Anda di halaman 1dari 17

SAMPAH PERMUKIMAN SERTA PENGOLAHANNYA DAN

VEKTOR RODENT CONTROL


Oleh Habib Syaputra
Pengertian

Sampah merupakan bahan buangan yang berasal dari kegiatan manusia


dan faktor alam. Hasil buangan yang berasal dari kegiatan manusia
bersumber dari aktivitas perumahan, pasar, hotel atau wisma,
perkantoran, industri, restoran, industri, dan puing bahan bangunan serta
kendaraan bekas kendaraan transportasi yang tidak dapat dipakai atau
besi tua. Sampah dari faktor alam berasal dari bencana alam, seperti
gempa bumi, letusan gunung, dan banjir (Sahwan, 2010).
Jenis sampah

Berdasarkan sumbernya Berdasarkan sifatnya


A. Sampah alam A. Sampah Organik
B. Sampah manusia B. Sampah Anorganik
C. Sampah konsumsi
D. Sampah industri
Sumber Timbulan Sampah

1. Sumber non-perumahan Sumber perumahan


 Pasar  rumah semi permanen,
 Sekolah  rumah permanen (Pratama and Ihsan, 2017).
 Toko
 Kantor
 Hotel
 tempat ibadah
 Industri
 Restoran
 rumah sakit
 Jalan dan fasilitas lainnya.
Lanjutan
No Skala Berat Volume
Kg/Org/Hari Liter/Org/Hari
1 Kota 0,70 – 0,80 2,75 – 3,25
Sedang
2 Kota 0,625 – 0 702,5 - 2,75
Kecil
Tabel 9.1: Besar Timbulan Sampah Berdasarkan Skala Kota (SNI, 1995)

No Komponen Sumber Volume Berat Satuan


Sampah (liter) (kg)
1 Rumah Permanen 2,25 – 0,350 – Per orang/
2,50 0,400 hari
2 Rumah Semi Permanen 2,00 – 0,300 – Per orang/
2,25 0,350 hari
3 Rumah Non Permanen 1,75 – 0,250 – Per orang/
2,00 0,300 hari
Tabel 9.2: Besar Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Sampah
(Badan Standardisasi Nasional, 1994)
Pengolahan Sampah Perummahan
Timbulan Sampah Pewadahan dan Pemilahan

Pengumpulan

Pemindahan

Pengolahan

Pembuangan Akhir Pengangkutan

Gambar 9.1: Diagram Teknik Oprasional Pengelolaan persampahan


(Ediana, Fatma and Yuniliza, 2018)
Lanjutan
1. Pewadahan dan Pemilahan Sampah
 Mudah diangkut
 Mudah dibersihkan
 Memiliki tutup
 Tidak berlobang
 Tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.

2. Pengumpulan (collecting)
 Tempatnya memiliki konstruksi yang tidak mudah bocor dan kuat
 Tempatnya memiliki penutup dan mudah dibuka dan ditutup kembali
 Memiliki ukuran yang sesuai kebutuhan sehingga mudah diangkut.
Lanjutan

3. Pemindahan Sampah
 Waktu kerja yang tidak efisien.
 Kendaraan yang kapasitasnya tidak tepat.
 Rute pengangkutan yang tidak efektif.
 Pelayanan petugas.
 Aksesbilitas yang kurang baik.
Lanjutan
4. Pengolahan Sampah Perumahan
a. Kompos
Bahan :
1. Sampah organik dari rumah tangga (sisa atau bekas sayuran, nasi, sisa buah
buahan, dan seluruh sampah yang berasal dari bahan organik/bahan alami) .
2. Sekam atau serbuk gergaji / pupuk kandang / tanah
3. Aktivator adalah zat yang akan mengaktifkan kerja organisme pengurai
sehingga akan mempercepat proses pembusukan dan penguraian bahan
organik. Salah satu activator yang banyak di pasar adalah EM4.
4. Air
Lanjutan
Alat :
1. Pisau sebagai pencacah.
2. Wadah sampah sebagai tempat menampung sampah, yang digunakan ember
atau kaleng cat bekas lainnya.
3. sendok pengaduk
4. Ember/wadah untuk melarutkan aktivator.
Lanjutan
Proses pembuatan kompos dari sampah rumah tangga adalah sebagai berikut :
1. Potong sampah organik rumah tangga berukuran kecil (semakin kecil, semakin cepat
pengomposan berlangsung)
2. Masukkan kompos jadi/tanah/pupuk kandang/serbuk gergaji sebagai inokulan
3. Larutkan aktivator dengan air. Tuangkan larutan aktivator/starter kompos (contoh
EM4) ke bahan kompos. Aduk rata.
4. Tambahkan larutan aktivator bila campuran terlalu kering
5. Masukkan dalam wadah pengomposan
6. Tutup rapat
7. Aduk seminggu sekali agar aliran udara dalam wadah seimbang.
8. Dalam proses pengomposan, suhu dalam wadah menjadi naik tanda
bahwa mikroorganisme sedang bekerja)
9. Pada minggu ke 7-8 pengomposan selesai, maka suhu kembali normal.
10. Kompos siap digunakan, sebaiknya dilakukan pengayakan dan pengemasan untuk
dijadikan usaha.
11. Kompos yang kualitas bagus jika berwarna coklat kehitaman, berbau tanah, dan
berbutir halus.
Lanjutan

Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut:


1. Warna kompos gelap menyerupai warna tanah
2. Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat
membentuk suspensi,
3. Perbandingan C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari
bahan baku dan derajat humifikasinya,
4. Berdampak baik jika digunakan langsung pada tanah,
5. Suhu ruang atau sama dengan suhu lingkungan, dan
6. Tidak berbau (Vol and No, 2019).
Pupuk Cair
Bahan dan Alat yang Dibutuhkan
1. Sampah rumah tangga yang berfungsi sebagai nitrogen, contohnya
terdapat pada sisa-sisa dapur
2. Kotoran hewan ternak (kambing, sapi, ayam dll)
3. Air bekas air cucian beras, air cucian ikan, gula pasir/gula merah, tetesan
tebu, dan tambahkan air secukupnya nantinya
4. Gergaji, sekam, sabut kelapa, bubuk kayu
5. Dekomposer (mikroba pengurai), EM4 dll (Sedayu, Erawan and Assadad,
2014).
Lanjutan
Proses Pencucian Bahan
1. Proses pencucian menggunakan air bersih yang bebas dari perkaratan,
Karena
zat-zat yang berbahaya akan menghambat proses fermentasi pada
pengomposan.
2. Pencampuran dan Mencincang Bahan
3. Mencincang semua bahan dengan tujuan mempercepat proses penguraian,
semakin kecil permukaan bahan maka semakin cepat proses penguraian.
4. Membuat Pupuk Cair Organik
Lanjutan
Langkah-langkah membuat pupuk organik cair.
1. Campurkan semua bahan bioaktivator (EM4) ke dalam air secukupnya. Setelah itu
masukkan pemanis alami gula pasir atau gula merah atau air tebu. Diamkan minimal
20 menit untuk membangkitkan mikroba.
2. Masukkan kotoran ternak segar ke dalam tong/ember plastik.
3. Tambahkan bahan yang dicincang dan ratakan ke dalam tempat pengolahan
(tong/ember).
4. Masukkan semua bahan - bahan padat lainnya dan campur rata.
5. Masukkan larutan bioaktivator yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kalau perlu tambahkan terasi untuk lebih mempercepat proses penguraian pupuk
organik cair.
6. Masukkan air cucian beras kedalam wadah / tempat pengolahan yang diaduk merata.
7. Masukkan air secukupnya, perbandingan air adalah 35 persen cair dan 65 persen padat.
Aduk perlahan menggunakan tongkat kayu.
8. Tutup tong plastik dengan rapat lalu masukkan selang lewat tutup
tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang dengan tutup tong plastik
sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol
yang telah diberi air.
Binatang – binatang penular penyakit
1. Rodent/Tikus 2. Hewan Piaraan
Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh tikus a. Kucing dan anjing
a. Penyakit pes b. Burung
b. Penyakit leptospirosis c. Hamster
c. Koriomeningitis limfositik (LCM) d. Reptil
d. Sindrom hantavirus
e. Penyakit salmonellosis
3. Hewan ternak
4. Arthopoda
a. Burung
a. Nyamuk
b. Sapi
b. Lalat
c. Kambing
c. Kecoa
d. Kerbau
d. Pinjal
e. Domba
e. Kutu
f. babi
OK

Anda mungkin juga menyukai