Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KIMIA

“REAKSI REDOKS”

DISUSUN OLEH :
NURUL QURANI HASANUDDIN
FADIL RAHMAN
MUH WILDAN
MUH ASLAM

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat- Nya lah dan hidayahNya
jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk dijadikan referensi yang
lengkap dan menyeluruh tentang “ReaksiRedoks dan
Elektrokimia”.
  Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi
tugas dan penyusunannya dilakukan secara kelompok. Substansi yang
terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi buku dan
literature-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber lain
yang berasaldari media elektronik melalui pengambilan bahan
dari internet. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah “Kimia
Dasar” banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap diberikan kritikan yang membangun kepada
para pembaca.

Makassar, 17 November 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................

A.LATAR BELAKANG .......................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................

A.PENGERTIAN REAKSI REDOKS...................................

B.PENYETARAAN REAKSI REDOKS..............................

C.PENGERTIAN SEL ELKTROKIMIA..............................

BAB III PENUTUP ...................................................................

A.KESIMPULAN ..................................................................

B. SARAN .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................

DOKUMENTASI .....................................................................

BAB
I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi
perpindahan elektron secara berurutandari suatu unsur kimia ke 
unsur kimia yang lain,yang terdiri atas dua reaksi,yaitu oksidasi
(peningkatan biloks) dan reduksi (penurunan biloks).Reaksi ini
sejenis dikarenakan electron yg berpindah dari reaksi oksidasi
sama dengan electron yang diperoleh reaksi reduksi.
Elektrokimia adalah salah satu dari ilmu kimia yang
mempelajari tentang perubahan energy listrik menjadi energy
kimia dan begitu sebaliknya. proses elektrokimia melibatkan
reaksiredoks. proses perpindahan electron akan menghasilkan
sejumlah energi listrik. Elektrokimia dapat diterapkan dalam dua
jenis sel, yaitu sel volta dan sel elektrolisis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Reaksi Redoks ?
2. Apa yang dimaksud Elektrokimia ?
3. Apa yang dimaksud Sel volta?
C. TUJUAN
1. Agar siswa dapat memahami konsepdasar dan pengertian d
ari Reaksi Redoks
2. Agar siswa dapat memahami konsepdasar dan pengertian d
ari Elektrokimia
3. Agar siswa dapatmenyeterakan suatu persamaan reaksi red
ok

BAB
II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REAKSI REDOKS
Redoks ( reduksi-oksidasi). Reduksi adalah penerimaan
elektron atau penurunan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi
adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi.

CONTOH : REAKSI REDUKSI

Cu2+(aq) + 2e ® Cu (s) Ag+(aq) + e ® Ag(s)CONTOH :
REAKSI OKSIDASIZn(s) ® Zn2+(aq)+ 2e Al(s) ® Al3+
(aq) + 3e

B. PENYETARAAN REAKSI REDOKS


1. METODE BILANGAN OKSIDASI
Langkah-langkah penyetaraan reaksi :
 Menentukan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi
berdasarkan perubahan bilanganoksidasi tiap unsur
 Menyetarakan jumlah unsur yang mengalami redoks
dengan menambahkan koefisien yangsesuai
 Menentukan besarnya kenaikan atau penurunan bilangan
oksidasi dari unsur-unsur yangmengalami perubahan
bilangan oksidasi
 Meneyetarakan perubahan bilangan oksidasi tersebut
dengan memberikan koefisien yangsesuai
 Menyetarakan jumlah atom H dan O serta unsur-unsur
yang lain
2 . METODE SETENGAH REAKSI
(ION ELEKTRON)
Langkah-langkah penyetaraan reaksi:
 Menuliskan zat-zat yang mengalami reaksi redoks saja
 Memisahkan reaksi menjadi 2, setengah reaksi reduksi
dan setengah reaksi oksidasi
 Menyetarakan atom-atom yang mengalami redoks,
kecuali atom hydrogen (H) dan oksigen(O)
 Menyetarakan atom oksigen (O) dengan menambahkan
molekul H2O ke ruas yang kekurangan oksigen
 Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambahkan ion
H+ ke ruas yang kekuranganatom H
 Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron ke ruas
yang memiliki muatan lebih positif
 Menyamakan jumlah elektron pada kedua persamaan
setengah reaksi reduksi dan oksidasi
 Menyatukan kedua persamaan setengah reaksi menjadi reaksi
redoks yang utuh.
 Mengembalikan ke bentuk reaksi awal

C. PENGERTIAN SEL ELKTROKIMIA


Transfer elektron pada reaksi redoks dalam larutan
berlangsung melalui kontak langsung antara partikel-
partikel berupa atom , molekul atau ion yang saling serah
terima elektron. Pembahasan transfer elektron melalui
sirkuit luar sebagai gejala listrik, dan reaksi redoks yang
seperti ini akan dipelajari pada elektrokimia.
Sel elektrokimia merupakan suatu sel atau tempat
terjadinya aliran elektron yang disebabkan oleh perubahan
energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel ini
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
Sel Volta
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan
(∆G < 0) untuk membangkitkan energi listrik, selisih energi
reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi
listrik.Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
Sek Elektrolisa
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk
menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)
lingkungan melakukan kerja terhadap system kedua tipe sel
menggunakan elek troda, yaitu zat yang menghantarkan listrik
antara sel danlingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit
(campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa
muatan.

KOMPONEN SEL VOLTA


Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh
LUIGI GALVANI (1780)danALESSANDRO VOLTA
(1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta.
Keduanya menemukan adanya pembentukan energi dari
reaksi kimia tersebut. Energi yang dihasilkan darireaksi
kimia sel Volta berupa energi listrik.
Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga)
larutan elektrolit (ZnSO4 dan CuSO4),dan jembatan garam
(agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga
bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan
melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat ber
langsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif),
sedangkan elektroda tempat berlangsungnya reduksi
disebut Katoda (elektroda positif).
ELEKTRODAE
lektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan
katoda.Setengah reaksi oksidasi terjadi dianoda. ,Elektron
diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan
meninggalkan selmelalui anoda. Setengah reaksi reduksi
terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi
(zat pengoksidasi) dan masuk sel melalui katoda.Setengah
sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan
dalam ZnSO4.Setengah sel reduksi: katoda berupa batang 
logamCu dicelupkan dalam CuSO4. Terbentuk muatan
relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan
negatif dan katoda bermuatan positif. Kedua sel juga
dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk
terbalik berisi pasta elektrolit yang tidak bereaksi dengan
selredoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion
(kation dan anion). Dimungkinkan menggunakan
elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta
ini misalnya grafit dan platinum.
 NOTASI SEL VOLTA
• Sel Volta dinotasikan dengan cara yang telah disepakati
(untuk sel Zn/Cu2+)Zn(s)|Zn2+(aq)║Cu2+(aq)|Cu(s)
Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah kiri
bagian katoda. Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya
fasa yang berbeda (aqueous vs solid) jika fasanya samamaka
digunakan tanda koma. Untuk elektroda yang tidak bereaksi
ditulis dalam notasi diujungkiri dan ujung kanan.

POTENSIAL SEL
Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan
menjadi energi listrik. Energi listrikini berbanding lurus dengan
beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau disebut
juga potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf).Untuk
proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja
yang bisa dilakukanoleh sel.
Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh
karena itu potensial sel standar diukur pada keadaan standar
(298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan
murniuntuk solid).
 
POTENSIAL SEL STANDA
Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait
dengan setengah reaksi yang ada(wadah elektroda). Menurut
kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis
dalam setengah reaksi reduksi
Bentuk teroksidasi + ne à bentuk tereduksi E 1/2 se
Potensial elektroda standar seperti halnya besaran
termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya
E sel = E katoda –  E anoda

Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah


reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:
2H+(aq, 1 M) + 2e à H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0
H2(g, 1 atm) à 2H+(aq, 1 M) + 2e – Eorujukan = 0

Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta yang
menggunakan elektroda hydrogen standar sebagai salah satu
elektrodanya dan mengukur potensial sel dengan alat
ukur, kemudiankita dapat menentukan potensial elektroda
standar banyak zat secara luas. Semua nilai adalahrelatif
terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)

2H+ (aq, 1 M) + 2e Û H2 (g, 1 atm)


Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi
reduksi artinya semua
reaktan pengoksidasi dan semua produk pereduksi. Nilai Eo 
yang diberikan adalah setengah reaksitertu, semakin positif
nilainya semakin besar kecenderungan reaksi tersebut terjadi.
Nilai Eomemiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya
kita balik. Berdasarkan table semakin keatas semakin oksidator dan
semakin kebawah semakin reduktor.
REAKSI REDOKS SPONTAN
Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah
reaksi, sehingga akan ada reduktor danoksidator ditiap-
tiap sisi reaks. Berdasarkan tabel maka reaksi spontan
(Eosel> 0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan
reduktor (sisi produk) yang terletak dibawahnya Misal
Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn
terletak dibawah Cu2+
Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam. Ambil
salah satu logam, tuliskan reaksioksidasinya lalu jumlah
untuk memperoleh Eosel jika positif maka H2 akan
terlepas. Logamyang tidak dapat menggantikan H2,
dengan langkah yang sama, namun jika hasilnya Eosel <
0,maka reaksi tidak spontan. Logam yang dapat
menggantikan H2 dari air, logam yang terletak  dibawah
reduksi air. Logam yang dapat menggantikan logam lain
dari larutannya, yaitu logamyang terletak dibagian
bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak
dibagian atas tabel.
Pengaruh Konsentrasi terhadap Potensial Sel
Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial
setengah sel juga pada keadaan standarsementara
kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan
standarnya. Berdasarkan persamaan yang telah
diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
 ∆G = -nFEsel juga ∆Go =-nFEosel sehingga
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
Esel = Eosel –  (RT/nF) ln Q

Aplikasi Persamaan Nernst


1. Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel
2. Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
3. Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
4. Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 2985. Esel = Eosel 
–  (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)
SEL ELEKTROLISIS
Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang reaksi-reaksi sel
elektrolisis (aspek kualitatif).Kemudian kita akan menghitung massa
endapan logam dan volume gas yang dihasilkan dari reaksi elektrolisis
(aspek kuantitatif). Kita juga akan mempelajari pengaruh besarnya arus
listrik terhadap kuantitas produk elektrolisis yang dihasilkan. Sel
Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas
di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan
salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari
(lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).
Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik
yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan.
Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel
elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur
pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalahsebagai berikut :
2 H2O(l) —— > 2 H2(g) + O2(g)
Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam
natrium di katoda dangan lembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya
jika lelehan garam NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah
proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksi elektrolisis
larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat
Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta).Pada katoda,
terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel
Potensial StandarReduksi, air memiliki E°red yang lebih besar
dibandingkan ion Na+. Ini berarti, air lebih mudah tereduksi
dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda
adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi,
nilai E°red ion Cl- dan air hamper sama. Oleh karena oksidasi air
memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ionCl-
lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang
bereaksi di anoda adalahion Cl-. Dengan demikian, reaksi yang terjadi
pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut :
Katoda
(-) : 2 H2O(l) + 2 e-—— > H2(g) + 2 OH-(aq) ………… (1)
 
Anoda
(+) : 2 Cl-(aq)—— > Cl2(g) + 2 e-……………….. (2)
Reaksi sel :
2 H2O(l) + 2 Cl-(aq)——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-(aq)
……………………. [(1) +(2)]

Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2


dan ion OH - (basa) dikatoda serta gelembung gas Cl2 di anoda.
Terbentuknya ion OH- pada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan
warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah
indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk
elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis
larutan. Selanjutnya kita mencoba mempelajari elektrolisis larutan
Na2SO4. Pada katoda,
terjadi persaingan antara air dan ion Na+. Berdasarakan nilai E°red, mak
a air yang akan tereduksi dikatoda. Di lain sisi, terjadi persaingan antara
ion SO42- dengan air di anoda. Oleh
karena bilangan oksidasi S pada SO4-2 telah mencapai keadaan maksim
umnya, yaitu +6, maka spesiSO42- tidak dapat mengalami oksidasi.
Akibatnya, spesi air yang akan teroksidasi dianoda.Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Katoda (-) :
4 H2O(l) + 4 e-——> 2 H2(g) + 4 OH-(aq) ……….. (1)
Anoda (+) :
2 H2O(l)——> O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e-……………….. (2)
Reaksi sel :
6 H2O(l)—— > 2 H2(g) + O2(g) + 4 H+(aq) + 4 OH-
(aq) …………………….. [(1)+ (2)]
6 H2O(l)——> 2 H2(g) + O2(g) + 4 H2O(l) …………………. [(1) +
(2)]
2 H2O(l)——> 2 H2(g) + O2(g) …………………….. [(1) + (2)]

Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang
terjadi justru adalah peristiwa elektrolisis air menjadi 
Unsur-unsur pembentuknya. Hal yang serupa juga ditemukan pada
proses elektrolisis larutan Mg(NO3)2 dan K2SO4.Bagaimana halnya
jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan elektroda yang
tidakinert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak inert
hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di
anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yangtidak inert
mudah teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi
produk yang dihasilkan di katoda. Sebagai contoh, berikut adalah proses
elektrolisis larutan garam NaCl dengan menggunakan elektroda Cu :
Katoda (-) :
2 H2O(l) + 2 e-—— > H2(g) + 2 OH-(aq) …………………….. (1)
 Anoda (+) :
Cu(s)——> Cu2+(aq) + 2 e-…………………….. (2)
 Reaksi sel :
Cu(s) + 2 H2O(l)—— > Cu2+(aq) + H2(g) + 2 OH-(aq)
…………………….. [(1) +(2)]
Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita
akan melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang
telah disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisisadalah untuk
mengendapkan logam dan mengumpulkan gas dari larutan yang
dielektrolisis. Kita dapat menentukan kuantitas produk yang terbentuk
melalui konsep mol dan stoikiometri.Satuan yang sering ditemukan
dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah Faraday (F).Faraday
didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol elektron. Satu
Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya, setengah
Faraday equivalen dengan setengah molelektron. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02
x1023partikel. Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar
1,6 x 10-19 C. Dengandemikian :
1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19
C/partikel electron
1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk
mempermudah perhitungan)Hubungan antara Faraday dan Coulomb
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Faraday = Coulomb / 96500
Coulomb = Faraday x 96500
Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui
perkalian arus listrik(Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang
menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere,dan detik adalah sebagai
berikut :
Coulomb = Ampere x Detik
Q=Ixt
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik
adalah sebagai berikut :
Faraday = (Ampere x Detik) / 96500
Faraday = (I x t) / 96500
Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol
elektron yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan.
Selanjutnya, dengan memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-
masing setengah reaksi di katoda dan anoda, kuantitas produkelektrolisis
dapat ditemukan.
Hukum Faraday I : “Massa zat yang terbentuk pada masing
-masing elektroda sebanding dengan
kuat arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut”.
 Rumus: m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens
i= Mr/Valensii = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II :
“Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing
elektroda (terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus
listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen
masing-masing zat tersebut.”
Rumus: m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)
e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi
BAB
III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
1. Reaksi redoks adalah reaksi serah terima 
electron disertai perubahan biloks
2.  Padas el volta katoda bermuatan positif ,
anoda negative
3. Pada elektrolisis katoda negative anoa positif

SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah
alangkah lebih baiknya makalah ini mendapatkritik
yang membangun agar dalam penyusunannya dapat
lebih sempurna lagi dan
alangkah baiknya jika isi dari makalah ini dapat 
dikoreksi oleh dosen pengajar agar tidak terjadi
kesalahfahaman dalam memahami materi
tentang Reaksi Redok dan Elektrokimia ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/.document/341455715/Makalah-Kimia-Reaksi-Redoks-Dan-
Elektrokimia

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai