Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ANTROPOLOGI VISUAL

“MENGENAL TEORI SEMIOTIKA”

Dosen Pengajar :
Mner Drs. Mahyudin Damis M.Hum
Nci Dra. Jetty E T Mawara M.Hum

Disusun Oleh :

William C. Maramis 20081107020

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2022

KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yg Maha Esa atas rahmat dan Anugerah-Nya
sehingga makalah dengan judul “Mengenal Teori Semiotika” dapat saya selesaikan dengan
baik, dan makalah ini saya susun sebagai pemenuhan tugas akhir semester. Terima Kasih
juga kepada dosen mata kuliah Antropologi Visual, Mner Drs. Mahyudin Damis M.Hum dan
Nci Dra. Jetty Mawara M.Hum yang telah memberikan tugas ini untuk menambah wawasan,
dan Kepada Semua yang berkontrubusi dalam penyelesaian Makalah ini.

Saya Tahu Makalah ini belum sempurna, untuk itu saya menerima jika ada saran dan kritik
dalam rangka untuk menyempurnakan makalah ini selanjutnya. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih.

Manado, 22 November 2022

William C Maramis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….……. II
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… III
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1
1.1. Latar
Belakang ……………………………………………………………… 1
1.2. Rumusa
n Masalah …………………………………………………………… 1
1.3. Tujuan
…………………………………………………………..…………… 1
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 2
2.1. Semioti
ka……………………………………....…………………………….. 2
2.2. Konsep
Dasar Semiotika…………………...……………………………...… 2
2.3. Teori
Semiotika Menurut Ferdinad de Seussure dan Roland Barthes………………. 4
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………… 6
3.1. Kesimp
ulan...………………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA.………………………………………………………………... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


ketika tengah berkomunikasi dengan individu lain, terdapat beberapa tanda yang mempunyai
konsep khusus dan sama-sama dipahami oleh pihak-pihak yang tengah melakukan komunikasi
tersebut? Meskipun tanpa tersebut tidak selamanya dapat dipahami secara benar dan sama di
mata masyarakat, sebab setiap orang memiliki interpretasi tersendiri untuk menjabarkan konsep
dari suatu tanda. Namun, tak jarang pula interpretasi atas tanda tersebut dapat sama, atau bahkan
berbeda. Di dalam kehidupan sehari-hari ini, ada banyak tanda yang tanpa sadar ternyata itu
adalah bentuk dari komunikasi non verbal pula. Sebut saja lampu lalu lintas yang ada di
perempatan jalan yang mana tidak dapat berbicara secara verbal, tetapi dapat memberimu tanda
bahwa ketika lampu merah muncul, kamu akan langsung menghentikan kendaraanmu. Dalam
ilmu linguistik, terdapat subdisiplin ilmu yang membahas mengenai tanda ini, yakni semiotik.
Semiotik ini tidak hanya terdapat dalam tulisan saja hanya karena berasal dari ilmu linguistik,
tetapi juga ada di dalam lagu hingga film. Lalu, apa sih semiotika itu? Siapa saja tokoh-tokoh
yang mengembangkan teori semiotika? Apa saja jenis-jenis dari semiotika?

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Semiotika?
2. Apa itu Konsep Dasar Semiotika?
3. Apa itu Teori Semiotika Menurut Ferdinad de Seussure dan Roland Barthes?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Semiotika
2. Mengetahui apa itu Konsep Dasar Semiotika
3. Mengetahui apa itu Teori Semiotika Menurut Ferdinad de Seussure dan Roland Barthes

iv
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. SEMIOTIKA
Apabila dibahas secara etimologis, kata “semiotik” ini berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“simeon” yang berarti tanda. Sementara itu, kata “semiotika” juga dapat merupakan penurunan
kata Bahasa Inggris, yakni “semiotics”. Nama lain dari semiotika adalah semiology. Kemudian,
apabila dikaji secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tanda. Tanda itu sendiri dianggap sebagai suatu dasar konvensi sosial dan memiliki sesuatu
(makna) tertentu.Menurut Tinarbuko (2008), semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang
tanda supaya dapat mengetahui bagaimana tanda tersebut berfungsi dan menghasilkan suatu
makna. Sementara itu, menurut Christomy dan Yuwono (2004), berpendapat bahwa semiotika
adalah studi tentang tanda-tanda (sign), fungsi tanda, dan produksi tanda. Dalam hal ini, tanda
yang dimaksud nantinya dapat menunjukkan pada makna atau sesuatu hal lainnya yang
tersembunyi di balik tanda itu sendiri. Dengan kata lain, keberadaan tanda ini nantinya akan
mewakili suatu hal yang berkaitan dengan objek tertentu. Objek-objek tersebut dapat membawa
informasi dan mengkomunikasikannya dalam bentuk tanda. Misalnya, dalam sebuah kemasan
atau di gedung perusahaan, terdapat tanda berupa gambar asap. Dari tanda tersebut, kebanyakan
orang menginterpretasikannya sebagai api.

2.2. Konsep Dasar Semiotika


Pada dasarnya, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang makna dari tanda, dengan
menyertakan adanya mitos dan metafora yang bersangkutan dengan tanda tersebut. Konsep-
konsep dasar dari semiotika yang dicetuskan oleh Ferdinand de Saussure ini meliputi
tanda/simbol, kode, maka, mitos, dan metafora.
1. Tanda
Menurut Saussure, tanda (sign) ini terbagi menjadi tiga komponen, yakni:
 Tanda (sign), mencangkup aspek material berupa suara, huruf, gambar, gerak, dan
bentuk.
 Penanda (signifier), mencangkup aspek material bahasa, yakni apa yang dikatakan
atau didengarkan; dan apa yang ditulis atau dibaca.
 Petanda (signified), mencakup aspek mental bahasa, yakni gambaran mental,
pikiran, dan konsep.
Ketiga komponen tersebut harus memiliki eksistensi yang secara utuh. Apabila salah satu
komponennya tidak ada, maka tandanya tidak dapat dibicarakan atau bahkan dibayangkan di
benak manusia. Jadi, petanda (signified) adalah konsep yang nantinya akan dipresentasikan oleh
penanda (signifier). Hubungan antara petanda dan penanda ini harus berkaitan satu sama lain
supaya dapat menghasilkan makna atas tanda tersebut.
Contohnya adalah kata “Gorden” itu juga merupakan sebuah tanda karena
memiliki Signifier yang berupa kata itu sendiri; dan Signified berupa kain untuk menutup

v
jendela. Adanya kesatuan antara kata dengan kenyataan itulah  yang membuat “Gorden” menjadi
sebuah tanda (Sign). Dalam kehidupan ini, terdapat banyak sekali tanda yang rata-rata
“diproduksi” oleh manusia, antara lain tanda gerak atau isyarat, tanda verbal berupa ucapan kata,
dan tanda non verbal berupa bahasa tubuh. Tanda isyarat misalnya lambaian tangan yang berarti
memanggil dan anggukan kepala yang berarti pernyataan setuju. Kemudian, tanda verbal yang
berupa ucapan biasanya akan diimplementasikan melalui huruf dan angka.Selain tiga tanda
tersebut, ada juga tanda-tanda yang berupa gambar, misalnya ikon, indeks, dan simbol. Berikut
penjabaran hubungannya. Tanda (Sign) ikon, indeks, dan symbol.

 Ikon = tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Keberadaan ikon biasanya
mirip dengan sesuatu hal yang dimaksudkan. Misalnya: gambar toilet di suatu
gedung atau pom bensin berarti disitu adalah tempat toilet.
 Indeks = tanda yang memiliki sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Misalnya,
di stiker paket kardus terdapat gambar gelas pecah, itu berarti apabila paket tersebut
dibanting maka akan pecah sama halnya dengan gelas tersebut. Contoh lain adalah di
sebuah tempat wisata, terdapat tanda berupa jejak kaki yang berarti disitulah tempat
titik fotonya.
 Simbol = tanda yang didasarkan pada konvensi, peraturan, atau perjanjian atas
kesepakatan bersama. Keberadaan simbol ini hanya dapat dipahami artinya apabila
seseorang tersebut memang sudah mengerti kesepakatan bersama yang ada.
Misalnya tanda hati berwarna merah muda itu diartikan sebagai cinta, yang mana
semua orang tanpa sadar telah menyepakati simbol dan arti dari hal tersebut.
2. Kode
Kode juga termasuk dalam hal yang dipelajari dalam semiotika. Kode adalah cara
pengkombinasian tanda yang memang telah disepakati secara sosial, untuk memungkinan pesan
tersebut tersampaikan kepada orang tertentu. Menurut Barthes, kode dalam semiotika ini
memiliki lima macam, yakni:

 Kode Hermeneutik
Yaitu kode yang berupa menyodorkan berbagai pertanyaan, teka-teki, respons,
enigma (ucapan misterius), penangguhan jawab, yang pada akhirnya akan menuju
pada jawaban pasti. Kode ini berhubungan dengan teka-teki yang timbul dalam
sebuah wacana. Misalnya pertanyaan-pertanyaan seperti:
“Siapakah mereka?”
“Mengapa kamu tidak datang?”
“Bagaimana dengan tujuan kita?”
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menunda jawaban yang satu
dengan jawaban lain.
 Kode Semantik
Yakni kode yang mengandung adanya konotasi (nilai rasa) pada level penanda.
Konotasi atau nilai rasa yang terdapat dalam kode ini misalnya berupa maskulinitas,
feminim, kebangsaan, dan lain-lain.
 Kode Simbolik
Yakni kode yang berkaitan dengan psikoanalisis hingga adanya pertentangan dua unsur
.

vi
 Kode Narasi (Proairetik)
Yakni kode yang memuat adanya cerita, urutan, dan narasi. Setiap karya fiksi pasti
memiliki kode ini.
 Kode Kebudayaan (Kultural)
Yaitu kode yang bersifat anonim, bawah sadar, mitos, sejarah, moral, dan legenda.

3. Makna
Apakah Grameds menyadari bahwa segala makna yang ada di kehidupan ini secara tidak
langsung diciptakan berdasarkan pada simbol-simbol yang menunjuk pada suatu peristiwa atau
objek tertentu? Apabila membahas mengenai makna, terdapat dua macam yakni makna denotatif
dan makna konotatif. Makna denotatif adalah makna sebenarnya, mencangkup hal-hal yang
ditunjuk oleh kata-kata atau hubungan secara eksplisit antara tanda dengan referensi yang ada.
Misalnya, terdapat gambar manusia itu berarti maknanya memang berhubungan dengan manusia
selaku makhluk hidup. Kemudian pada makna konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya,
meliputi perasaan, emosi, nilai-nilai kebudayaan, hingga sudut pandang dari suatu kelompok.
Misalnya: gambar wajah tersenyum dapat diartikan menjadi dua makna yaitu suatu kebahagiaan
atau ekspresi penghinaan. Menurut Barthes, untuk memahami makna konotatif yang terdapat
dalam semiotika, terdapat dua konsep yakni Mitos dan Metafora.

2.3. Teori Semiotika Menurut Ferdinad de Seussure dan Roland Barthes

1. Semiotika menurut Ferdinand de Seussure

lebih ke arah linguistik sprt penanda, petanda. (ilmu tentang tanda dan penggunaanya dalam
masyarakat kajian struktural) ada 5 makna tanda:
1. Segala sesuatu yang bermakna
2. Hubungan antara konkrit dan abstrak
3. Hubungan antara bentuk form dan makna
4. Hubungan antara imaji suara dan konsep
5. Hubungan arbiter maupun motivate.
Semiologi Saussure terkenal dng konsep diadik/dikotomi, di dalam tanda itu ada
petanda/penandapenanda, petanda/penanda signifikan/signifiant tdk bisa dipinjamkan penanda
tidak berarti tanpa adanya petanda dan sebaliknya contoh kucing itu sebagai tanda apa, penanda
dalam kucing itu maknanya apa... Kalau misalnya makna kucing adalah hewan tapi ada
pendekatan dimana kucing itu memiliki mitos sendiri, seperti ada orang yang percaya kalau kita
tabrak kucing kita akan sial.

2. Semiotika menurut Roland Barthes

lebih ke mitos atau culture dan obyeknya, Peneliti memilih model analisis semiotika Roland
Barthes dikarenakan dengan menggunakan teori Rolland Barthes peneliti dapat

vii
menginterpretasikan dari segi makna yaitu dengan makna denotasi, konotasi serta mitos. Peneliti
memilih model analisis semiotika Roland Barthes dikarenakan dengan menggunakan teori
Rolland Barthes peneliti dapat menginterpretasikan dari segi makna yaitu dengan makna
denotasi, konotasi serta mitos. Semiologi dari barthes mengembangkan semiologi yang
disampaikan oleh samsur yang membahas tentang detonasi detonasi sedangkan barthes itu ia
mengangkat ada namanya mitos dalam semiologi iti atau langue code,dalam hal ini pendekatan
barthes dinama pendekatan mitos dan budaya ini ada beberapa poin dari mitos:
1. sistem semiotika tataran kedua(second order)yang bangun berdasarkan prinsip
2. Ideologi-ideologi yang dominan di jaman kita
3. Sarana mendistorsikan fakta sehingga masyarakat akan menerima begitu saja tanpa
perlawanan
4. Transformasi sejarah kepada sesuatu yang natural(Alamiah)dan mengacaukan pembaca bahwa
apa yang dibaca konsumen adalah "natural seharusnya begitu"

viii
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Apabila dibahas secara etimologis, kata “semiotik” ini berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“simeon” yang berarti tanda. Sementara itu, kata “semiotika” juga dapat merupakan penurunan
kata Bahasa Inggris, yakni “semiotics”. Nama lain dari semiotika adalah semiology. Kemudian,
apabila dikaji secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tanda. Pada dasarnya, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang makna dari tanda, dengan
menyertakan adanya mitos dan metafora yang bersangkutan dengan tanda tersebut. Konsep-
konsep dasar dari semiotika yang dicetuskan oleh Ferdinand de Saussure ini meliputi
tanda/simbol, kode, maka, mitos, dan metafora. Semiologi Saussure terkenal dng konsep
diadik/dikotomi, di dalam tanda itu ada petanda/penandapenanda, petanda/penanda
signifikan/signifiant tdk bisa dipinjamkan penanda tidak berarti tanpa adanya petanda dan
sebaliknya contoh kucing itu sebagai tanda apa, penanda dalam kucing itu maknanya apa...
Kalau misalnya makna kucing adalah hewan tapi ada pendekatan dimana kucing itu memiliki
mitos sendiri, seperti ada orang yang percaya kalau kita tabrak kucing kita akan sial. Semiotika
menurut Roland Barthes lebih ke mitos atau culture dan obyeknya, Peneliti memilih model
analisis semiotika Roland Barthes dikarenakan dengan menggunakan teori Rolland Barthes
peneliti dapat menginterpretasikan dari segi makna yaitu dengan makna denotasi, konotasi serta
mitos

ix
DAFTAR PUSTAKA
https://www.youtube.com/watch?v=JFlRYXSS6ZI
https://www.youtube.com/watch?v=D8zhkR6AcHs
https://www.gramedia.com/literasi/semotika/

Anda mungkin juga menyukai