DISUSUN OLEH :
NAMA : SELLANIA TIFANA
NIM : 1811102415127
KELAS : B KELOMPOK :5
A. Judul
Sediaan semi solid salep
B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan control kualitas sediaan salep meliputi daya
menyebar, daya melekat, dan daya proteksi salep.
C. Latar Belakang
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar pada kulit dengan atau tanpa penggosokkan.
Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep. Sediaan
setengah padat terdiri dari salep, krim, pasta, jeli, cerata dan kataplasma.
Salah satu sediaan farmasi yang berbentuk salep adalah salep kulit yaitu
salep yang dioleskan pada bagian kulit (Mayo et al.2016)
Salep memiliki keuntungan yaitu tidak mengiritasi, memiliki daya
lekat dan distribusi yang baik pada kulit dan tidak menghambat pertukaran
gas dan produksi keringat, sehingga efektivitasnya lebih lama)Suatu obat
dalam bentuk sediaan salep untuk dapat mencapai efektifitas yang
maksimum, perlu dipelajari dengan baik mengenai struktur kulit dan
formulasi sediaan antara lain pemilihan bahan pembawa atau basis, karena
pembawa akan mempengaruhi pelepasan zat aktif dan absorbsinya pada
lapisan kulit (Latifah et al. 2016
BAB II
DASAR TEORI
Salep merupakan sediaan semi solid yang lunak, mudah dioleskan, dan
digunakan sebagai obat luar pada kulit dan membran mukosa. Pelepasan bahan
obat dari basis salep sangat diperhatikan atau sangat dipengaruhi oleh faktor fisika
kimia dari basis maupun bahan obatnya, kelarutannya warna viskositas, ukuran
partikel, homogenitas dan formulasi (Sunari et al. 2018)
Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan
pada kulit sehat, sakit atau terluka dimaksudkan untuk efek topikal. Salep
digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau kronis, sehingga
diharapkan adanya penetrasi ke dalam lapisan kulit agar dapat memberikan efek
yang diinginkan (Wilantari et al.2019)
Suatu obat dalam bentuk sediaan salep untuk dapat mencapai efektifitas
yang maksimum, perlu dipelajari dengan baik mengenai struktur kulit dan
formulasi sediaan antara lain pemilihan bahan pembawa atau basis, karena
pembawa akan mempengaruhi pelepasan zat aktif dan absorbsinya pada lapisan
kulit. Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam
salep harus halus. oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang
mangalami banyak masalah, saleb yang harus digerus dengan homogen, agar
semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit dan diserab oleh kulit
(Rahmawati 2016)
Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan
terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep
sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika obat seperti kelarutan, ukuran
partikel dan kekuatan ikatan antara zat aktif dengan pembawanya serta untuk
basis yang berbeda faktor-faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda.
Pemilihan formulasi sangat menentukan tercapainya tujuan pengobatan oleh
sebab itu dalam membuat suatu sediaan yang sangat perlu diperhatikan
adalah pemilihan formulasi (Naibaho et al. 2018)
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kelompok, antara lain (Susila et al. 2019) :
A. Hasil
20
Basis PEG
15
Linear (Basis lemak)
10
Linear (Basis PEG)
5
0
0 5 100 150
Benan (gram)
Absorbansi
0,5
0,4
Absorbansi
0,3
0,2
y = 0,005955789x + 0,177494737
0,1 R2 = 0,987731907
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (menit)
Perhitungan
1) Kurva baku y = 0,005955789x + 0,17749737
= 0,006x + 0,1775
2) Factor pengenceran
Fp = 6/5 = 1,2
3) Kadar dari menit ke 5, 10, 15, 25, 35 dan 45
• 5 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,203 = 0,006x + 0,1775
0,203 – 0,1775 = 0,006 x
0,0255 = 0,006 x
X = 0,0255/0,006 = 4,25
Kadar = x . Fp
= 4,25 x 1,2
= 5,1
10 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,238 = 0,006x + 0,1775
0,238 – 0,1775 = 0,006 x
0,0605 = 0,006 x
X = 0,0605/0,006 = 10,08
Kadar = x . Fp
= 10,08 x 1,2
= 12,1
• 15 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,281 = 0,006x + 0,1775
0,281 – 0,1775 = 0,006 x
0,1035 = 0,006 x
X = 0,1035/0,006 = 17,25
Kadar = x . Fp
= 15,25 x 1,2
= 20,7
• 25 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,318 = 0,006x + 0,1775
0,318 – 0,1775 = 0,006 x
0,1405 = 0,006 x
X = 0,1405/0,006 = 23,42
Kadar = x . Fp
= 23,42 x 1,2
= 28,1
• 35 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,374 = 0,006x + 0,1775
0,374 – 0,1775 = 0,006 x
0,1965 = 0,006 x
X = 0,1965/0,006 = 32,75
Kadar = x . Fp
= 32,75 x 1,2
= 39,3
• 45 menit
Y = 0,006x + 0,1775
0,455 = 0,006x + 0,1775
0,455 – 0,1775 = 0,006 x
0,2775 = 0,006 x
X = 0,2775/0,006 = 46,25
Kadar = x . Fp
= 46,25 x 1,2
= 55,5
4) Faktor koreksi
• 5 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 0
=0
• 10 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 5,1
= 0,051
• 15 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 12,1
= 0,121
• 25 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 20,7
= 0,207
• 35 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 28,1
= 0,281
• 45 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 39,3
= 0,393
5) Kadar terkoreksi
• 5 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 5,1 + 0
= 5,1
• 10 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 12,1 + 0,051
= 12,151
• 15 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 20,7 + 0,121
= 20,821
• 25 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 28,1 + 0,207
= 28,307
• 35 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 39,3 + 0,281
= 39,581
• 45 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 55,5 + 0,393
= 55,893
6) Jumlah obat
• 5 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 5,1 x 5
= 25,5
• 10 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 12,1 x 5
= 60,5
• 15 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 20,821 x 5
= 101,405
• 25 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 28,307 x 5
= 141,535
• 35 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 39,581 x 5
= 197,905
• 45 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 55,893 x 5
= 279,465
7) Perhitungan DE45 basis lemak
a. L1 = ½ x a x t = ½ x 25,5 x 5 = 63,75
b. L2 = ½ x (a1 + a2) t = ½ x (25,5 + 60,5) x 5 = 215
c. L3 = ½ x (a1 + a2) t = ½ x (60,5 + 101,405) x 5 = 404,763
d. L4 = ½ x (a1 + a2) t = ½ x (101,405 + 141,535) x 10 =
1214,7
e. L5 = ½ x (a1 + a2) t = ½ x (141,535 + 197,905) x 10 =
1697,2
f. L6 = ½ x (a1 + a2) t = ½ x (197,905 + 279,465) x 10 =
2386,85
8) Luas bidang
A = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6 = 63,75 + 215 + 404,763 +
1214,7 + 1697,2 + 2386,85 = 5982,263
9) Luas bidang (A+B) = waktu maks x % maks
= 45 menit x 100%
= 4500 menit %
10) DE45
DE45 = (Luas bidang A / Luas bidang (A+)) x 100%
= (5982,263/4500) x 100%
= 132,94 %
g. Asam salisilat 10% basis PEG
Waktu Abs x Factor Kadar Factor Kadar Jumlah
(menit) pengenceran koreksi terkoreksi obat
(mg)
Absorbansi
1,8
1,6
1,4
1,2
Absorbansi
1
0,8
0,6
0,4 y = 0,025328421x + 0,461610526
0,2 R2 = 0,996544065
0
0 10 20 30 40 50
Waktu (meit)
Perhitungan
1) Persaman regresi y = 0,025328421x + 0,461610526 y = 0,025x +
0,4616
2) Factor pengenceran
Fp = 6/5 = 1,2
3) Kadar pada menit ke 5, 10, 15, 25, 35 dan 45
• 5 menit y = 0,025x +
0,4616 0,570 = 0,025x +
0,4616
0,570-0,4616 = 0,025x
0,1084 = 0,025x
X = 0,1084/0,025
X = 4,336
Kadar = x . Fp
Kadar = 4,336 x 1,2
Kadar = 5,2032
• 10 menit y = 0,025x +
0,4616 0,745 = 0,025x +
0,4616
0,745-0,4616 = 0,025x
0,2834 = 0,025x
X = 0,2834/0,025
X = 11,336
Kadar = x . Fp
Kadar = 11,336 x 1,2
Kadar = 13,6032
• 15 menit y = 0,025x +
0,4616 0,815 = 0,025x +
0,4616
0,815-0,4616 = 0,025x
0,3534 = 0,025x
X = 0,3534/0,025
X = 14,136
Kadar = x . Fp
Kadar = 14,136 x 1,2
Kadar = 16,9632
• 25 menit y = 0,025x +
0,4616 1,112 = 0,025x +
0,4616
1,112-0,4616 = 0,025x
0,6504 = 0,025x
X = 0,6504/0,025
X = 26,016
Kadar = x . Fp
Kadar = 26,016 x 1,2
Kadar = 31,2192
• 35 menit y = 0,025x +
0,4616 1,361 = 0,025x +
0,4616
1,361-0,4616 = 0,025x
0,8994 = 0,025x
X = 0,8994/0,025
X = 35,976
Kadar = x . Fp
Kadar = 35,976 x 1,2
Kadar = 43,1712
• 45 menit y = 0,025x +
0,4616 1,586 = 0,025x +
0,4616
1,586-0,4616 = 0,025x
1,1244 = 0,025x
X = 1,1244/0,025
X = 44,976
Kadar = x . Fp
Kadar = 44,976 x 1,2
Kadar = 53,9712
4) Factor koreksi
• 5 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 0
=0
• 10 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 5,2032
= 0,052032 = 0,052
• 15 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 13,6032
= 0,136032 = 0,136
• 25 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 16,9632
= 0,169632 = 0,170
• 35 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 31,2192
= 0,312192 = 0,312
• 45 menit
Faktor koreksi = 5/500 x kadar pada menit sebelumnya
= 5/500 x 43,1712
= 0,431712 = 0,432
5) Kadar terkoreksi
• 5 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 5,2032 + 0
= 5,2032
• 10 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 13,6032 + 0,052
= 13,6552
• 15 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 16,9632 + 0,136
= 17,0992
• 25 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 31,2192 + 0,170
= 31,2892
• 35 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 43,1712 + 0,312
= 43,4832
• 45 menit
Kadar terkoreksi = kadar + factor koreksi
= 53,9712 + 0,432
= 54,4032
6) Jumlah obat
• 5 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 5,2032 x 5
= 26,016
• 10 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 13,6552 x 5
= 68,275
• 15 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 17,0992 x 5
= 85,469
• 25 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 31,2892 x 5
= 156,446
• 35 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 43,4832 x 5
= 217,416
• 45 menit
Jumlah obat = kadar terkoreksi x 5
= 54,4032 x 5
= 272,016
7) Perhitungan DE45 basis PEG
a. L1 = ½ x a x t = ½ x 26,016 x 5 = 65,04
b. L2 = ½ x (a1 + a2) t = ½ (26,016 + 68,275) x 5 = 235,728
c. L3 = ½ x (a1 + a2) t = ½ (68,275 + 85,469) x 5 = 384,36
d. L4 = ½ x (a1 + a2) t = ½ (85,469 + 156,446) x 10 = 1209,575
e. L5 = ½ x (a1 + a2) t = ½ (156,446 + 217,416) x 10 = 1869,31
f. L6 = ½ x (a1 + a2) t = ½ (217,416 + 272,016) x 10 = 2447,16
8) Luas bidang
A = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6 = 65,04 + 235,728 + 384,36 +
1209,575 + 1869,31 + 2447,16 = 6211,173
9) Luas bidang (A+B) = waktu maks x % maks
= 45 menit x 100%
= 4500 menit %
10) DE45
DE45 = (Luas bidang A / Luas bidang (A+)) x 100%
= (6211,173/4500) x 100%
= 138,03 %
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul sediaam semi solid salep
bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan control kualitas sediaan
salep meliputi daya menyebar, daya melekat, dan daya proteksi salep.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam
dasar atau basis salep yang cocok. Salep dapat mengandung obat atau tidak
mengandung obat disebut dengan basis salep
Praktikum kali ini salep dengan bahan aktif asam salisilat dengan
basis lemak dan basis PEG dilakukan uji control kualitas salep diantaranya
yaitu daya menyebar, daya melekat, dan daya proteksi salep. Pada salep
asam salisilat basis lemak diperoleh hasil lebih baik yang mana diameter
penyebarannya lebih luas dibandingkan dengan salep yang berbasi PEG
hal ini bisa terjadi kemungkinan dikarenakan dengan basis lemak. Hal ini
dikarenakan basis larut air jenis PEG berupa padatan semi kristalin, mudah
larut dalam air hangat tetapi mudah menguap pada suhu kamar
sehingga berupa padatan. Hal ini mengakibatkan konsistensi salep
meningkat sehingga massa salep menjadi semakin padat dan keras
sehingga susah dalam hal pengolesan dan lebih susah menyebar.
Sedangkan basis lemak mempunyai konsistensi yang lebih lunak
sehingga menyebabkan salep lebih mudah menyebar dan lebih mudah
dalam pengolesan. Namun untuk kedua jenis salep ini luas penyebaran nya
kurang dari yang
seharusnya, pada literature persyaratan daya sebar untuk sediaan
topikal yaitu sekitar 5-7 cm sedangkan dari hasil percobaan diatas
penyebaran paling luas 34,9 mm / 3,94 cm (basis lemak) dan 27 mm/2,7
cm(basis PEG). Hal ini kemungkinan terjadi karena beban yang diberikan
kurang sehingga tekanan yang diperoleh pun kurang (Natalia et al. 2018)
Pada uji daya lekat salep, salep basis PEG lebih lama dibandingkan
dengan basis salep lemak. Hal ini dikarenakan PEG merupakan basis salep
larut air hanya mengandung komponen yang larut dengan air. Seperti
halnya basis tercuci basis ini juga hilang bila dicuci dengan air. Basis ini
tidak mengandung bahan berlemak dan mudah melunak dan viskositas
dengan basis PEG dikatakan lebih rendah sehingga lebih mudah dan lama
melekat pada medium (Natalia et al. 2018)
Pada uji daya proteksi salep, Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kekuatan salep melindungi kulit dari pengaruh luar pada
waktu pengobatan. Salep dengan basis lemak dengan seluruh waktu
pecobaan menandakan positif adanya noda merah hal ini bisa dikatakan
bahwa basis lemak tidak bisa memproteksi dari larutan KOH sedangkan
pada basis PEG tidak menimbulkan warna merah. Sedangkan pada
literature lemak bersifat non polar dan KOH bersifat polar sehingga akan
etrjadi penolakan dan lemak pun bisa melindungi diri dari larutan KOH.
Sedangkan PEG bersifat sama-sama polar dengan KOH sehingga akan
mengakibatkan gaya Tarik menarik dan nantinya salep akan terkena
larutan KOH dan timbul warna merah. Hasil percobaan tidak sesuai
dengan literature hal ini bisa terjadi kemungkinan dikarenakan kesalahan
pada proses pembuatan salep, misalnya kurang homogen sehingga ketika
bagian salep yang tidak tercampur dengan lemak tidak akan terlindungi
dan akan memunculkan warna merah ketika diberi larutan KOH (Natalia
et al. 2018)
Pada uji kecepatan pelepasan obat jumlah obat yang lepas dari basis
rata-rata basis PEG lebih besar dari pada basis lemak. Hal ini berkaitan
dengan viskositas. Viskositas akan mempengaruhi pelepasan obat, pada
viskositas yang rendah koefisien difusi obat akan menjadi tinggi sehingga
pelepasan obat menjadi besar dan sebaliknya sehingga salep akan lebih
cepat terabsorbsi dan pelepasan obat segera terjadi (Natalia et al. 2018)
Dissolution efficiency (DE) menyatakan perbandingan antara luas
daerah di bawah kurva kecepatan pelarutan dan daerah pada waktu yang
sama menggambarkan 100% obat terlarut dalam media. Pada hasil
percobaan diperoleh hasil DE basis lemak adalah 132,94 % dan DE basis
PEG adalah 138,03 %. Keduanya memenuhi persyaratan untuk DE yaitu
>70% (Nugroho et al. 2015)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada salep asam salisilat basis lemak diperoleh hasil lebih baik yang mana
diameter penyebarannya lebih luas dibandingkan dengan salep yang berbasi PEG.
Pada uji daya lekat salep, salep basis PEG lebih lama dibandingkan dengan basis
salep lemak. Salep dengan basis lemak dengan seluruh waktu pecobaan
menandakan positif adanya noda merah hal ini bisa dikatakan bahwa basis lemak
tidak bisa memproteksi dari larutan KOH sedangkan pada basis PEG tidak
menimbulkan warna merah. Pada uji kecepatan pelepasan obat jumlah obat yang
lepas dari basis rata-rata basis PEG lebih besar dari pada basis lemak. DE basis
lemak adalah 132,94 % dan DE basis PEG adalah 138,03 %. Keduanya
memenuhi persyaratan untuk DE yaitu >70%.
B. Saran
1. Diharapkan praktikan untuk melakukan praktik dengan teliti dan dengan
menggunakan kecermatan yang baik.
2. Melakukan percobaan dengan kesterilan yang baik
3. Diharapkan praktikan untuk lebih teliti dalam melakukan percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, B.H., Dewi, S., Syukri, Y. 2015. Karakterisasi Dispersi Padat Ibu
ProfenSSG (Sodium Starch Glycolat) dengan Teknik Kneading. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 7 (1)
Rahmawati, O.N. 2016. Pengaruh penggunaan Tipe Basis Salep Hidrokarbon dan
mudah icuci Air dalam Formulasi Sediaan salep Fraksi Heksan Herba
Pegagan (Centella asiatiaa L.) TerhadapmSifat Fisik dan Kontrol
Kualitasnya.
Surakarta : UNC.
Sunari, A.A.M.S., Artini, N/P.r., Apsan, D.P. 2018. Perbandingan Kualitas Krim
Antara Basis Ades Lanae Dengan Ghee (Mentega usu Sapi). Universitas
Hindu Indonesia.
Susila, T.L., Yunianti, B., Winarsi, B. 2019. Formulaasi Sediaan Setengah padat
Salep dan Krim Ekstrak Daun Kemangi (Ocinum sanctum L.). STIKES Citra
Husana Mandiri Kupang.