)

Link foto :

1. https://www.goodreads.com/b
ook/show/2829757-sekayu
(foto sampul novel)
caption : Sekayu. Sebuah novel
yang mengisahkan perjuangan
gadis berjiwa feminis bernama
Hardini. (foto: Goodreaads)
2. https://tinyurl.com/nh-dini
(foto NH. Dini)
caption : Profil NH. Dini. Salah
satu sastrawan wanita
Indonesia yang
memperjuangkan feminis lewat
karyanya. (foto : Google)

Anda mungkin juga menyukai